ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DIARE PDF

Title ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DIARE
Author Oktaviani Rahayu
Pages 64
File Size 294.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 599
Total Views 1,012

Summary

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DIARE Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II Disusun Oleh : Kelompok Intan Sri Rosalina (NIM G1A160001) Megga Siti Nurlani (NIM G1A160003) Oktaviani Rahayu (NIM G1A160019) Salvia K. Fitriani (NIM G1A160000) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS I...


Description

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DIARE Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II

Disusun Oleh : Kelompok Intan Sri Rosalina

(NIM G1A160001)

Megga Siti Nurlani

(NIM G1A160003)

Oktaviani Rahayu

(NIM G1A160019)

Salvia K. Fitriani

(NIM G1A160000)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BALE BANDUNG 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan pada Anak Diare”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak II yang diampu oleh Ganjar Safari S.Kep,. Ners,. MM. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini selesai sesuai dengan waktunya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari dosen mata kuliah Keperawatan Anak II sangat penyusun harapkan, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penyusun untuk lebih baik di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa keperawatan yang ingin menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang “Asuhan Keperawatan pada Anak Diare”. Penyusun juga mengharapkan makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan kita semua.

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 A.

Latar Belakang ............................................................................................................ 1

B.

Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

C.

Tujuan ......................................................................................................................... 2

BAB II................................................................................................................................. 3 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 3 A.

Definisi........................................................................................................................ 3

B.

Etiologi........................................................................................................................ 3

C.

Manifestasi Klinis ....................................................................................................... 4

D.

Patofisiologi ................................................................................................................ 5

E.

Pathway ....................................................................................................................... 6

F.

Komplikasi .................................................................................................................. 8

G.

Pemeriksaan Penunjang .............................................................................................. 9

H.

Penatalaksanaan .......................................................................................................... 9

I.

Konsep Asuhan Keperawatan Diare ......................................................................... 12

BAB III ............................................................................................................................. 22 TINJAUAN KASUS ......................................................................................................... 22 ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE ................................... 22 BAB IV ............................................................................................................................. 58 PENUTUP ........................................................................................................................ 58 A.

Kesimpulan ............................................................................................................... 58

B.

Saran ......................................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 60

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5 tahun) terbesar didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal karena diare. Diare sering kali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh 2 juta anak didunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian ke 2 terbesar pada balita. Solusi dalam hal ini adalah memberikan pengajaran kepada orang tua mengenai kesehatan dan perawatan anak dan bayi di rumah. Namun dalam menjalankannya seseorang harus mengetahui bayak hal seperti penyesuaian terhadap kehidupan, pengkajian klinis dan yang pasti asuhan keperawatan pada bayi baru lahir (pengkajian, perencanaan, intervensi, implementasi, dan evaluasi) .Melalui makalah ini pembaca dapat mengetahui tentang asuhan apa saja yang akan diberikan kepada bayi dan anak yang menderita penyakit tersebut.

B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi penyakit Diare? 2. Apa saja jenis-jenis penyakit Diare? 3. Bagaimana menjelaskan penyebab dan proses terjadinya Diare? 4. Bagaimana menjelaskan cara mengatasi Diare? 5. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada anak yang terkena penyakit Diare ?

1

C. Tujuan 1. Mengetahui tentang penyakit Diare. 2. Mengetahui tentang jenis-jenis penyakit Diare. 3. Menjelaskan penyebab dan proses terjadinya Diare. 4. Menjelaskan cara mengatasi Diare. 5. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada anak yang terkena penyakit Diare .

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI Ditjen PPM dan PLP, 2002). Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501). Berdasarkan dari pendapat para ahli maka dapat disimpulkan Diare adalah buang air besar (BAB) yang tidak normal, berbentuk tinja cair disertai lendir atau darah atau lendir saja, frekuensi lebih tiga kali sehari. Menurut pedoman MTBS (2000), diare dapat dikelompokkan menjadi : 1. Diare akut : terbagi atas diare dengan dehidrasi berat, diare dengan dehidrasi sedang, diare dengan dehidrasi ringan 2. Diare persiten : jika diare berlangsung 14 hari/lebih. Terbagi atas diare persiten dengan dehidrasi dan persiten tanpa dehidrasi 3. Disentri : jika diare berlangsung disertai dengan darah.

B. Etiologi 1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans). 2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi

3

pada anak-anak). 3. Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein. 4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang. 5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas. 6. Obat-obatan : antibiotic. 7. Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis, obstruksi usus

C. Manifestasi Klinis 1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah 2. Suhu tubuh meninggi/demam 3. Feces encer, berlendir atau berdarah 4. Warna feces kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu 5. Anus lecet 6. Muntah sebelum dan sesudah diare 7. Anoreksia 8. Gangguan gizi akibat intake makanan kurang 9. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, membran mukosa kering. 10. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer 11. Keram abdominal 12. Mual dan muntah 13. Lemah 14. Pucat 15. Perubahan TTV : Nadi dan pernafasan cepat. 16. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

4

D. Patofisiologi Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah: 1. Gangguan osmotic Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. 2. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus. 3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula. 4. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut: a. Kehilangan air (dehidrasi) Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare. b. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis) Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor

5

tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler. c. Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal

ini

terjadi

karena

adanya

gangguan

penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak d. Gangguan gizi Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh: -

Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat.

-

Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama.

-

Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

e. Gangguan sirkulasi Sebagai

akibat

diare

dapat

terjadi

renjatan

(shock)

hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.

E. Pathway

6

faktor infeksi

F malabsorbsi

F makanan

F. Psikologi

KH,Lemak,Protein

Masuk dan ber

meningk. Tek osmotik

toksin tak dapat

cemas kembang dlm usus

diserap

Hipersekresi air

pergeseran air dan

dan elektrolit

elektrolit ke rongga

(

isi rongga usus)

usus

hiperperistaltik

menurunya kesempatan usus menyerap makanan

DIARE

Frek. BAB meningkat Kehilangan nutrisi berlebihan

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

distensi abdomen

Kehilangan cairan & elekt

gangguan

berlebihan

integritas kulit

gg. kes. cairan & elekt

Resiko hipovolemi syok

As. Metabl

sesak

mual, muntah

nafsu makan

Gang. Oksigensi

BB menurun

Gangg. Tumbang 7

F. Komplikasi Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi, seperti: 1. Dehidrasi a. Dehidrasi Ringan Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok. Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 25-50 ml/kg bb selanjutnya 125 ml/kg bb/hari b. Dehidrasi Sedang Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam. Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 50-100 ml/kg bb selanjutnya 125 ml/kg bb/hari c. Dehidrasi Berat Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis. Penatalaksanaan : -

Bayi baru lahir (berat badan 2-3 kg) Kebutuhan cairan: 250 ml/kg bb/24 jam dengan pemberian cairan 4:1 ( 4 glukosa5%+1 NaHCOз 1½%) dengan cara pemberian: 4 jam pertama 25 ml/kg bb/jam, 20 jam berikutnya 150 ml/kg bb/20 jam.

-

Bayi berat badan lahir rendah (berat badan < 2 kg)

8

Kebutuhan cairan: 250 ml/kg bb/24 jam, pemberian cairan adalah 4 glukosa 10% + 1 NaHCOз

1½%, dengan

pemberian 4 jam pertama 25 ml/kg bb/jam, 20 jam berikutnya 150 ml/kg bb/20 jam . -

Umur 2-5 tahun (berat badan 3-10kg) Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 40 ml/kg bb/jam kemudian dilanjutkan 7 jam berikutnya 12 ml/kg bb/menit dan 16 jam kemudian 125 ml/kg bb.

-

Umur 2-5 tahun (berat badan 10-15 kg) Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 30 ml/kg bb/jam kemudian dilanjutkan 7 jam berikutnya 10 ml/kg bb/menit dan 16 jam kemudian 125 ml/kg bb.

-

Umur 5-10 tahun (berat badan 15-25kg) Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 20 ml/kg bb/jam kemudian dilanjutkan 7 jam berikutnya 10 ml/kg bb/menit dan 16 jam kemudian 105 ml/kg bb ( FKUI,1985 ).

2. Renjatan hipovolemik 3. Hipokalemia 4. Hipoglikemia 5. Intoleransi laktosa sekunder 6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik 7. Malnutrisi energi protein

G. Pemeriksaan Penunjang 1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan 2. Kultur tinja 3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinine, dan glukosa. 4. Pemeriksaan tinja : pH, leukosit, glukosa, dan adanya darah

H. Penatalaksanaan 1. Medis 9

a. Pemberian cairan. 1) Cairan per oral.

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut. 2) Cairan parenteral. Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya. Jadwal pemberian cairan 1) Belum ada dehidrasi -

Oral: 1 gelas setiap kali anak buang air besar

-

Parenteral dibagi rata dalam 24 jam

2) Dehidrasi ringan -

1 jam pertama: 25-50 ml/kgBB peroral atau intragastrik

-

Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari

3) Dehidrasi sedang -

1 jam pertama: 50-100ml/kgBB peroral atau intragastrik

-

Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari

4) Dehidrasi berat Jadwal pemberian cairan didasarkan pada umur dan BB anak b. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :

10

1) Memberikan asi. 2) Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih. 3) Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila anak tidak mau minum susu. 4) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu rendah laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh. c. Obat-obatan. Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dll) -

Obat anti sekresi.

-

Obat anti spasmolitik.

-

Obat pengeras tinja.

-

Obat antibiotik.

Pencegahan diare bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan sehat : 1) Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan. 2) Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan. 3) Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. 4) Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja. 5) Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka. 6) Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau bisa membawa makanan

11

sendiri saat ke sekolah. 7) Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai. 8) Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.

I. Konsep Asuhan Keperawatan Diare A. Pengkajian 1. Identitas Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi

usus asimptomatik dan kuman enteric

menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya . 2. Keluhan Utama BAB lebih dari 3 kal...


Similar Free PDFs