Analisa Dampak Kecelakaan Kerja pada Manajemen Perusahaan PDF

Title Analisa Dampak Kecelakaan Kerja pada Manajemen Perusahaan
Author Iwan Krisnadi
Pages 6
File Size 198.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 5
Total Views 67

Summary

Analisa Dampak Kecelakaan Kerja pada Menejemen Perusahaan Widi Prasetyo1 (1) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercubuana, Meruya, Jakarta, Indonesia Tel: 085716360636, E-mail: [email protected] Dosen : DR Ir iwan Krisnadi MBA Abstract – Aspek penting dalam menjalankan meng...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Analisa Dampak Kecelakaan Kerja pada Manajemen Perusahaan Iwan Krisnadi

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Makalah K3 (Keamanan Kesehat an dan Kesalamat an Kerja rosihan umar

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA M. Jimmy Hadi Wijaya PEMBANGUNAN HUKUM INDONESIA DALAM MENCIPTAKAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PELAUT (IND… Winny Sanjaya

Analisa Dampak Kecelakaan Kerja pada Menejemen Perusahaan Widi Prasetyo1 (1)

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercubuana, Meruya, Jakarta, Indonesia Tel: 085716360636, E-mail: [email protected] Dosen : DR Ir iwan Krisnadi MBA Abstract – Aspek penting dalam menjalankan menejemen perusahaan adalah people atau pekerja. Oleh sebab itu setiap pekerja memiliki hak untuk mendapatkan keselamatan dan kesehatannya selama bekerja. Masih banyak perusahaan dan pekerja yang meremehkan dampak dari kecelakaan kerja yang sebenarnya dampaknya dapat sangat merusak kedua belah pihak. Bahkan, efek dari kecelakaan kerja dapat sampai ke keluarga pekerja itu sendiri. Diharapkan dengan adanya penelitian ini perusahaan dan pekerja dapat saling mengisi dan mengawasi agar kecelakaan kerja dapat diminimalisir. I. LATAR BELAKANG Tiga pilar aspek penting dalam menjalankan menejemen yang baik adalah people, process, dan technology. Ketiga pilar yang disebutkan diatas menunjang fungsi menejemen dari perusahaan agar tercapai visi dan misinya. People merupakan aspek paling utama karena people akan menjadi roda penggerak perubahan dari suatu perusahaan. Memperkerjakan people yang tepat untuk tugas yang tepat akan memberi dampak yang besar terhadap fungsi menejemen perusahaan tersebut. Process merupakan aspek kedua dari fungsi menejemen perusahaan. Process yang tidak sempurna tidak akan memberikan hasil yang diharapkan walaupun suatu perusahaan sudah memiliki people yang tepat. Technology yang mendukung suatu sistem perusahaan akan memberikan nilai tambah yang besar. Namun, hal itu tidak bisa semata-mata hanya tergantung pada technology. Jika ketiga aspek tersebut telah terpenuhi, tidak hanya visi dan misi perusahaan akan tercapai, namun fungsi menejemen perusahaan akan memiliki efisiensi dan efektifitas dalam menjalankan perusahaan tersebut. Telah diketahui bersaama bahwa people adalah aspek paling utama, oleh sebab itu aspek people harus diberi perlindungan dari segala ancaman. Banyak perusahaan yang melindungi aspek people dengan menggunakan asuransi kesehatan. Memang asuransi kesehatan menawarkan sejumlah keutungan. Namun, jika terjadi kecelakaan di tempat kerja sehingga menyebabkan hilangnya nyawa seseorang, maka yang paling dirugikan adalah perushaan karena people adalah aset paling penting untuk menjalankan fungsi menejemen perusahaan tersebut. Seperti yang telah disebutkan bahwa perusahaan akan kehilangan aset penting jika ada pekerja yang

mengalami kecelakaan kerja hingga kehilangan nyawanya. Ada satu jenis kecelakaan kerja lainnya yang dapat menyebabkan perusahaan kehilangan asetnya, yaitu kecelakaan kerja yang menyebabkan seseorang mengalami cacat permanen. Kecelakaan kerja memang bisa terjadi dimana saja dan dapat menyerang siapa saja. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kecelakaan kerja lebih sering terjadi pada perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan dan perindustrian. Kecelakaan kerja yang terjadi kerap kali terjadi akibat kelalaian dari pekerja itu sendiri ataupun adanya instrumen yang tidak bekerja dengan baik. Telah dijelaskan diatas bahwa adanya potensi kecelakaan kerja yang dapat menyebabkan cacat permanen ataupun kematian pada manusia. Oleh sebab itu, rumusan masalah pada jurnal ini dapat di tuliskan sebagai berikut: 1. Seberapa besar potensi terjadinya kecelakaan kerja pada sistem pendengaran manusia? 2. Apa dampak yang mungkin terjadi pada perusahaan atas kecelakaan kerja yang terjadi? 3. Bagaimana cara mereduksi potensi terjadinya kecelakaan terja tersebut? 4. Dasar hukum apa yang dapat dijadikan landasan atas kecelakaan kerja tersebut? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui seberapa besar dampak kerugian yang mungkin terjadi terhadap sebuah perusahaan atas terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Serta dapat mengetahui secara hukum kewajiban dan hak perusahaan tersebut atas kecelakaan kerja yang terjadi. II. LANDASAN TEORI 2.1. International Electrotechnician Commision IEC (International Electrotechnician Commision) merupakan organisasi yang anggotanya terdiri dari para ahli dan deligasi yang datang dari sektor industri, pemerintahan, asosiasi, dan akademis. Organisasi ini adalah organisasi global yang terus mempublikasikan standard international dan mengelola sistem penilaian dalam bidang elektrik dan produk elektronik, sistem dan servis, yang dikenal dengan sebutan electrotechnology. Publikasi dari IEC dipergunakan sebagai dasar dari standard nasional dan sebagai referensi untuk internasional tender dan kontrak. Teknologi yang terus berkembang dan bertumbuh menjadi lebih kompleks mengakibatkan produk elektronik yang beredar menjadi

beranekaragam jenis dan design. Hal ini dapat menyebabkan pengguna dan konsumen menjadi merasa tidak aman karena konstruksi, design, dan jenis nya tidak dimengerti oleh konsumen tersebut. Oleh sebab itu, sistem penilaian yang sesuai standard dari IEC berperan penting dalam memberikan rasa aman kepada konsumen. Hal tersebut dapat terwujud karena sistem penilaian IEC menjamin bahwa produk electronic, servis atau object telah sesuai dengan standard spesifikasinya. 2.2. Landasan Hukum Dalam rangka untuk menjaga keselamatan kerja, pemerintah telah berusaha untuk mengingatkan kepada seluruh perusahaan dan pekerja melalui berbagai peraturan pemerintah dan undang-undang. Tujuannya adalah untuk menekan angka kecelakaan kerja yang setiap tahun terus merangkak naik. Setiap tahun pemerintah selalu berusaha untuk membuat ataupun memperbaharui peraturan serta undang-undang yang ada. Termasuk didalamnya adalah perundang-undangan mengenai keselamatan kerja, ketenagakerjaan, jamsostek, dan lain sebagainya. 2.2.1. Undang-Undang Keselamatan Kerja Undang-undang keselamatan kerja berada pada no. 1 tahun 1970. Mengatur tentang syarat-syarat keselamatan kerja, kewajiban dari pengurus, sanksi terhadap pelanggaran terhadap undang-undang ini dan juga mengatur tentang Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang merupakan jenis perlindungan prevensif yang diterapkan untuk mencegah timbulnya Kecelakaan Kerja (K2) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK). Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja menegaskan bahwa perlindungan terhadap Pekerja/buruh di tempat kerja merupakan hak yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh. Secara umum perlindungan di tempat kerja (work place) mencakup : 1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 2. Moral dan Kesusilaan; 3. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. 2.2.2. Undang-Undang Ketenagakerjaan Undang-undang ketenagakerjaan no. 13 tahun 2003 pada pasal 86 menegaskan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hak dari setiap pekerja. Pada ayat 2 juga disebutkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja harus selalu diupayakan. Hal ini berarti bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hasil dari kerja sama antara perusahaan dan para pekerjanya. Perusahaan senantiasa mengingatkan dan mengawasi keselamatan para pekerja, dan para

pekerja pun wajib mengikuti standard keselamatan dalam perusahaan tersebut. Pada pasal 172, disebutkan bahwa jika ada pekerja yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melanjutkan pekerjaaannya hingga 1 tahun, maka pekerja tersebut dapat mengundurkan diri dan perusahaan wajib membayarkan uang pesangon sebesar 2 kali, uang penghargaan 2 kali, dan uang pengganti hak 1 kali. 2.2.3. Undang-Undang Jamsostek Pada undang-undang no. 3 tahun1992 mengenai jaminan sosial tenaga kerja dijelaskan tentang definisi kecelakaan kerja. Disebutkan di dalam undang-undang tersebut bahwa kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja & pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Jaminan kecelakaan kerja yang tertera pada undang-undang ini adalah bahwa tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan kecelakaan kerja meliputi: 1. Biaya pengangkutan. 2. Biaya pemeriksaan pengobatan dan/atau perawatan. 3. Biaya rehabilitasi. 4. Santunan berupa uang meliputi : a. Santunan sementara tidak mampu bekerja. b. Santunan cacat sebagian untuk selamanya. c. Santunan cacat total untuk selamanya baik fisik maupun mental. d. Santunan kematian 2.3. Net Profit Mencari keuntungan merupakan nature dari setiap bisnis. Dapat dikatakan bahwa tujuan utama berbisnis adalah untuk mencari keuntungan. Keuntungan bersih suatu perusahaan merupakan alat ukur terbaik untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut memiliki performa yang baik. Selain sebagai alat ukur performa, keuntungan perusahaan juga digunakan untuk perkembangan perusahaan tersebut dalam bentuk investasi. Perhitungan Net Profit didapatkan dengan cara mengurangi profit sebelum pajak dengan pajak yang dibayarkan. Tentunya angka profit sebelum pajak telah dikurangi dengan berbagai cost yang ada termasuk uang santunan jika ada kecelakaan kerja. 2.4. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meneliti dampak dari kecelakaan kerja. Salah satunya adalah penelitian dengan judul the costs and effect of workplace accidents pada tahun 2007. Penelitian ini cukup mendekati dan dapat menggambarkan dampak dari kecelakaan di tempat kerja. Hal ini disebabkan

karena penelitian tersebut mengambil contoh dari 20 kasus kecelakaan di tempat kerja. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa kecelakaan kerja tidak hanya merugikan bagi pekerja, namun juga bagi perusahaan. Kerugian pekerja meliputi hilangnya penghasilan, cacat anggota tubuh, depresi, keresahan anggota keluarga, dan lain-lain. Pada pihak perusahaan juga akan mengalami kerugian di biaya tambahan untuk santunan dan perawatan, biaya perbaikan mesin, dan juga kehilangan kemampuan produksi.

Data Laporan Pendapatan

Valid?

III. METODOLOGI PENELITIAN Perhitungan Kompensasi Kecelakaan Kerja

Perhitungan Net Profit

Reporting

Penelitian ini akan diaawali dengan pengumpulan data yang didapatkan dari laporan pendapatan. Laporan pendapatan yang dimaksud adalah laporan yang masih belum dikurangi oleh biaya-biaya. Setelah laporan pendapatan didapatkan, maka akan laporna tersebut akan divalidasi atas kebenaran laporan tersebut. Perhitungan untuk kompensasi atas terjadinya kecelakaan kerja akan dihitung sebagai biaya. Perhitungan biaya akan dilakukan untuk segala biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pemberian santunan, biaya perawatan, kerusakan alat, penghentian produksi, dan lain sebagainya yang dianggap merugikan perusahaan. Dari laporan keuangan yang didapatkan kemudian akan dilakukan pengurangan atas perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk kecelakaan kerja tersebut. Hasil dari perhitungan net profit tersebut akan disusun menjadi bentuk laporan keuangan net profit. 3.1. Angka Kecelakaan Kerja Mengutip data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, hingga akhir 2015 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 105.182 kasus. Kasus kecelakaan berat yang mengakibatkan kematian tercatat sebanyak 2.375 kasus dari total jumlah kecelakaan kerja.

Total jumlah kecelakaan kerja siap tahunnya mengalami peningkatan hingga 5%. untuk kecelakaan kerja berat tren peningkatannya cukup besar yakni sekitar 5%-10% setiap tahunnya. Penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja adalah masih rendahnya kesadaran akan pentingnya penerapan K3 di kalangan industri dan masyarakat. Selama ini penerapan K3 seringkali dianggap sebagai cost atau beban biaya, bukan sebagai investasi untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. 3.2. Dampak Kecelakaan kerja Karyawan jelas menjadi unsur yang merasakan langsung akibat dari kecelakaan kerja. Serendah apapun level kecelakaan kerja yang terjadi, pasti hal itu akan berpengaruh negatif pada karyawan. Apalagi jika kecelakaan yang terjadi termasuk kategori berat, maka akan makin parah dampaknya bagi karyawan. Beberapa akibat yang dirasakan oleh pegawai yang mengalami kecelakaan kerja di antaranya: 1. Kematian jika memang kecelakaan yang terjadi masuk kategori sangat berat 2. Cacat jika sampai kecelakaan tersebut membuat anggota atau organ tubuh tertentu menjadi tidak berfungsi secara normal. 3. Cedera jika jenis kecelakaan kerja yang terjadi masuk ketegori sedang atau ringan. Namun pada akibat ini tidak sampai mengakibatkan terjadinya cacat fisik. 4. Produktivitas karyawan menjadi terhambat selama proses pemulihan. Perusahaan juga ikut merasakan dampak dari terjadinya kecelakaan kerja. Meskipun mungkin perusahaan bisa mencari karyawan pengganti, tapi tetap saja dampak kecelakaan kerja itu harus dirasakan terlebih dulu. Beberapa akibat yang dirasakan perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja, di antaranya 1. Turunnya produktivitas perusahaan. 2. Perusahaan harus mengeluarkan biaya pengobatan bagi karyawan yang terluka ataupun biaya santunan bila karyawan tersebut sampai kehilangan nyawanya. 3. Jika kecelakaan kerja termasuk berat, bisa mengakibatkan rusaknya peralatan atau bangunan yang merupakan aset perusahaan. 4. Kecelakaan kerja itu juga mungkin membuat rusaknya produk dan bahan-bahan. 5. Ada upah yang harus dibayarkan perusahaan selama karyawan belum bisa bekerja lagi. 6. Berpotensi mengakibatkan turunnya kemampuan karyawan setelah kembali bisa bekerja. Bisa karena kondisi fisik yang tidak senormal sebelumnya maupun turunnya semangat kerja karyawan. Dengan kata lain, hal ini berpengaruh terhadap produktivitas pabrik. 3.3. Meminimalisir Angka Kecelakaan Kerja

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. 1. Peraturan perundang – undangan, yaitu ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi – kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan dan Pengujian. 2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi, atau tidak resmi mengenai Misalnya konstruksi yang memenuhi persyaratan keselamatan kerja. 3. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipenuhinya ketentuan-ketentuan perundangundangan yang diwajibkan. 4. Penelitian yang bersifat teknik, yaitu meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang berbahaya, pengujian alatalat pelindung diri, penelitian tentang pencegahan, peledakan gas, debu dan bahan lainnya. 5. Pendidikan, yaitu menyangkut pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja. 6. Pelatihan yaitu latihan kerja bagi tenaga kerja baru. IV. KESIMPULAN Setelah dilakukan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kecelakaan kerja disetiap perusahaan memiliki peluang kejadian yang cukup besar. Dampak dari terjadinya kecelakaan pun tidak hanya dirasakan oleh karyawan pribadi, namun juga dirasakan oleh perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja. Kerugian perusahaan tersebut tidak hanya dalam bentuk kerugian materi, kerugian gangguan produktivitas, kepercayaan pelanggan, dan lain sebagainya. Terjadinya kecelakaan kerja dapat diminimalisir dengan penanganan yang tepat, termasuk didalamnya adalah peraturan perundang-undangan, pengawasan yang ketat, dan pelatihan yang benar. V. DAFTAR PUSTAKA [1] Hrymak, Victor; Perezgonzalez, Jose Damian; “The Costs and Effects of Workplace Accidents,” School of Food Science and Environmental Health, Dublin Institute of Technology, 2007. [2] Marr, Bernard; “Key Performance Indicators”, Pearson Education Limited, 2012. [3] http://mediak3.com/akibat-kecelakaan-kerjaterhadap-karyawan/ [4] http://lenterasafety.com/index.php/articles2/760-penyebab-dan-akibat-serta-carameminimalisir-kecelakaan-kerja [5] http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/576 9/Jumlah-kecelakaan-kerja-di-Indonesiamasihtinggi.html [6] https://www.academia.edu/15585542/Dasar_Huk um_Keselamatan [7] http://trainingsinergi.blogspot.co.id/2012/07/dasa r-hukum-k3.htm

[8] http://portalk3lh.blogspot.co.id/2014/04/dasarhukum-keselamatankerja.html#.WHXTLX14H0Y [9] https://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/dasar -hukum-keselamatan-kesehatan-kerja/...


Similar Free PDFs