BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koleksi Perpustakaan 2.1.1. Pengertian Koleksi Perpustakaan PDF

Title BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koleksi Perpustakaan 2.1.1. Pengertian Koleksi Perpustakaan
Author Freddy Yahiko
Pages 23
File Size 538.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 17
Total Views 78

Summary

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koleksi Perpustakaan 2.1.1. Pengertian Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dalam mendirikan suatu perpustakaan. Dengan adanya paradigma baru dapat disimpulkan bahwa salah satu kriteria dalam penilaian layanan perpustakaan melalui ku...


Description

Accelerat ing t he world's research.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koleksi Perpustakaan 2.1.1. Pengertian Koleksi Perpustakaan Freddy Yahiko

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

BAB II T INJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengert ian Koleksi Perpust akaan Muhamad Lily Fudaly

PENGELOLAAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN MADRASAH zam zami LAPORAN OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN KHUSUS SELASAR SU… T iara Desyant i

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Koleksi Perpustakaan 2.1.1. Pengertian Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dalam mendirikan suatu perpustakaan. Dengan adanya paradigma baru dapat disimpulkan bahwa salah satu kriteria dalam penilaian layanan perpustakaan melalui kualitas koleksinya. Menurut Yulia (2009: 5), “Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka”. Sedangkan menurut Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang dikutip oleh Genderang (2011: 8), “Koleksi adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan akan informasi”. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang ada sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika dan dapat digunakan oleh para pengguna perpustakaan tersebut.

2.1.2. Jenis Koleksi Perpustakaan Koleksi yang ada di perpustakaan biasanya dikelompokkan untuk memudahkan cara pengadaan, pengolahan, penyusunan, serta pelayanannya. Menurut Yulia (2009: 5) Koleksi perpustakaan dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 1. Tercetak a. Buku/monograf adalah terbitan yang mempunyai satu kesatuan yang utuh, dapat terdiri dari satu jilid atau lebih. Terbitan yang termasuk dalam kelompok ini adalah buku, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. b. Bukan Buku 1) Terbitan berseri adalah terbitan yang diterbitkan terus-menerus dalam jangka waktu terbit tertentu, dapat berupa harian, mingguan, bulanan, dan sebagainya. 2) Peta. 3) Gambar.

4) Brosur, pamflet, booklet. 5) Makalah, merupakan karya yang mempunyai nilai sementara, tidak diolah sebagaimana bahan pustaka lainnya. 2. Tidak tercetak a. Rekaman gambar, seperti film, video, CD, mikrofilm, dan mikrofis. b. Rekaman suara, seperti piringan hitam, CD, kaset. c. Rekaman data magnetik/digital, seperti karya dalam bentuk disket, CD dan pangkalan data, dan yang dikemas secara online Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jenis-jenis bahan pustaka terdiri dari bahan pustaka cetak dan noncetak. Bahan pustaka cetak meliputi: buku, terbitan berseri, peta, gambar, brosur, dan makalah. Sedangkan bahan pustaka noncetak meliputi rekaman gambar, rekaman suara dan rekaman data magnetik/digital.

2.2 Pengembangan Koleksi 2.2.1. Pengertian Pengembangan Koleksi Kegiatan pengembangan koleksi merupakan salah satu sarana yang penting

dalam

suatu

perpustakaan

perguruan

tinggi.

Kegiatan

kerja

pengembangan koleksi mencakup kegiatan memilih pustaka dan dilanjutkan dengan pengadaan pustaka. Kedua kegiatan memilih dan mengadakan pustaka harus dilaksanakan secara maksimal sehingga dapat mewujudkan tujuan dan fungsi dari perguruan tinggi yaitu untuk berusaha menyediakan informasi atau bahan pustaka yang dibutuhkan pengguna. Menurut Yulia (2009: 2.3) “ Pengembangan koleksi adalah proses menghasilkan kepastian bahwa peprustakaan memnuhi kebutuhan informasi dari populasi yang dilayaninya dalam cara yang tepat waktu dan ekonomis, menggunakan sumber daya informasi yang diproduksi di dalam maupun di luar organisasi. Sedangkan menurut Magrill dan Corbin yang dikutip oleh Qalyubi (2007: 77) “Pengembangan koleksi merupakan serangkaian proses atau kegiatan yang bertujuan mempertemukan pemakai dengan rekaman informasi dalam lingkungan perpustakaan atau unit informasi”.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan koleksi adalah suatu usaha yang mencakup semua kegiatan kerja perpustakaan, yang bertugas untuk mengembangkan koleksi yang telah ada di perpustakaan, terutama melalui aspek pemilihan dan evaluasi.

2.2.2. Tujuan Pengembangan Koleksi Menurut buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 26) “Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan dengan kebutuhan sivitas akademika di perguruan tinggi agar perpustakaan dapat secara terencana mengembangkan koleksinya”. Sedangkan menurut Sutarno (2006: 115) “Pengembangan

koleksi

bertujuan

untuk

menambah

jumlah

koleksi,

meningkatkan dan jenis bahan bacaan dan meningkatkan mutu koleksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan koleksi adalah mengembangkan koleksi yang baik dan seimbang, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang disusun berdasarkan standar koleksi perpustakaan dan kajian kepustakaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna sivitas akademika.

2.2.3. Manfaat Pengembangan Koleksi Pengembangan

koleksi

merupakan

suatu

proses

universal

untuk

perpustakaan karena setiap perpustakaan akan membangun koleksi yang kuat demi kepentingan pengguna perpustakaan. Menurut Sutarno (2006: 118), manfaat pengembangan koleksi antara lain: 1. Membantu menetapkan metode untuk menilai bahan pustaka yang harus dibeli. 2. Membantu merencanakan bentuk-bentuk kerja sama dengan perpustakaan lain, seperti pinjam antar perpustakaan, kerjasama dalam pengadaan, dan sebagainya. 3. Membantu identifikasi bahan pustaka yang perlu dipindahkan ke gudang atau dikeluarkan dari koleksi. 4. Membantu dalam merencanakan anggaran jangka panjang dengan menetapkan prioritas-prioritas dan garis besar sasaran pengembangan. 5. Membantu memilih cara terbaik untuk pengadaan.

Sedangkan menurut Rosaprianti, manfaat pengembangan koleksi adalah sebagai berikut: 1. Membantu memastikan bahwa perpustakaan berkomitmen untuk melayani semua pengguna perpustakaan, baik saat ini ataupun di masa yang akan datang. 2. Membantu membuat standar dalam melakukan penyeleksian dan penyiangan koleksi. 3. Membantu meminimalisir kesalahan dan ketidaksinambungan dalam proses seleksi. 4. Membantu menjamin keberlangsungan koleksi secara bekelanjutan antara satu staf dengan staf lainnya. 5. Membantu dalam melakukan evaluasi pribadi staf itu sendiri atau evaluasi yang dilakukan oleh pihak luar. 6. Membantu melakukan efesiensi dalam pembuatan keputusan seharihari yang akan membantu staf perpustakaan baru. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat pengembangan koleksi adalah membantu seluruh proses kegiatan pengembangan koleksi yang dilakukan oleh pihak pepustakaan.

2.3 Kebijakan Pengembangan Koleksi Kebijakan pengembangan koleksi meliputi kegiatan memilih dan mengadakan pustaka yang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pustakawan bersama-sama dengan pengguna perpustakaan, maksud adanya perencanaan

untuk

mengembangkan

bahan

pustaka

demi

tercapainya

perpustakaan yang berkualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan. Menurut Yulia (2009: 2.3) “Kebijakan pengembangan koleksi adalah pernyataan tertulis dari rencana itu, memberikan perincian-perincian untuk pedoman staf perpustakaan”. Sedangkan menurut Qalyubi (2006: 78) “Kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat/sarana untuk mengarahkan segala aktifitas yang berkaitan dengan perencanaan, pendanaan, pemilihan, dan pengadaan bahan pustaka. Menurut

pendapat

di

atas

dapat

disimpulkan

bahwa

kebijakan

pengembangan koleksi adalah pernyataan tertulis tentang kebijakan perpustakaan terhadap pengembangan koleksi yang digunakan staf perpustakaan sebagai acuan dalam menyeleksi bahan perpustakaan.

2.3.1. Manfaat Kebijakan Pengembangan Koleksi Banyak sekali manfaat dari kebijakan pengembangan koleksi. Menurut Yulia (2009: 2.7), manfaat dari kebijakan pengembangan koleksi yaitu sebagai berikut: 1.

2. 3. 4. 5.

6. 7. 8. 9. 10.

11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Menjadi dokumen untuk sosialisasi kepada masyarakat, sebagai standar untuk menginformasikan kepada setiap orang tentang sifat dan ruang lingkup koleksi. Menginformasikan kepada setiap orang prioritas pengoleksian. Mendorong pemikiran tentang prioritas secara garis organisasi untuk koleksi. Menghasilkan komitmen pada tingkat tertentu sesuai dengan sasaran organisasi. Menentukan standar untuk materi yang bisa masuk ke koleksi dan mana yang tidak masuk, menghadapi masalah sensor dengan menjelaskan bahan macam apa yang akan dibeli dan menunjukkan bahwa kebijakan tersebut didukung oleh para administrator lembaga yang bersangkutan. Mengurangi pengaruh dari pemilih tunggal dan bias perorangan. Memberikan sebuah sarana pelatihan dan orientasi bagi staf baru. Membantu menjamin kekonsistenan dari waktu ke waktu walaupun staf pengelola berganti. Memberikan pedoman kepada staf dalam menghadapi protes maupun keluhan dari para pengambil keputusan dan pengguna. Membantu dalam penyiangan dan mengevaluasi koleksi, membantu identifikasi bahan pustaka yang perlu dipindahkan ke gudang atau dikeluarkan dari koleksi Membantu dalam rasionalisasi alokasi anggaran. Membantu dalam perencanaan anggaran jangka panjang dengan menetapkan prioritas-prioritas dan garis besar sasaran pengembangan. Menjadi sebuah alat dalam menilai kinerja secara keseluruhan dari program pengembangan koleksi. Memberikan informasi kepada pihak-pihak luar perpustakaan tentang tujuan dari pengembangan koleksi. Membantu memilih cara terbaik untuk pengadaan, misalnya langsung dari penerbit atau jobber. Membantu menetapkan metode untuk menilai bahan sebelum dibeli. Membantu merencanakan bentuk-bentuk kerja sama dengan perpustakaan lain, seperti pinjam antar perpustakaan, kerja sama dalam pengadaan.

Sedangkan

menurut

Evans

(2000:

72),

manfaat

dari

kebijakan

pengembangan koleksi adalah: 1. Informs everyone about the nature and scope of the collection. Menginformasikan semua orang tentang sifat dan ruang lingkup koleksi.

2. Informs everyone of the collecting priorities. Menginformasikan semua orang mengumpulkan prioritas. 3. Forces thinking about organizational priorities for the collection. Anggota berfikir tentang prioritas organisasi untuk koleksi. 4. Generates some degree of commitment to meeting organizational goal. Menghasilkan komitmen untuk memenuhi tujuan organisasi. 5. Sets standards for inclusion an exclution. Menetapkan standar untuk inklusi dan eksklusi. 6. Reduces the influence of a single selector and personal biases. Mengurangi pengaruh pemilih tunggal dan bias pribadi. 7. Provides a training and orientation tool for new staff. Menyediakan pelatihan dan orientasi alat seleksi untuk staf baru. 8. Helps ensure a degree of consistency over time and regardless of staff turnover. Membantu memastikan tingkat konsistensi dari waktu ke waktu dan terlepas dari pergantian staf. 9. Guides staff in handling complaints. Membantu staf untuk menangani keluhan pengguna. 10. Aids in weeding and evaluating the collection Sebagai alat bantu penyiangan dan pengevaluasian koleksi. 11. Aids in relationalizing budget allocations. Sebagai alat bantu dalam rasionalisasi alokasi anggaran. 12. Provides a public relations document. Menyediakan dokumen public relations. 13. Provides a means of assessing overall performance of the collection development program. Menyediakan yang dimaksud penafsiran seluruh petunjuk program pengembangan koleksi. 14. Provides outsiders with information about the purpose of collection development (an accountability tool). Menyediakan sarana untuk menilai keseluruhan kinerja dari pengembangan koleksi (alat akuntabilitas). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat kebijakan pengembangan koleksi yaitu menjadi dokumen untuk sosialisasi kepada masyarakat, membantu menjamin kekonsistenan dari waktu ke waktu walaupun staf pengelola berganti, memberikan pedoman kepada staf dalam menghadapi protes mupun keluhan dari para pengambil keputusan dan pengguna, membantu dalam penyiangan dan mengevaluasi koleksi dan membantu dalam rasionalisasi alokasi anggaran.

2.3.2. Fungsi Kebijakan Pengembangan Koleksi Kebijakan sebaiknya dibuat secara tertulis, sehingga kalau timbul masalah dapat ditinjau kembali kebijakan yang sudah ditetapkan itu. Menurut Yulia (2009: 2.6), fungsi kebijakan pengembangan koleksi secara garis besar dibagi menjadi 3 kelompok yaitu sebagai berikut: 1. Fungsi Perencanaan Kebijakan pengembangan koleksi merupakan perencanaan yang mengatur prioritas dalam mengalokasikan berbagai sumber dana, setelah lebih dahulu mengenal siapa saja yang akan dilayani perpustakaan, mengetahui bidang ilmu apa yang akan dikembangkan, serta penelitian-penelitian yang akan dilakukan. 2. Fungsi Komunikasi Internal Perpustakaan perlu berkomunikasi dengan masyarakatnya sendiri, baik itu pimpinan badan induk, para penyandang dana, staf badan induk sebagai pengguna atau calon pengguna potensial, seperti dosen, mahasiswa, guru, siswa, peneliti, masyarakat, tergantung pada jenis perpustakaannya. Proses pembuatan kebijakan pengembangan koleksi ini memerlukan konsultasi dengan kelompok-kelompok tersebut dan diharapkan kegiatan dialog ini berlangsung secara kontinu. 3. Fungsi Komunikasi Eksternal Perpustakaan perlu memberitahu perpustakaan lain tentang rencana pengembangan koleksinya, termasuk bidang ilmu yang akan dikembangkan. Hal ini penting dilakukan sebagai upaya peningkatan kerja sama antar perpustakaan. Saling menginformasikan koleksi berikut rencana pengembangannya karena selain bertujuan untuk menghindari pemilikan koleksi yang sama, juga memungkinkan pengguna perpustakaan mendapat informasi dari sumber bahan pustaka yang lebih luas. Sedangkan menurut Qalyubi (2007: 78), fungsi kebijakan pengembangan koleksi adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya, agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administrator, dan dewan pembina perpustakaan. 2. Memberi deskripsi yang sistematis tentang strategi pengelolaan dan pengembangan koleksi yang diterapkan di perpustakaan. 3. Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi dan deseleksi terjamin, koleksi yang responsif dan seimbang terbentuk, dan dana dimanfaatkan dengan sebijaksana mungkin. 4. Menjadi standar atau tolok ukur menilai sejauh mana sasaran pengembangan koleksi telah tercapai. 5. Berfungsi sebagai sumber informasi dan panduan bagi staf yang baru mulai berpartisipasi dalam pengembangan koleksi.

6. Memperlancar koordinasi antar anggota staf pengembangan koleksi. 7. Memperlancar kerjasama antar perpustakaan dalam pengembangan koleksi. 8. Membantu menjaga kontinuitas, khususnya apabila koleksi besar, serta menjadi kerangka kerja yang memperlancar transisi dari pustakawan lama ke penggantinya. 9. Membantu pustakawan menghadapi pengaduan berkenaan dengan bahan yang telah diseleksi atau ditolak. 10. Mengurangi pengaruh selektor tertentu dan bias atau selera pribadi. 11. Membentu mempertanggungjawabkan alokasi anggaran. 12. Menjadi sarana komunikasi, baik dengan masyarakat yang harus dilayani maupun pihak luar lain yang memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengembangan koleksi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi kebijakan pengembangan koleksi adalah sebagai sarana komunikasi untuk memberi tahu para pemakai, administrator, dewan pembina dan pihak lain, apa cakupan dan ciriciri koleksi yang telah ada, serta rencana untuk pengembangan selanjutnya.

2.3.3. Asas Kebijakan Pengembangan Koleksi Kebijakan pengembangan koleksi dapat dilaksanakan secara terarah apabila disusun secara tertulis. Menurut Yulia (2009: 2.4), kebijakan pengembangan koleksi didasari oleh beberapa asas berikut ini: 1. Kerelevanan Koleksi perpustakaan hendaknya relevan dengan aktifitas yang telah diprogram oleh perpustakaan sehingga memudahkan pencapaian kinerja perpustakaan yang memuaskan para stakeholders. Pustakawan harus bisa mengantisipasi perkembangan yang terjadi pada masyarakat pengguna. 2. Berorientasi kepada kebutuhan pengguna Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna. Masing-masing jenis perpustakaan mempunyai pengguna yang berbeda, yang berbeda pula pola kebutuhan informasinya. Pustakawan harus bisa membaca kebutuhan berbagai kelompok pengguna yang ada dalam populasi yang dilayani perpustakaan. 3. Kelengkapan Koleksi perpustakaan hendaknya lengkap dalam arti terkait dengan kebutuhan para pengguna utama perpustakaan walaupun secara hakiki sudah diketahui bahwa tidak mungkin bagi sebuah perpustakaan dapat memenuhi semua kebutuhan penggunanya. Namun demikian, penting bagi pustakawan untuk dapat mendeteksi kebutuhan sehari-hari dari pengguna utama perpustakaannya sehingga dapat menjadi perpustakaan andalan para pengguna.

4. Kemutakhiran Koleksi hendaknya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir. Dengan demikian, perpustakaan harus mengadakan dan memperbaharui bahan pustaka yang menjadi koleksi. 5. Kerja sama Koleksi perpustakaan sebaiknya merupakan hasil kerja sama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan, pembina perpustakaan, pimpinan badan induk, tokoh masyarakat, guru/dosen/peneliti. Dan berbagai pihak lain tergantung jenis perpustakaannya. 2.3.4. Elemen Kebijakan Pengembangan Koleksi Dalam kebijakan pengembangan koleksi diperlukan elemen-elemen yang dilakukan perpustakaan terlaksana dengan baik. .Menurut Evans (2000: 74), elemen-elemen dari kebijakan pengembangan koleksi adalah: 1. Overview (Ikhitisar, peninjauan luas) The first elemen consists of a clear statement of overall institutional objectives for the library. Statement such s “geared to serve the information needs of the community” have little value or concrete meaning. Elemen pertama terdiri dari pernyataan yang jelas dari tujuan lembaga secara keseluruhan untuk pernyataan perpustakaan seperti “diarahkan untuk melayani kebutuhan informasi masyarakat” memiliki sedikit nilai atau makna konkrit. 2. Details of subject areas and formats collected (Rincian bidang subjek dan format yang dikumpulkan) The policy writers must break down the collection into constituent subject areas, identify types of material collected, and specify the primary user group for each subject. Pada bagian kebijakan ini, kebijakan penulis harus dirinci sesuai dengan area subjek, mengidentifikasi jenis bahan yang dikumpulkan, dan menentukan kelompok pengguna utama sesuai dengan subjek. 3. Miscellaneous issues This section of the collection development policy statement deals with gifts, deselection and discard, evaluation, and complaints censorship. Each can stand alone, and some libraries develop longer, separate policy statement for each. Because they do have some relationship to collection development, the collection policy writers in corporate an abstract or summary of those policies instead of preparing something new. Ini bagian dari kebijakan pengembangan koleksiyang berkaitan dengan hadiah, penyiangan dan pemusnahan, evaluasi, serta keluhan. Masingmasing dapat berdiri sendiri dan beberapa kebijakan perpustakaan yang lebih lama masing-masing terpisah. Karena mereka mamiliki beberapa hubungan pengembangan koleksi, penulis kebijakan koleksi

menggabungkan abstrak atau ringkasan dari kebijakan-kebijakan bukan mempersiapkan sesuatu yang baru. Menurut Disher yang dikutip oleh Simanjuntak (2014: 17), elemen-elemen yang biasanya ada di dalam kebijakan pengembangan koleksi adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan Dalam bagian ini dijelaskan apa tujuan dari dokumen kebijakan. Penjelasan tersebut akan menjawa...


Similar Free PDFs