Akuntansi konvensional PDF

Title Akuntansi konvensional
Author Hayyin Agustina Mawardani
Course Teori Akuntansi
Institution Universitas Airlangga
Pages 9
File Size 140.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 231
Total Views 325

Summary

AKUNTANSI KONVENSIONAL PRINSIP DASAR AKUNTANSI KONVENSIONAL Landasan Berpikir Akuntansi Konvensional Akuntansi kapitalis dibangun berdasarkan landasan pikir sekuler terkonstruksi sebagai ilmu yang bebas nilai ( Value Free ), sehingga landasannya adalah rasional tanpa memiliki dimensi teologis ketauh...


Description

AKUNTANSI KONVENSIONAL PRINSIP DASAR AKUNTANSI KONVENSIONAL Landasan Berpikir Akuntansi Konvensional Akuntansi kapitalis dibangun berdasarkan landasan pikir sekuler terkonstruksi sebagai ilmu yang bebas nilai ( Value Free ), sehingga satu-satunya landasannya adalah rasional tanpa memiliki dimensi teologis ketauhidan serta moral. Akuntansi yang dibangun pada ranah peradaban ekonomi kapitalis lahir sebagai perangkat konstruktif peradaban tersebut. Seluruh dimensi penyajian laporan keuangan selalu mencerminkan kebutuhan dan kepentingan stockholder sesuai dengan filosofi induk yang melahirkannya, hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Karl Max bahwa akuntansi kapitalis hanya merupakan legalisasi kaum kapitalis untuk tetap eksis. A.

KONSEP DASAR

Tujuan Akuntansi Tujuan akuntansi berdasarkan teori konvensional adalah berfokus pada pelaksanaan kerja manajer dalam menjaga investasi yang dipercayakan oleh pemilik dan kreditor kepadanya.

Akuntansi konvensional adalah penggunaan historical cost untuk menilai aset-aset nonmoneter, seperti aset tetap

Pendapatan Cara pandang tradisional melihat laba, beban dan pendapatan, merupakan pengukuran hal-hal yang berhubungan dengan perilaku. Laba menunjukkan pencapaian yang dicapai perusahaan dalam suatu periode, beban menunjukkan usaha yang telah dilakukan, dan pendapatan berhubungan dengan efektifitas perusahaan sebagai sebuah unit operasi. Pendapatan menurut akuntansi

konvensional adalah ukuran kinerja manajer dalam menangani invenstasi yang dipercayakan kepadanya. Biaya Melekat Akuntansi tradisional merumuskan suatu teori yang disebut dengan teori biaya melekat, dalam teori ini dinyatakan bahwa biaya terdiri atas dua jenis : displacement cost dan embodied cost. Displcement cost menggambarkan pengorbanan yang telah diberikan atau yang telah dikorbankan, dan bersinonim dengan opportunity cost. Embodied cost atau absorbtion cost, berhubungan dengan faktor produksi dan apa yang telah diberikan untuk memproduksi sesuatu. Aliran Biaya Pada saat perusahaan membeli barang atau jasa tugas akuntan adalah untuk mengikuti aliran biaya yang melekat pada barang atau jasa. Untuk menentukan laba, jumlah biaya yang sesuai harus dikeluarkan dari pendapatan. Konsep matching merupakan inti dari akuntansi konvensional. Prinsip ini memberikan panduan kepada akuntan untuk menentukan pengeluaran yang harus dianggap sebagai beban.

Penggunaan Historical Cost Penggunaan historical cost sebagai konsep dasar dalam standar akuntansi keuangan untuk penyusunan laporan keuangan eksternal didasari atas beberapa alasan : 1. Harga historis relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi Manajer menggunakan data masa lalu untuk mengambil keputusan masa yang akan datang, dan juga menggunakan kinerja masa lalu yang diukur dengan harga historis 2. Harga historis berdasarkan transaksi nyata, bukan transaksi kemungkinan Transaksi akuntansi mencatat transaksi nyata, dan didukung bukti yang nyata. Sehingga angka-angka dalam laporan keuangan berdasarkan historical cost dan memenuhi responsibilitas maupun akuntabilitas 3. Sepanjang sejarah, laporan keuangan menggunakan harga historis

4. Pengertian umum mengenai laba adalah merupakan kelebihan harga jual diatas harga historisnya Bahan baku, diproses menjadi barang produksi, barang, dan jasa dibeli tidak lain untuk dijual di atas harga belinya (harga historis). Untuk memutuskan apakah suatu produk tetap diproduksi atau tidak dilihat dari kemampuan produk tersebut menghasilkan pendapatan (harga jual) diatas harga historisnya 5. Akuntan

harus

mengawal

penggunaan

harga

historis

dari

kemungkinan penyimpangan internal, historical cost lebih kecil kemungkinannya untuk dimanipulasi daripada current cost 6. Pengukuran income dengan menggunakan current cost atau harga keluaran (exit price) Kinerja manajer yaitu berupa income yang dapat dihasilkan tidak diukur dengan kenaikan harga dari historical cost ke current cost atau harga luaran (exit price). Kinerja manajemen diukur dari upayanya dalam menjual produk perusahaan 7. Perubahan harga dapat dijelaskan dalam CALK sebagai penjelasan tambahan, perubahan harga cukup memengaruhi harga saham sehingga perubahan historical cost ke current cost cukup diungkapkan dalam CALK 8. Tidak ada lasan yang cukup untuk menolak penggunaan harga historis Sebagian penelitian menunjukkan bahwa penggunaan current cost accounting tidak menunjukkan tambahan informasi yang bermanfaat dibandingkan dengan penggunaan historical cost accounting

B.

PEMBELAAN TERHADAP KONSEP BIAYA HISTORIS Para pendukung konsep biaya historis memberikan beberapa argumen

untuk mendukung posisi mereka : 1. Biaya historis merupakan konsep yang relevan dalam membuat keputusan ekonomi.

Dalam hal yang sama Ijiri juga memberikan tiga alasan mengapa biaya historis relevan dalam pengambilan keputusan a. Biaya historis penting untuk evaluasi dan pemilihan keputusan b. Biaya historis memberikan input dalam “konsep kepuasan” c. Biaya historis digunakan karena berpengaruh terhadap para pengambil keputusan karena pengaruh lingkungannya 2. Biaya historis berdasarkan transaksi yang aktual, bukan semata-mata transaksi yang mungkin terjadi 3. Berdasarkan pengalaman sejarah, laporan keuangan yang berdasarkan pada biaya historis dianggap berguna 4. Konsep yang paling mudah dimengerti mengenai laba adalah selisih dari harga jual kurang biaya historis 5. Akuntan harus menjaga integritas datanya dari modifikasi internal 6. Informasi laba menggunakan harga sekarang atau harga jual dianggap tidak terlalu berguna 7. Perubahan harga pasar dapat diungkapkan sebagai data pelengkap 8. Tidak cukup bukti untuk menyetujui penolakan terhadap akuntansi biaya historis Bukti Mengenai Pentingnya Data Akuntansi Ada banyak jalur yang dapat ditempuh untuk menunjukkan bahwa data yang berasal dari sistem akuntansi konvensional adalah data yang berguna. Jalur pertama. Jalur ini berfokus pada laporan keuangan dan menentukan apakah informasi yang penting diungkapkan. Berdasarkan riset yang dilakukan untuk melihat kecukupan pengungkapan informasi yang penting dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tidak ada keinginan yang besar untuk revisi yang drastis atau perubahan dalam bentuk dan isi laporan keuangan. 2. Laporan keuangan dianggap tidak terlalu sulit 3. Perbedaan yang signifikan dalam pengungkapan finansial muncul diantara perusahaan

Jalur kedua. Dengan cara menentukan dampak yang ditimbulkan oleh laporan keuangan terhadap pengambilan keputusan oleh masyarakat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Investor dan analis mempertimbangkan faktor diluar laporan keuangan, seperti kondisi ekonomi secara umum, yang dianggap lebih penting dalam pengambilan keputusan investasi. 2. Tidak jelas bahwa penggunaan laporan keuangan dapat membantu dalam peramalan atau keputusan yang lebih baik. Jalur ketiga. Jalan lain yang ditempuh dalam riset untuk menjawab pertanyaan mengenai pentingnya data akuntansi itu adalah dengan menentukan hubungan antara harga saham dan data akuntansi, khususnya penghasilan. Dalam riset tersebut ditemukan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara perubahan harga saham dan perubahan penghasilan. Bukti Nilai Prediksi Beberapa studi tentang nilai prediksi dari informasi akuntansi telah dilakukan, penelitian tersebut dibagi dalam beberapa kategori berikut : Pendapatan masa lalu digunakan untuk memprediksi pendapatan masa depan. Ball dan Watts meneliti empat definisi pendapatan : laba bersih setelah pajak penghasilan, laba per saham, laba bersih dibagi total aset, dan penjualan bersih. Kesimpulan mereka adalah bahwa pendapatan dapat digambarkan secara statistik sebagai kejadian acak, meskipun definisi ketiga kurang konsisten. Data kuartalan digunakan untuk memprediksi pendapatan tahunan. Brown dan Niederhoffer mencapai kesimpulan dari penelitiannya sebagai berikut : (1) bahwa laporan interim berguna dalam memprediksi laba tahunan, dan (2) karena kemempuan untuk meramal meningkat, dengan adanya laporan interim yang baru, maaka pasar harus meningkatkan antisipasinya pada saat pengumuman laporan tahunan sudah dekat.

Data segmentasi digunakan untuk memprediksi pendapatan perusahaan. Kinney dan Collins dalam penelitian terpisah menemukan bahwa pendapatan dan penjualan segmentasi merupakan alat prediksi yang lebih baik daripada data konsolidasi dari pendapatan perusahaan dimasa depan. Memprediksi kesulitan keuangan Beaver telah melakukan sejumlah penelitian mengenai kemampuan rasio-rasio keuangan dalam memprediksi kegagalan. Kegagalan didefinisikan sebagai kebangkrutan, kelalaian dalam pembayaran obligasi, tidak membayar dividen saham preferen, dan penarikan uang berlebih di bank. Kesimpulannya adalah dengan berdasar hanya pada pengetahuan mengenai rasio keuangan, kegagalan perusahaan dapat secara tepat diprediksi secara lebih luas dari pada menggunakan prediksi acak.

C.

SEBERAPA OBJEKTIFKAH BIAYA HISTORIS Biaya akuisisi memberikan realitas yang lebih nyata bagi perusahaan

daripada harga pasar. Yang nmenjadi dasar diterimanya biaya historis adalah asumsi bahwa transaksi jarak dekat terjadi, di mana baik penjual dan pembeli mendahulukan kepentinganya masing-masing, akhirnya sampai pada kesepakatan harga. Biaya akuisisi tidak akan diterima jika nilai membumbung karena pembeli ingin memberikan sesuatu yang lebih kepada penjual. Biaya akuisisi aset tidak hanya merupakan harga faktur. Terdapat banyak item lain yang dapat dimasukkan. Meskipun demikian dalam prakteknya banyak item yang berhubungan dengan biaya akuisisi aset tidak dimasukkan. Pertanyaan mengenai kapitalisasi atau pembelanjaan juga mempengaruhi harga pokok aset. Jika perusahaan membuat atau mengembangkan sendiri aset jangka panjangnya, harga tidak berasal dari transaksi eksternal jarak dekat. Menentukan berapa harga pokok yang harus diberikan bergantung pada ketidakpastian dan penilaian. Pengakuan nilai kerusakan harta tetap dalam prakteknya tidak konsisten.

D.

KRITIK TERHADAP AKUNTANSI KONVENSIONAL

Tujuan Akuntansi Tujuan akuntansi menurut akuntansi konvensional berfokus pada fungsi penjagaan yang dilakukan oleh manajemen. Sejarah akuntansi menunjukkan bahwa fungsi utama akuntansi adalah memenuhi kebutuhan pengguna. Kebutuhan pengguna memerlukan cara pandang kedepan bukan melihat kemasa lalu. Disamping itu, investor juga tertarik untuk mengetahui peningkatan atau penurunan nilai investasinya sesuai yang ditunjukkan oleh aktiva bersih perusahaan. Informasi Untuk Pengambil Keputusan Sangat tepat bagi manajer yang memikirkan akan komitmen masa depan untuk tujuan tersebut harus memiliki informasi harga pasar relatif saat ini terhadap suatu barang tertentu. Untuk menentukan apakah keputusan masa lalu benar atau salah terutama ditentukan oleh apa yang terjadi dipasar. Oleh karena itu, perubahan nilai pasar suatu barang yang terlibat harus terus diikuti oleh akuntan. Biaya historis berguna, tetapi tidak cocok untuk evaluasi keputusan bisnis. biaya historis menilai pendapatan terlalu tinggi pada saat harga naik dan dapat menyebabkan kekurangan modal yang tidak disadari. Dasar Penggunaan Biaya Historis Salah satu pembenaran penggunaan biaya historis adalah asumsi kelangsungan hidup. Perumpamaannya adalah bahwa umur perusahaan tidak terbatas, harapan mengenai barang non moneter akan terpenuhi. Dalam sebuah penelitian yang lebih mendalam tentang teori konvensional, kita menemukan bahwa asumsi kelangsungan hidup tidak mendasari penggunaan biaya historis, melainkan konsep biaya melekat. Matching Apa yang sebenarnya kita ketahui tentang matching sebenarnya merupakan proses yang membutuhkan keputusan khusus, daripada sebuah analisis yang konsisten. Profesor thomas berpendapat mengenai matching dan alokasi biayanya sebagai hal yang tidak dapat diperbaiki.

Memahami Kebutuhan Investor Akuntansi konvensional yang berfokus pada penentuan laba bersih, menyebabkan gangguan atau penyembunyian pengungkapan perusahaan yang penting . Whitman dan Shubik berpendapat bahwa tujuan akuntansi konvensional tidak memahami investor dengan alasan : 1. Akuntan masih awam, dan memiliki cara pandang sederhana terhadap investor dan kebutuhannya 2. Akuntan menggunakan cara pandang lama dan fundamantalis dalam mengetahui bagaimana perusahaan dan sahamnya seharusnya dianalisa Kritik terhadap Akuntansi Konvensional Trueblood Committee ( Harahap, 2001, h. 92 ), menyampaikan kritik terhadap akuntansi konvensional sebagai berikut : 1. Akuntansi hanya menyangkut laporan historis sehingga tidak dapat menggambarkan secara eksplisit prospek masa depan. 2. Angka-angka akuntansi umumnya didasarkan pada hasil transaksi pertukaran sehingga hanya menggambarkan nilai pada saat itu. 3. Dalam akuntansi sering digunakan metode dari beberapa metode yang sama-sama diterima yang menghasilkan laporan dan informasi berbeda. 4. Akuntansi menekankan pada laporan keuangan yang bersifat umum yang dapat digunakan semua pihak. Sehingga terpaksa selalu memperhatikan semua pihak padahal pemakaiannya yang sebenarnya memiliki perbedaan kepentingan. 5. Angka-angka disatu laporan berkaitan dengan angka-angka dilaporan lainnya. 6. Diakui bahwa laporan keuangan yang sekarang tidak menggambarkan likuiditas dan arus kas. 7. Perubahan dalam daya beli uang jelas ada, namun hal ini tidak tergambarkan dalam laporan keuangan. 8. Konsep “materiality” merupakan konsep pelaporan. Batasan terhadap istilah ini agak abu-abu.

Terdapat kesalahan perspektif filosofis di kalangan akuntan terhadap pengertian bukti atau ” Evidential Matters”. Evidential Matters dimarjinalisasi pengertiannya menjadi hanya bukti formal, seharusnya selain memeriksa bukti-bukti formal, legal dan wajar tetapi harus berdasarkan keyakinan substansi professional yang

dimiliki seorang akuntan di bentengi dengan etika profesi (Bambang Sudibyo, 2002).

Kwik Gian Gie sering sekali menyatakan dalam berbagai media bahwa profesi akuntan hanya memperhatikan bukti formal bukan substansial, sehingga opini akuntan publik baginya tidak berguna sama sekali dalam menilai keadaan keuangan perusahaan

( Harahap, 2001, h. 102).

Sumber: 

Vernon Kam



Amirah Ahmad Nahrawi Lc, M.Ec, M.Sy

http://ekonomisyariah.universitasazzahra.ac.id/prinsip-prinsip-dasarakuntansi-konvensional-dan-prinsip-prinsip-dasar-akuntansi-islam-dalamrumusan-teori-dan-praktek-akuntansi-islam/ 2:56 11/17/2016...


Similar Free PDFs