Benny Buku Ajar PDF

Title Benny Buku Ajar
Author Ratih Widarmayanti
Pages 105
File Size 5.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 324
Total Views 506

Summary

1 BAB 1 Pendahuluan A. Gambaran Profil Lulusan Program Studi Ilmu Kelautan Kompetensi Utama : 1. Lulusan memiliki kemampuan mengidentifikasi jenis, mengevaluasi kondisi dan mengestimasi potensi sumberdaya hayati laut. 2. Lulusan memiliki kemampuan memetakan potensi sumberdaya hayati laut. 3. Lulusan...


Description

1

BAB 1 Pendahuluan A. Gambaran Profil Lulusan Program Studi Ilmu Kelautan Kompetensi Utama : 1. Lulusan memiliki kemampuan mengidentifikasi jenis, mengevaluasi kondisi dan mengestimasi potensi sumberdaya hayati laut. 2. Lulusan memiliki kemampuan memetakan potensi sumberdaya hayati laut. 3. Lulusan memiliki kemampuan melakukan perlindungan biota laut yang terancam kelestariannya. 4. Lulusan memiliki kemampuan melakukan rehabilitasi stok biota dan hábitat pesisir dan laut. 5. Lulusan memiliki kemampuan mengelola kawasan konservasi laut. Kompetensi Pendukung : 1. Lulusan memiliki kemampuan melakukan survei potensi pesisir dan laut. 2. Lulusan memiliki kemampuan menerapkan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi untuk eksplorasi sumberdaya hayati laut. 3. Lulusan

memiliki

kemampuan

melakukan

pembenihan

dan

penangkaran biota laut. 4. Lulusan

memiliki

kemampuan

melakukan

pengendalian

kualitas

lingkungan pesisir dan laut. Kompetensi Lainnya (Institusional) : Lulusan memiliki kemampuan mengidentifikasi potensi jasa-jasa lingkungan, menyusun rencana tata ruang wilayah, menyusun rencana pengelolaan wilayah dan mengembangkan potensi sumberdaya pesisir dan laut. B. Kompetensi Lulusan 1. Memahami etika, moral dan profesionalisme observasi kelautan dalam menguraikan konsep dasar tentang organisme laut tidak bertulang belakang dan hubungannya dengan faktor lingkungan perairan laut. 2. Menggunakan keterampilan komunikasi yang baik yang dikembangkan berdasarkan

paradigma

komunikasi

ilmiah

untuk

membantu

pengidentifikasian organisme laut tidak bertulang belakang. 3. Keterampilan observasi dasar dalam mengidentifikasi organisme laut tidak bertulang belakang.

2

4. Penerapan dasar ilmu kelautan dalam mengidentifikasi organisme laut tidak bertulang belakang 5. Mengakses, menilai dan mengelola informasi mengenai organisme laut tidak bertulang belakang secara kritis 6. Mawas diri dan mampu mengembangkan diri/belajar sepanjang hayat C. Analisis Kebutuhan Pembelajaran Mata Kuliah

: Avertebrata Laut

Kompetensi Utama

: Mahasiswa memiliki dasar ilmiah serta kemampuan keterampilan observasi organisme laut tidak bertulang belakang.

Kompetensi Pendukung

: Mahasiswa memiliki kemampuan komunikasi dan manajemen informasi serta pengembangan diri dan kritik diri.

Kompetensi Lainnya

: Mahasiswa memiliki etika, moral, dan profesionalisme survey lapangan dalam observasi kelautan.

Sasaran Belajar

:

Mahasiswa diharapkan akan dapat menguraikan konsep dasar tentang organisme laut tidak bertulang belakang dan hubungannya dengan faktor lingkungan perairan laut.

D. GBRP Mata Kuliah

: Avertebrata Laut

Nomor/Kode SKS : 134 L113 / 3 Deskripsi Singkat

: Mata

kuliah

ini

membahas

tentang

morfologi,

anatomi, fisiologi dan reproduksi dari hewan laut yang tidak memiliki tulang belakang, dari tingkat rendah pada Porifera hingga ke tingkat tinggi yaitu Urochordata pengklassifikasiannya.

serta

dasar-dasar

3

GBRP Lanjutan (1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

MINGGU KE-

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

BAHAN KAJIAN

BENTUK PEMBELAJARAN

KRITERIA PEMBELAJARAN

BOBOT NILAI (%)

I

Disepakatinya sistem dan aturan perkuliahan.

--

- Kontrak perkuliahan dan Rencana Pembelajaran.

Terbentuknya kelompok kerja dan tugas kelompok masingmasing serta terpilihnya ketua. I Mahasiswa akan dapat menguraikan definisi dan ruang lingkup avertebrata air.

II Mendefinisikan Sistematika, Taksonomi dan Filogeni

Ruang lingkup Definisi dan pengertian avertebrata Phyla yang masuk dalam avertebrata laut

Ceramah +

Pengertian sistematika dan taksonomi Aturan pemberian nama ilmiah Hirarki taksonomi Linnaeus Perkembangan pemikiran mengenai methodologi klasifikasi

Ceramah +

- Mengetahui dengan tepat mengapa satu organisme dimasukkan ke dalam kelompok hewan avertebrata.

--

- Memahami hubungan antara phyla yang masuk ke dalam kelompok hewan avertebrata. - Memahami mengapa hewan dibedakan ke dalam taksa-taksa. - Mengetahui dengan jelas syaratsyarat penulisan nama ilmiah dari hewan avertebrata

2

4

MINGGU KE-

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

BAHAN KAJIAN

BENTUK PEMBELAJARAN

KRITERIA PENILAIAN

BOBOT NILAI (%)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

II

Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis protozoa yang hidup sebagai zooplankton

III

IV dan V

Pengertian protozoa Sistem baru pengklassifikasian protozoa dengan 7 phyla Karakteristik dan contoh dari masing-masing phyla

Ceramah +

Mahasiswa mampu menguraikan ciri morfologi, anatomi dan fisiologi Phylum Porifera

Classis Calcarea Classis Hexatinellida Classis Demospongia Classis Sclerospongiae

Ceramah + Tugas

Mahasiswa mampu menguraikan ciri morfologi, anatomi dan fisiologi phylum Cnidaria dan Phylum Ctenophora

Classis Hydrozoa Classis Scyphozoa Classis Cubozoa Classis Anthozoa) Phylum Ctenophora dengan ordo-nya.

Ceramah + Tugas

- Memahami alasan protozoa memiliki bentuk-bentuk tertentu. - Mengetahui hubungan bentuk yang dimiliki dengan cara hidupnya sebagai plankton.

- Memahami ciri morfologi, anatomi dan fisiologis hewan Porifera - Mengetahui perbedaan antara classis yang satu dengan yang lain. - Memahami perbedaan antara phylum Porifera dan phylum Coelenterata - Memahami alasan-alasan mengapa hewan anggota phylum ctenophora sulit dibedakan dengan hewan anggota phylum coelenterata - Megetahui alasan mengapa hewan dari phylum ctenophora dipisahkan dari phylum coelenterata

2

8

16

5

MINGGU KE-

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

BAHAN KAJIAN

BENTUK PEMBELAJARAN

KRITERIA PENILAIAN

BOBOT NILAI (%)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

- Mengetahui ciri khas dari masingmasing classis phylum coelenterata - Menjelaskan contoh hewan dari masing-masing classis

VI dan VII

VIII

Mahasiswa mampu menguraikan ciri umum morfologi, anatomi, dan fisiologi mollusca

Classis Monoplacophora, Classis Polyplacophora Classis Aplacophora Classis Gastropoda Classis Pelecypoda Classis Scaphopoda Classis Cephalopoda

Ceramah + Diskusi

UJIAN TENGAH SEMESTER

- Mengetahui dasar dari pemberian nama classis pada phylum Mollusca - Menjelaskan ciri pembeda secara morfologi dari masing-masing classis dalam phylum Mollusca - Menjelaskan ciri pembeda secara anatomi dari masing-masing classis dalam phylum Mollusca - Mengetahui contoh organisme dari classis Gastropoda, Polyplacophora, Pelecypoda, Scaphopoda dan Cephalopoda

20

6

MINGGU KE-

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

BAHAN KAJIAN

BENTUK PEMBELAJARAN

KRITERIA PENILAIAN

BOBOT NILAI (%)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Ceramah +

- Mengetahui ciri-ciri umum Platyhelminthes dan Rhynchocoela

IX

X

XI

XII-XIII

Mahasiswa dapat menguraikan ciri morfologi dan anatomi Phylum Platyhelminthes dan Phylum Rhynchocoela. Mahasiswa dapat menguraikan ciri morfologi, anatomi dan fisiologi dari cacing tidak bersegmen Mahasiswa dapat menguraikan ciri morfologi, anatomi dan fisiologi phylum Annelida dan Pogonophora Mahasiswa mampu menjelaskan ciri morfologi, anatomi dan fisiologi dari phylum Arthropoda

Phylum Platyhelminthes Phylum Rhynchocoela

4

Phylum Sipuncula Phylum Echiura Phylum Priapulida Phylum Annelida Classis Oligochaeta Classis Polychaeta Classis Hirudinae Phylum Pogonophora Subphylum Chelicerata Classis Merostomata Subclassis Xiphosura Subphylum Crustacea -Classis Remipedia - Classis Cephalocarida - Classis Branchiopoda - Classis Maxillopoda - Classis Malacostraca

Ceramah +

Ceramah +

Tugas + Diskusi

- Mengenali ciri morfologi pembeda phylum Sipuncula, Echiura dan priapulida.

3

- Mengenali ciri khas morfologi masing-masing classis dari phylum Annelida. - Mengetahui ciri khas phylum Pogonophora

5

- Menjelaskan ciri pembeda dari subphylum Chelicerata terhadap subphylum crustacea - Menjelaskan ciri pembeda secara anatomi dari masing-masing classis dalam subphylum Crustacea - Mengetahui contoh organisme dari classis Xiphosura, Cephalocarida, Branchiopoda, Remipedia, Maxillopoda dan Malacostraca

16

7

MINGGU KE-

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

BAHAN KAJIAN

BENTUK PEMBELAJARAN

KRITERIA PENILAIAN

BOBOT NILAI (%)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Mengenali anggota classis Malacostraca yang punya nilai ekonomi. XIV-XV

XVI

Mahasiswa mampu menguraikan ciri morfologi, anatomi dan fisiologi Phylum Echinodermata

Classis Asteroidea Classis Ophiuroidea Classis Echinodea Classis Holothuroidea Classis Crinoidea

Mahasiswa mampu menjelaskan ciri morfologi, anatomi dan fisiologi phylum Bryozoa, Phylum Brachiopoda, phylum Entoprocta dan phylum Chordata,-subphylum Urochordata

Phylum Bryozoa Phylum Brachiopoda Phylum Chordatasubphylum Urochordata Classis Ascidiacea Classis Thaliacea

Tugas + Diskusi

Ceramah +

- Mengetahui dasar dari pemberian nama classis pada phylum Echinodermata - Menjelaskan ciri pembeda secara morfologi dari masing-masing classis dalam phylum Echinodermata - Menjelaskan ciri pembeda secara anatomi dari masing-masing classis dalam phylum Echinodermata - Mengetahui contoh organisme dari classis Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea dan Crinoidea. - Mengetahui perbedaan dan persamaan antara anggota Phylum Brachiopoda dengan anggota classis Pelecypoda - Menjelaskan mengapa anggota classis Acidiacea dan Thaliacea dimasukkan ke dalam phylum Chordata - Mengenali bentuk hewan yang masuk ke dalam phylum Bryozoa

18

6

8

BAB 2 Bahan Pembelajaran 1 JUDUL : SISTEMATIKA, TAKSONOMI DAN FILOGENI BAB I. Pendahuluan A. Latar Belakang Bumi ini terdapat

lebih dari satu juta spesies hewan yang telah

teridentifikasi. Hewan-hewan tersebut mempunyai banyak persamaan dan perbedaan, baik dalam morfologi maupun hubungannya berdasarkan filogenetik. Untuk memudahkan cara pengenalan, mempelajari, dan berkomunikasi tentang jenis-jenis hewan tersebut, maka perlu adanya suatu sistematika yang dapat menggolong-golongkan hewan tersebut. B. Ruang Lingkup Isi 1. Defenisi dan Pengertian Avertebrata 2. Pengertian Sistematika dan Taksonomi 3. Aturan Pemberian Nama Ilmiah 4. Hirarki Taksonomi Linnaeus C. Kaitan Modul Modul ini adalah pengantar dari Avertebrata Laut. D. Sasaran Pembelajaran Modul Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan defenisi dan pengertian avertebrata 2. Menjelaskan pengertian sistematikan dan taksonomi 3. Menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah 4. Menjelaskan hirarki taksonomi linnaeus BAB II. Pembahasan A. Defenisi dan Pengertian Avertebrata Avertebrata dalam bahasa inggris invertebrate yang berarti hewanhewan yang tidak bertulang belakang. Hewan dikelompokkan dalam kingdom animalia (Metazoa). Berdasarkan organisasi sel penyusun jaringan atau lapisan dan system pencernaannya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan (Suwignyo dkk, 2005), yaitu :

9

a. Branch Parazoa (Filum Porifera): sel tersusun seperti lapisan, namun belum membentuk jaringan. Tubuh berlubang-lubang, tidak mempunyai mulut maupun rongga pencernaan. b. Branch Mesozoa (Filum Mesozoa): pembagian kerja sel-sel agak jelas, yaitu beberapa sel di bagian tubuh berfungsi untuk reproduksi dan dibungkus oleh beberapa sel eksternal berfungsi untuk pencernaan. Hidup sebagai parasit. c. Branch Eumetazoa: sel tersusun dalam bentuk organ atau jaringan sejati. Sistem pencernaan umumnya terdiri atas mulut, usus dan anus; beberapa jenis tidak mempunyai anus. Semua phyla hewan termasuk Eumetazoa kecuali Porifera dan mesozoa. B. Pengertian Sistematika dan Taksonomi Sistematika mempunyai hubungan yang sangat luas dengan evolusi, ekologi, genetika, behaviour dan fisiologi komparatif

 mengatur

organisme ke dalam sistem klasifikasi dan mencari jawaban bagaimana dan mengapa klassifikasi organisme dibuat serta mampu menguraikan hubungan kekerabatan diantara organisme satu dengan yang lainnya dan dengan lingkungan habitatnya. Jadi sistematika adalah ilmu tentang keanekaragaman organisme. Hukum atau aturan yang memisah-misahkan berbagai hewan ke dalam kelompok besar dan kecil secara ilmiah disebut taksonomi yang berasal dari kata taxis berarti susunan dan nomos berarti hukum atau aturan. Taksonomi adalah teori dan praktek dalam mengklasifikasi organisme. Klasifikasi adalah penyusunan jenis-jenis hewan menjadi kelompok-kelompok besar dan kecil dalam suatu aturan, sedangkan nomenklatur meliputi tata cara pemberian nama jenis hewan atau kelompok hewan yang akan disusun dalam klasifikasi (Suwignyo dkk, 2005). C. Aturan Pemberian Nama Ilmiah Dalam pemberian suatu nama ilmiah diperlukan suatu sistem standar yang terlepas dari masalah bahasa, ras, agama dan budaya. Adapun aturan pemberian nama ilmiah (Winston, 1999): a. Sistem penamaan adalah binomial Linnaeus b. Terdiri atas dua kata, yaitu genus dan spesies

10

c. Kata genus terletak di awal dan dimulai penulisannya dengan huruf kapital dan nama spesies dengan huruf kecil d. Nama genus, subgenus dan spesies ditulis miring atau diberi garis bawah e. Nama taksa di atas genus ditulis dengan huruf tegak f. Kalau nama genus telah ditulis sebelumnya, maka nama genus hanya diwakili oleh huruf pertama saja disertai titik (.). Genus adalah kata benda (noun) g. Dalam suatu tulisan ilmiah, nama spesies dianggap tidak lengkap bila tidak disertai dengan nama penemunya dan rincian publikasinya. Spesies adalah kata sifat (adjective). D. Hirarki Taksonomi Linnaeus Kategori hirarki secara lengkap mengikuti ICZN (International Code of Zoological Nomenclature), namun secara umum standar tatanama binomial dapat dilihat pada tabel 1. (Simpson, 1961) : Kingdom Phylum Superclass Class Subclass Cohort Superorder Order Suborder Superfamily Family Subfamily Tribe Genus Subgenus Species Subspecies

11

Tabel 1. Hirarki taksonomi Latin, Inggris dan Indonesia Latin Inggris Indonesia Keterangan Regnum Kingdom Dunia Subregnum Subkingdom Anak dunia Phylum Phylum Filum Subphylum Subphylum Anak filum Divisio Division Divisi Superclassis Superclass Super kelas Classis Class Kelas Subclassis Subclass Anak kelas Ordo Order Bangsa Superfamilia Superfamily Super suku -OIDEA Familia Family Suku -IDEA Subfamilia Subfamily Anak suku -INAE Genus Genus Marga Species Species Jenis

BAB III. Penutup Pengklasifikasian organisme dalam biologi begitu penting karena berkaitan dengan masyarakat dalam mengartikan dasar pengenalan mahluk hidup yang merupakan standar tatanama binomial. Tugas : Buat pengklasifikasian organisme dari satu jenis hewan invertebrate. Masing-masing mahsiswa tidak boleh sama nama organismenya. Penilaian klasifikasi dilihat dari kelengkapan dan konsistensi pemakaian tatanama binomial. DAFTAR PUSTAKA Simpson, G. G. 1961. Principles of Animal Taxonomy. Columbia University Press, New York. Suwignyo, S., B. Widigdo, Y. Wardiatno. dan M. Krisanti. 2005. Avertebrata Air Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta. Winston, J. E. 1999. Describing Species: Practical Taxonomic Procedure for Biologists. Columbia University Press, New York.

12

BAB 3 Bahan Pembelajaran 2 JUDUL : FILUM PROTOZOA BAB I. Pendahuluan A. Latar Belakang Protozoa adalah hewan yang paling sederhana di dunia, karena hewan tersebut hanya terdiri dari satu sel dan biasanya berukuran mikroskopis antara 5-5.000 mikron. Protozoa mempunyai keanekaragaman jenis yang sangat tinggi, habitat hidupnya di laut, air payau, air darat dan daratan yang lembab maupun pasir kering. B. Ruang Lingkup Isi 1. Pengertian Filum Protozoa 2. Morfologi Tubuh Filum Protozoa 3. Sistem Reproduksi Filum Protozoa 4. Makan dan Cara Makan Filum Protozoa 5. Klasifikasi Filum Protozoa 6. Peranan Hewan Filum Protozoa C. Kaitan Modul Modul ini adalah modul Kedua dari modul avertebrata laut. D. Sasaran Pembelajaran Modul Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan Pengertian Filum Protozoa 2. Menjelaskan Morfologi Tubuh Filum Protozoa 3. Menjelaskan Sistem Reproduksi Filum Protozoa 4. Menjelaskan Makan dan Cara Makan Filum Protozoa 5. Menjelaskan Klasifikasi Filum Protozoa 6. Menjelaskan Peranan Hewan Filum Protozoa BAB II. Pembahasan A. Pengertian Filum Protozoa Protozoa berasal dari bahasa latin yakni proto dan zoon. Proto berarti yang pertama atau awal,dan Zoon berarti hewan, protozoa adalah hewan yang terdiri dari satu sel. Tidak seperti metazoan, protozoa tidak memiliki organ sejati, namun mampu melakukan semua kegiatan biologis. Proses-

13

proses tersebut dilakukan oleh bagian di dalam sel, yang disebut organel seperti vakuola kontraktil B. Morfologi Tubuh Filum Protozoa Protozoa terdiri dari protoplasma yang dibungkus membran sel yang berfungsi sebagai dinding sel. Protoplasma terdiri dari inti sel (nucleus) dan isi sel atau sitoplasma. Bagian terluar sitoplasma disebut ektoplasma dan bagian dalam disebut endoplasma. Protozoa bergerak dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia), cilia atau flagella (Gambar 2.1). Pseudopodia berasal dari penjuluran sitoplasma yang berkontraksi memanjang dan memendek secara lambat. Pseudopodia di bagi dalam empat tipe dasar bentuk penjuluran, yaitu : a) Lobopodia; penjuluran tumpul seperti lidah atau jari terdiri atas ektoplasma dan endoplasma pada Amoeba, b) Filopodia; penjuluran langsing, lembut seperti benang (filamen), terdiri dari ektoplasma saja pada Vampyrella, c) Reticulopodia; penjuluran panjang, halus dan terdiri atas ektoplasma saja pada Lieberkuhnia dan Globigerina, d) Axopodia; penjuluran seperti jarum, agak kaku dan semi permanen pada Actinophrys. Cilia atau bulu getar merupakan alat gerak yang berbentuk bulu-bulu halus, biasanya banyak dan selalu bergetar. Penyebaran cilia di seluruh permukaan sel tidak selalu merata, hingga berdasarkan susunan cilia dalam kelompok dapat dibedakan menjadi : a) Membran berombak; kumpulan cilia pendek yang tersusun dalam satu baris memanjang, b) Membranella; seperti membran kecil, terdiri atas beberapa cilia pendek saling melekat, dan tersusun dalam bentuk seri, c) Cirrus; rumpun cilia yang tumbuh menyatu berbentuk seperti kerucut panjang atau duri. Flagella merupakan alat gerak berupa protoplasma panjang seperti cambuk, berjumlah satu atau lebih tapi umumnya 2 helai (Suwignyo dkk, 2005).

14

A

B

C

Gambar 2.1. Pergerakan pada Protozoa. A. Lobopodia pada Amoeba. B. Reticulopodia pada Globigerina. C. Flagella pada Ceratium (Barnes, 1994...


Similar Free PDFs