Title | Anatomi dan Fisiologi Sistem Otot |
---|---|
Author | CINDY SHAFIRA AZ-ZAH mhsD4KL2020R |
Course | Kesehatan Lingkungan |
Institution | Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II |
Pages | 33 |
File Size | 1.5 MB |
File Type | |
Total Downloads | 268 |
Total Views | 387 |
MAKALAHANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM OTOTMakalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi FisiologiDosen Pengampu: DR. Dra. Tjipto, M Disusun oleh Kelompok 2: Bryan Novianjaya Putra (P21335120007) Cindy Shafira Az Zahra (P21335120008) Saida Fatimah Azzahra (P213351200035)PROGRAM STUDI SAR...
MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM OTOT Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi
Dosen Pengampu: DR. Dra. Tjipto, M.Kes Disusun oleh Kelompok 2: Bryan Novianjaya Putra (P21335120007) Cindy Shafira Az Zahra (P21335120008) Saida Fatimah Azzahra (P213351200035)
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II Jakarta, 2021
Kata Pengantar Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Anatomi dan Fisiologi Sistem Otot”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Anatomi Fisiologi semester dua program studi Sarjana Terapan jurusan Kesehatan Lingkungan yang diberikan oleh dosen mata kuliah Anatomi Fisiologi Ibu DR. Dra. Tjipto, M.Kes Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Jakarta, 2021 Penulis
Daftar Is
i
Kata Pengantar.......................................................................................................i Daftar Isi.................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2 1.3 Tujuan...................................................................................................2 1.4 Manfaat................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3 2.1 Fungsi Sistem Otot.............................................................................3 2.2 Struktur Otot......................................................................................4 2.3 Klasifikasi Jaringan dan Jenis Otot.................................................6 2.4 Otot Kepala dan Wajah...................................................................10 2.5 Otot Kolumna Vertebralis...............................................................15 2.6 Otot Toraks dan Abdomen..............................................................16 2.7 Otot Leher, Dada, dan Bahu............................................................19 2.8
Otot Lengan Bawah, Lengan Atas, Pergelangan Tangan, dan Tangan................................................................................................23
2.9 Otot Panggul dan Paha....................................................................26 2.10 Otot Tungkai Bawah, Lutut, dan Kaki...........................................27 BAB III PENUTUP..............................................................................................29 3.1 Kesimpulan...........................................................................................29 3.2 Saran.....................................................................................................29 Daftar Pustaka......................................................................................................30
ii
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah Otot adalah sebuah jaringan yang terbentuk dari sekumpulan selsel yang berfungsi sebagai alat gerak. Jaringan otot sekitar 40% dari berat tubuh. Otot melakukan semua gerakan tubuh. Otot mempunyai selsel yang tipis dan panjang yang mengubah energi yang tersimpan dalam lemak dan gula darah (glukosa) menjadi gerakan dan panas. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulangtulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit. Sistem muskuler terdiri dari otot, tendon dan ligamen. Otot-otot tubuh berfungsi untuk menegakkan tubuh. Saat tubuh mengangkat beban, terjadilah kerja fisik yang menyebabkan kontraksi otot. Jika otot diberi beban tambahan maka akan terjadi kelelahan, otot-otot menegang dan pembuluh darah mengecil. Hal ini mengurangi aliran darah yang membawa oksigen dan gula ke seluruh tubuh. Sewaktu menarik beban, bagian tubuh yang paling berpotensi cedera adalah tulang belakang dan bagian bawah, akibatnya terasa letih dan otot terasa sakit. Kondisi itu jika berlangsung dalam waktu yang lama, dapat menimbulkan rasa sakit yang bersifat permanen atau bahkan kelumpuhan.
2
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah makalah ini adalah: 1.
Bagaimana fungsi sistem otot dan ciri-ciri otot?
2.
Apa saja klasifikasi jaringan dan jenis otot?
1.3 Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah: 1.
Untuk mengetahui fungsi sistem otot dan ciri-ciri otot.
2.
Untuk mengetahui klasifikasi jaringan dan jenis otot.
1.4 Manfaat Makalah ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat, yaitu: 1.
Dapat mengetahui fungsi sistem otot dan ciri-ciri otot.
2.
Dapat mengetahui klasifikasi jaringan dan jenis otot.
BAB II PEMBAHASAN Dalam bab ini akan menjelaskan pembahasan berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat di bab satu. 2.1
Fungsi Sistem Otot
Ada beberapa fungsi otot pada manusia, yakni: 1.
Melakukan gerakan tubuh Otot rangka bertanggung jawab atas gerakan yang dilakukan. Otot rangka
melekat pada tulang dan sebagian dikendalikan oleh sistem saraf pusat (SSP). 2.
Mengatur postur tubuh Otot rangka juga mengatur postur tubuh. Kelenturan dan kekuatan adalah
kunci untuk mempertahankan postur yang tepat. Otot-otot leher kaku, otot punggung yang lemah, atau otot-otot pinggul yang kaku dapat merusak keselarasan. Postur yang buruk dapat memengaruhi bagian tubuh dan menyebabkan nyeri sendi dan otot yang melemah. 3.
Menjaga keseimbangan Otot rangka membantu melindungi tulang belakang dan membantu menjaga
keseimbangan. Dalam sistem otot ada yang disebut dengan otot inti, yang termasuk otot perut, otot punggung, dan otot panggul. Semakin kuat otot inti, maka semakin baik pula keseimbangan tubuh. 4.
Mendukung peredaran darah manusia Pada sistem otot manusia, otot jantung dan otot polos yang keberadaannya
tidak disadari berfungsi membantu jantung berdetak dan aliran darah mengalir ke seluruh tubuh. Hal ini biasanya ditandai dengan adanya impuls listrik.
3
4
5.
Membantu proses pernapasan Diafragma adalah otot utama yang bekerja selama pernapasan. Saat
bernapas lebih berat, seperti saat sedang berolahraga, diafragma memerlukan bantuan dari otot lain, seperti otot perut, otot leher, dan otot punggung. 6.
Mendukung proses pencernaan Sistem otot manusia juga berfungsi dalam membantu proses pencernaan.
Disaat tubuh mencerna makanan, prosesnya dikendalikan oleh otot-otot polos yang ditemukan di saluran pencernaan. 7.
Mendorong bayi saat proses persalinan Otot polos juga ditemukan di rahim. Selama kehamilan, otot-otot ini
membesar dan meregang saat janin tubuh di dalam rahim. Saat proses melahirkan, otot polos di rahim berkontraksi dan relaksasi untuk membantu mendorong bayi melewati vagina. 2.2
Struktur Otot
1.
Tendon merupakan penghubung antara otot dengan tulang, tendon sendiri memiliki serabut berwarna putih serta tidak elastis. Aponeuroses merupakan lembaran – lembaran datar maupun simpai atas jaringan fibrus dimana
5
dengan tujuan untuk memuat kelompok – kelompok otot dan ada saatnya menggandeng sebuah otot dengan bagian yang akan menggerakkannya. 2.
Fascia adalah ikat gabungan atas jaringan fibrus dan areolar dimana bisa membungkus serta menghimpun otot menjadi satu kesatuan. Nah tiap – tiap fasciculus ini bisa di pisahkan dengan jaringan ikat perimysium tersebut. Di antara endomysium dan berkas serat otot akan tersebar sel satelit dimana berfungsi untuk perbaikan jaringan otot yang rusak. Pada bagian-bagian tertentu, seperti : pada telapak tangan, fascia ini begitu padat dan kuat, fascia palmaris dan fascia plantaris penyusunnya.
3.
Sarcolemma merupakan sebuah unit structural dimana berdiameter 0,01 – 0,1 mm serta panjang 1-40 mm, ia melapisi suatu sel otot, dimana dapat berfungsi sebagai pelindung otot. Besar dan jumlahnya jaringan terutama pada jaringan elastic, akan meningkat sejalan dengan adanya penambahan usia. Setiap 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastic tipis dimana disebut sarcolemma, protoplasma serat otot dimana berisi materi semicair yang disebut atau dikenal sarkoplasma. Di dalam matriks serat otot terpendam unit fungsional otot berdiameter 0,001 mm dimana disebut myofibril.
4.
Miofibril merupakan suatu jaringan serat – serat dimana terdapat dalam otot. Jika di lihat menggunakan mikroskop, maka miofibril akan terlihat bagaikan pita gelap dan terang yang bersilangan. Pita gelap (thick filament) tersebut dibentuk oleh myosin, sednagkan pita terang (thin filament) tersebut dibentuk oleh aktin, troponin serta tropomiosin.
6
5.
Miofilamen merupakan suatu jaringan berbentuk benang – benang atau filament halus dimana berasal dari myofibril. Jaringan ini terdiri atas dua macam, yaitu: miofilamen homogeny dimana terdapat pada otot polos serta miofilamen heterogen dimana terdapat pada otot jantung atau otot kardiak serta terdapat pada otot lurik.
6.
Sarkoplasma merupakan suatu jaringan dimana berupa cairan sel otot yang berfungsi untuk tempat dimana myofibril serta miofilamen berada.
2.3
Klasifikasi Jaringan dan Jenis Otot Dari 600 jenis yang ada, jaringan otot manusia dibagi lagi menjadi tiga
kelompok besar, yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Ada 3 macam otot yang digolongkan berdasarkan struktur dan fungsinya: 2.2.1 Otot Polos
Otot polos dapat disebut juga sebagai otot tak sadar karena cara bekerjanya di luar kesadaran manusia, tanpa harus diperintah otak Cara kerja otot dipengaruhi oleh saraf autonom, yaitu saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik. Saraf simpatetik merupakan saraf yang berujung di pangkal sumsum tulang
7
belakang (medulla spinalis) yang terdapat di daerah dada dan pinggang. Saraf tersebut berfungsi sebagai pemacu yang dapat membuat kerja organ-organ tubuh menjadi cepat Fungsi otot polos beraneka ragam, tergantung letak dan posisinya di dalam tubuh. Sebagai contoh, mekanisme gerak otot polos pada sistem pencernaan, seperti berkontraksi dan relaksasi secara bergantian, membantu makanan masuk ke dalam tubuh saat proses pencernaan terjadi.
Otot polos
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1.
Berbentuk gelendong dengan kedua ujungnya meruncing.
2.
Mempunyai satu inti sel, terletak di tengah sel.
3.
Otot bekerja di luar kesadaran, bekerja lambat, teratur, dan tidak cepat lelah.
4.
Terdapat pada dinding alat-alat tubuh bagian dalam seperti paru-paru, pembuluh darah, lambung, usus, dan indung telur. 2.2.2 Otot Lurik/Rangka
Jaringan otot lurik adalah otot yang menempel di tulang atau disebut juga dengan otot rangka. Otot inilah yang berperan dalam pergerakan tubuh kita.
8
Otot lurik menyumbang sekitar 40% berat badan manusia. Otot rangka tersusun atas sel-sel panjang tidak bercabang, disebut serabut otot (muscle fiber). Serabutserabut ini merupakan sel-sel berinti banyak (multiseluler) yang terletak pada bagian pinggir (perifer) sel. Sel-sel otot terbentuk sejak perkembangan embrionik melalui fusi dari banyak sel-sel kecil yang membentuk sinsitium. Seperti halnya sel saraf, sel otot mampu merespon terhadap rangsangan. Bila membrane sel otot dikenai neurotransmitter yang di hasilkan oleh ujung saraf motor yang mensarafinya, maka pada membrane sel otot tadi akan timbul suatu impuls bioelektrik. Impuls ini akan merambat sepanjang membrane serabut otot, seperti merambatnya impuls pada serabut saraf yang tidak bermielin Fungsi utama otot lurik adalah memicu kontraksi yang menunjang sistem pernapasan, pergerakan, postur (pada otot rangka) dan memompa darah ke seluruh tubuh (pada otot jantung). Ciri-ciri otot lurik antara lain: 1.
Sel otot lurik berbentuk silinder yang memiliki bagian gelap dan terang sehingga tampak seperti lurik Memiliki inti banyak
2.
Otot bekerja atas kesadaran perintas otakn dan dapat mengalami kelelahan
3.
Otot melekat pada rangka sehingga disebut otot rangka.
9
2.2.3 Otot Jantung
Semula otot jantung dianggap sebagai peralihan antara otot polos dan otot kerangka. Yang jelas bahwa otot jantung tergolong otot bergaris melintang yang satuannya disebut “serabut”. Bangun otot jantung dan otot kerangka tidak sama dalam beberapa aspek. Hubungan otot jantung melalui diskus interkalatus cukup kuat sehingga sulit dilakukan tepsing untuk memperoleh satu serabut secara terpisah. Penelitian dengan mikroskup cahaya menunjukkan bahwa otot jantung memiliki serabut yang bercabang, yang berhubungan satu dengan yang lain melalui ujungnya Otot jantung merupakan penyusun dinding jantung dan memiliki fungsi untuk memompa darah, baik menuju jantung maupun sebaliknya, sehingga terjadi sirkulasi darah. Ciri-ciri otot jantung yakni: 1.
Sel otot jantung berbentuk serabut lurik yang bercabang-cabang
2.
Sel mempunyai satu atau banyak inti sel dan terletak di tengah serabut
3.
Bekerja di lura kesadaran atau tidak diperintah otak, Tapi dipengaruhi oleh persediaan oksigen yang cukup.
10
Perbedaan otot rangka, otot polos, dan otot jantung:
2.4
Otot Kepala dan Wajah 2.4.1 Otot Pembungkus Kepala (M. Epicranius)
11
Otot
Origo
Insertio
M. Frontalis
Aponeurosis
Kulit alis
M. Occipitalis
Occipital, temporal
Aponeurosis
Aksi Menaikkan alis, terkejut Menarik kulit kepala belakang
2.4.2 Otot Sekitar Telinga
Otot
Origo
Insertio
M. Auricularis Anterior
Fascia temporalis
Spina helicis
M. Auricularis Superior
Galea aponeurotica
Bagian dorsocranial pangkal auricula
M. Auricularis Posterior
Fascia temporalis
Bagian dorsocranial pangkal auricula
2.4.3 Otot Raut Wajah
Aksi Menggerakan daun telinga ke depan dan ke atas Menggerakkan daun telinga ke belakang dan ke atas Menggerakkan daun telinga ke belakang
12
Otot M. Orbicularis Oculi M. Levator Palpepbra M. Corrugator Superciliaris
Origo
Insertio
Orbita
Orbita
Orbita
Kulit kelopak mata
Frontal, ujung medial alis
Kulit alis
M. Nasalis
Rahang atas
Tulang hidung
M. Zygomaticus Mayor
Zygomaticus
Sudut mulut
M. Zygomaticus Minor
Zygomaticus
Sudut mulut
M. Levator Labii Superior
Orbita
Kulit bibir atas
Orbita
Kulit bibir atas
M. Levator Labii Superior
Aksi Menutup mata, kedipan mata Mengangkat kelopak mata Mengerutkan alis kerutan dahi Menekan ujung hidung, mengangkat sudut lubang hidung Menarik sudut mulut ke atas dan ke luar Menarik sudut mulut ke atas dan ke luar Menarik bibir atas ke cranial dan depan Menarik bibir atas ke cranial
13
Alaeque Nasi M. Depressor Labii Inferioris
Mandibula
Bibir bawah
M. Depressor Anguli Oris
Mandibula
Sudut bibir
M. Risorius
Fascia pipi
sudut mulut
Platysma
Daerah infraclavicular dan supraclavicular
M. Orbicularis Oris M. Buccinator
M. Mentalis
dan depan Menarik bibir bawah kea rah caudalis Menarik sudut mulut ke bawah dan lateral Menarik sudut mulut ke bawah dan lateral
Mandibula
Menarik bibir ke bawah dan melebarkannya
Serabut otot sekitar mulut
Sudur mulut
Mengatupkan, mengerutkan, memajukan bibir
Maxilla, mandibula
M. Orbicularis Oris
Meniup
Dagu
Mengangkat kulit dagu, menonjolkan bibir bawah
Insertio Proses koronoid dari fossa mandibula Mandibula
Aksi Elevasi dan retraksi mandibula Menutup rahang
Mandibula
2.4.4 Otot untuk Mengunyah
Otot
Origo
M. Temporalis
Garis temporal
M. Masseter
Zigomaticus,
14
maxilla M. Pterihoid Medial M. Pterihoid Lateral
Sphenoid
Mandibula
Sphenoid
Mandibula
Otot
Origo
M. Genioglossus
Mandibula
Insertio Bawah lidah dan tubuh hyoid
M. Styloglossus
Styloid dari temporal
Ujung dan sisi lidah
M. Hyoglossus
Hyoid
Sisi lidah
M. Palatoglossus
Aponeurosis palatine
Lidah
bawah Elevasi mandibula Protaksi mandibula
2.4.1 Otot Lidah
Aksi Mendorong lidah ke depan Menarik lidah ke atas dan ke belakang Menekan dan menarik lidah Mengangkat bagian belakang lidah
15
2.5
Otot Kolumna Vertebralis
Otot
Origo
Insertio
M. Iliocostalis
Pelvis dan sternum
Sternum dan vertebra
M. Longissimus
Cervical, thorac vetrebre, sternum
Lumbar vetebre atas
Ekstensi kepala dan leher
Cervical bawah
Atas thorac vetrebre
Ekstensi leher/colum vertrebre
Spinous vertebre
Ekstensi kepala
Spinous vertebre
Ekstensi, rotasi colum vertebre
M. Spinalis M. Semispinalis M. Multifidus
Transversus vertebre Vetrebre, sacrum, ilium
Aksi Ekstensi, lateral fleksi column vetrebre
16
Otot
M. Latissimus Dorsi
Origo Prosesus spinosus vertebre torakalis Prosesus spinosus
M. Romboideus Minor
Processus spinosus
Spine scapula
M. Romboideus Major
Procussus spinosus
Spine scapula bagian inferior
M. Trapezius
2.6
Insertio
Aksi
Akromialis klavikula
Superior: elevasi Tengah: retraksi Inferior: depresi
Crista tuberkuli minoris
Mengangjat kosta ke atas Adduksi dan Down ward rotasi scap...