ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ASMA PDF

Title ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ASMA
Author Lailul Muna
Pages 24
File Size 948.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 591
Total Views 862

Summary

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ASMA Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas Dosen Pembimbing: Sulastri, S.Kep., Ns., M.Kes. Disusun Oleh : 1. Lailul Muna [20161257] 2. Mei Randa Putri Pamungkas [20161259] 3. Mila Amalia [20161260] 4. Nadia Melindasari [20161261] PROG...


Description

Accelerat ing t he world's research.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ASMA Lailul Muna

Related papers Mat ernit y t o ast hma mei ardin

LP ASMA Abdur Rakhman Laporan Pendahuluan Asma.docx Ferdian Hardest a

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ASMA Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing: Sulastri, S.Kep., Ns., M.Kes.

Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4.

Lailul Muna [20161257] Mei Randa Putri Pamungkas [20161259] Mila Amalia [20161260] Nadia Melindasari [20161261]

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KENDAL 2017/2018 i

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan

rahmat,

karunia

dan

hidayah-Nya sehingga kami

dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ASMA” ini dengan baik. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas dari mata kuliah keperawatan maternitas oleh ibu Sulastri, S.Kep, Ns, M.Kes. Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini, diantaranya: 1. Ibu Sulastri, S.Kep., Ns., M.Kes., ketua STIKes Muhammadiyah Kendal, sekaligus sebagai dosen pembimbing. 2. Teman – teman yang telah membantu dan bekerjasama sehingga tersusun makalah ini. 3. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam pembuatan makalah ini yang namanya kami tidak dapat sebutkan satu persatu. Kami menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan makaah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan menambah wawasan bagi pembaca.

Kendal, Mei 2018

Penyusun ii

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN .........................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...................................................................................

ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

iii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..........................................................................................

1

B. Tujuan Penulisan .......................................................................................

1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Asma ............................................................................................

3

B. Etiologi ......................................................................................................

3

C. Patofisiologi dan Pathways .......................................................................

5

D. Manifestasi Klinis .....................................................................................

7

E. Komplikasi.................................................................................................

8

F. Penatalaksanaan .........................................................................................

8

G.Konsep Asuhan Keperawatan ....................................................................

12

BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................................

24

B. Saran ..........................................................................................................

24

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus

terhadap

berbagai

rangsangan

dengan

manifestasi

adanya

penyempitan jalan napas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan (Muttaqin, 2008). Asma bronkial merupakan salah satu penyakit saluran napas yang sering dijumpai kehamilan dan persalinan (Mustika, 2008). Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya serangan asma selalu sama terhadap setiap penderita, bahkan pada seorang penderita asma, serangan tidak sama pada kehamilan pertama dan berikutnya. Penyakit ini menimbulkan yang serius pada wanita hamil. Asma yang tidak terkontrol dengan baik, dapat berpengaruh terhadap ibu dan janin. Penyakit asma terdapat 3,4 – 8,4 % pada wanita hamil dan gangguan nafas sangat sering terjadi pada wanita hamil (Sity, 2013). Terdapat risiko yang jelas baik pada ibu maupun janin, bila gejala asma memburuk.

Pada

penelitian

menyatakan

asma

dihubungkan

dengan

meningkatnya kematian perinatal dua kali lipat. Selain itu juga meningkatkan risiko komplikasi berupa hiperemesis, preeklampsia, dan perdarahan pada pasien yang mengidap asma, begitupula halnya terjadi peningkatan angka kematian neonatal dan persalinan prematur. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya penanganan aktif pasien hamil untuk menghindari eksaserbasi akut asma bronkhial.

B. Tujuan Tujuan penyusun dalam penyusunan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu

tujuan

umum

dan

tujuan 1

khusus,

dimana

:

2

1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami tentang konsep dasar penyakit asma pada ibu hamil dan asuhan keperawatan yang benar pada ibu hamil dengan asma. 2. Tujuan Khusus a. Dapat mengetahui dan memahami tentang konsep dasar penyakit asma pada ibu hamil yang meliputi definisi asma, etiologi, patofisiologi dan pathways, komplikasi dan penatalaksanaan. b. Dapat mengidentifikasi konsep asuhan keperawatan yang benar pada ibu hamil dengan asma yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, dan perencanaan keperawatan.

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Definisi Asma Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus

terhadap

berbagai

rangsangan

dengan

manifestasi

adanya

penyempitan jalan napas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan (Muttaqin, 2008). Asma dalam kehamilan gangguan adalah inflamasi kronik jalan napas terutama sel mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita hamil. Asma mungkin membaik, memburuk atau tetap tidak berubah selama masa kehamilan, tetapi pada kebanyakan wanita gejala-gejalanya cenderung meningkat selama tiga bulan terakhir dari masa kehamilan. Dengan bertumbuhnya bayi dan membesarnya rahim, sebagian wanita mungkin sering mengalami sesak nafas. Tetapi ibu - ibu yang tidak menderita asmapun mengalami hal tersebut karena gerakan diafragma / sekat rongga badan menjadi terbatas. (Febrianti, 2008)

B. Etiologi Sampai saat ini etiologi dari Asma Bronkhial belum diketahui. Suatu hal yang menonjol pada penderita Asma adalah fenomena hiperaktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non-imunologi. Adapun rangsangan atau faktor pencetus yang sering menimbulkan Asma adalah: 1. Faktor ekstrinsik (alergik): reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen atau alergen yang dikenal seperti debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang.

3

4

2. Faktor intrinsik (non-alergik): tidak berhubungan dengan alergen, seperti common cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan. 3. Asma gabungan: Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik (Smeltzer&Bare,2002). Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan Asma Bronkhial yaitu: 1. Faktor predisposisi a. Genetik: Faktor yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yangjelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit Asma Bronkhial jika terpapar dengan faktorpencetus. Selain itu hipersensitivitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan. 2. Faktor presipitasi a. Alergen: Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: 1) Inhalan: yang masuk melalui saluran pernapasan. Contoh: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi. 2) Ingestan: yang masuk melalui mulut. Contoh: makanan dan obatobatan. 3) Kontaktan: yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contoh: perhiasan, logam dan jam tangan. b. Perubahan cuaca: Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering

mempengaruhiAsma.

Atmosfir

yang

mendadak

dingin

merupakan faktor pemicu terjadinya serangan Asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti musim hujan, musim kemarau. c. Stres: Stres atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan Asma, selain itu juga bisa memperberat serangan Asma yang sudah

5

ada. Disamping gejala Asma yang timbul harus segera diobati penderita Asma yang mengalami stres atau gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stresnya belum diatasi maka gejala belum bisa diobati. d. Lingkungan kerja: Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan Asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti. e. Olahraga atau aktifitas jasmani Sebagian besar penderita Asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan Asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.

C. Patofisiologi dan Pathways Obstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus, penyumbatan mukus, edema dan inflamasi dinding bronkus. Obstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena secara fisioiogis saluran napas menyempit pada fase tersebut. Hal ini menyebabkan udara distal tempat terjadinya obstruksi terjebak tidak bisa diekspirasi. Selanjutnya terjadi peningkatan volume residu, kapasitas residu fungsional (KRF), dan pasien akan bernapas pada volume yang tinggi mendekati kapasitas paru total (KPT). Keadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran napas tetap terbuka dan pertukaran gas berjalan lancar. Untuk mempertahankan hiperinflasi ini diperlukan otot bantu napas. Jelasnya patofisiologi asma adalah sebagai berikut: 1. Kontraksi otot pada saluran napas meningkatkan resistensi jalan napas 2. Peningkatan sekresi mukosa dan obstruksi saluran napas 3. Hiperinflasi paru dengan peningkatan volume residu

6

4. Hiperaktivitas

bronkial,

yang

diakibatkan

oleh

histamin,

prostaglandin dan leukotrin. Degranulasi sel mast menyebabkan terjadinya asma dengan cara pelepasan mediator kimia, yang memicu peningkatan resistensi jalan napas dan spasme bronkus. Pada kasus kehamilan alkalosis respiratori tidak bisa dipertahankan diawal berkurangnya ventilasi, dan terjadilah asidosis. Akibat perubahan nilai gas darah arteri pada kehamilan (penurunan PCO2 dan peningkatan pH). Pasien dengan perubahan nilai gas darah arteri secara signifikan merupakan faktor

risiko

terjadinya

hipoksemia

berkelanjutan. dan gagal napas.

maternal,

hipoksia

janin

yang

7

Pathways Etiologi: Zat-zat alergen, infeksi saluran nafas, lingkungan, faktor psikis Spasme otot bronkus, penyumbatan mukus, edema, inflamasi dinding Bronkospasme ASMA BRONKHIAL

Ronkhi, wheezing

Ketidakef ektifan bersihan jalan nafas

Kurang pengetahuan

Takhikardia

Dispnea

Palpitasi

Penggunaa n otot bantu pernafasan

Kebingungan

Ansietas

Tidak tahu tentang prognosis penyakit

Kelemahan /kelelahan Intoleransi aktivitas

D. Manifestasi Klinis Gejala-gejala yang lazim muncul pada Asma Bronkhial adalah batuk, dispnea, dan wheezing. Serangan seringkali terjadi pada malam hari. Asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak dalam dada, disertai dengan pernapasan lambat, wheezing. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi, yang mendorong pasien untuk duduk tegak dan menggunakan setiap otot-otot aksesori pernapasan. Jalan napas yang

8

tersumbat menyebabkan dispnea. Serangan Asma dapat berlangsung dari 30menit sampai beberapa jam dan dapat hilang secara spontan. Meskipun serangan asma jarang ada yang fatal, kadang terjadi reaksi kontinu yang lebih berat, yang disebut “status asmatikus”, kondisi ini mengancam hidup (Smeltzer&Bare, 2002).

E. Komplikasi Komplikasi yang dapat timbul dari asma pada ibu dan janin, diantaranya: 1. Hipoksia janin dan ibu. 2. Abortus 3. Persalinan premature 4. BBLR

F. Penatalaksnaan Panatalaksanaan pada penderita asma antara lain: 1. Mencegah adanya strees 2. Menghindari factor pencetus yang sudah diketahui secara intensif 3. Mencegah penggunaan aspirin karena dapat menimbulkan serangan. 4. Pada serangan ringan dapat digunakan obat inhalan. 5. Pada keadaan yang lebih berat penderita harus dirawat dan serangan dapat dihilangkan

seperti

efinefrin/sc,

oksigen,

isoproerenol/Inhalasi,

aminoplin/infuse, glukosa,Hidrokortison/ infuse dektrose 10%. Terapi asma bronchial memiliki dua tujuan : 1. Meredakan serangan yang akut dan 2. Mencegah atau membatasi serangan yang datang. Pada semua individu yang menderita asma, allergen yang diketahui harus dieliminasi dan suhu harus dipertahankan nyaman didalam rumah. Infeksi pernafasan harus diobati

dan

inhalasi

uap

atau

kabut

diterapkan

untuk

mengencerkan.lendir. terapi asma bronchial diberikan. Episode akut membutuhkan

steroid,

aminofilin,

ketidakseimbangan cairan-elektrolit.

oksigen,

dan

koreksi

9

Tindakan pencegahan khusus untuk obstetric meliputi hal-hal berikut : 1. Jangan gunakan morfin dalam persalinan karena obat ini dapat menyebabkan bronkospasme. Meperidin (Demerol) biasanya akan meredakan bronkospasme. 2. Hindari atau batasi penggunaan efedrin dan kortikosteroid (obat-obatan penekan) pada klien dengan preeklamsi dan eklamsia. 3. Pilih kelahiran per vaginam serta penggunaan anestesi local atau anestesi regional setiap kali ada kesempatan

G. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Identitas klien. 1) Pengkajian mengenai nama, umur dan jenis kelamin perlu di kaji pada penyakit status asthmatikus. 2) Alamat menggambarkan kondisi lingkungan tempat klien berada, dapat mengetahui kemungkinan faktor pencetus serangan asma. 3) Gangguan emosional yang timbul dalam keluarga atau lingkungan merupakan faktor pencetus serangan asma 4) Pekerjaan, serta bangsa perlu juga digaji untuk mengetahui adanya pemaparan bahan alergen. 5) Hal lain yang perlu dikaji tentang : Tanggal MRS, Nomor Rekam Medik, dan Diagnosa medis. b. Keluhan Utama Pasien akan mengeluh sesak yang bertambah berat pada usia kehamilan 24-36 minggu. c. Riwayat penyakit sekarang. Klien dengan serangan asma datang mencari pertolongan dengan keluhan, terutama sesak napas yang hebat dan mendadak kemudian diikuti dengan gejala-gejala lain yaitu : Wheezing, Penggunaan otot bantu pernapasan, Kelelahan, gangguan kesadaran, Sianosis serta perubahan tekanan darah. Perlu juga dikaji kondisi awal terjadinya serangan.

10

d. Riwayat penyakit dahulu. Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu seperti infeksi saluran napas atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis, polip hidung. Riwayat serangan asma frekuensi, waktu, alergen-alergen yang dicurigai sebagai pencetus serangan serta riwayat pengobatan yang dilakukan untuk meringankan gejala asma (Tjen Daniel, 1991) e. Riwayat kesehatan keluarga. Pada klien dengan serangan status asthmatikus perlu dikaji tentang riwayat penyakit asma atau penyakit alergi yang lain pada anggota keluarganya karena hipersensitifitas pada penyakit asma ini lebih ditentukan oleh faktor genetik oleh lingkungan, (Hood Alsagaf, 1993) f. Riwayat psikososial Gangguan emosional sering dipandang sebagai salah satu pencetus bagi serangan asma baik ganguan itu berasal dari rumah tangga, lingkungan sekitar sampai lingkungan kerja. Seorang yang punya beban hidup yang berat berpotensial terjadi serangan asma. yatim piatu, ketidakharmonisan hubungan dengan orang lain sampai ketakutan tidak bisa menjalankan peranan seperti semula, (Antony Croket, 1997 dan Tjen Daniel, 1991). g. Pola-pola fungsi kesehatan 1) Aktivitas Keletihan, kelelahan,

malaise, ketidakmampuan melakukan

aktivitas sehari-hari, ketidakmampuan untuk tidur, perlu posisi kepala lebih tinggi waktu tidur, dipsneu pada saat istirahat, gelisah, insomnia, 2) Sirkulasi Pembengkakan pada ekstremitas bawah, peningkatan tekanan darah, distensi vena leher, pucat dapat menunjukkan anemia, warna kulit normal / sianosis 3) Integritas ego Peningkatan factor resiko, perubahan pola hidup, ansietas, ketakutan peka rangsang

11

4) Makanan dan cairan Edema dependen, berkeringat 5) Hygiene Penurunan kemampuan perawatan diri, kebersihan buruk, bau badan 6) Pernafasan Pernafasan pendek

khususnya saat aktivitas, sulit nafas, dada

tertekan, penggunaan oksigen, riwayat pneumonia keluarga, menggunakan otot bantu pernafasan. Dada : saat inspeksi dapat dilihat hiperinflasi dengan peninggian diameter ap, gerakan diafragma minimal, bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi, ronchi, mengi, saat perkusi ditemukan hipersonor pada area paru, bunyi pekak pada area paru, kesulitan bicara kalimat. 7) Keamanan Riwayat reaksi alergi, berkeringat atau kemerahan 8) Seksualitas Penurunan libido 9) Interaksi sosial Hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung, kegagalan dukungan, penyakit lama, keterbatasan mobilitas fisik, kelalaian hubungan dengan orang lain 10) Penyuluhan dan pembelajaran Penggunaan dan penyalahgunaan obat pernafasan, kesulitan menghentikan rokok, konsumsi alcohol h. Pemeriksaan fisik pada pasien Asma Bronchiale 1) Status kesehatan umum Perlu dikaji tentang kesadaran klien, kecemasan, gelisah, kelemahan

suara

bicara,

tekanan

darah

nadi,

frekuensi

pernapasan yang meningkatan, penggunaan otot-otot pembantu pernapasan sianosis batuk dengan lendir lengket dan posisi istirahat klien (Laura A. T.; 1995, Karnen B ;19983).

12

2) Integumen Dikaji

adanya permukaan

yang kasar, kering, kelainan

pigmentasi, turgor kulit, kelembapan, mengelupas atau bersisik, perdarahan, pruritus, ensim, serta adanya bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis pada rambut di kaji warna rambut, kelembaban dan kusam. (Karnen B ;1994, Laura A. Talbot; 1995). 3) Kepala Dikaji tentang bentuk kepala, simetris adanya penonjolan, riw...


Similar Free PDFs