Budidaya-burung-walet PDF

Title Budidaya-burung-walet
Author Hrman Syah
Pages 22
File Size 604.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 364
Total Views 930

Summary

Budidaya Burung Walet KONDISI RUMAH WALET YANG IDEAL SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK REUMAH WALET Pentingnya pengaturan kelembaman dan suhu dalam rumah walet. Bila kita perhatikan ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, dan pemberian tanah merah pada dasarnya adalah untuk menjaga kelembaban da...


Description

Budidaya Burung Walet KONDISI RUMAH WALET YANG IDEAL SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK REUMAH WALET Pentingnya pengaturan kelembaman dan suhu dalam rumah walet. Bila kita perhatikan ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, dan pemberian tanah merah pada dasarnya adalah untuk menjaga kelembaban dan suhu agar sesuai dengan habitat seriti/walet. Banyak teori yang mengajarkan kepada kita tentang menghitung berapa luas bangunan, berapa luas bak tampung air, berapa banyak lubang ventilasi agar kelembaban dan suhu ruangan mendekati yang disukai seriti/walet. Semua teori itu adalah mendekati 'benar' karena telah mengalami penelitian dan berdasar pengalaman. Namun hal itu tidak sepenuhnya benar karena tidak mungkin kita dapat membuat ruangan yang mempunyai kelembaban dan suhu sesuai dengan yang disukai habitat seriti/walet tanpa kita mengukur berapa kelembaban dan suhu ruangan tersebut dan mengaturnya. Untuk mengukur kelembaban dan suhu kita dapat menggunakan thermohygrometer (sebatas mengukur saja), tapi akankah kita senantiasa mengukur dan mengaturnya secara manual (di dalam ruangan) dan setiap detik pula padahal seriti/walet butuh ketenangan dalam ruangan. Kalaupun bisa paling dengan jalan diambil jalan tengahnya misalnya pemberian pengembun dalam ruangan untuk membantu meningkatkan walet kelembaban dan suhu dengan cara dihidupkan saat-saat cuaca kering dan panas. Namun hal itu tidaklah pasti. Sedangkan kelembaban dan suhu dipengaruhi juga oleh banyak faktor yang seringkali tidak disadari seperti cuaca di luar bangunan yang selalu berubah, angin dan lainnya. Sehingga bagi mereka yang ingin memancing kadang ada yang berhasil dan kadang ada pula yang tidak. Bagi yang berhasil memancing seriti/walet adalah sangat ditentukan oleh faktor keberuntungan saja (mungkin saat itu kelembaban dan suhu ruangan mendekati kelembaban dan suhu yang disukai habitat walet sehingga seriti/walet mau menetap). Dan selama kelembaban dan suhu ruangan tersebut masih dalam toleransi habitat seriti/walet TEMPAT TINGGAL WALET Setiap mahluk hidup pada dasarnya memilih tempat berkembangbiak yang aman dan nyaman. Begitu pula walet. Sehingga walet memilih tempat yang memenuhi syarat : • •

Aman yaitu bebas dari gangguan, terlindung dari terpaan angin, terik matahari, hujan dan cahaya yang terang. Nyaman yaitu tempat sesuai habitatnya. Tempat yang sesuai dengan habitat walet adalah bersuhu 26-29 0 C, berkelembaban 80-90 dan dekat dengan tempat ia mencari makan.

Sehingga walet memilih gua-gua alam dan bangunan tertentu sebagai tempat pengembangan populasinya. Semakin aman dan nyaman tempatnya maka semakin bertambah pula jumlah populasinya. Oleh sebab itu diperlukan suatu perlakuan khusus untuk memancing walet atau menjaga dan mengembangkan populasi walet pada bangunan yang sudah dimasuki walet. Perlakuan khusus itu pada dasarnya adalah membuat bangunan yang sesuai dengan habitat walet.Secara teori , perlakuan khusus itu seperti: ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, ukuran lubang, pemberian tanah merah, bau-bauan, hujan buatan, pemberian serangga dari makanan yang dibusukkan, suara walet dan lainnya. Semua teori itu adalah benar untuk memancing atau menjaga dan mengembangkan populasi walet karena memang bertujuan untuk membuat bangunan agar sesuai dengan habitat walet. HAMA DAN CARA MENGATASI Berikut adalah hewan – hewan yang menjadi musuh atau hama bagi burung walet serta langkah – langkah mengatasinya : HAMA

CARA MENGATASI

Tikus Tikus memakan telur, anak burung walet / swallow bahkan sarangnya. Perusak ini juga mendatangkan suara dan kotoran yang merusakkan kondisi rumah walet

Cara pencegahan tikus dengan menutup semua lubang, tidak menimbun barang bekas dan kayu-kayu yang akan digunakan untuk sarang tikus.

Burung Hantu dan Elang Memakan burung walet

Tangkap dan pindahkant

Semut Semut api dan semut gatal memakan Cara pemberantasan dengan memberi anak walet dan mengganggu burung umpan agar semut-semut yang ada di luar walet yang sedang bertelur. sarang mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air panas. Cicak dan Tokek Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek dapat memakan anak burung walet. Kotorannya dapat mencemari raungan dan suhu yang ditimbulkan karena hal ini dapat mengganggu ketenangan burung walet.

Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkap sedangkan penanggulangan dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk penghalang, tembok bagian luar dibuat licin dan dicat dan hindari lubang-lubang yang tidak digunakan

Sebelum membangun rumah walet, peminat budidaya walet perlu mengerti perilaku dan sifat biologis burung walet. Burung walet tidak tahan dingin, tidak menyukai suhu yang berubah-ubah, sangat peka terhadap bau asap belerang, gas, bensin, asap rokok, cat, dan bau pestisida. Lokasi rumah walet harus tenang, bebas kebisingan, terhindar dari gangguan binatang atau manusia. Sekali saja terganggu, mereka akan pergi tak kembali lagi. Walet biasanya berburu makanan (serangga) mulai pukul 05.00 pagi sampai jam 11.00 lalu mencari kawasan perairan untuk minum hingga pukul 15.00. Kemudian berburu lagi sampai sore lalu pulang sekitar jam 18.00. Ada tiga daerah yang cocok untuk membangun rumah walet, yaitu: : 1. Daerah hunian walet: terdapat banyak rumah walet, minimal 3-5 rumah 2. Daerah perburuan: terdapat banyak sumber makanan dan air 3. Daerah lintasan terbang walet dari sarang ke lokasi perburuan dengan frekuensi minimal 10 ekor per menit. Rancangan bangunan rumah walet harus sesuai dengan kebiasaan walet. Suasana ruangannya dibuat seperti kondisi gua sarang walet yang alamiah. Kelembaban ruangan sekitar 80-95%, suhu sekitar 26º-28ºC, berbau dan gelap. Dengan demikian, walet akan betah menghuni rumahnya

TEKNIK TERBANG BURUNG WALET Pernahkah anda melihat tornado atau pusaran angin puting-beliung? Semua benda yang berada di sekeliling tornado akan dibawa terbang masuk ke dalam pusarannya, seperti dihisap ke arah sumbu tornado. Mengapa begitu? Karena tekanan udara di dalam tornado lebih kecil dari tekanan udara di sekitarnya. Perbedaan tekanan udara yang ditimbulkan cukup besar untuk menarik benda-benda seperti drum minyak, atap rumah, dan bahkan seekor kerbau ke dalam pusaran tornado. Lalu, apa hubungannya dengan burung walet? Apakah burung walet mampu terbang menembus pusaran tornado? Begini ceritanya. Ada jenis pesawat jet tempur yang dilengkapi dengan sepasang sayap yang dapat dilipat ke belakang dan dikembangkan lagi. Jenis sayap seperti ini disebut swept-wing, dan sayap jenis inilah yang memberikan kemampuan terbang cepat dan membelok tajam bagi pesawat jet tempur – seperti kemampuan seekor burung walet. Lucunya, para insinyur penerbangan sudah memanfaatkan keunikan burung ini, jauh sebelum para ilmuan memahami dan menjelaskannya. Bukan saja peswat jet tempur Amerika, F-14 Tomcat yang menggunakan teknik burung walet ini, tetapi pesawat jet penumpang jenis Concorde juga.

Kedua jenis pesawat terbang di atas membutuhkan kecepatan tinggi ketika terbang, tetapi juga kemampuan untuk memperlambat kecepatannya ketika hendak mendarat, tanpa kehilangan ketinggian, atau lebih baik dikatakan tanpa kehilangan kemampuan untuk mempertahankan ketinggian yang tepat, sebab mengurangi kecepatan berarti mengurangi daya dorong ke atas dari udara. Pernahkah anda memperhatikan seekor burung ketika hendak mendarat atau hinggap di cabang pohon? Itu juga adalah salah satu dari rahasia burung walet yang akan diungkap di sini. Sejak tahun 1996, para ilmuan sudah tahu bahwa serangga menggunakan gejala tornado yang disebut vortex, yaitu aliran udara yang berputar, untuk terbang. Tetapi, menghubungkan bentuk khas sayap burung dengan vortex-nya serangga adalah sesuatu hal yang hampir mustahil untuk diperagakan dan diamati. Sekitar tahun 2004, para ilmuan membuat model sayap burung walet dan menempatkannya di dalam lorong air yang berfungsi seperti lorong udara (air-tunnel). Air sengaja diberi warna agar aliran air yang timbul bisa lebih mudah diamati. Ternyata, model sayap walet dengan bentuk khusus ini menimbulkan semacam aliran vortex di bagian atas model sayap tersebur. Seperti pada tornado, tekanan rendah di dalam vortex seperti menghisap sayap burung walet ke atas. Vortex yang terlihat di dalam percobaan water-tunnel tersebut menghasilkan dua hal, masing-masing daya angkat yang besar dan hambatan yang besar untuk semua kecepatan. Ketika terbang cepat, baik burung maupun pesawat jet dengan swept-wings akan melipat sayapnya ke belakang. Ketika akan tinggal landas atau mendarat, sayap dibentangkan kembali untuk mendapatkan daya angkat udara yang lebih besar. Sama halnya, baik F-14 Tomcat maupun burung walet mampu membelok tajam ke atas dengan mengatur sayapnya untuk menghasilkan tornado yang menariknya ke atas. Kemampuan maneuver semacam inilah yang memampukan burung walet untuk menyambar serangga di udara. Ketika burung walet hendak mendarat, hambatan udara yang dihasilkan memperlambat terbangnya, tetapi daya angkat udara yang dihasilkan menahannya untuk tidak jatuh ke tanah karena kecepatan yang rendah, tetapi bisa mencapai dahan pohon yang ditujunya. Hal ini juga memberikan penjelasan, bagaimana kira-kira burung yang lain mendarat. Lebih dari sayap serangga atau sayap pesawat jet tempur, sayap burung terdiri dari dua bagian. Bagian yang dekat ke badannya adalah arm-wing yang berfungsi untuk menghasilkan tekanan udara ke atas secara konvensional seperti layaknya sayap pesawat terbang. Bagian sebelah luar disebut hand-wing, yang memiliki sisi depan yang tajam, sehingga mampu menghasilkan tornado dalam posisi sedikit miring. Sementara sayap serangga harus membentuk kemiringan sebesar 25o untuk menghasilkan vortex, sayap burung walet hanya membutuhkan kemiringan 5 – 10o saja. Selain burung albatross dan burung laut raksasa (giant petrel), semua burung memiliki konstruksi sayap yang kurang-lebih-sama. Oleh sebab itu, teknik terbang burung walet ini dapat diterapkan ke burung-burung tersebut juga.

Penjelasan di atas ini pasti akan mengubah pengertian banyak orang dalam hal bagaimana burung terbang. Tetapi haruslah diingat bahwa alam selalu berada di depan para insinyur/ teknisi dan ilmuan. Di dalam hal penggunaan teknik tornado atau vortex di dalam tebang akrobatik burung walet, para ilmuan hanya baru mengupas bagian permukaan dari keseluruhan rahasia alam burung-burung. Ada banyak hal yang masih harus diungkap dan salah satunya adalah, bagaimana burung walet mengatur sayapnya untuk meningkatkan kemampuan terbangnya. Dengan terungkapnya ‘kontrol terbang burung walet’, mungkin saja terjadi bahwa di masa depan nanti, para insinyur akan dapat menciptakan semacam alat terbang dengan kecepatan, kelincahan, efisiensi dan jarak lepaslandas dan mendarat yang pendek seperti yang dimiliki serangga dan burung. Siapa tahu?

POLA PANEN SARANG WALET Tujuan utama dari budi daya walet adalah bertujuan untuk menghasilkan sarang burung walet yang berkualitas, kualitas sarang walet sangat ditentukan oleh cara panennya, cara panen sarang walet tergantung dari banyak hal, di antaranya jumlah populasi, waktu panen, dan bentuk sarang yang akan diambil utuh atau tidak utuh. supaya budi daya walet dapat memberikan keuntungan yang maksimal sarang harus dipanen pada waktu yang tepat dengan cara panen yang benar, dan memberikan kesempatan bagi walet untuk berkembang biak secara berkelanjutan. dan jangan biarkan walet berkembang biak secara berulang –ulang dalam satu sarang yang akan menyebabkan sarang menjadi kotor dan rusak. POLA PANEN

pola panen yang baik harus memperhatikan waktu yang tepat agar walet tidak mengalami stress. ada 4 cara memanen walet yaitu panen tetasan, panen rampasan, panen buang telur, dan panen pilihan. 1. Panen tetasan : panen tetasan dilakukan setelah sarang terbentuk sempurna dan telur telah menetas. sarang di petik setelah anak walet sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotoran dan bulu walet. Sedangkan keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat. 2. Panen rampasan : Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini tidak baik

dalam pelestaraian burung walet karena tidak ada peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang dan bertelur. 3. Panen Buang Telur : Cara ini di lakukan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya. dan populasi walet menjadi lambat karena penambahan walet hanya bergantung pada walet baru hasil pancingan 4. Panen pilihan : adalah cara panen yang paling disarankan cara panen ini memilih memanen sarang yang tidak ada telur walet dan menyisakan sedikit sarang untuk membuat walet lebih betah dan akan kembali lagi ke sarang, dan tidak membiarkan walet untuk bertelur berulang – ulang dalam satu sarang yang sama. Jangka waktu panen juga mempengaruhi hasil panen, waktu panen bisa dilakukan pemanenan setahun sekali, enam bulan sekali, tiga bulan sekali atau dua bulan sekali tergantung banyaknya sarang yang telah dihasilkan. tetapi jangka waktu panen yang ideal adalah panen 6 bulan sekali, karena burung walet mempunyai waktu untuk lebih mendekati waktu berkembang biak yang alami, sehingga terjadi regenerasi walet yang akan menambah populasi walet lebih cepat. yang harus di waspadai dalam panen 6 bulan sekali adalah dapat memancing datangnya pencuri walet. untuk panen dua bulan sekali juga dapat di lakukan asalkan walet tetap di berikan kesempatan untuk berkembang biak. Saat panen usahakan tidak dilakukan pada malam hari, karena dapat menggangu walet, saat mengambil walet usahakan ada sebagian sarang yang ditinggalkan agar walet betah dan akan kembali nantinya. lakukan kontrol dan pengawasan terhadap hama di dalam gedung walet. sebelum di petik lakukan penyemprotan dengan air pada sarang yang akan dipetik agar sarang tidak pecah dan rusak. dan disayat dengan menggunakan pisau dengan hati – hati.

BUDIDAYA SERANGGA SEBAGAI PAKAN WALET

budi daya serangga di luar gedung walet dapat dilakukan dengan cara menggunakan buah busuk seperti pepaya, pisang dan nenas. untuk menghasilkan lalat buah menggunakan pisang ambon dan tape dapat dilakukan dengan cara pencampuran pisang ambon dan tape singkong dengan perbandingan 5 : 1. caranya adalah dengan menghancurkan pisang ambon dan tape singkong kemudian dalam campuran tersebut di tambahkan satu gram natium benzoat dan kalsium propionat. kemudian campuran tersebut di masukkan ke dalam botol lalu tancapkan kertas buram ke dalam botol sebagai tempat lalat meletakkan telur yang nantinya akan berubah menjadi larva yang bakal menjadi lalat dewasa. cara lain untuk mengundang lalat buah adalah dengan menggantungkan kayu pada ketinggian ideal untuk walet, kemudian kayu tersebut di balut dengan kapas yang ditetesi dengan minyak euganol atau minyak cengkeh. namun sayangnya aroma ini kurang disukai walet. jadi jangan terlalu berlebihan dalam menetesi kapas dengan minyak cengkeh. kutu untuk walet kutu adalah salah satu pemancing walet agar mau tinggal dan bersarang, kutu sangat disukai walet karena merupakan salah satu makanan burung walet, apabila di salah satu ruangan terdapat banyak kutu, maka walet akan menetap dan nantinya akan bersarang di dalamnya. jadi sebaiknya rumah yang akan dijadikan sarang walet sebaiknya bisa menghasilkan kutu. cara untuk menghasilkan kutu dapat dilakukan dengan cara yang mudah dan murah, kutu dapat di datangkan dengan menggunakan dedak yang agak kasar, memilik banyak menir dan tidak bau apek. dedak biasanya dihasilkan dari mesin penggilingan kedua terakhir dari tahap pemrosesan beras. penggunaan dedak untuk menghasilkan kutu di dalam gedung walet tidak memiliki efek yang buruk bagi walet, meskipun biasanya satu bulan pertama akan menimbulkan suhu panas, tetapi keadaan akan menjadi dingin pada bulan berikutnya. sampai sekarang, dengan adanya dedak di gedung walet cara ini sangat efektip untuk membuat walet tetap tinggal dan bersarang. penempatan dedak tidak hanya dapat

dilakukan di dalam gedung walet, tetapi juga dapat di tempatkan di luar gedung , atau daerah arena bermain walet atau rooving area. caranya dengan memasukkan dedak yang telah di pilih ke dalam karung atau ember karet dan jangan di tutupi akan tetapi jangan sampai terkena air karena dedak akan menggumpal dan kutu tidak bisa tumbuh. setelah dua minggu bila sukses maka akan muncul kutu kecil berwarna coklat yang beterbangan yang nantinya akan memancing walet untuk datang ke lokasi tersebut. untuk lebih maksimal sebaiknya membuat beragam jenis kutu, dengan cara menambahkan gaplek yang dipotong kecil – kecil lalu di taburkan di atas dedak.

MAKANAN TAMBAHAN UNTUK BURUNG WALET

Pada dasarnya burung walet termasuk burung liar walaupun untuk saat ini banyak sekali masyarakat kita yang membudidayakan walet ini dengan cara memberikan pakan. walaupun demikian kebiasaan burung walet untuk mencari makan sendiri di alam secara alamiah tidak dapat dihilangkan. sejak fase piyik, burung walet sudah terlatih untuk belajar menangkap serangga sambil terbang, jadi serangga yang dapat dimakan oleh walet adalah serangga yang beterbangan, bukan serangga yang di sebar di lantai atau disuapi. Jenis serangga yang sangat digemari oleh walet adalah serangga bersayap bening, seperti : semut bersayap, lebah, kumbang, laron, lalat, hama tanaman padi seperti wereng, capung, belalang dan lain – lain yang pada umumnya serangga tersebut berukuran 0.2 – 2.5 milimeter. jadi lokasi yang paling serasi dengan mata rantai makanan dari burung walet adalah daerah yang di sekitarnya masih terdapat lahan persawahan. jenis serangga yang menjadi makanan burung walet di setiap daerah berbeda – beda jenisnya, hal ini yang membuat tingkat kualitas dari sarang walet menjadi beragam. untuk membuat kualitas sarang walet menjadi lebih baik, peternak harus memberikan pakan tambahan bagi burung walet. pemberian makanan tambahan bagi walet dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara jangka panjang dan cara jangka pendek.

CARA JANGKA PENDEK cara jangka pendek dilakukan dalam jangka waktu 1 – 2 hari atau jangka waktu yang dekat. cara yang dilakukan adalah dengan cara menangkap serangga – serangga yang beterbangan di sekitar kita misalnya semut bersayap yang bisa di tangkap di lubang – lubang dalam tanah di sekitar daerah kita, bisa juga menangkap wereng dan hama padi si daerah persawahan pada siang ataupun malam hari, kutu loncat atau laron di sekitar rumah kita saat musim hujan datang. cara tersebut dilakukan secara manual.

CARA JANGKA PANJANG

cara ini dilakukan untuk menghasilkan serangga – serangga dalam waktu yang lama dan berkelanjutan. cara ini juga dapat mengatasi kurangnya ketersediaan makanan dari alam saat memasuki musim kemarau. cara ini dapat dilakukan dengan cara menanam tanaman tumpang sari, membuat kolam dan budi daya serangga. •





Tumpang sari : menanam tanaman tumpang sari bisa dilakukan jika di sekitar rumah walet anda mempunyai lahan kosong, cara ini akan menghasilkan serangga yang beterbangan di sekitar tanaman. dan cara ini juga dapat memberikan hasil berupa buah atau sayuran Membuat kolam : pembuatan kolam di sekitar rumah walet sebaiknya ditambahkan tanaman – tanaman air di atas kolam, karena tanaman air akan dapat memicu perkembangbiakan serangga air yang akan menjadi makanan dari walet. Budidaya serangga : budidaya serangga bisa dilakukan di dalam maupun diluar rumah walet. salah satu cara budidaya seran...


Similar Free PDFs