94777975 Laporan Kasus Dengue Shock Syndrome PDF

Title 94777975 Laporan Kasus Dengue Shock Syndrome
Author Rydell Poepon
Pages 38
File Size 647.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 7
Total Views 521

Summary

LAPORAN KASUS DENGUE SHOCK SYNDROME Oleh Nur Rahmat Wibowo, S.Ked I11106029 Pembimbing dr. James Alvin Sinaga, Sp.A SMF ANAK RUMAH SAKIT UMUM DOKTER SOEDARSO FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2011 LEMBAR PENGESAHAN Telah disetujui dan dipresentasikan Laporan Ka...


Description

Accelerat ing t he world's research.

94777975 Laporan Kasus Dengue Shock Syndrome Rydell Poepon

Related papers CASE REPORT DHF (1) Rini Safit ri

RESPONSI PED DSS DSS fixgrace ch Present asi Kasus DHF nelsirat riAprillio S

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

LAPORAN KASUS

DENGUE SHOCK SYNDROME Oleh Nur Rahmat Wibowo, S.Ked I11106029

Pembimbing dr. James Alvin Sinaga, Sp.A

SMF ANAK RUMAH SAKIT UMUM DOKTER SOEDARSO FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2011

LEMBAR PENGESAHAN Telah disetujui dan dipresentasikan Laporan Kasus dengan judul :

“Dengue Shock Syndrome” Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Mayor Ilmu Kesehatan Anak di SMF Anak Rumah Sakit Umum Dokter Soedarso Pontianak

Pontianak, 17 Oktober 2011 Pembimbing Laporan Kasus,

Disusun oleh :

dr. James Alvin Sinaga, Sp.A

Nur Rahmat Wibowo,S.Ked NIM: I11106029

Mengetahui, Ketua SMF Anak Rumah Sakit Umum Dokter Soedarso

dr. Dina Frida, Sp. A

2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………

i

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………….

ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………..

iii

BAB I. Ilustrasi Kasus...... ………………………………………….

1

A. Identitas………...…………..…….………………………….

2

B. Anamnesis................................................................................

2

C. Pemeriksaan Fisik.…….…………….……………………..

4

D. Pemeriksaan Penunjang..…..………………………………

6

E. Resume..........………………………………..……….……..

7

F. Diagnosis........…………………………………………….

8

G. Tatalaksana.............................................................................

8

H. Prognosis.................................................................................

9

I. Catatan Kemajuan....................................................................

9

BAB II Pembahasan…………..……….………………........………

13

BAB III Tinjauan Pustaka 3.1 Batasan dan Uraian Umum..……………………………….

18

3.2 Etiologi...........................…………………………….……..

18

3.3 Epidemiologi..........................................................................

18

3.4 Penularan................................................................................

20

3.5 Patogenesis..............................................................................

21

3.6 Diagnosis.................................................................................

24

3.7 Penatalaksanaan......................................................................

29

BAB IV Kesimpulan............................................................................

34

Daftar Pustaka.....................................................................................

35

3

BAB I ILUSTRASI KASUS

A. IDENTITAS Identitas Pasien Nama

: Anak RZ

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Alamat

: Sungai Raya Dalam, Pontianak

Umur

: 11 tahun

Agama

: Islam

Suku bangsa

: Melayu

Anak ke

: 2 dari 2 bersaudara

Tanggal Rawat

: 9 September 2011

B. ANAMNESIS Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dan autoanamnesis dengan Ibu pasien dan pasien sendiri pada tanggal 11 September 2011.

Keluhan Utama Demam Riwayat Perjalanan Penyakit Empat hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS) pasien mengalami demam. Demam dirasakan timbul mendadak dan terus menerus. Demam terkadang disertai menggigil. Pasien berkeringat ketika demam dan setelah demam namun tidak sampai membasahi baju. Menurut Ibu pasien demam yang dialami pasien cukup tinggi, namun suhunya tidak diukur. Keluhan demam disertai dengan rasa pegal-pegal pada tungkai dan sakit kepala. Riwayat batuk dan pilek disangkal. Sudah minum obat penurun panas sebelumnya dan demam turun namun kemudian demam timbul lagi. Karena keluhan demamnya pasien kemudian di bawa ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Dokter Soedarso (IGD RSDS) oleh keluarganya dan oleh dokter

4

jaga IGD pasien disarankan untuk dirawat inap akan tetapi keluarga pasien menolak dan memilih untuk dirawat jalan dengan alasan jarak tempat tinggal dan rumah sakit yang relatif dekat. Oleh dokter jaga di IGD diberi obat penurun panas dan antibiotik dan diberikan saran agar segera kembali ke rumah sakit apabila keadaan pasien semakin memburuk. Satu hari sebelum

masuk rumah sakit, pasien dibawa kembali ke IGD RSDS

dikarenakan di rumah pasien muntah-muntah sebanyak 3x, jumlah ± 3 sendok makan s/d ¼ gelas per kali, berisi apa yang dimakan, muntah tidak menyemprot. Pasien juga mengeluh nyeri perut sejak 12 jam sebelum masuk RS terutama di ulu hati dan perut bagian kanan atas, kaki dan tangan teraba dingin sejak 3 jam sebelum masuk RS. Riwayat perdarahan dari hidung, gusi, saluran cerna, dan tempat lain disangkal. Buang air kecil jumlah dan warna biasa, terakhir 2 jam sebelum masuk RS sekitar ½ botol aqua ukuran sedang. Selama empat hari pasien belum buang air besar. Pasien tidak memiliki riwayat ke luar kota sebelumnya. Satu hari setelah masuk rumah sakit, pasien mengeluhkan nyeri perut yang dirasakan semakin bertambah terutama di bagian perut kanan atas. Demam sudah turun dan kedua kaki dan tangan masih terasa dingin. BAK menjadi semakin sedikit dan jarang.

Riwayat Penyakit Sebelumnya yang Berhubungan dengan Penyakit Sekarang Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Tidak ada riwayat DBD sebelumnya. Riwayat Penyakit dalam Keluarga/ Lingkungan Sekitarnya yang Ada Hubungan dengan Penyakit Sekarang Pada keluarga maupun tetangga sekitar rumah tidak ada yang mengalami penyakit yang serupa seperti pada pasien. Namun, di lingkungan sekolah, terdapat beberapa teman pasien yang menderita DBD dan sempat dirawat di rumah sakit.

5

Riwayat Kehamilan Ibu Pasien dikandung cukup bulan dan ibunya sering memeriksakan diri ke bidan selama masa kehamilan. Ibunya tidak pernah mengalami kelainan selama masa kehamilan.

Riwayat Kelahiran Pasien lahir spontan, cukup bulan, langsung menangis, tidak terdapat badan biru maupun kuning saat lahir. Berat badan lahir sekitar 3400 gram dengan panjang badan Ibu tidak ingat.

Riwayat Makanan Pasien mendapat ASI ekslusif sampai usia 6 bulan. Saat ini pasien makan tiga kali sehari. Pasien makan nasi dengan berbagai lauk setiap harinya, namun pasien tidak suka makan sayur-sayuran. Pasien terkadang minum susu instan tetapi tidak rutin.

Riwayat tumbuh Kembang Pasien tumbuh seperti anak seusianya, termasuk aktif bermain. Saat ini pasien berusia 11 tahun dan telah masuk kelas 5 SD, dan mendapat peringkat 4 di kelasnya.

Riwayat Imunisasi Imunisasi wajib pasien lengkap

Riwayat Penyakit Keluarga, sosial dan ekonomi Pasien tinggal serumah dengan orang tua. Pasien berobat menggunakan layanan ASKES.

C. PEMERIKSAAN FISIK Pada tanggal 11 September 2011:

Tanda Vital : Keadaan Umum

: Tampak sakit sedang, gelisah

Kesadaran

: Compos mentis

6

Tekanan darah

: 96/78 mmHg

Frekuensi nadi

: 120x/menit, regular, isi kurang, teraba lemah

Frekuensi nafas

: 28x/menit, kedalaman cukup, napas cuping hidung (-), retraksi (-)

: 36,9 C

Suhu tubuh Status Antropometri : Berat badan

: 42 kg

Tinggi badan

: 148 cm

BB Persentil 50-75 PB Persentil 75 BB/U

= 42/36 x100%

= 116,7% (gizi baik)

TB/U

= 148/143 x100%

= 103,5% (gizi baik/normal)

BB/TB

= 42/40 x 100%

= 105% (normal)

Kesan : gizi baik IMT: 42/(1,48)2 = 19,17 (menurut kurva NCHS berdasarkan IMT/umur didapatkan hasil diantara persentil 75 dan 85 = gizi normal) Status Generals dan Lokalis Kulit

: Petekie (-), turgor baik

Kepala

: Normocephali, rambut hitam, distribusi merata, tak mudah dicabut.

Wajah

: Ekspresi baik, bentuk simetris

Mata

: Pupil bulat isokor diameter 3 mm/3 mm, RCL +/+, RCTL +/+, conjunctiva anemis -/- sklera ikterik -/-

Telinga

: Normotia, serumen -/-, sekret -/-

Hidung

: Deviasi septum -/-, mucosa hiperemis -/-, secret -/-

Mulut

: Lidah kotor (-), tonsil dan faring tidak hiperemis, mukosa bibir kering, sianosis perioral (-)

Leher

: KGB tidak teraba membesar, kelenjar thyroid tak teraba membesar.

Cor

: Inspeksi

: Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi

: Ictus cordis teraba

Perkusi

: dalam batas normal, tidak terdapat pembesaran jantung

7

Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo

: Inspeksi

: Simetris dalam keadaan statis & dinamis, tidak ada bagian paru yang tertinggal, penggunaan otot bantu napas (-), retraksi (-)

Palpasi

: Vocal fremitus sama di kedua hemithorax

Perkusi

: Sonor di kedua hemithorax

Auskultasi : Suara napas vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/Abdomen

: Inspeksi

: penonjolan massa (-), abdomen lebih tinggi dari dinding dada

Palpasi

: lemas, hepar teraba 3 cm bawah arcus costae dan 5 cm bawah processuss xiphoideus, tepi tajam, permukaan rata, konsistensi kenyal, nyeri tekan (+), nyeri tekan epigastrium (+),lien tidak teraba,

Perkusi : Timpani, regio kuadran kanan atas pekak, shifting dullness (-) Auskultasi : Bising usus (+) normal Extremitas

: Akral dingin, petechiae (-), perfusi perifer kurang, CRT 3”, oedema (-), pulsasi arteri perifer (A.Dorsalis pedis dekstra et sinistra) teraba lemah.

Rumple leede test (+ )

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Pemeriksaan Penunjang Hasil Pemeriksaan Darah Rutin tanggal 10 September 2011 o

10/09/2011 05:41 (IGD)

 Leukosit 11.300 / µL  Eritrosit 5.200 / µL

 Trombosit 143.000 / µL  Hb 14,1 g/dL  Ht 41,7 %

8

o

10/09/2011 18:32

 Leukosit 8.500 / µL

 Eritrosit 6.400 K/ µL

 Trombosit 60.000 / µL

 Hb 16,6 g/dL  Ht 49,8 %

Kesan: terjadi penurunan trombosit (trombositopenia), peningkatan Hb dan Ht

Hasil Pemeriksaan Darah Rutin tanggal 11 September 2011 o 11/09/2011 pukul 06:17 wib  Leukosit 11.700 /µL  Eritrosit 5.600 /µL

 Trombosit 30.000 /µL  Hb 15,7 g/dL  Ht 45,7 %

o

11/09/2011 pukul 18:40 wib

 Leukosit 13.600 /µL

 Eritrosit 5.800 /µL

 Trombosit 23.000 /µL  Hb 15,9 g/dL  Ht 46,8 %

Kesan: terjadi penurunan trombosit (trombositopenia), peningkatan Hb dan Ht

E. RESUME Anak RZ usia 11 tahun dengan berat badan 42 kg datang dengan keluhan utama demam tinggi sejak empat hari SMRS. Demam dirasakan timbul mendadak dan terus menerus. Menggigil (+), Kejang (-). Batuk (-). Mencret, (-) sesak (-), Mual (+), muntah (+). Sakit kepala (+), sakit perut (+), pegal (+). Riwayat perdarahan dari

9

hidung, gusi, saluran cerna, dan tempat lain disangkal. Kaki dan tangan dingin (+), Buang air kecil pasien masih seperti biasanya kemudian menjadi semakin sedikit. Selama empat hari pasien belum buang air besar. Riwayat ke luar kota sebelumnya (-). Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang, tanda vital didapatkan Tekanan darah 98/76 mmHg, Frekuensi nadi 120x/menit, regular, isi

kurang, teraba lemah, Frekuensi nafas 24x/menit,Suhu tubuh 36,9 C, hepatomegali, nyeri tekan epigastrium (+), pulsasi arteri perifer teraba lemah dan hasil uji rumple leed (+). Status gizi baik. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan Hb, Ht dan terdapat trombositopenia.

F. DIAGNOSIS

 Diagnosis kerja

 Diagnosis banding

: Demam Berdarah Dengue derajat III : Malaria

Rencana diagnostik Pemeriksaan darah perifer lengkap setiap 6-8 jam. Monitor tanda vital setiap 15-30 menit Pemeriksaan Malaria Kuantitatif (Hapus darah tebal dan tipis)

G. Tatalaksana o Medikamentosa

 O2 2L/menit, nasal

 IVFD RL 20 cc/kgBB/30 mnt  840 cc/30 mnt  560 tetes/menit (makro)

kemudian bila syok teratasi dilanjutkan IVFD RL 10 cc/KgBB/jam  420 cc/jam atau 140 tetes/menit makro, bila tidak teratasi maka lanjutkan IVFD RL 840 cc/jam atau 280 tetes/menit makro. Jika kondisi tetap stabil dan membaik maka cairan diturunkan menjadi 210 cc/jam atau 70 tetes/menit makro. Jika dalam 24 jam kondisi membaik dan stabil maka cairan diturunkan lagi menjadi 126 cc/jam atau 42 tetes/menit makro.

 Paracetamol 3 x 500 mg PO bila suhu > 38oC

 Ranitidine 2 x 50 mg IV

10

 Inj Cefotaxime 3 x 500 mg iv.

 Pasang Douer Catheter o Non medikamentosa

 Bedrest (tirah baring)

 Minum air yang banyak

 Mengedukasi keluarga pasien untuk melakukan kegiatan pencegahan DBD dengan 3M, yaitu menutup, menguras, mengubur barang-barang yang dapat menampung air. Menganjurkan agar pasien memakai repellan untuk mencegah gigitan nyamuk

 Menjaga asupan nutrisi yang seimbang, baik kualitas, maupun kuantitasnya. H. PROGNOSIS Quo Ad vitam

: Ad bonam

Quo Ad functionam

: Ad bonam

Quo Ad sanactionam : Ad bonam

CATATAN KEMAJUAN Senin, 12/09/11 S : Perut terasa sakit, demam (+), nafsu makan kurang, Belum BAB (-), kaki dan tangan masih terasa dingin O

: Keadaan umum tampak sakit sedang Kesadaran kompos mentis, GCS 15 TD : 119/76 mmHg, FN : 101x/menit, FP : 38x/menit, suhu 36,4 C Mata: Pupil isokor, bulat, Ø : 3 mm/3 mm, RCL/RCTL : +/+, Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Jantung : Si S2 reguler, irama teratur, bising (-) Paru : vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/Abdomen : distensi(-), Bising usus (+) normal, Hepar teraba 3 jari BACD dan 3 jari BPx, konsistensi kenyal, permukaan rata, tepi tajam, NT (+), NT epigastrium (+)

11

Ekstrimitas : akral dingin, perfusi baik, CRT 2 detik, Petekie (-). Urine output 4840 cc Balance + 540 cc Pemeriksaaan laboratorium pukul 10:09 Leukosit 11.700 /µL, Eritrosit 4.950 /µL, Trombosit 34.000 /µL, Hb 14,0 g/dL, Ht 39,5 % Pemeriksaaan laboratorium pukul 13:06 Leukosit 13.300 /µL, Eritrosit 5.980 /µL, Trombosit 64.000 /µL, Hb 16,5 g/dl, Ht 47,5 % Pemeriksaaan laboratorium pukul 18:39 Leukosit 13.100 /µL, Eritrosit 5,600 /µL, Trombosit 61.000 /µL, Hb 15,2 g/dl, Ht 43,8 % GDS: 121 mg/dl Kesan : Peningkatan Hb,Ht, trombositopenia, leukositosis ringan A

: Dengue Shock Syndrome (DBD grade III)

P

: - IVFD RL 42 tetes/menit makro - Injeksi Ranitidin 2 x 50 mg - Inj Cefotaxime 3x500 mg iv - Drip Cernovit 3 x 15 cc - Monitor tanda vital tiap 15-30 menit - Rencana pemeriksaan serial tiap 6-8 jam

Selasa, 13/09/11 S : Perut sakit berkurang, demam (-), kaki dan tangan tidak terasa dingin, kencing banyak O

: Keadaan umum tampak sakit sedang Kesadaran kompos mentis, GCS 15 TD : 110/70 mmHg, FN : 88 x/menit, FP : 24x/menit, suhu 36,4 C Mata: Pupil isokor, bulat, Ø : 3 mm/3 mm, RCL/RCTL : +/+, Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Jantung : Si S2 reguler, irama teratur, bising (-)

12

Paru : vesikuler, rhonki +/+, wheezing -/Abdomen : distensi(-), Bising usus (+) normal, Hepar teraba 3 jari BACD dan 3 jari BPx, konsistensi kenyal, permukaan rata, tepi tajam, NT (+), NT epigastrium (+) Ekstrimitas : akral hangat, perfusi baik, CRT 38 C). Karena pasien ini mengeluhkan adanya nyeri perut terutama di ulu hati maka juga diberikan ranitidine dengan dosis 50 mg untuk sekali pemberian yang diberikan 2 kali sehari. Diberikan antibiotik dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder yang mungkin terjadi akibat manipulasi yang dilakukan terhadap pasien seperti pemasangan jalur infus untuk pemberian cairan, pemasangan Douwer Catheter dan pengambilan sampel darah yang secara rutin dilakukan. Kesemuanya itu mempunyai resiko untuk terjadinya infeksi pada pasien ini. Selain itu berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 11 September 2011 didapatkan kecenderungan terjadinya peningkatan leukosit meskipun hanya meningkat sedikit (dari 11.700 /µL menjadi 13.600/µL).

18

Selain medikamentosa tidak lupa juga diberikan terapi non medikamentosa, yaitu minum air yang banyak, mengedukasi keluarga pasien untuk melakukan kegiatan pencegahan DBD dengan 3M menutup, menguras, mengubur barang-barang yang dapat menampung air; menganjurkan agar pasien memakai repellan untuk mencegah gigitan nyamuk, khususnya saat berada di lingkungan sekolah; dan menjaga asupan nutrisi yang seimbang, baik kualitas, maupun kuantitasnya. Pasien dapat dipulangkan apabila sudah tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik, nafsu makan membaik, tampak perbaikan secara klinis, hematokrit stabil, tiga hari setelah syok teratasi, jumlah trombosit > 50.000/mm3 dan cenderung meningkat, serta tidak dijumpai adanya distress pernafasan. Prognosis pada pasien ini quo ad vitam adalah bonam karena penyakit pada pasien saat ini tidak mengancam nyawa. Untuk quo ad functionam bonam, karena organ-organ vital pasien masih berfungsi dengan baik dan tidak terdapat adanya manisfestasi perdarahan. Untuk quo ad sanactionam bonam karena kekambuhan pada DBD hanya dapat terjadi jika terdapat reinfeksi oleh virus dengue. Dengan edukasi yang tepat, maka dapat dilakukan tindakan pencegahan terjadinya infeksi virus dengue.

19

BAB III SINDROM SYOK DENGUE Spektrum klinis infeksi virus dengue bervariasi tergantung dari faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh dengan faktor-faktor yang mempengaruhi virulensi virus. Dengan demikian infeksi virus dengue dapat menyebabkan keadaan yang bermacam-macam, mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), demam ringan yang tidak spesifik (undifferentiated febrile illness), Demam Dengue, atau bentuk yang lebih berat yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Sindrom Syok Dengue (SSD). (1,2,3) 2.1 Batasan dan Uraian Umum Sindrom Syok Dengue (SSD) adalah keadaan klinis yang memenuhi kriteria DBD disertai dengan gejala dan tanda kegagalan sirkulasi atau syok. SSD adalah kelanjutan dari DBD dan merupakan stadium akhir perjalanan penyakit infeksi virus dengue, derajat paling berat, yang berakibat fatal. (1,2,3) Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut dengue shock syndrome (DSS). 2.2 Etiologi Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Virus mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN4; dengan serotipe DEN-3 yang dominan di Indonesia dan paling banyak berkaitan dengan kasus berat. Terdapat reaksi silang antara serotipe Dengue dengan Flavivirus lainnya. Infeksi oleh salah satu serotipe Dengue akan memberikan imunitas seumur hidup, namun tidak ad...


Similar Free PDFs