ASUHAN KEPERAWATAN PADA TRAFFICKING HUMAN PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA BANDUNG 2018 PDF

Title ASUHAN KEPERAWATAN PADA TRAFFICKING HUMAN PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA BANDUNG 2018
Author A.H Kurniawan
Pages 64
File Size 2.6 MB
File Type PDF
Total Downloads 156
Total Views 919

Summary

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TRAFFICKING HUMAN Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II TIM DOSEN Aep Indarna, S.Kep., Ners., M.Pd Disusun: Agus Ramdani Azzaki AK.1.16.005 Astiyani AK.1.16.007 Ferdy Fatullah AK.1.16.020 Palma Alfira AK.1.16.042 Kelas A Kecil, Kelompok 3 PRO...


Description

Accelerat ing t he world's research.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TRAFFICKING HUMAN PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI... A.H Kurniawan

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

T RAFFICKING PRESPEKT IF HUKUM PIDANA Jurnal al-ihkam

PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN T RAFFICKING DI KABUPAT EN KAPUAS HULU alfi aulia KT I ANALISIS YURIDIS T EORIT IS NORMAT IF DALAM PERSPEKT IF PANCASILA T ERHADAP KASUS KET I… Nur Efendi Darming

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TRAFFICKING HUMAN Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II

TIM DOSEN Aep Indarna, S.Kep., Ners., M.Pd

Disusun: Agus Ramdani Azzaki

AK.1.16.005

Astiyani

AK.1.16.007

Ferdy Fatullah

AK.1.16.020

Palma Alfira

AK.1.16.042

Kelas A Kecil, Kelompok 3

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA BANDUNG 2018

Kata Pengantar Puji dan syukur Tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas Rahmat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Trafficking Human” yang merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan masih terdapat beberapa kekurangan, hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang, karena manusia yang mau maju adalah orang yang mau menerima kritikan dan belajar dari suatu kesalahan. Akhir kata dengan penuh harapan penulis berharap semoga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Trafficking Human” mendapat ridho dari Allah SWT, dan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amiin....

Bandung, November 2018

Tim Penulis

i

Daftar Isi Kata Pengantar

i

Daftar Isi

ii

BAB I Pendahuluan

1

A. Latar Belakang

1

B. Rumusan Masalah

3

C. Tujuan Penulisan

3

BAB II Tinjaun Teori

4

2.1 Definisi Human Trafficking

4

2.2 Faktor- Faktor Penyebab Human Trafficking

8

2.3 Bentuk dan Modus Human Trafficking

15

2.4 Undang- undang tentang Human Trafficking

23

2.5 Dampak/ Pengaruh Human Trafficking

28

2.6 Pencegahan dan Penanggulangan Human Trafficking

34

BAB III Tinjauan Kasus

36

3.1 Kasus

36

3.2 Asuhan Keperawatan Pada Isolasi Sosial berdasarkan Kasus

39

BAB IV Penutup

59

4.1 Kesimpulan

59

4.2 Saran

59

Daftar Pustaka

60

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan orang (human trafficking) merupakan bentuk perbudakan secara modern, terjadi baik dalam tingkat nasional dan internasional. Dengan berkembangnya teknologi informasi, komunikasi dan transformasi maka modus kejahatan perdagangan manusia semakin canggih. “Perdagangan orang/manusia bukan kejahatan biasa (extra ordinary), terorganisir (organized), dan lintas negara (transnational), sehingga dapat dikategorikan sebagai transnational organized crime (TOC)”. Demikian canggihnya cara kerja perdagangan orang yang harus diikuti dengan perangkat hukum yang dapat menjerat pelaku. Diperlukan instrument hukum secara khusus yang meliputi aspek pencegahan, perlindungan, rehabilitasi, repratriasi, dan reintegrasi sosial. Perdagangan orang dapat terjadi pada setiap manusia, terutama terhadap perempuan, dengan demikian upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak merupakan hal yang harus diimplementasikan. Kasus perdagangan orang yang terjadi, hampir seluruh kasus yang ditemukan dalam perdagangan manusia korbannya adalah perempuan dan anak. Diperkirakan setiap tahunnya 600.000-800.000 laki-laki, perempuan dan anak-anak diperdagangkan menyeberangi perbatasan-perbatasan internasional. Di Indonesia jumlah anak yang tereksploitasi seksual sebagai dampak perdagangan anak diperkirakan mencapai 40.000-70.000 anak. Disamping itu, dalam berbagai studi dan laporan NGO menyatakan bahwa Indonesia merupakan daerah sumber dalam perdagangan orang, disamping juga sebagai transit dan penerima perdagangan orang. Dari berbagai macam kejahatan yang ada, masalah perdagangan orang sangat kompleks, sehingga upaya pencegahan maupun penanggulangan korban perdagangan harus dilakukan secara terpadu. Adapun beberapa factor pendorong terjadinya perdagangan orang antara lain meliputi kemiskinan, desakan kuat untuk bergaya hidup materialistik, ketidakmampuan system pendidikan yang ada maupun 1|Asuhan Keperawatan Jiwa Human Trafficking

masyarakat untuk mempertahankan anak supaya tidak putus sekolah dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi serta petugas Kelurahan dan Kecamatan yang membantu pemalsuan KTP. Secara umum korban perdagangan orang terutama perempuan yang dilacurkan dan pekerja anak adalah korban kriminal dan bukan pelaku kriminal. Elemen perdagangan orang meliputi pelacuran paksa, eksploitasi seksual, kerja paksa mirip perbudakan, dan transplantasi organ tubuh. Korban perdagangan orang memerlukan perlindungan, direhabilitasi, dan dikembalikan kepada keluarganya. Salah satu faktor tingginya kasus perdagangan orang yang pada umumnya perempuan, disebabkan oleh dijanjikan pekerjaan dengan gaji tinggi di luar daerah, dengan korban adalah kalangan perempuan usia remaja yang ingin mencari kerja. Dimana, kasus perdagangan orang khususnya perempuan yang sangat tidak manusiawi tersebut, merupakan praktik penjualan perempuan dari satu agen ke agen berikutnya. Semakin banyak agen yang terlibat, maka semakin banyak pos yang akan dibayar oleh perempuan tersebut, sehingga gaji mereka terkuras oleh para agen tersebut. Fenomena tersebut perlu diantisipasi agar jaringan seperti rantai tersebut dapat diberantas dan diputuskan melalui Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan terlebih dahulu disosialisasikan agar masyarakat memahami khususnya kaum perempuan. Tingginya angka migrasi penduduk serta kemiskinan. Diduga ada peningkatan kualitas dan kuantitas kasus perdagangan anak dan perempuan (trafficking). Kemunculan kasus perdagangan tenaga kerja perempuan merupakan dampak langsung dari tidak sejahteranya masyarakat. Sebagian masyarakat cenderung mencari jalan pintas untuk bangkit dari kemiskinan. Fenomena ini memunculkan keprihatinan, sehingga perlu adanya langkah proaktif. Cara pintas yang diambil masyarakat kerap mengorbankan masa depan generasi muda. Pengiriman tenaga kerja ke luar daerah, seringkali tanpa mempertimbangkan legalitas dari jalur pengiriman. Ada kecenderungan jalur perdagangan orang diawali dengan berkedok penyaluran pembantu rumah tangga.

2|Asuhan Keperawatan Jiwa Human Trafficking

1.2 Rumusan Masalah Adapun Rumusan Masalah pada Makalah ini yaitu: 1. Jelaskan Definisi Trafficking Human! 2. Jelaskan Faktor- Faktor Penyebab Human Trafficking! 3. Jelaskan Bentuk dan Modus Human Trafficking 4. Jelaskan Undang- undang tentang Human Trafficking 5. Jelaskan Dampak/ Pengaruh Human Trafficking! 6. Jelaskan Pencegahan dan Penanggulangan Human Trafficking

1.3 Tujuan Penulisan Adapun Tujuan Penulisan pada Makalah ini yaitu: 1. Untuk Mengetahui dan Memahami Definisi Human Trafficking 2. Untuk Mengetahui dan Memahami Faktor- Faktor Penyebab Human Trafficking. 3. Untuk Mengetahui dan Memahami Bentuk dan Modus Human Trafficking 4. Untuk Mengetahui dan Memahami Undang- undang tentang Human Trafficking 5. Untuk Mengetahui dan Memahami Dampak/ Pengaruh Human Trafficking 6. Untuk Mengetahui dan Memahami Pencegahan dan Penanggulangan Human Trafficking

3|Asuhan Keperawatan Jiwa Human Trafficking

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Trafficking Human Trafficking adalah konsep dinamis dengan wujud yang berubah dari waktu kewaktu, sesuai perkembangan ekonomi, sosial dan politik. Sampai saat ini tidak ada definisi trafficking yang disepakati secara internasional, sehingga banyak perdebatan dan respon tentang definisi yang dianggap paling tepat tentang fenomena kompleks yang disebut trafficking ini.

Pada tahun 1994 PBB mendefinisikan trafficking sebagai pergerakan dan penyelundupan orang secara sembunyi-sembunyi melintasi batas-batas negara dan internasional, kebanyakan berasal dari negara berkembang dan negara-negara yang ekonominya berada dalam masa transisi, dengan tujuan untuk memaksa perempuan dan anak-anak masuk ke dalam sebuah situasi secara seksual maupun ekonomi terkompresi, dan situasi eksploitatif demi keuntungan perekrut, penyelundup, dan sindikat kriminal seperti halnya aktivitas ilegal lainnya yang terkait dengan perdagangan (trafficking), misalnya pekerja rumah tangga paksa, perkawinan palsu, pekerja yang diselundupkan dan adopsi palsu. Menurut resolusi senat AS no. 2 tahun 199, trafficking adalah salah satu atau lebih bentuk penculikan, penyekapan, perkosaan, penyiksaan, buruh paksa atau praktek-praktek seperti perbudakan dan menghancurkan hak asasi manusia. Trafficking memuat segala tindakan yang termasuk dalam proses rekruitmen atau

4|Asuhan Keperawatan Jiwa Human Trafficking

pemindahan orang di dalam ataupun antar negara, melibutkan penipuan, paksaan atau dengan tujuan menempatkan orang-orang pada situasi penyiksaan atau eksploitasi seperti prustitusi paksa, penyiksaan dan kekejaman luar biasa, buruh di pabrik dengan kondisi buruk atau pekerja rumah tangga yang dieksploitasi Human trafficking atau perdagangan manusia oleh Perserikatan Bangsabangsa (PBB) mendefinisikan sebagai perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan atau penerimaan seseorang dengan ancaman, penggunaan kekerasan, perbudakan, pemaksaan, pemerangkapan utang ataupun bentuk-bentuk penipuan yang lainnya dengan tujuan eksploitasi (Course Instruction, 2011:2). Perdagangan

manusia

berhubungan

dengan

menjajakan

diri

(memperdagangkan), tawar-menawar, membuat kesepakatan, melakukan transaksi dan hubungan seksual (Taiwan Medicare, 2012). Perdagangan manusia melakukan pemindahtanganan seseorang dari satu pihak ke pihak yang lainnya dengan menggunakan ancaman, penipuan dan penguasaan. Perdagangan manusia mengandung elemen pengalihan yang tujuannya bisa untuk apa saja baik eksploitasi tenaga kerja, pembantu rumah tangga, pengambilan organ tubuh dan sampai kepada eksploitasi seks komersil (Wagner, 2004). Misalnya Caouette memberi batasan tentang perdagangan sebagai suatu perekrutan dan transfortasi orang atau sekelompok orang di dalam dan melawati perbatasan nasional menggunakan kekerasan terhadap orang lain. para korban dirayu, ditipu, diculik atau dalam berbagai cara diakali untuk masuk prostitusi. Menurut Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO) pasal 1 ayat 1, dedinisi trafficking adalah tindakan perekrutaan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penculikan, penipuan, penyekapan, peyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan hutang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh peretujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi.

5|Asuhan Keperawatan Jiwa Human Trafficking

Sebelum Undang-undang tindak pidana disahkan, pengertian tindak pidana perdagangan orang (trafficking) yang umum paling banyak digunakan adalah protokol PBB. Adapun menurut protokol PBB tersebut pengertian trafficking adalah: a. Perekrutan,

pengiriman,

pemindahan,

penjualan,

penampungan

atau

penerimaan seseorang, dengan ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk-bentuk lain dari pemaksaan, penculikan, penipuan, kebohongan atau penyaalah gunaan kekuasaan atau posisi rentan atau memberi atau menerima pembayaran atau memperoleh keuntungan agar dapat memperoleh persetujuan dari seseorang yang berkuasa atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi. Eksploitassi termasuk, paling tidak eksploitasi untuk melacurkan orang lain atau bentuk-bentuk lain dari eksploitasi seksual, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktek-praktek serupa perbudakan, pengahambaa atau pengambilan organ tubuh. b. Persetujuan korban perdagangan orang terhadap eksploitasi yang dimaksud yang dikemukakan dalam sub line (a). c. Perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan atau penerimaan seorang anak untuk tujuan eksploitasi dipandang sebagai perdagangan orang bahkan jika kegiatan ini tidak melibatkan satu pun cara yang dikemukakan dalam sub babline (a). d. Anak adalah setiap orang yang berumur di bawah 18 tahun.

Pengertian di atas tidak menekankan pada perekrutan dan pengiriman yang menentukan suatu perbuatan tersebut adalah tindak pidana perdagangan orang, tetapi juga kondisi eksploitatif terkait ke dalam mana orang diperdagangkan. Dari pengertian tersebut ada tiga unsur yang berbeda yang saling berkaitan satu sama lainnya, yaitu: a. Tindakan atau perbuatan yang dilakukan, yaitu perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan atau penerimaan seseorang.

6|Asuhan Keperawatan Jiwa Human Trafficking

b. Cara: menggunakan ancaman, penggunaan kekerasa atau bentuk-bentuk paksaan lain, penculikan, tipu daya, penipuan, pemberian atau penerimaan pembayaran atau keuntungan untuk memperoleh persetujuan dari orangorang. c. Tujuan atau maksud, untuk tujuan eksploitsi. Eksploitasi mencakup setidaktidaknya eksploitasi pelacuran dari orang lain atau bentuk-bentuk eksplotasi seksual lainnya, kerja paksa, perbudakan, pengahambaan atau pengambilan organ tubuh.

Dari definisi di atas ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari beberapa pengertian trafficking yaitu: a. Adanya proses perekrutan, pengiriman, eksploitasi, pemindahan, penampungan atau penerimaan manusia baik itu lintas wilayah maupun negara. b. Ada pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan perempuan maupun anak untuk melakukan sebuah pekerjaan (dibayar atau tidak), sebagai hubungan kerja yang eksploitatif (secara ekonomi atau seksusal), baik itu TKW, prostitusi, buruh manual atau industri, perkawinan paksa, atau pekerjaan lainnya. c. Ada korban baik perempuan maupun anak yang karena keperempuanan dan kekanakannya dimanfaatkan dan di eksploitasi baik secara ekonomi maupun seksual, guna kepentingan pihak-pihak tertentu dengan cara paksa, disertai ancaman, maupun tipuan ataupun penculikan, penipuan, kebohongan, kecurangan atau penyalahgunaan kekuasaan. Dalam hal ini termasuk juga terhadap beberapa korban yang menyatakan persetujuan yang mana dipahami bahwa situasi-situai tertentu yang mengakibatkan para korban setuju, misalnya karena kebutuhan ekonomi, ada tekanan kekuasaan dan lain sebagainya.

Melihat dari beberapa definisi yang telah dipaparkan tentang pengertian trafficking di atas dapat diambil benang merahnya bahwa kategori trafficking akan terpenuhi apabila memenuhi tiga unsur yaitu: proses, jalan atau cara dan tujuan. Proses disni meliputi perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan dan penjualan, sedangkan cara atau jalannya ialah dengan kekerasan, pemaksaan,

7|Asuhan Keperawatan Jiwa Human Trafficking

penipuan, kebohongan dan penculikan. Adapun tujuannya adalah untukeksploitasi, baik seksual atupun ekslpoitasi yang lain seperti perbudakan dan menjadikan pelayan.

2.2 Faktor- Faktor Penyebab Trafficking Human Terjadinya Trafficking baik itu berupa kasus kekerasan maupun eksploitasi terhadap anak-anak dan perempuan disebabkan oleh beberapa factor khususnya di Indonisia diantaranya ialah sebagai berikut: 1. Faktor Ekonomi

Ekonomi yang minim atau disebut kemiskinan menjadi factor penyebab utama terjadinya Human Trafficking. Ini menunjukkan bahwa perdagangan manusia merupakan ancaman yang sangat membahayakan bagi orang miskin. Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa rendahnya ekonomi membawa dampak bagi prilaku sebagian besar masyarakat. Ekonomi yang pas-pasan menuntut mereka untuk mencari uang dengan berbagai cara. Selain itu budaya konsumvitisme, juga ikut andil menambah iming-iming masyarakat untuk mencari biaya penghidupan. Semua ini menjadikan mereka dapat terjerumus ke dalam prostitusi dan tindak asusila lainnya. Di sisi yang lain kurangnya lahan pekerjaan atau masih banyaknya angka pengangguran melengkapi rendahnya pendapatan atau ekonomi masyarakat. Keterbatasannya lahan pekerjaan yang dapat menampung perempuan dengan tingkat keterampilan yang minim menyebabkan banyak perempuan-perempuan menganggur sehingga kondisi inilah yang dipergunakan dengn baik oleh para perantara yang menyarankan perempuan-perempuan 8|Asuhan Keperawatan Jiwa Human Trafficking

untuk bekerja. Mereka dijanjikan untuk bekerja di dalam kota, atau di luar negeri. Dalam bujukan tersebut, tidak dijelaskan secara detail pekerjaan apa yang akan didapatkan. Biasanya para perantara hanya memberikan iming-iming gaji atau upah yang besar. Tanpa disadari, korban telah terjebak penipuan dalam hal ini sebagai pelayan seks. Biasanya mereka bersedia bekerja di manapun ditempatkan. Oleh karena itu ketika ada perantara yang menawarkan sebuah pekerjaan dengan iming-iming upah atau gaji yang besar maka mereka akan menyambut dengan senang hati tawaran tersebut. Tawaran ini selalu menjadi dewa penyelamat untuk meneyelesaikan kondisi ekonomi. Namun pada hakikatnya hal tersebut adalah sasaran empuk bagi para calo untuk dijadikan korban trafficking. Pada wilayah anak-anak, putus sekolah menyebabkan mereka untuk memaksakan diri mereka sendiri untuk memasuki dunia kerja. Mereka dipaksa kerja untuk bisa meringankan beban keluarga. Tidak jarang anakanak menjadi korban eksploitasi seksual komersial dan trafficking terhadap anak karena orang tua mereka sudah tidak sanggup lagi membiayai. Keluarga yang miskin mungkin tidak sanggup untuk mengirim anak mereka ke sekolah dan biasanya akan mendahulukan pendidikan bagi anak laki-laki jika mereka hanya mampu mengirim sebagian anak-anak mereka ke sekolah. Jika orang tua tidak mampu mencari pekerjaan, maka anak akan mereka suruh bekerja diladang atau di pabrekatau di dalam situasi yang lebih berbahaya serta jauh dari rumah seperti diluar kota atau di luar negeri. Melalui semua jalur ini, kemiskinan membuat anak dan perempuan semakin rentan terhadap trafficking. Pemaknaan ekonomi rendah juga bisa diaplikasikan pada orang yang terjerat banyak hutang. Jeratan hutang tersebut yang pada akhirnya berujung fenomina yang disebut “Buruh Ijon”, yaitu suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang dianggap sebagai pembayaran hutang. Adapun kasus jeratan hutang bisa terjadi pada siapapun. Pada kasus trafficking mudus yang biasa terjadi dengan cara penipuan. Buruh migrah telah menempatkan diri mereka dalam jeratan hutang. Di mana mereka setuju untuk membuat pinjaman uang untuk membayar biaya perjalanan mereka. Korban

9|Asuhan Keperawatan Jiwa Human Trafficking

hutang tersebut kemudian harus bekerja sampai hutangnya lunas, biasanya trafficker meminta melunasi sesuai permintaannya. Ada yang sebagai pekerja seks, pembantu rumah tangga dan masih banyak yang lain. Kekerasan dan eksploitasi yang terperangkap dalam buruh ijon bekerja pada rumah tangga sebagai pembantu atau penjaga anak, direstauran, toko-toko kecil, di pabrekpabrek atau pada industri seks. Tapi menjadi rahasia umum apabila masih gadis maka melunasi dengan bekerja sebagai pekerja seks. Karena itulah jeratan hutang dapat mengarah pada kerja paksa. Sedangkan kerja paksa membuka besarnya kemungkinan untuk kekerasan dan eksploitasi terhadap pekerja. P...


Similar Free PDFs