Analisis Permasalahan UMKM di Kabupaten Sragen PDF

Title Analisis Permasalahan UMKM di Kabupaten Sragen
Author aflit nuryulia
Pages 20
File Size 222.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 9
Total Views 56

Summary

LAPORAN AKHIR Penelitian Analisis Permasalahan UMKM di Kabupaten Sragen PUSAT STUDI PENELITIAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 i DAFTAR ISI COVER ..............................................................................................................................


Description

LAPORAN AKHIR

Penelitian Analisis Permasalahan UMKM di Kabupaten Sragen

PUSAT STUDI PENELITIAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

i

DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................................................

i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................

ii

ABSTRAK .......................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................

I-1

A.

Latar Belakang ...........................................................................................

I-1

B.

Tujuan.........................................................................................................

I-2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................

II-3

A.

UMKM .......................................................................................................

II-3

B.

Kontribusi UMKM .....................................................................................

II-5

C.

Daya Saing UMKM ...................................................................................

II-7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................

III-8

A.

Desain Penelitian ........................................................................................

III-9

B.

Populasi dan Sampel ...................................................................................

III-9

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN........................................................

IV-9

A.

Analisis Situasi............................................................................................

IV-10

B.

Kondisi Eksisting Wilayah Kecamatan .......................................................

IV-12

C.

Permasalahan Yang Dihadapi Oleh UMKM ................................................

IV14

D.

Analisis SWOT ...........................................................................................

IV-15

BAB V PENUTUP ..........................................................................................................

V-20

A.

Simpulan ....................................................................................................

V-20

B.

Rekomendasi ..............................................................................................

V-20

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

39

ii

ABSTRAKSI UMKM memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara. Di Indonesia, UMKM yang menjadi fondasi bagi stabilitas perekonomian masih mengalami masalah. Masalah umum yang dihadapi diantaranya akses permodalan, pengetahuan pelaku usaha tentang manajemen, strategi pemasaran dan pentingnya hak intelektual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan di masing-masing KUB, meningkatkan pengelolaan usaha di masing-masing KUB, mengidentifikasi jejaring pemasaran bagi poduk yang dihasilkan. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah menciptakan sentra –sentra industri baru yang mampu memunculkan para usahawan baru, pemanfaatan sumberdaya lokal dan potensi lokal yang memberikan nilai tambah secara ekonomis, peningkatan daya saing industri masyarakat khususnya di 4 kecamatan serta mengangkat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Metode penelitian ini menggunakan in depth interview dan focus group discussion serta analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini adalah masalah UMKM Sragen dapat diatasi dengan dukungan pemerintah berupa pembuatan website promosi, ruang pamer, pameran nasional dan internasional, kemudahan perijinan usaha, pelatihan, pengembangan jaringan, kemudahan pembiayaan melalui pendirian LKPD, fasilitasi penguruan HKI, desa wisata dan koordinasi antar SKPD pendukung UMKM. Kata Kunci : Konstribusi UMKM, Daya Saing UMKM

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mempunyai peran yang sangat strategis bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi. UMKM telah membuktikan diri mampu memberikan kontribusi terhadap stabilitas ekonomi di Indonesia dan sekaligus membuktikan bahwa UMKM mampu bertahan dalam krisis global sekalipun. Eksistensi UMKM dari tahun ke tahun mengalami peningkatan baik dari segi jumlah maupun kapasitas usaha. UMKM mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga membantu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi suatu negara. Menurut Joseph Alois Schumpeter seorang ahli ekonomi Amerika bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat dipengaruhi oleh kewirausahaan (entrepreneurship), dimana UMKM adalah bagian dari kewirausahaan. Perkembangan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah UMKM dalam menunjang perekonomian Indonesia yang berbasis pada ekonomi kerakyatan sangat menentukan bagi percepatan perkembangan bidang ekonomi di Indonesia. Makna dari pembangunan bidang ekonomi mengacu pada pembangunan suatu system yang mempunyai daya saing dan mampu berkembang secara mandiri. Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan sektor riil yang mampu menunjukkan peran penting dalam menopang perekonomian Indonesia. Hal ini sangat jelas terlihat saat resesi global melanda dunia. Dengan mengandalkan fleksibilitas usaha dan sumber permodalan, maka usaha berskala mikro, kecil dan menengah relatif lebih mampu bertahan dibandingkan usaha dengan skala besar yang banyak dibangun di atas fondasi yang keuangan rapuh. Merujuk data dari Biro Pusat Statistik Nasional, tingkat persentase kewirausahaan di Tanah Air mencapai 1,63 persen di tahun 2013. Jumlah UMKM hingga tahun 2012 sudah menembus 56,53 juta usaha dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto sebesar 59,08%. Kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja sekitar 97,16 persen atau 107 juta orang. Tidak mengherankan bila UMKM sebagai sektor yang menberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kontribusi UMKM bagi pertumbuhan ekonomi dan menyerap tenaga kerja sangat mungkin untuk ditingkatkan.

4

UMKM di Indonesia sebagai salah satu fondasi perekonomian yang kuat masih memiliki beberapa masalah dalam perkembangannya. Masalah yang tergolong klasik dalam perkembangan UMKM sendiri adalah seperti permodalan, wawasan pengusaha mengenai manajemen usaha, strategi pemasaran, dan hak intelektual. Permasalahan yang dihadapai oleh UMKM memerlukan kerjasama dari semua pihak (stakeholder) untuk bekerjasama dalam memberikan panduan arahan dan penyediaan fasilitas yang berguna untuk meneningkatkan pengelolaan dalam menghadapi persaingan. Program – program seperti ini harus lebih gencar disuarakan dalam rangka meningkatkan kapabilitas dari UMKM, sehingga UMKM dapat lebih kuat dalam menyokong perekonomian bangsa. Dua masalah yang

harus segera dipecahkan dalam perkembangan UMKM yaitu

pembiayaan dan peningkatan sumber daya manusia. Hal lain yang juga harus menjadi perhatian adalah menciptakan permintaan bagi produk yang dihasilkan. Kedepan tantangan

bagi UMKM adalah persaingan di dunia bisnis yang semakin ketat dan

semakin kompleks. Dalam perkembangan ekonomi global, UMKM didorong untuk mampu bersaing tidak hanya di wilayah nasional saja, karena mengingat tahun 2015 perdagangan bebas di wilayah Asia (MEA) dan pasar bebas lainnya akan dimulai. MEA bagi UMKM merupakan tantangan sekaligus peluang. Pasar yang dihadapi oleh UMKM semakin luas akan tetapi perlu disikapi juga bahwa kesiapan UMKM untuk menghadapi persaing harus diprioritaskan. Untuk itu peran dari seluruh stakeholder dalam mendukung kesiapan untuk menghadapi persaingan pasar bebas tersebut. Pemerintah

pusat

maupun

pemerintah

daerah

berkoordinasi

untuk

mengembangkan UMKM di daerah. Pemerintah bertekat untuk meningkatkan kemampuan dan kaspisitas UMKM. Melalui kementrian terkait pemerintah mendorong kapasitas usaha melalui pendidikan pelatihan dan bantuan alat serta kegiatan promosi. Percepatan pengembangan ekonomi dan daya saing Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak dapat dilakukan tanpa adanya peran serta pemerintah. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh UMKM, terutama mengenai rendahnya kualitas SDM, rendahnya kualitas produk UMKM yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan peralatan, maupun permodalan yang dimiliki oleh para UMKM. Melihat kondisi tersebut maka pemerintah perlu untuk membuat kebijakan pembangunan UMKM yang dilandaskan pada tujuan pemberian pembinaan berupa Bimtek, Pelatihan-Pelatihan dan bantuan alat-alat bagi para pelaku usaha mikro kecil 5

menengah sebagai penunjang usahanya untuk lebih maju kedepan. Kebijakan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan berbagai program pembangunan sektor UMKM. Salah satu kebijakan pemerintah dalam mempercepat pengembangan sektor UMKM di daerah adalah dengan melaksanakan kegiatan penguatan ekonomi masyarakat dilingkungan industri melalui pelatihan ketrampilan dan bantuan UMKM pangan, kerajinan, jasa dan aneka industri, Program Pengembangan Sistem Pendukung bagi Usaha Mikro Kecil Menengah. Program ini dititikberatkan pada pengembangan sektor usaha mikro kecil menengah agar mereka dapat mengembangkan usahanya dengan hasil produksi yang maksimal dan berkualitas bisa berdaya saing. Pemerintah Kabupaten Sragen berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mendorong terbentuknya sentra-sentra industri di wilayahnya. Sebagai langkah awal dari program tersebut, di empat wilayah kecamatan dibentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) sebagai embrio bagi munculnya usahawan baru (entrepreneur) di masing-masing kecamatan. Pemerintah Kabupaten Sragen melalui Badan Diklat dan Litbang mengupayakan peningkatan kemampuan hard skill dengan memberikan

pelatihan

dan

pemagangan

bagi

para

pelaku

bisnis.

Untuk

mengimplementasikanya maka diinisiasi penciptaan sentra-sentra industri baru. Untuk penelitian yang dilakukan secara komprehensif. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi permasalahan di masing-masing KUB 2. Meningkatkan pengelolaan usaha di masing-masing KUB 3. Mengidentifikasi jejaring pemasaran bagi poduk yang dihasilkan Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah 1. Menciptakan sentra –sentra industri baru yang mampu memunculkan para usahawan baru. 2. Pemanfaatan sumberdaya lokal dan potensi lokal yang memberikan nilai tambah secara ekonomis 3. Peningkatan Daya Saing Industri masyarakat khususnya di 4 kecamatan 4. Mengangkat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. UMKM Berdasarkan pada UU No. 20 Tahun 2008, definisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah sebagai berikut: 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

 Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyakk Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

 Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilkaukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

7

 Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Dalam pengembangan ekonomi nasional di Indonesia, prioritas utama yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM). UMKM merupakan penopang pertumbuhan perekonomian bangsa selama ini. Melalui kewirausahaan, UMKM berperan sangat penting dalam menekan angka pengangguran, menyediakan lapangan kerja, mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan membangun karakter bangsa. (Nuhung, 2012). Munizu (2010) mengatakan program dan kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk mengembangkan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). selama ini sangat memuaskan. Sejak era krisis ekonomi dan keuangan pada tahun1997, peningkatan peran dan kegiatan usaha sektor UMKM sudah nampak, sektor UMKM lambat laun telah menunjukkan perkembangan yang terus meningkat dan mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Fakta tersebut sejalan dengan hasil penelitian empiris yang dilakukan Demirbag et al., (2006) dalam Munizu (2010) disimpulkan bahwa keberhasilan usaha kecil dan menengah (small-medium enterprise) berdampak langsung terhadap pembangunan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Kemampuan yang dimiliki UMKM dalam menciptakan lapangan kerja dan menjadi pelopor dalam dunia inovasi dan fleksibilitas tinggi untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat atau pelanggan. Disisi lain UMKM masih mengalami berbagai masalah seperti yang dikemukakan oleh Sudaryanto dan Hanim (2002), yaitu keterbatasan modal kerja, sumber daya manusia yang rendah dan kurang cakapnya penguasaan pengetahuan dan teknologi. Kendala lain yan dihadapi adalah prospek bisnis yang kurang jelas dan perencanaan visi misi yang belum stabil. Hal ini terjadi karena sebagian besar UMKM bersifat income gathering yaitu menaikkan pendapatan, dengan cirri-ciri sebagai berikut: merupakan usaha milik keluarga, menggunakan teknologi yang relatif masih sederhana, kurang memiliki akses permodalan, dan tidak ada pemisahan antara modal usaha dengan kebutuhan pribadi.

8

B. Kontribusi UMKM Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyatakan bahwa 2010-2012 pertumbuhan UMKM sebesar 2,7 juta atau pertumbuhan 2,5 % tiap tahunnya. Pertumbuhan UMKM ini didorong oleh pertumbuhan perekonomian negara secara umum 5-6% per tahunnya yang secara signifikan diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap penerimaan pajak, selain mampu menyerap tenaga kerja baik yang kurang terdidik maupun pembukaan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi kesenjangan social yang tinggi. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari beberapa indicator antara lain, dengan mengetahui: (1) Indikator ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB), suatu ukuran dari keseluruhan total produksi ekonomi suatu negara, dimana PDB menggambarkan niali pasar dari suatu barang dan jasa yang diproduksi pada periode waktu yang terukur; (2) indicator ketenagakerjaan, ukuran ini mencerminkan kesehatan ekonomi atau siklus bisnis secar keseluruhan. UMKM menjadi penting dalam perannya menopang pilar perekonomian dilihat dari jumlah UMKM pada tahun 2011 mencapai 55.206.444 unit usaha meningkat menjadi 56.534.592 unit usaha pada tahun 2012. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia adalah peningkatan penyerapan tenaga kerja dari 101.722.458 pada tahun 2011 menjadi 107.657.509 tenaga kerja UMKM tahun 2012. Hal ini menandakan bahwa UMKM mampu menciptakan pekerjaan yang selanjutnya dapat membantu perkonomian dengan mengurangi tingkat kemiskinan, pemeraatan distribusi pendapatan, dan pembangunan ekonomi daerah. Kontribusi UMKM lainnya yaitu terhadap PDB Indonesia menurut harga berlaku meningkat dari Rp. 4.303.571,5 milyar pada tahun 2011 menjadi Rp. 4.869.568,1 milyar pada tahun 2012. C. Daya Saing Produk UMKM Pentingnya UMKM bagi perekonomian ini sangat membutuhkan kerjasama dari semua stake holder dimana persaingan menjadi semakin pesat, perlu adanya pemberdayaan UMKM. Langkah yang bisa diambil yaitu melalui inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi serta perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UMKM agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang membanjiri pasar Indonesia (Sudaryanto, 2011). 9

Menurut Tambunan (2011), tingkat daya saing suatu negara di pasar internasional, pada dasarnya ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Faktor keunggulan komparatif dapat dianggap sebagai faktor yang bersifat alamiah dan faktor keungggulan kompetitif bersifat acquired atau dapat dikembangkan/ diciptakan. Selain dua faktor tersebut, tingkat daya saing suatu negara juga dipengaruhi oleh keunggulan daya saing berkelanjutan. Untuk mengukur daya saing UMKM harus dibedakan antara daya saing produk dan daya saing perusahaan. Meskipun daya saing dari produk mencerminkan tingkat daya saing perusahaan yang menciptakan produk tersebut. Indicator yang umum digunakan untuk mengukur daya saing produk adalah pangsa ekspor per tahun, % dari jumlah ekspor; pangsa pasar luar negeri per tahun %; volume dan laju pertumbuhan ekspor per tahun %; pangsa pasar dalam negeri per tahun %; nilai /harga produk; diversifikasi pasar luar negeri; diversifikasi pasar domestic; dan kepuasan konsumen. Sedangkan indicator umum untuk mengukur daya saing perusahaan adalah pertumbuhan nilai/ volume output, pangsa PDB %, pangsa pasar, nilai omset, profit, tingkat pendidikan rata-rata pekerja dan pengusaha, pengeluaran R&D, jumlah sertifikat standarisasi yang dimiliki dan jumlah paten yang dibeli, produk terstandarisasi, jenis teknologi yang digunakan (dalam produk maupun proses produksi), produktifitas/efisiensi, nilai mesin dan peralatan produksi, dan jumlah pengeluaran promosi (KADIN, 2008).

10

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam (in-depht interview) yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab. Untuk mendapat hasil yang lebih optimal metode Focus Group Discussion (FGD) juga dilakukan di penelitian ini. FGD adalah teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk menemukan fokus masalah yang sedang terjadi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SWOT. SWOT merupakan akronim dari Strenght, Weakness, Oppurtunity dan Threats. Menurut Jogiyanto (2005,46) analisis...


Similar Free PDFs