BAB 4 Teori Akuntansi - Grade: A PDF

Title BAB 4 Teori Akuntansi - Grade: A
Course Accounting
Institution Universitas Brawijaya
Pages 5
File Size 103.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 512
Total Views 738

Summary

BAB 4 AKUNTANSI INTERNASIONAL Perbedaan Penerapan Akuntansi di Dunia Internasional  Dalam beberapa tahun terakhir banyak negara memilih untuk mengadopsi standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IASB, yang diterapkan secara efektif sejak tahu...


Description

BAB 4 AKUNTANSI INTERNASIONAL Perbedaan Penerapan Akuntansi di Dunia Internasional Dalam beberapa tahun terakhir banyak negara memilih untuk mengadopsi standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IASB, yang diterapkan secara efektif sejak tahun 2005. Namun untuk memahami bagaimana aturan akuntansi negara-negara yang berbeda mengakibatkan perbedaan hasil akuntansi sebelum adanya standarisasi akuntansi, hal ini berguna untuk mempertimbangkan bagaimana perbedaan hasil yang bervariasi tergantung pada standar akuntansi yang digunakan untuk berbagai transaksi pada negara-negara tersebut mertimbangan bahwa negara negara yang berbeda aturan akuntansi dapat menghasilkan keuntungan atau kerugian yang berbeda secara signifikan adalah alasan untuk mengadopsi standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IASB. Jika berbagai negara mengadopsi aturan akuntansi yang sama maka perbedaan antara hasil yang akan dilaporkan di berbagai negara tidak akan terjadi. Nobes dan Parker (2004) menjelaskan bahwa alasan dalam upaya untuk standardisasi internasional akuntansi keuangan untuk memungkinkan dalam memahami laporan keuangan secara global dan memiliki dasar memadai untuk membandingkan angka akuntansi keuangan dari berbagai negara yang dimengerti dan interpretasi informasi akuntansi keuangan lebih efektif karena semua perkiraan disusun menggunakan asumsi yang mendasari dan aturan akuntansiyang sama.

Bukti Perbedaan Internasional Dalam Akuntansi Nobes dan Parker (2004) telah melakukan perbandingan sejumlah kecil hasil laporan keuangan perusahaan multinasional yang berbasis di Eropa yang disusun sesuai dengan aturan akuntansi negara mereka dan aturan akuntansi AS. Pada perusahaan obat Anglo-Swedia AstraZeneca pada tahun 2000 menghasilkan laba £ 9,521 juta berdasarkan aturan akuntansi UK, namun jika dihitung dengan aturan akuntansi AS menghasilkan laba sebesar £ 29,707. Terdapat perbedaan sebesar 212% laba yang dapat dilaporkan pada laporan keuangan yang sama. Kemudian analisis lagi dilakukan pada laporan AstraZeneca tahun 2003 yang menghasilkan laba $3.036 juta dengan peraturan akuntansi UK dan $2.268 juta dengan menggunakan peraturan akuntansi AS. Untuk tahun ini terdapat perbedaan 25% dari hasil perbandingan.

Penjelasan Mengenai Perbedaan Dalam Akuntansi Standarisasi akuntansi dilakukan oleh banyak negara dengan mekanisme yang berbeda, bentuk pasar modal yang berbeda, budaya yang berbeda dan sebagainya, mungkin dianggap mengarah pada standardisasi praktik akuntansi yang tentu ini menjadi asumsi utama dari IASB. Ada berbagai alasan mengapa perbedaan internasional akan terus bertahan setelah diperkenalkannya IFRS : 1. 2. 3. 4.

Perbedaan sistem perpajakan Perbedaan pengaruh ekonomi dan politik pada pelaporan keuangan Modifikasi IFRS pada tingkat nasional Perbedaan dalam pelaksanaan, pengawasan dan penegakan hukum.

Banyak alasan yang menyebabkan perbedaan dalam metode akuntansi dari berbagai negara. Mueller (1968) menunjukkan bahwa perbedaan tersebut mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam hukum suatu negara, sistem politik, atau tingkat perkembangan ekonomi suatu negara. Faktor lain seperti sistem pajak, tingkat pendidikan dan tingkat pembangunan ekonomi juga menjelasakan perbedaan dalam sejarah praktek akuntansi. Saat ini tidak ada teori yang menjelaskan mengapa, karena tidak adanya upaya untuk standarisasi akuntansi. Hal yang menyebabkan perbedaan lainnya yaitu sebagai berikut : 1. Budaya Budaya adalah suatu konsep umum yang akan diharapkan berdampak pada sistem hukum, sistem perpajakan, cara bisnis dibentuk dan dibiayai, dan sebagainya. Selama bertahun-tahun kebudayaan telah digunakan dalam literatur psikologi, antropologi, dan sosiologi sebagai dasar untuk menjelaskan perbedaan dalam sistem sosial. Dalam beberapa dekade terakhir ini juga telah digunakan untuk mencoba menjelaskan perbedaan sistem akuntansi internasional. Sistem nilai akuntansi berasal dari dan terkait dengan nilai-nilai sosial. Nilai-nilai sosial yang juga dipegang oleh akuntan berdampak pada perkembangan sistem akuntansi dalam skala nasional. Takatera dan Yamamoto (1987) mendefinisikan budaya sebagai wujud norma, nilai-nilai dan adat yang mencerminkan ciri perilaku yang khas. Hofstede (1980) mendefinisikan budaya sebagai pemikiran yang membedakan anggota satu kelompok manusia dari yang lain. Gray (1988) menggambarkan budaya sebagai sistem nilai-nilai sosial yang ada dan bukan nilai-nilai pada setiap individu. Gray berpendapat bahwa kerangka metodologi penggabungan budaya dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi perbedaan internasional dalam sistem dan pola pengembangan akuntansi internasional. Setiap pertimbangan budaya tentu membutuhkan pilihan yang sulit untuk aspek budaya yang penting bagi masalah tersebut yang pada gilirannya bagaimana seseorang dapat mengukur sifat budaya yang relevan. 2. Agama Hamid, Craig, dan Clarke (1993) menganggap salah satu unsur budaya yaitu agama berpengaruh dalam praktek akuntansi. Mereka menunjukkan, agama mengatasi batas-batas nasional. Budaya yang ada di berbagai negara Islam tercermin pada bagaimana isu-isu agama dibahas dalam literatur akuntansi. Hamid, Craig, dan Clarke menunjukkan bahwa Islam memang memiliki pengertian tentang kepatuhan kepada Tuhan dan bukan untuk kepentingan pemilik ekuitas atau pemberi pinjaman. Orang muslim percaya bahwa mereka memiliki aset bukan untuk diri mereka sendiri tetapi untuk kepentingan ibadah kepada Tuhan. Ada juga perbedaan mendasar lainnya, misalnya Islam melarang pembiayaan utang dan pembayaran bunga, dan larangan ini memiliki implikasi yang signifikan bagi proses harmonisasi standar akuntansi internasional. Hamid, Craig, dan Clarke memberikan argumen yang logis bahwa agama memiliki dampak besar pada sistem akuntansi yang dipilih. Agama berpotensi dapat mempengaruhi bagaimana orang melakukan bisnis dan bagaimana mereka membuat keputusan. 3. Sistem Hukum Sistem hukum yang ada di dunia dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu sistem hukum umum dan sistem hukum Romawi. Dalam sistem hukum umum berdasarkan sudut pandang ketentuan perundang-undangan. Setiap keputusan hukum kemudian menjadi contoh praktik hukum untuk kasus di masa yang akan datang. Sistem hukum umum berasal dari Inggris dan menyebar ke negara-negara bekas koloninya. Dalam sistem hukum Romawi, hukum parlementer cenderung sangat rinci dan mencakup sebagian besar aspek kehidupan sehari-hari. Implikasinya terhadap

akuntansi adalah bahwa dalam negara yang menganut sistem hukum umum ditemukan relatif sedikit undang-undang akuntansi yang mengatur praktik akuntansi, dan oleh karena itu secara historis perkembangan praktik akuntansi akan ditinggalkan lebih pada penilaian akuntan dan auditor profesional. Dengan sistem hukum romawi sebaliknya kita akan mengharapkan untuk menemukan badan hukum akuntansi yang menetapkan secara rinci bagaimana masingmasing jenis transaksi atau peristiwa diperlakukan. Dalam sistem tersebut membutuhkan penggunaan pertimbangan profesional yang lebih sedikit dalam mempersiapkan atau mengembangkan praktik akuntansi. Nobes dan Parker (2004) menjelaskan sistem hukum umum dikembangkan di Inggris, sedangkan sistem hukum Romawi dikembangkan di negara-negara benua Eropa. Negara-negara dimana pengembangan sistem hukum yang praktek sangat dipengaruhi oleh Inggris cenderung memiliki sistem hukum umum. Sebaliknya sebagian besar negara benua E ropa, dan negara yang sistem hukumnya di bawah pengaruh negara-negara tersebut,cenderung memiliki sistem hukum Romawi. 4. Kepemilikan Usaha dan Sistem Pembiayaan Terdapat faktor yang mempengaruhi praktik akuntansi suatu negara dalam kepemilikan usaha dan sitem pembiayaan. Faktor ini dapat dibagi ke dalam jenis yang berbeda, faktor dari pihak luar sistem dan faktor dari pihak dalam sistem. Pada faktor dari pihak luar sistem, pemegang saham eksternal merupakan sumbe rutama pembiayaan untuk kegiatan usaha. Sebagai pemegang saham eksternal tidak akan terlibat dalam pengelolaan perusahaan, dan karena itu tidak akan memiliki akses terhadap informasi akuntansi manajemen perusahaan, mereka perlu diberikan informasi akuntansi keuangan tersendiri untuk membantu membuat keputusan investasi. Sebaliknya, dalam faktor dari pihak dalam sistem keuangan, penyediaan pembiayaan oleh pemegang saham eksternal jauh lebih signifikan. Bukannya telah terjadi dominasi bisnis milik keluarga dan/atau penyedia dominan keuangan jangka panjang secara historis baik bank atau pemerintah (Zysman, 1983). Dengan bisnis milik keluarga, pemilik akan cenderung memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen internal secara rinci dari usaha, sehingga tidak ada kebutuhan untuk memberikan informasi laporan keuangan dalam membantu pengambilan keputusan investasi oleh pemegang saham. Negara-negara yang secara historis telah didominasi oleh faktor insider financed cenderung juga menjadi negara dengan sistem hukum Romawi, sementara negara-negara outsider financed biasanya memiliki sistem hukum umum. Sehingga sebagian besar negara Eropa benua secara historis mengandalkan bentuk insider financed, dengan hasil bahwa akuntansi keuangan di negara-negara ini tidak berkembang untuk melayani kebutuhan keputusan investasi di pasar modal. Sebaliknya Inggris dan Irlandia telah mengandalkan pada tingkat yang jauh lebih besar pada bentuk outsider financed, dengan peran utama akuntansi historis melayani kebutuhan informasi pasar modal dengan informasi yang adil, seimbang dan berbobot. 5. Sistem Perpajakan Di negara-negara dengan sistem outsider finance, praktik akuntansi keuangan dikembangkan untuk memberikan gambaran yang adil, seimbang dan objektif tentang kinerja ekonomi yang mendasari bisnis untuk membantu meningkatkan efektivitas keputusan alokasi investasi oleh

pemegang saham eksternal. Sistem tersebut mengharuskan akuntansi mencerminkan semacam realitas ekonomi, misalnya memilih metode penyusutan yang paling dekat mencerminkan cara yang menggunakan aset tetap. Sebaliknya di negara yang mayoritas menggunakan sistem insider finance, laporan keuangan yang telah dikembangkan untuk menggambarkan beberapa bentuk realitas ekonomi yang mendasari ini tidak disajikan. Meskipun laporan keuangan telah dikembangkan untuk tujuan yang berbeda, dan satu tujuan penting adalah perhitungan pajak. Di sebagian besar negara-negara di benua Eropa secara tradisional bergantung pada sistem insider finance, bagi perusahaan pajak ini harus dimasukkan dalam laporan keuangannya. Misalnya jika perusahaan ingin mengurangi kewajiban pajaknya dengan mengambil keuntungan maksimum yang diijinkan dari pengurangan pajak, harus menyertakan pengurangan pajak dalam laporan keuangannya. Di negara-negara dengan sistem outsider finance, rekening pajak secara historis telah terpisah dari rekening keuangan, sehingga jika sebuah perusahaan ingin mengklaim pengurangan pajak maksimum yang diinginkan oleh hukum perpajakan tidak akan mempengaruhi perhitungan keuntungan yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Sehingga dapat mencerminkan biaya penyusutan yang dan pemanfaatan aset yang wajar tanpa mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengklaim tunjangan penyusutan pajak maksimum dalam rekening pajak, dan ketentuan hukum perpajakan belum memberikan banyak pengaruh terhadap laporan keuangan. 6. Kekuatan Profesi Akuntansi Kekuatan profesi akuntansi di negara manapun secara historis telah ditentukan oleh faktor yang bersifat kelembagaan pada sistem akuntansi keuangan. Di negara sistem hukum umum, yang memiliki sistem didominasi sistem outsider finance di mana undang-undang pajak memiliki sedikit pengaruh pada akuntansi keuangan, akan relatif sedikit ketentuan undang-undang menentukan isi laporan keuangan. Tujuan utama dari laporan keuangan akan memberikan penyajian yang wajar, seimbang dan objektif tentang kinerja ekonomi yang mendasari bisnis, dan ini akan memerlukan pertimbangan profesional untuk mengatasi setiap situasi yang berbeda. Sebaliknya di negara sistem hukum Romawi yang didominasi sistem insider finance dimana sesuai dengan rincian hukum pajak memberikan pengaruh besar pada bentuk finansial, akan ada sedikit kebutuhan atau ruang untuk penggunaan pertimbangan profesional ketika menyusun laporan akuntansi keuangan. 7.

Riwayat Bencana Noble and parker (2004) menunjukkan pentingnya faktor tambahan yaitu riwayat bencana, yang pengaruhnya akan terbatas pada sistem akuntansi dari masing-masing negara yang terkena dampak bencana. Misalnya AS mengeluarkan undang-undang bursa efek yang bertujuan untuk perlindungan investor. Undang-undang ini meliputi persyaratan akuntansi tertentu yang telah didelegasikan kepada lembaga standar akuntansi sektor swasta yang menetapkan dan yang telah menghasilkan serangkaian aturan akuntansi.

Alasan Untuk Harmonisasi dan Standarisasi Nobes dan Parker (2004) membedakan antara harmonisasi dan standarisasi akuntansi. Harmonisasi didefinisikan sebagai proses meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi dengan menetapkan batasan tingkat perbedaanya .Standarisasi merupakan penerapan dari seperangkat aturan yang lebih ketat dan

mempunyai ruang lingkup yang sempit (dari harmonisasi). Harmonisasi bersifat lebih fleksibel daripada standarisasi, namun kedua istilah tesebut sering diartikan sama dalam akuntansi internasional. Alasan untuk menerapkan harmonisasi dan standarisasi adalah sebagai berikut : •

Investor internasional hanya memahami kinerja dan posisi keuangan perusahaan lokal



Standarisasi akan memfasilitasi arus modal masuk yang lebih besar



Standarisasi akan memudahkan perusahaan lokal untuk mendaftar di bursa saham luar negeri



Perusahaan yang terdaftar di beberapa bursa efek hanya perlu menghasilkan satu set laporan keuangan dan akan menghemat biaya



Staff akuntansi dan audit yang dipekerjakan oleh organisasi internasional akan lebih mampu pindah ke perusahaan anggota lain.

Hambatan Dalam Standarisasi Akuntansi Keuangan Salah satu kendala untuk pembentukan standardisasi akuntansi internasional adalah perbedaan budaya internasional dan kelembagaan yang menyebabkan akuntansi keuangan menjadi bevariasi. Selanjutnya hambatan lebih lanjut untuk harmonisasi adalah kurangnya pengembangan profesi akuntansi di beberapa negara, sehingga ada kemungkinan masalah pelaksanaan akuntansi internasional berbasis model Akuntansi Amerika. Kendala yang signikan dalam standarisasi yang sedang berlangsung adalah peraturan akuntansi yang memang memiliki konsekuensi ekonomi..Pemerintah masing-masing negara mungkin menyesal memberikan kontrol terhadap proses pengaturan standar akuntansi yang memiliki konsekuensi ekonomi nyata untuk sebuah badan internasional di mana mereka memiliki pengaruh yang kecil....


Similar Free PDFs