ASPEK MANAJEMEN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS PDF

Title ASPEK MANAJEMEN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS
Author Marlina Sanjaya
Pages 14
File Size 429.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 874
Total Views 941

Summary

ASPEK MANAJEMEN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS DISUSUN OLEH: Nama : Marlina Sanjaya NPM : (0174700010) JURUSAN AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KUSUMA NEGARA JAKARTA 2020 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan untuk melakukan usaha/proyek merupakan keputusan yang sangat beresi...


Description

Accelerat ing t he world's research.

ASPEK MANAJEMEN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS Marlina Sanjaya

Related papers Dwi Ast ut i 5AM SKB Dwi Ast ut i

Aspek Manajemen Produksi (Operasi) Nuruldwi Ayu Saput ri ST UDI KELAYAKAN BISNIS Rifkhan Han

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

ASPEK MANAJEMEN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

DISUSUN OLEH: Nama

: Marlina Sanjaya

NPM

: (0174700010)

JURUSAN AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KUSUMA NEGARA JAKARTA 2020

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan untuk melakukan usaha/proyek merupakan keputusan yang sangat beresiko. Studi kelayakan bisnis sangat diperlukan dalam rangka meminimalkan resiko dan memastikan besarnya keuntungan yang akan diperoleh, sesuai dengan apa yang kita harapkan, secara optimal. Berbagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam membangun suatu proyek, antara lain, kesalahan perencanaan, kesalahan dalam memperkirakan permintaan, kesalahan dalam menggunakan teknologi yang akan dipergunakan, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja, kesalahan dalam engendalikan proyek, sehingga secara keseluruhan mengakibatkan biaya pembangunan semakin meningkat dan penyelesaian proyek menjadi tertunda. Adanya berbagai perubahan faktor eksternal yang memengaruhi faktor internal dapat menggagalkan perencanaan proyek. Untuk itu sangat diperlukan analisis tingkat keberhasilan dalam suatu studi kelayakan bisnis. Berkaitan dengan studi kelayakan bisnis, aspek manajemen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek kajian. Keberhasilan suatu proyek/kegiatan/bisnis yang telah dinyatakan feasible untuk dikembangkan, sangat dipengaruhi oleh peranan manajemen dalam pencapaian tujuan. Tujuan studi aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah kegiatan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya tidak layak. Melihat pentingnya peranan aspek manajemen dalam menentukan keberhasilan suatu proyek/bisnis yang akan dilaksanakan, maka perlu diadakan suatu analisis kelayakan dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Apakah pengertian dari aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis? 2. Apakah peranan aspek manajemen dalam keberhasilan suatu proyek?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah Sementara itu tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengertian dari aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis. 2. Untuk mengetahui peranan aspek manajemen dalam keberhasilan suatu proyek.

BAB II PEMBAHASAN 2.1

Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Johan (2011:8) studi kelayakan adalah sebuah studi untuk mengkaji secara

komprehensif dan mendalam terhadap kelayakan sebuah usaha. Layak atau tidak layak dijalankannya sebuah usaha merujuk pada hasil pembandingan semua faktor ekonomi yang akan dialokasikan ke dalam sebuah usaha atau bisnis baru dengan hasil pengembalian yang akan diperoleh dalam jangka waktu tertentu.

2.2

Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Menurut Johan (2011:8) studi kelayakan memberi manfaat bagi para pihak terkait dengan

usaha yang akan dikembangkan sebagai berikut: 1. Pihak investor Pihak investor ingin melihat berapa modal yang harus ditanamkan dan berapa potensi dari pada usaha yang dijalankan dan juga nilai tambah yang bisa dihasilkan, seperti berapa tambahan pendapatan, apakah pendapatan yang dihasilkan sebanding dengan resiko modal yang ditanamkan. Selain pendaptan yang dihasilkan dan resiko, investor juga akan melihat berapa pengembalian investasi yang ditanamkan. 2. Pihak kreditur Sebagai pihak penyandang dana eksternal, ingin melihat resiko dana yang akan dipinjamkan dan juga kemampuan pengembalian dana yang akan dipinjamkan dan juga kemampuan pengembalian dana pinjaman untuk jangka waktu berapa lama dan juga kemampuan secara keseluruhan bentuk bisnis yang dijalankan. 3. Pihak manajemen Sebagai pihak yang menjalankan usaha, maka pihak manajemen perlu melakukan perencanaan sumber daya yang diperlukan, waktu pelaksanaannya, hasil yang ingin dicapai, dampak terhadap lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak langsung, dan juga kemungkinan resiko-resiko yang bisa berdampak yang bisa timbul.

4. Pihak regulator Pihak regulator berkepentingan terhadap bentuk usaha yang dijalankan, industri yang akan dijalankan dan dampak terhadap masyarakat maupun perekonomian nasional.

2.3

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis Menurut Rangkuti (2012:2) faktor-faktor yang memengaruhi studi kelayakan bisnis

antara lain: 1. Besarnya dana yang dipergunakan Semakin besar dana yang diperlukan suatu proyekk, maka semakin mendalam pula studi keyakan yang harus dilakukan. Dana yang dikeluarkan untuk investasi harus mampu memberikan pengembalian yang sesuai dengan keinginan para invetor. Makin besar dana investasi yang dibutuhkan suatu proyek, semakin besar pula resiko kerugian yang dihadapi. Oleh karena itu investor harus lebih memperdalam analisis studi kelayakan bisnisnya. 2. Tingkat ketidakpastian proyek Tingkat ketidakpastian proyek harus dapat diminimalisasi sebelum proyek dimulai. Dengan melakukan studi kelayakan bisnis, ketidakpastian proyek yang terjadi akibat berbagai hal, baik yang dapat diperhitungkan maupun tidak dapat diperhitungkan, dapat diantisipasi secepat mungkin. 3. Kompleksitas proyek Semakin kompkeks suatu proyek, maka semakin mahal biaya yang diperlukan untuk menyusun studi kelayakan bisnis. Hal ini disebabkan Karena studi kelayakan bisnis harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti: besarnya permintaan, perhitungan biaya, suplai bahan baku, kontinuitas produksi, jalur distribusi, serta segala keterkaitannya dengan pihak ketiga.

2.5

Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis Menurut Rangkuti (2012:4) Aspek-Aspek yang harus dipertimbangkan dalam studi

kelayakan:

1. Aspek pasar Aspek pasar dalam studi kelayakan bisnis dan investasi membahas besarnya permintaan, penawaran, dan harga. Permintaan dan penawaran dilakukan dengan menggunakan metode proyeksi selama beberapa tahun ke depan. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat penyerapan pasar, sehingga tidak terjadi kelebihan produksi yang dapat menurunkan harga. Pada aspek ini, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan perhitungan besarnya potensi bisnis. Ukurannya adalah besarnya potensi permintaan yang akan terjadi. Pengukuran proyeksi tingkat permintaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode time series dan regresi dan korelasi. 2. Aspek teknis Aspek teknis membahas hal-hal yang langsung berhubungan dengan operasional usaha, seperti kapasitas produksi, teknologi yang dipergunakan, skala produksi, proses produksi, lokasi, tata letak, penjadwalan, serta pengaturan tingkat persediaan. Berdasarkan aspek teknis ini dapat diperkirakan biaya investasi. 3. Aspek manajemen Aspek manajemen mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan rencana pengelolaan dan pelaksanaan bisnis yang akan berjalan. Aspek manajemen ini dapat dibagi ke dalam dua hal pokok, yaitu manajemen waktu serta manajemen operasional. 4. Aspek keuangan Metode yang biasa digunakan dalam analisis keuangan studi kelayakan bisnis dan investasi adalaah payback period, net present value, dan internal rate of return. Semua metode tersebut digunakan dengan tujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dari investasi yang akan dikeluarkan. Metode NPV dan IRR merupakan metode yang paling baik dalam memberikan gambaran profitabilitas suatu investasi, karena metode ini telah mempertimbangkan nilai waktu dari uang (time value of money).

2.5

Tahapan Studi Kelayakan Bisnis Menurut Busro (2017:10) tahapan studi kelayakan bisnis adalah: 1. Survey pengumpulan data yang berkaitan dengan:

a. Jenis usaha yang sudah dan belum banyak dilakukan oleh pelaku bisnis yang lain pada suatu wilayah tertentu b. Lokasi yang akan dipilih, aman dari gangguan banjir, ggempa, bencana alam lain, petir, polusi udara, suara, dan air. c. Modal yang diperlukan untuk memulai usaha, termasuk besarnya modal cadangan yang harus disiapkan d. Sumber daya (input) yang akan diolah (bahan baku) e. Sumber daya manusia yang akan menjalankan usaha, baik SDM pimpinan, staf, dan lapangan f. Khalayak sasaran yang akan membeli atau meminta jasa 2. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui survey penyebaran angket atau questioner, wawancara mendalam dengan masyarakat dan pelaku usaha yang sudah berjalan, pengamatan partisipatif, dan data dokumentasi. 3. Setelah data terkumpul, hal berikutnya yang harus dilakukan adalah analisis data. Proses analisis data yang dipilih hanya data yang benar-benar valid dan dipercaya kebenarannya. Apabila data berupa data kualitatif, maka dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan qualitative analysis, yang meliputi pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, klasifikasi data, dan penarikan simpulan. Proses penyajian data dapat dilakukan secara naratif atau deskriptif berdasarkan klasifikasi atau tipologi data yang telah ditetapkan. 4. Pemantapan hasil studi kelayakan bisnis. Hasil studi kelayakan bisnis hendaknya tidak langsung diputuskan untuk dilaksanakan atau tidak. Akan tetapi perlu direnungkan kembali, untuk dan ruginya jika dilaksanakan proyek bisnis tersebut. Langkah ini sebagai bentuk kehati-hatian seorang pebisnis sebelum memulai usahanya.

2.6

Pengertian Manajemen Pengertian manajemen secara umum diartikan sebagai pengelolaan, penataan atau

pengaturan. Manajemen menurut R.W Griffin dalam Zakiyudin (2016:1) adalah serangkaian kegiatan termasuk perencanaan dan pembuatan keputusan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian yang diarahkan pada sumber daya organisasi (tenaga kerja, keuangan, fisik, dan

informasi) yang bertujuan untuk mencapai sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien. Sedangkan manajemen menurut Terry dalam Ambarita (2013:18) terdapat empat fungsi manajemen yaitu: 1. Planning (perencanaan) 2. Organizing (Pengorganisasian) 3. Actuating (Pelaksanaan) 4. Controlling (Pengawasan).

2.7

Peranan Aspek Manajemen Dalam Studi Kelayakan Bisnis Menurut Ibrahim (2009:127), dalam usaha untuk melaksanakan proyek/usaha yang telah

dinyatakan feasible untuk dikembangkan, peranan manajemen tidak dapat diabaikan untuk keberhasilan dari usaha tersebut. Bagaimanapun baiknya prospek dari gagasan usaha/proyek yang dilaksanakan, tanpa didukung dengan manajemen yang baik, tidak mustahil akan mengalami kegagalan. Berdasarkan pada masalah ini pula, perlu diuraikan di sini tugas-tugas penting yang perlu dilaksanakan agar tujuan yang telah tercantum dalam studi kelayakan dapat tercapai. Pada umumnya tujuan yang tercantum dalam studi kelayakan adalh tujuan makro yang msih perlu unntuk dijabarkan dalam bentuk mikro sehingga jelas apa yang akan dikerjakan. Berdasarkan pada uraian ini, tugas pokok yang harus dilakukan adalah menyangkut dengan fungsi manajemen, antara lain perencanaa, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pengarahan pekerjaan, dan pelaksanaan pengawasan. 1. Perencanaan Tujuan dari gagasan usaha/proyek adalah untuk mendapatkan keuntungan/manfaat sesuai dengan tujuan yang telah tercantum dalam studi kelayakan. Untuk mencapai tujuan ini masih diperlukan suatu perencanaan secara menyeluruh beserta kebijakan yang diperlukan, di samping perlu adalnya pedoman kerja agar para karyawan dapat mengetahui apa yang akan dikerjakan. Langkah selanjutnya, perlu ditetapkan suatu program kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta menyusun kegiatan-kegiatan yang diperlukan dan dijabarkan dalam

bentuk angka-angka, baik dalam bentuk kuantitas maupun dalam bentuk nilai yang dituangkan dalam anggaran perusahaan. Perencanaan dalam anggaran perusahaan juga harus dilakukan dengan sebaik mungkin, seperti membuat anggaran pembelian, anggaran produksi, anggaran penjualan, dan anggaran lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing usaha/proyek yang dijalankan. Perencanaan dari masing-masing anggaran juga harus direncanakan secara mendetail, umpamanya dalam bidang anggaran pembelian bahan, bahan apa saja yang akan dibeli, berapa jumlah bahan pada setiap pembelian, berapa harga dari masing-masing bahan, siapa yang

menangani

masalah

pembelian,

dan

bagaimana

masalah

pengangkutannya,

pergudangan, dan lain sebagainya. 2. Pengorganisasian Untuk memudahkan pelaksanaan dari perencanaan yang telah ditetapkan perlu dibentuk kelompok-kelompok kerja dari berbagai aktivitas berdasarkan pada urutan kegiatan, serta mengelompokkan orang-orang ke dalam hubungan kerja dengan sebaik-baiknya sehingga para pekerja dapat bekerja dengan seekonomis mungkin dalam bidangnya masing-masing. Langkah konkret dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan mengadakkan pembagian pekerjaan/tugas yang jelas di antara pekerjaan serta mengelompokkannya ke dalam suatu struktur organisasi, seperti bagian pembelian, bagian produksi, bagian pemasaran, bagian administrasi, dan lain sebagainya sesuai dengan kegiatan usaha. Dalam pembentukan struktur organisasi ini yang perlu mendapat perhatian adalah bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari kegiatan usaha/proyek yang direncanakan secara efisien. Apabila bentuk dan sistem pengolahan telah ditentukan secara teknis (jenis pekerjaan yang telah ditentukan seperti dalam rencana di atas), berdasarkan pada kegiatan ini pula disusun bentuk struktur organisasi yang cocok dan sesuai untuk menjalan kan kegiatan tersebut. Setelah struktur organisasi terbentuk sesuai dengan rencana, baru kemudian ditentukan jumlah tenaga kerja serta keahlian yang diperlukan. 3. Pengadaan tenaga kerja Pembentukan struktur organisasi yang dibuat tentu telah didasarkan pada bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari kegiatan usaha/proyek yang direncanakan. Dan berdasarkan struktur organisasi ini pula baru ditentukan jumlah tenaga kerja serta keahlian yang diperlukan. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan disesuaikan dengan jenis pekerjaan,

struktur yang telah dibentuk, dan jenis keahlian apa saja yang diperlukan, atau kemungkinan akan diadakan pendidikan ulang dengan dasar pengetahuan yang ditentukan. Apabila gagal dalam pengadaan tenaga kerja yang sesuai dengan pekerjaan yang tersedia, karyawan akan mengalami kesukaran dalam pelaksanaa pekerjaan. Berdasarkan pada uraian ini, dalam mengadakan tenaga kerja harus benar-benar diperhatikan agar rencana yang telah ditetapkan dapat tercapai. 4. Pelaksanaan pengarahan Dalam menjalanklan pekerjaan, pimpinan perusahaan atau proyek harus dapat mengarahkan para karyawan untuk mengerjakan pekerjaan dengan cara memberikan instruksi, petunjuk, dan lain sebagainya. Untuk mudahnya para karyawan dalam menjalankan tugasnya, pimpinan harus mendelegasikan kekuasaan pada pimpinan menengah, agar mereka dapat melaksanakan tugasnya dan memberikan pertanggungjawaban dari tugas-tugas yang diberikan. Pimpinan juga harus dapat mengembangkan kerja sanama yang baik antara karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien, di samping harus diperhatikan kesulitan para karyawan dalam melakukan pekerjaan. 5. Pelaksanaan pengawasan Pimpinan perusahaan atau proyek harus melakukan pengawan terhadap kegiatan usaha yang dikerjakan secara teratur. Apakah hasil dari pekerjaan telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan bila terjadi penyimpangan perlu dilakukan tindakan perbaikan agar kesalahan tidak terjadi secara terus menerus. Untuk mencapai tujuan proyek dalam jangka panjang, sebaiknya dibuat dalam tujuantujuan jangka pendek agar udah dalam pengawasan.

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seorang atau sekelompok orang

atau badan lain yang memiliki kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sebuah perusahaan harus dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui pencapaian tujuan. Dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, penting untuk menyusun sebuah studi kelayakan bisnis. Aspek manajemen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek kajian dalam sebuah laporan studi kelayakan bisnis. Aspek manajemen timbul setelah kegiatan usaha/proyek tersebut mempunyai peluang pasar yang cukup cerah pada masa mendatang. Aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis menyangkut fungsi-fungsi manajemen secara umum/makro, pokok bahasan yang menyangkut dengan fungsi manajemen antara lain, perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pengarahan pekerjaan, dan pelaksanaan pengawasan. Masing-masing fungsi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, namun harus dilaksanakan secara berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi dengan fungsi yang lain sangatlah erat. Aspek manajemenn dapat mengkoordinasi dengan benar antara sumber daya ekonomi yang dimiliki dengan kebutuhan kegiatan-kegiatan proyek, agar proyek dapat terlaksana seperti yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA Fahlevi, M., Zuhri, S., Parashakti, R., & Ekhsan, M. (2019). LEADERSHIP STYLES OF FOOD TRUCK BUSINESSES. Journal of Research in Business, Economics and Management, 13(2), 24372442. Fahlevi, M. (2019). ISLAMIC ECONOMY AND POLITICS IN THE VIEW OF MUHAMMAD BAQIR SADR. Journal of Research in Business, Economics and Management, 13(2), 2431-2436. Fahlevi, M., Theodora, R., Ernawaty, N., & Marciella, J. (2019). THE IMPACT OF MOTIVATION MILLENIAL GENERATION TO JOB PERFORMANCE IN E-COMMERCE INDUSTRY. Journal of Research in Business, Economics and Management, 13(1), 2357-2365. Fahlevi, M., Rita, R., & Rabiah, A. (2019). WOMEN ENTREPRENEURS IN INDONESIA. Journal of Research in Business, Economics and Management, 13(2), 2416-2425. Fahlevi, M., Juhandi, N., Rahardjo, B., & Tantriningsih, H. (2019). The GROWTH OF SHARIA BANKING IN ASIA. Journal of Research in Business, Economics and Management, 12(2), 2341-2347. Fahlevi, M., Saparudin, M., Maemunah, S., Irma, D., & Ekhsan, M. (2019). Cybercrime Business Digital in Indonesia. In E3S Web of Conferences (Vol. 125, p. 21001). EDP Sciences. Ekhsan, M., Aeni, N., Parashakti, R., & Fahlevi, M. (2019, November). The Impact Of Motivation, Work Satisfaction And Compensation On Employee's ProductivityIn Coal Companies. In 2019 1st International Conference on Engineering and Management in Industrial System (ICOEMIS 2019). Atlantis Press. Fahlevi, M., & Surtinah, W. (2019). THE EFFECT OF EXTERNAL AND INTERNAL FACTORS ON FINANCIAL PERFORMANCE OF ISLAMIC BANKING. Journal of Research in Business, Economics, and Education, 1(1), 71-84. Johan, Suwinto. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu. Juhandi, N., Fahlevi, M., Abdi, M. N., & Noviantoro, R. (2019, October). Liquidity, Firm Size and Dividend Policy to the Value of the Firm (Study in Manufacturing Sector Companies Listed on Indonesia Stock Exchange). In 2019 International Conference on Organizational Innovation (ICOI 19). Atlantis Press. Juhandi, N., & Fahlevi, M. (2019). TAX POLICY AND FISCAL CONSOLIDATION ON CORPORATE INCOME TAX. Journal of Business, Management, and Accounting, 1(1), 21-33. Fahlevi, M. (2019, August). The Influence of Exchange Rate, Interest Rate and Inflation on Stock Price of LQ45 Index in Indonesia. In First International Conference on Administration Science (ICAS 2019). Atlantis Press. Fahlevi, M., & Sutia, S. (2019). The Influence of Organizational Culture and Motivation on Employee Performance. Journal of Research in Business, Economics, and Education, 1(1), 1-10. Simpen, I. N., Abdi, M. N., Fahlevi, M., & Noviantoro, R. (2019). The Effect of Socialization, Sanction, and E-Filing on Annual SPT Reporting. In E3S Web of Conferences (Vol. 125, p. 22001). EDP Sciences. Sutia, S., Adha, S., & Fahlevi, M. (2019). Why do Customers Intend to Repurchase Transportation Online in Indonesia?. In E3S Web of Conferences (Vol. 125, p. 23010). EDP Sciences.

Turmidzi, I., Mahfud, I., Zu...


Similar Free PDFs