Title | Affective Computing : Komputer Yang Mengerti Emosi Anda |
---|---|
Author | Eddy Yansen |
Pages | 3 |
File Size | 146.4 KB |
File Type | |
Total Downloads | 92 |
Total Views | 126 |
Affective Computing Meramu Masa Depan Komputer dengan Emosi. Eddy Yansen ( EMC Research Center – emc‐square.com ) Pernahkah anda mengalami frustasi ketika menggunakan perangkat elektronik dewasa ini ? pernahkah anda bayangkan bahwa computer, tablet dan telepon genggam an...
Affective Computing Meramu Masa Depan Komputer dengan Emosi. Eddy Yansen ( EMC Research Center – emc‐square.com ) Pernahkah anda mengalami frustasi ketika menggunakan perangkat elektronik dewasa ini ? pernahkah anda bayangkan bahwa computer, tablet dan telepon genggam anda dapat lebih mengerti perasaan anda ? inilah affective computing, bidang ilmu komputer yang bertekad menghasilkan teknologi yang dapat mengerti perasaan anda, dan merespon dengan emosi. Affective Computing adalah bidang ilmu yang menggabungkan ilmu psikologi, ilmu kognitif dan ilmu komputer dalam pengembangan teknologi, sistem dan alat yang dapat mengenali, memproses dan meniru efek manusia seperti emosi dan perasaan ( Tao, Jianhua. 2005 ). Affective computing juga merupakan bagian dari studi penting HCI ( Human Computer Interaction ), bidang ilmu yang mempelajari bagaimana proses komunikasi manusia dan komputer dapat berjalan semakin baik dan efektif. Perkembangan affective computing mengalami perkembangan pesat 10 tahun terakhir sejak semakin murahnya teknologi dapat dikembangkan. Kini hampir setiap komputer, tablet dan handphone dilengkapi sebuah indra penting, yaitu camera. Layaknya mata manusia, kini komputer dapat diajari berbagai hal lewat “mata” barunya tersebut. Tentu hal ini sangatlah tidak mungkin di tahun 80an maupun 90an. Lewat teknologi face recognition ( pengenalan wajah ), komputer kini diajarkan untuk mengenali emosi manusia lewat ekspresi wajah (micro expression). Ekspresi wajah manusia mikro adalah ekspresi wajah tanpa sadar yang ditunjukan ketika kita mengalami perasaan emosi tertentu ( Freitas 2012 ). Ketika anda gembira, marah dan sedih, komputer kini dapat mengenalinya dan memberikan yang ideal.
respon
di atas ini adalah contoh, bagaimana komputer melakukan mapping berdasarkan titik – titik wajah sehingga membentuk pola yang dapat dikenali. Ditambah lagi melalui voice recognition, riset menunjukan gabungan ekspresi wajah dan intonasi suara mampu menunjukan 80‐90% emosi seseorang dengan akurat ( dengan catatan hasil ini diteliti pada situasi terkendali di laboratium ). Teknologi ini telah diterapkan pada robot bernama Pepper di Jepang, pada tahun 2015 robot ini diklaim mampu mengenali emosi anda dan memberikan respon yang sesuai. Sebut saja, ketika anda sedang sedih, robot akan berusaha menghibur anda. Sebaliknya ketika kita sedang gembira, robot akan merespon dengan kegembiraan yang sama. Sensor & Detektor Bahlan lebih jauh lagi, affective computing dapat menggunakan lebih banyak lagi sensor dan detektor untuk mengenali perubahan fisiologi manusia yang dapat dihubungkan dengan perubahan emosi dan perasaan manusia. 1. Face Recognition ( Camera ). Dikembangkan pada tahun 1978 dengan nama The Facial Action Coding System (FACS) adalah proyek untuk mengenali expresi wajah manusia dengan komputer. Sesuai dengan jurnal “Recognizing Emotion From Facial Expression” oleh Ralph Adolphs (University of Iowa) menyebutkan terdapat 7 kategorisasi ekspresi wajah manusia yang berhubungan dengan emosi. Yang dapat dilihat di grafik berikut ini yaitu perasaan terkejut, takut, marah, jijik, sedih, senang dan netral ( sesuai juga dengan pernyataan Paul Ekman, 1960 )
2. Voice Recognition ( Speaker ). Pengenalan emosi melalui suara sebenarnya terjadi melalui proses pengenalan dan analisis pada aspek para‐linguistic. Investigasi pertama dilakukan pada tahun 1980an oleh Van Bezooijen, namun seiring dengan perkembangan teknologi kini pengenalan emosi melalui komputer semakin akurat. Namun teknologi ini kini hanya terbatas mengenali emosi basis ( basic emotion based on Eckman 1992 ), meliputi : anger, fear, sadness, sensory pleasure, amusement, satisfaction, contentment, excitement, disgust, contempt, pride, shame, guilt, embarrassment, dan relief. Pengenalan emosi ini tak lain melalui pengenalan ciri khas dan pola akustik pada suara seseorang (Dimitrios Ververidis, 2006)
Selain kedua teknologi tersebut masih terdapat teknologi lain seperti GSR ( Galvanic Skin Response ) dan EEG. ( [email protected] / www.eddyyansen.com ) ...