Analisis Kasus Perkembangan Anak PDF

Title Analisis Kasus Perkembangan Anak
Course Pendidikan Anak Usia Dini
Institution Universitas Airlangga
Pages 6
File Size 180.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 79
Total Views 514

Summary

TUGAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ANALISIS KASUS PERKEMBANGAN ANAK PAUD KELAS A-1 DHEA LIKHUSNIANTI KHAFIDAR 111511133091 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2018 Deskripsi Kasus RK adalah anak laki-laki berusia 3 tahun. RK memiliki kebiasaan aneh yaitu mengendus, menggonggong dan berjalan sepert...


Description

TUGAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ANALISIS KASUS PERKEMBANGAN ANAK

PAUD KELAS A-1

DHEA LIKHUSNIANTI KHAFIDAR 111511133091

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2018

Deskripsi Kasus

RK adalah anak laki-laki berusia 3 tahun. RK memiliki kebiasaan aneh yaitu mengendus, menggonggong dan berjalan seperti seekor anjing [CITATION Arn18 \l 1033 ]. RK merupakan anak dari pasangan KD dan HK, warga Dusun Milango, Tibawa, Gorontalo. Orangtua RK bercerita mengenai kebiasaan tak lazim anaknya ketika si anak mengendus dan menggonggong untuk mencari mainan yang disembunyikan. Menurut Kepala Desa setempat, RK menunjukkan tingkahnya mulai dari berjalan dengan menggunakan tangan, makan sesuatu langsung menggunakan mulut dan sering mencakar-cakar tanah [ CITATION Hal18 \l 1033 ]. Orangtua RK menyangkal tindakan yang dilakukan anaknya hanya dibuat-buat saja. mereka sering memarahi RK atau memukulnya untuk berhenti berperilaku seperti itu, akan tetapi lama-lama orangtua RK takut pada kelakuan anaknya [ CITATION Hal18 \l 1033 ].

Rumah KD dan HK berada di gunung, ada kebun. Jadi RK hanya bermain dengan anjing, kambing dan ayam milik keluarganya Orangtua[ CITATION Hal18 \l 1033 ]. RK juga menyadari bahwa rumah mereka yang jauh dari pemukiman rumah warga lainnya membuat RK tidak memiliki teman sebaya untuk bermain dan biasa menghabiskan waktunya untuk bermain dengan hewan peliharaannya. Diduga RK meniru perilaku hewan peliharaan orangtuanya. Selain anjing, RK juga pernah meniru gerakan kambing dan kucing, yang kemudian diketahui pula bahwa dua jenis hewan tersebut juga dipeihara oleh keluarga RK [ CITATION Kau18 \l 1033 ]. KD juga mengungkapkan bahwa RK pernah digigit anjing dan disuntik rabies oleh dokter akan tetapi tidak mengetahui apakah hal tersebut dapat berpengaruh dengan kebiasaan aneh yang dilakukan anaknya. Akan tetapi hal itu dibantah oleh salah satu petugas medis di Puskesmas Buhu, Tibawa, Gorontalo yang menyatakan bahwa suntikkan tersebut untuk mencegah rabies dan tidak ada hubungannya dengan perilaku RK.

Kondisi yang Tidak Sesuai dengan Tonggak Perkembangan

Tonggak Perkembangan Aspek Bahasa 1. RK tidak mampu mengucapkan keinginannya secara sederhana, Hal ini ditunjukkan ketika mainannya diambil, seharusnya dia hanya perlu berbicara atau mengungkapkan bahwa dia ingin mainan itu kembali. Tapi tidak dia lakukan.

Tonggak Perkembangan Aspek Sosioemosional dan Kemandirian 2. RK tidak mampu menunjukkan keinginannya dengan kuat dan tepat. Hal ini dibuktikan ketika mainannya diambil, dia hanya perlu meminta kembali, tanpa diikuti dengan perilaku-perilaku tidak biasa seperti yang dia lakukan itu. 3. RK tidak dapat berinteraksi dengan orang lain, 4. RK

tidak

dapat

mengenal

dirinya

dan

membedakan

dengan

lingkungannya, sehingga timbul ikatan yang terlalu erat antara dia dengan hewan peliharaannya, 5. RK mencopy interaksi dia dengan hewan peliharaannya menjadi perilaku yang dia biasakan.

Analisis Faktor Penyebab Kemiskinan merupakan pengemban utama dari stress/depresi, rendahnya responsivitas dan rendahnya edukasi. Kemudian menjadikan buruknya care and home stimulation yang salah satunya menjadikan perkembangan kognitif, motorik dan sosial emosional menjadi buruk pula [ CITATION Gra07 \l 1033 ]. Faktor penyebab dari apa yang dialami oleh bocah Gorontalo ini adalah Kemiskinan. Kemiskinan juga dikaitkan dengan buruknya pendidikan ibu semasa kehamilan, peningkatan stress dan depresi pada ibu hamil dan stimulasi yang tidak memadai di rumah [ CITATION Gra07 \l 1033 ]. Stimulasi yang tidak memadai di rumah

yang menjadikan RK tidak adanya pendamping yang tepat dan ada untuknya dalam masa-masa perkembangannya. RK yang masih berusia 3 tahun yang sedari kecilnya membutuhkan mainan terbaik dia yaitu orang tua, tidak dia dapatkan karena orangtua sibuk mengurus kebunnya untuk memperoleh uang. Karena orangtua tidak memiliki waktu yang cukup untuk RK, sehingga masa-masa dimana RK seharusnya bersama dengan orangtua tergantikan dengan RK menghabiskan waktu bermainnya dengan hewan-hewan peliharaannya. RK membutuhkan orangtua sebagai sosok kelekatannya malah berubah menjadi hewan peliharaannya yang menjadikan sosok kelekatan dia.

Kemudian mengenai interaksi yang seharusnya dia lakukan dengan orang lain pun terhalangi karena jarak rumahnya yang cukup jauh dengan jarak rumah warga lainnya dan teman sebayanya. Sehingga menjadikan RK berinteraksi hanya dengan

hewan-hewan

peliharaannya

saja.

Perkembangan

yang

buruk

mengarahkan ke pencapaian di sekolah yang buruk, yang kemudian semakin diperburuk dengan sekolah yang tidak memadai dan buruknya dukungan keluarga (karena tekanan ekonomi, minimnya pengetahuan dan apresiasi terhadap keuntungan-keuntungan pendidikan) [ CITATION Gra07 \l 1033 ]. Dan buruknnya dukungan keluarga pula menjadi penyebab RK berperilaku seperti itu.

Optimalisasi (Stimulasi) yang Dapat Dilakukan Terhadap Perkembangan Anak pada Kasus Tersebut 1. Mengubah kelekatan RK. Yang semula RK yang menghabiskan waktunya dengan hewan-hewan peliharaannya seharusnya digantikan dengan RK yang menghabiskan waktunya untuk bermain bersama orangtuanya. Memberitahu kepada orangtua untuk setidaknya meluangkan waktu yang berkualitas untuk RK. 2. Memperkenalkan dan mengajak RK berinteraksi dengan orang lain dan bermain dengan teman sebayanya. Ketika perilaku meniru hewan itu muncul, maka lebih baik mengalihkan pikirannya dengan memberikan

mainan edukatif dan mengajaknya bermain bersama dengan teman-teman sebayanya. 3. Mengurangi kontak dengan hewan peliharaan. Untuk sementara, lebih baik hewan-hewan peliharaan RK tidak dulu ditemukan atau dapat dikontak oleh RK. Dengan tidak adanya suara hewan-hewan peliharaannya itu, diharapkan tidak mengingatkan RK kembali sehingga perilaku tersebut tidak muncul.

Daftar Pustaka Grantham-McGregor, S., Cheung, Y., Cueto, S., Glewwe, P., Richter, L., Strupp, B., et al. (2007). Developmental Potential in The First 5 Years for Children in Developing Countries. The Lancet , 369, 60-70. Kautsar, M. (2018, Maret 26). Unik | Dream.co.id. Retrieved September 1, 2018, from Dream: https://www.dream.co.id/unik/heboh-balita-rk-bertingkahmirip-anjing-180326q.html Arnold, A. (2018, Maret 26). Regional | Liputan6.com. Retrieved September 1, 2018,

from

Liputan6:

https://www.liputan6.com/regional/read/3406100/menggonggong-danberjalan-bak-seekor-anjing-bocah-di-gorontalo-jadi-perhatian Halid, A. (2018, Maret 24). Detail Berita | Berita | detikNews. Retrieved September 1, 2018, from Detiknews: https://news.detik.com/berita/d3935018/anak-3-tahun-di-gorontalo-bertingkah-seperti-anjing-keluargakaget...


Similar Free PDFs