Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Trimester III Dengan Insomnia PDF

Title Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Trimester III Dengan Insomnia
Author Dhania Nia
Pages 48
File Size 407.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 686
Total Views 964

Summary

LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN INSOMNIA LITERATURE REVIEW Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi DIII Kebidanan Malang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang DISUSUN OLEH: DHANIA NUGRAHANING PURWASUY...


Description

LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN INSOMNIA

LITERATURE REVIEW Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi DIII Kebidanan Malang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

DISUSUN OLEH: DHANIA NUGRAHANING PURWASUYITNO NIM. P17310183061

KEMENTIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN MALANG TAHUN 2021

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses yang fisiologis dialami oleh setiap wanita. Pada kehamilan trimester III semakin banyak keluhan yang dirasakan oleh ibu baik keluhan yang bersifat psikis maupun fisik dan memiliki dampak pada kualitas tidur ibu hamil antara lain, pada kulit terjadi hiperpigmentasi, uterus membesar seiring bertambahnya umur kehamilan, terjadinya hemodelusi, terjadi perubahan sistem respirasi karena desakan uterus yang membesar, hiperlordosis yang menyebabkan sakit pada punggung bawah, ibu mengalami mual dan muntah akibat pengaruh hormon estrogen, dan ibu mengalami sering kencing karena adanya uterus yang membesar menekan kandung kemih. Perubahan secara psikologis juga mempengaruhi pola tidur, ibu hamil merasa tidak nyaman karena semakin merasa dirinya dan aneh. Disamping itu ibu juga mulai timbul perasaaan khawatir atau takut kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal, semua hal tersebut memerlukan perhatian lebih besar dari pasangan, keluarga dan bidan (Nugroho et al., 2018). Ibu hamil sering mengalami insomnia yakni sering terbangun di malam hari atau tidak dapat memulai untuk tidur. Insomnia pada kehamilan juga memiliki tanda dan gejala atau kriteria.

1

2

Menurut Okun, Buysse dan Hall (2015) kriteria diagnostik untuk insomnia seseorang akan memiliki tanda, antara lain: (1) Kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, dan / atau kualitas tidur yang tidak nyaman meskipun ada kesempatan yang cukup untuk tidur; (2) Mengalami keluhan tidur minimal 1 bulan; dan (3) Mengalami gangguan yang signifikan dalam menjalani kehidupan sosial, pekerjaan, atau sehari-hari. Insomnia juga terkait dengan berbagai morbiditas salah satunya depresi. Kozier dan Erb’s dalam Wardani, Agustina dan Damayanti (2018) mengungkapkan bahwa dampak gangguan pola tidur jika terjadi secara berkepanjangan selama kehamilan maka dikhawatirkan bayi yang akan dilahirkan memiliki berat badan lahir rendah (BBLR), perkembangan saraf yang tidak seimbang, lahir prematur dan melemahnya sistem kekebalan tubuh bayi. Pada kehamilan trimester III insomnia dapat disebabkan karena meningkatnya kadar norepinefrin dalam darah melalui sistem saraf simpatis. Perubahan tersebut menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering terbangun pada malam hari. Menurut hasil survei pada wanita hamil di Amerika, 82% ibu hamil mengalami tidur tidak nyenyak selama kehamilan dibandingkan sebelum hamil. 25% dari ibu hamil mengeluhkan gangguan tidur pada trimester pertama dan lebih meningkat hampir 75% memasuki trimester ketiga (Wardani, Agustina and Damayanti, 2018). Sedangkan menurut National Sleep Foundation (2007) dalam

3

Marwiyah and Sufi (2018) menyatakan bahwa 97,3 % wanita hamil trimester ketiga selalu terbangun dimalam hari dan rata – rata sekitar 78% wanita hamil di Amerika mengalami gangguan tidur. Menurut Reichner (2015) dalam jurnalnya yang berjudul Insomnia and Sleep Deficiency In Pregnancy menyebutkan tingkat gangguan tidur juga berubah sepanjang trimester, mulai dari 13% di trimester pertama, 19% di trimester kedua, dan 66% di trimester ketiga. Pada awal kehamilan, insiden insomnia lebih rendah yaitu 12,6% dan kemudian meningkat seiring dengan perkembangan kehamilan. Hingga 73,5% wanita menunjukkan beberapa

derajat

insomnia

pada

kehamilan

39

minggu,

selanjutnya

diklasifikasikan menjadi insomnia ringan pada 50,5% , sedang 15,7%, dan berat 3,8%. Pada trimester terakhir kehamilan, sebanyak 69,9% melaporkan kesulitan dalam mempertahankan tidur, 34,8% melaporkan bangun pagi, dan 23,7% melaporkan kesulitan tidur. Menurut hasil penelitian dengan judul “Efektivitas Prenatal Yoga terhadap Pengurangan Keluhan Fisik pada Ibu Hamil Trimester III” oleh Rafika (2018) didapatkan partisipan sebanyak 32 wanita hamil pada trimester III yang terdiri dari 16 orang sebagai kelompok intervensi dan 16 orang sebagai kontrol diwawancarai menggunakan lembar kuisioner dengan metode pre-test dan posttest terkait keluhan fisik yang sering dialami oleh ibu hamil trimester III. Berdasarkan hasil penelitian dikatakan bahwa sebanyak 11 parsipan merasakan 11 keluhan fisik antara lain, spasme otot, kram pada kaki, perut kembung, kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki, sesak nafas, konstipasi/sembelit,

4

pusing, nyeri punggung atas dan bawah serta susah tidur. Pada kelompok Intervensi, yang dilakukan perlakuan gerakan pemanasan yoga mulai dari pemanasan leher, peregangan bahu dan pundak, peregangan dan pemuntiran samping tubuh dan didaptkan penirunan keluhan fisik susah tidur yang mulanya 93,73% menjadi 62,5%. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tria dan Arta (2019) dengan judul “Pengaruh Senam Hamil terhadap Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu” didapatkan partisipan sebanyak 26 orang yang diberikan kuisioner sebelum dan sesudah dilakukannya senam hamil. Berdasarkan hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari 26 responden ibu hamil trimester III, ada peningkatan rata-rata kualitas tidur ibu hamil trimester III setelah dilakukan senam hamil.. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian diatas dapat menunjukkan bahwa insomnia yang terjadi pada kehamilan trimester III dapat menjadi hal yang membahayakan bagi ibu dan bayinya maka dari itu diperlukan perlakuan untuk mengurangi ketidaknyamanan fisik berupa insomnia tersebut. Penurunan keluhan insomnia atau ketidaknyamanan fisik sulit tidur dalam kehamilan trimester III dapat dilakukan dalam berbagai metode non farmakologis. Masalah tidur prenatal memerlukan perhatian serius oleh profesional perawatan kesehatan karena banyak komplikasi perinatal yang terkait dengan insomnia dan tidur pendek misalnya, banyak yang melehirkan dengan metode operasi caesar,

5

kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, depresi pada ibu, dan keinginan bunuh diri (Kalmbach et al., 2019). Dalam upaya mencapai efisiensi dan efektifitas penatalaksanaan insomnia pada kehamilan trimster III yang sesuai dengan permasalahan diatas maka digunakan filosofi kebidanan. Filosofi kebidanan adalah falsafah atau keyakinan setiap bidan yang digunakan sebagai kerangka pikir dalam memberikan asuhan kehamilan. Kehamilan, kelahiran, dan menopause merupakan kejadian fisiologis yang terjadi dalam kehidupan wanita, walaupun hal tersebut adalah suatu hal yang normal, tetapi potensi terjadinya patologi pada ibu dan bayi tetap ada. Semua individu mempunyai resiko dan potensial terjadinya patologis. Sebagai Bidan pemberi pelayanan kesehatan mengharapkan bahwa semuanya berjalan dengan normal, untuk itu kepuasan dan keselamatan pasien dimaksimalkan (Yulifah, 2010). Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam terkait permasalahan tersebut diatas melalui kegiatan studi literatur dengan judul "Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Trimester III dengan Insomnia".

1.2 Rumusan Masalah dan pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam studi literatur ini adalah: Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Trimester III dengan Insomnia?

6

1.3 Tujuan Tujuan dari studi literatur ini adalah: 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui

Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Trimester III dengan

Insomnia. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan dan menganalisis penyebab insomnia pada kehamilan trimester III. b. Mendeskripsikan penatalaksanaan promotif dan preventif insomnia pada kehamilan trimester III.

1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, serta bahan dalam menerapan asuhan kebidanan pada kehamilan trimester III dengan insomnia. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi pasien, keluarga dan masyarakat Untuk memberikan informasi penanganan Insomnia pada kehamilan trimester III.

7

b. Bagi institusi pendidikan Sebagai masukan untuk pengembangan materi asuhan kebidanan pada kehamilan trimester III dengan insomnia agar dapat diterapkan secara langsung dengan pendekatan manajemen kebidanan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. c. Bagi mahasiswa kebidanan Sebagai bahan untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang penerapan asuhan kebidanan pada kehamilan trimester III dengan insomnia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kehamilan Trimester III 2.1.1 Kehamilan Fisiologis Trimester III Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester. Ketika memasuki trimester III, semakin banyak keluhan yang dirasakan oleh ibu baik keluhan yang bersifat psikis maupun fisik dan memiliki dampak pada kualitas tidur ibu hamil. Beberapa faktor seperti semakin membesarnya ukuran perut ibu, gerakan janin di dalam kandungan yang semakin aktif, yang membuat ibu hamil kesulitan untuk tidur di malam hari (Aprilia dalam Sukorini, 2017). Definisi lain disampaikan oleh Syaiful dan Fatmawati (2019) dalam bukunya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Kehamilan” menyatakan trimester III adalah periode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga masa kehamilan terakhir. Trimester III merupakan periode kehamilan dari bulan ke tujuh sampai sembilan bulan (28-40 minggu). masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Selain itu, kehamilan trimester ketiga biasa disebut periode menunggu dan waspada sebab pada ssat itu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir 8

9

sewaktu-waktu. Hal ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbul tanda dan gejala terjadinya persalinan pada ibu. Sering kali ibu merasa khawatir atau takut kalau bayi akan dilahirkan tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh. Selain itu, ibu juga merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama kehamilan (Nugroho et al., 2018). 2.1.2 Perubahan Fisik dan Psikologis Kehamilan Trimester III a. Perubahan Fisik Kehamilan Trimester III Beberapa perubahan fisik yag dialami ibu hamil di kehamilan trimester III, antara lain: 1. Sistem Reproduksi Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat uterus itu normal lebih kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan (40 minggu), berat uterus itu menjadi 1.000 gram. Pada minggu ke-28 fundus uteri terletak kirakira 3 jari diatas pusat atau sepertiga jarak antara pusat ke prosessus xifodeus (25 cm), pada minggu ke-32 fundus uteri terletik diantara setengah jarak pusat dari prosessus xifodeus (27

10

cm), pada minggu ke-36 fundus uteri terletak kira-kira 3 jari dibawah prosessus xifodeus (30 cm), pada minggu ke-40 fundus uteri turun kembali dan terletak 3 jari dibawah prosesus xyfoideus, hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul (Nugroho et al., 2018). 2. Sistem Darah Volume darah semakin meningkat sebanyak kurang lebih 25% pada puncak usia kehamilan 32 minggu dimana jumlah serum darah lebih banyak dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi). Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu,

terdapat

kecenderungan peningkatan tekanan darah. Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat hingga mencapai maksimum 500 ml/menit pada kehamilan 36 minggu (Syaiful dan Fatmawati, 2019). 3. Sistem Pernapasan Pada kehamilan trimester III pernafasan masih diaphragmatic selama kehamilan, tetapi karena pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernapas lebih dalam dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi sehingga

memungkinkan

11

percampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20% (Syaiful dan Fatmawati, 2019). 4. Payudara Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari putting susu dapat keluar cairan putih kekuningan yang disebut kolostrum yang berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Payudara menjadi penuh dan areola semakin hitam karena hiperpigmentasi (Syaiful and Fatmawati, 2019). 5. Perubahan Pada Sistem Perkemihan Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering berkemih timbul karena kandung kemih mulai tertekan. reabsorpsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk ekskresi seperti urea, glukosa asam amino,

dan asam folik lebih banyak yang

dikeluarkan (Syaiful dan Fatmawati, 2019). 6. Sistem muskuloskeletal Pada

trimester

ketiga

kehamilan

besarnya

ukuran

uterus

menyebabkan perubahan yang drastis pada kurva tulang belakang yang biasanya menjadi salah satu ciri pada ibu hamil. Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada kehamilan normal. Hal tersebut menyebabkan rasa tidak nyaman dibagian bawah punggung khususnya pada akhir kehamilan yang mengakibatkan rasa pegal, mati rasa, dan lemah dialami pada anggota badan atas (Syaiful dan Fatmawati, 2019).

12

7. Perubahan Intergumen Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophone stimulating hormone lobus anterior dan pengaruh kelenjar supranelis hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, aerola papilla mamae, pada pipi (Cloasma gravidarum) (Nugroho et al., 2018). b. Perubahan Psikologis Trimester III Bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang tidak nyaman dan ingin segera melahirkan. Pada trimester ketiga kehamilan ibu akan ditimbulkan oleh persiapan-persiapan kebutuhan bayi. Sekarang menjelang 2 minggu kelahiran bayinya perasaan ibu sudah tidak sabar ingin melihat dan menyentuh bayinya. Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi, calon ibu menjadi lelah dan menunggu terlalu lama. Pada periode ini kecemasan-kecemasan menghadapi persaingan akan muncul dan mulai dirasakan. Pada fase ini dukungan suami dan keluarga menjadi hal yang sangat dibutuhkan bagi ibu hamil dengan memberikan rasa aman dan melakukan berbagai kegiatan bersama, seperti senam, menemani kontrol kehamilan, membantu ibu dalam memenuhi segala kebutuhannya (Syaiful and Fatmawati, 2019).

13

2.1.3 Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimeter III Menurut Tyastuti (2016) dalam bukunya yang berjudul “Asuhan Kebidanan Kehamilan” menyatakan bahwa ibu pada kehamilan trimester III sering merasakan ketidaknyamanan akibat adanya perubahan fisik maupun psikologis yang terjadi pada ibu hamil. Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil membuat tubuh beradaptasi, apabila tubuh tidak mampu beradaptasi maka akan menimbulkan suatu masalah. Macam-macam ketidaknyamanan ibu hamil, antara lain: a. Sering berkemih Sering buang air (BAK) sering disebabkan oleh uterus yang membesar, yang disebabkan karena terjadi penurunan bagian bawah janin sehingga menekan kandung kemih. BAK juga berhubungan dengan ekskresi sodium (unsur Na) yang meningkatdan perubahan fisiologis ginjal sehingga produksi urine meningkat. Upaya untuk meringankan dan mencegah sering BAK, ibu hamil dilarang untuk menahan BAK, upayakan untuk mengosongkan kandung kencing pada saat terasa ingin BAK. b. Varises pada kaki Varises pada kaki menyebabkan perasaan tidak nyaman pada ibu hamil, biasa terjadi pada kehamilan trimester II dan Trimester III. Varises dapat terjadi oleh karena bawaan keluarga (turunan), atau oleh karena peningkatan hormon estrogen sehingga jaringan elastik menjadi rapuh.

14

Varises juga terjadi oleh meningkatnya jumlah darah pada vena bagian bawah. c. Sesak nafas Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester II sampai pada akhir kehamilan. Keadaan ini disebabkan oleh pembesaran uterus dan pergeseran organ–organ abdomen, pembesaran uterus membuat pergeseran diafragma naik sekitar 4 cm. Peningkatan hormon progesteron membuat hiperventilasi. d. Bengkak pada kaki (Odema) Edema ini biasa terjadi pada kehamilan trimester II dan III. Penyebab. Faktor Penyebab odema pada kehamilan trimester III, yakni : 1) Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan pada vena pelvik sehingga menimbulkan gangguan sirkulasi. Hal ini terjadi terutama pada waktu ibu hamil duduk atau berdiri dalam waktu yang lama. 2) Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring terlentang. 3) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas. 4) Kadar sodium (Natrium) yang meningkat karena pengaruh dari hormon. 5) Penggunaan pakaian ketat. Apabila edema tidak hilang setelah bangun tidur, edema tidak hanya terdapat di kaki tetapi juga pada tangan dan muka, maka perlu waspada

15

adanya pre-eklampsia. Oleh sebab itu perlu melanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah dan proteinuri. e. Insomnia Insomnia dapat disebabkan oleh perubahan fisik yaitu pembesaran uterus. Disamping itu insomnia dapat juga disebabkan perubahan psikologis misalnya perasaan takut, gelisah atau khawatir karena menghadapi kelahiran. Sering BAK dimalam hari/nokturia, dapat juga menjadi penyebab terjadinya insomnia pada ibu hami. f. Hemoroid Haemoroid disebut juga wasir biasa terjadi pada ibu hamil trimester II dan trimester III, semakin bertambah parah dengan bertambahnya umur kehamilan karena pembesaran uterus semakin meningkat. Haemoroid dapat terjadi oleh karena adanya konstipasi. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya hormon progesteron yang menyebabkan gerakan peristaltik usus lambat dan juga oleh vena haemoroid tertekan karena pembesaran uterus. g. Sakit punggung bawah atas dan bawah Sakit punggung pada ibu hamil terjadi pada ibu hamil trimester II dan III, dapat disebabkan karena pembesaran payudara yang dapat berakibat pada ketegangan otot, dan keletihan. Posisi tubuh membungkuk ketika mengangkat barang dapat merangsang sakit punggung, hal ini berkaitan

16

dengan kadar hormon yang meningkat menyebabkan cartilage pada sendi besar menjadi lembek, di samping itu posisi tulang belakang hiperlordosis.

2.2 Konsep Insomnia 2.2.1 Definisi Insomnia Insomnia didefinisikan sebagai gangguan tidur yang diakibatkan oleh kegelisah atau perasaan tidak senang, kurang tidur, atau sama sekali tidak bisa tidur. Beberapa ahli memberikan definisi terkait dengan insomnia, seperti yang dinyatakan oleh Klein (2012) dalam bukunya Neurologic Clinics:Pregnancy and Neurologic Illness sebagai berikut: “…Insomnia is definied as a complaint or difficulity in initiating or maintaining sleep, or waking up too early or sleep that chronically nonrestorative or poor in quality. An assosiation with some from of daytime impairment (fatigue, low energy, mood disturbance, excessive concern or worry about sleep, decline in school, work, social performance, or other symptom of sleep loss… “ . Dalam pernyataan diatas dapat digambarkan bahwa insomnia merupakan keluhan atau ...


Similar Free PDFs