Buku Kebijakan Publik-dikonversi PDF

Title Buku Kebijakan Publik-dikonversi
Pages 162
File Size 7.6 MB
File Type PDF
Total Downloads 635
Total Views 928

Summary

DR. Aceng Ulumudin, M.Si DR. Yudi Yudiardi, M.Si i Kebijakan Publik i Kebijakan Publik Dr. H. Dody Hermana, MSi. Dr. Aceng Ulumudin, M.Si Dr. Dodi Yudiardi, M.Si Penerbit Universitas Garut Garut, 2019 Kebijakan Publik Oleh Dr. H. Dody Hermana, MSi. Dr. Aceng Ulumudin, M.Si Dr. Dodi Yudiardi, M.Si Pe...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Buku Kebijakan Publik-dikonversi Aceng Ulumuddin

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Graphic design in Indonesia Phot ocomposed in Indonesia Print ed in Indonesia Didik Hendriyant o PENGEMBANGAN ORGANISASI PADA KEMENT ERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREAT IF Analisis Men… Dhieva Shavira Prosiding SemNas UNDIP-Un Musamus 2015 Peluang dan Tant angan Menyongsong MEA Galih Wi, hadiyat i munawaroh, Edoardus E. Mat urbongs

DR. Aceng Ulumudin, M.Si DR. Yudi Yudiardi, M.Si

i

Kebijakan Publik

i

Kebijakan Publik

Dr. H. Dody Hermana, MSi. Dr. Aceng Ulumudin, M.Si Dr. Dodi Yudiardi, M.Si

Penerbit Universitas Garut Garut, 2019

Kebijakan Publik

Oleh Dr. H. Dody Hermana, MSi. Dr. Aceng Ulumudin, M.Si Dr. Dodi Yudiardi, M.Si

Penerbit : Universitas Garut Jl. Cimanuk 285 A, Garut 44151 Desain sampul: tc Setting: tc Diterbitkan oleh Universitas Garut September 2019

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) HERMANA, Dody Kebijakan Publik/ Dody Hermana, Aceng Ulumudin, Dodi Yudiardi, - Garut: Universitas Garut, 2019. 128 hlm. ; 23 cm ISBN : 979-3406-22-4 1. Kebijakan Publik

I. Judul. 658.78

Kata Pengantar

Memasuki millenium III, dalam era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan kehidupan sektor industri di dunia telah membawa perubahan yang sangat besar, yaitu pergeseran perubahan dari industri manufaktur ke industri jasa. Salah satunya ditandai dengan munculnya pemanfaatan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan di setiap negara. Sektor jasa pariwisata ini menghasilkan devisa yang sangat besar dan mempunyai resiko yang rendah jika dibandingkan dengan industri. Penyelenggaraan pembangunan kepariwisataan Indonesia dituntut untuk mampu mengadaptasikan diri terhadap perkembangan lingkungan, baik pada skala nasional, regional, dan internasional yang menyangkut bidang politik, ekonomi dan sosial budaya, hankam maupun iptek. Untuk itu keberhasilan pembangunan kepariwisataan Indonesia ditentukan oleh tiga hal, yaitu: keberhasilan dalam pemasaran, keberhasilan dalam pengembangan produk, serta keberhasilan dalam menciptakan sumber daya manusia pariwisata yang berkualitas. Pemerintah daerah memiliki otoritas dalam perencanaan stratejik kepariwisataan dan harus mampu menjembatani berbagai kepentingan sektor terkait dan para pelaku industri pariwisata melalui produk kebijakannya. Manajemen sangat erat hubungannya dengan usaha untuk mencapai tujuan tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang tersedia dalam organisasi dengan cara yang seefisien mungkin. Salah satu langkah fungsi manajemen yang bersifat mendasar adalah perencanaan stratejik. Buku ini ditulis secara spesifik untuk sektor kepariwisataan sebagai salah satu sektor jasa yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah sebagai penyelenggara dan pembuat kebijakan publik. Penyelenggaraan pembangunan kepariwisataan dituntut untuk mampu mengadaptasikan diri terhadap perkembangan lingkungan, baik pada skala nasional, regional,

i

maupun internasional yang menyangkut bidang politik, ekonomi dan sosial budaya, hankam maupun iptek. Peran Pemerintah sebagai pengambil kebijakan tidak memiliki arti bilamana tidak dapat dioperasionalkan atau tidak berhasil mencapai sasarannya. Untuk itu, mutlak diperlukan suatu manajemen profesional di lembaga pemerintahan, baik dalam hal perencanaan maupun dalam hal operasionalisasi dari manajemen kebijakan publik. Keberhasilan suatu kebijakan akan sangat tergantung sejauhmana kualitas praktek manajemen profesional di dalam lembaga-lembaga pemerintah sebagai eksekutor dari kebijakan publik.

Garut, Juli 2019 DR. H. Dody Hermana, M.Si.

Daftar Isi

Kata Pengantar ...........................................................................

i

Daftar Isi ....................................................................................

iii

Bab 1

Pendahuluan ................................................................. 1.1 Gambaran Umum ................................................ 1.2 Sektor Kepariwisataan: Sudut Pandang Kebijakan Publik ...........................

1 1

Konsep Dasar Kebijakan Publik ...................................... 2.1 Pengertian........................................................... 2.2 Konsep Manajemen Publik .................................... 2.3 Pentingnya Kebijakan Publik Dalam Kehidupan Bernegara ................................ 2.4 Analisis Kebijakan ................................................

9 9 18

Manajemen dan Organisasi ............................................ 3.1 Teori Manajemen ................................................. 3.2 Sumberdaya Manusia: Pelaku dalam Organisasi ...................................... 3.3 Fungsi dan Tugas Pokok Organisasi ...................... 3.4 Konsep Dasar Organisasi ......................................

33 33

Konsep dan Koordinasi dalam Perencanaan Stratejik ....... 4.1 Konsep Manajemen Stratejik Konsep Dasar ........... 4.2 Pentingnya Perencanaan Stratejik ......................... 4.2 Koordinasi dalam Perencanaan Stratejik ................

53 53 64 74

Bab 2

Bab 3

Bab 4

6

27 29

39 42 46

i

Bab 5

Bab 6

Konsep Pengambilan Keputusan ..................................... 5.1 Konsep Dasar ...................................................... 5.2 Pengambilan Keputusan: Individu dan Kelompok ......................................... 5.3 Pengambilan Keputusan dalam Sektor Kepariwisataan ................................

83 83 88 90

Konsep Pengembangan Kepariwisataan .......................... 6.1 Arti dan Pentingnya Kepariwisataan ..................... 6.2 Pengembangan Kepariwisataan Sebagai Sebuah Tuntutan ..................................... 6.3 Peran Pemerintah dalam Sektor Kepariwisataan ..... 6.4 Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kepariwisataan ....................................................

99 99

112

Daftar Pustaka.............................................................................

113

104 110

Daftar Tabel

Tabel 2.1

Perbandingan karakteristik analisis dan penelitian kebijakan ..............................................

31

Tabel 3.2

Perbandingan antara beberapa desain riset ..................

29

Tabel 3.3

Relative advantages and disadvantages of longitudinal and cross-sectional designs .......................

31

Tabel 4.1

Perbedaan antara data primer dan data sekunder .........

40

Tabel 4.2

Kriteria dalam mengevaluasi data sekunder ..................

41

Tabel 4.3

Tipe-tipe Sindikasi .......................................................

46

Tabel 5.1

Permasalahan manajemen dalam pengambilan keputusan ..............................................

85

Tabel 6.1

Evaluasi perbandingan metode survei ...........................

74

Tabel 6.2

Evaluasi perbandingan metode observasi ......................

80

Tabel 7.1

Konsep latin sguare design ..........................................

94

Tabel 7.2

Keterbatasan waktu eksperimen ..................................

96

Tabel 11.1

Kriteria pemilihan non-probability atau probability sampling .................................................................... 133

i

Tabel 12.1

Simbol-simbol populasi dan variabel sampel yang biasa .......................................................................... 136

Tabel 12.2

Penentuan ukuran sampel untuk rata-rata dan proporsi ...................................................................... 138

Tabel 15.1

Penggunaan internet ................................................... 169

Tabel 15.2

Persentase penggunaan internet berdasarkan jenis kelamin ............................................................... 169

Tabel 15.3

Persentase penggunaan internet berdasarkan penggunaannya .......................................................... 170

Tabel 15.4

Pembelian pakaian berdasarkan status ......................... 171

Tabel 15.5

Pembelian pakaian berdasarkan status dan jenis kelamin ............................................................... 171

Tabel 15.6

Kepemilikan mobil mewah berdasarkan tingkat pendidikan .................................................................. 172

Tabel 15.7

Kepemilikan mobil mewah berdasarkan pendidikan dan tingkat pendapatan ............................................... 173

Tabel 15.8

Keinginan untuk bepergian keluar negeri berdasarkan usia ............................................................................ 173

Tabel 15.9

Keinginan untuk bepergian keluar negeri berdasarkan usia dan jenis kelamin ................................................. 174

Tabel 15.10

Frekuensi makan di restoran cepat saji berdasarkan ukuran keluarga .......................................................... 175

Tabel 15.11

Frekuensi makan di restorant cepat saji berdasarkan ukuran keluarga dan pendapatan ................................. 175

Tabel 16.1

Dekomposisi total variasi: ANOVA satu-arah .................. 192

Tabel 18.1

Similaritas dan perbedaan antara ANOVA, regresi, dan analisis diskriminan ............................................... 227

Tabel 21.1

Hasil dari analisis conjoint ............................................ 264

Daftar Gambar

Gambar 1.1

Pola Pendekatan Masalah Sektor Kepariwisataan ........

3

Gambar 2.1

The Policy Process as a Hierarchy ..............................

20

Gambar 2.2

Implementasi Kebijakan Sektor Publik ........................

22

Gambar 4.1

Proses manajemen stratejik.......................................

64

Gambar 4.2

Pendekatan sistem ....................................................

77

Gambar 5.1

Pase proses pengambilan keputusan ..........................

88

Gambar 5.2

Pengambilan keputusan yang efektif ..........................

96

Gambar 5.3

Skema proses pengambilan keputusan .......................

98

Gambar 6.1

Faktor yang mempengaruhi peranan dari sistem pariwisatan ............................................. 112

i

Bab

1

Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Berakhirnya pola interaksi antar bangsa dan negara yang dominan diwarnai kesamaan dan pertentangan ideologi, menjadikan rintangan terintegrasinya dunia secara politik dan ekonomi menjadi hilang. Gerak integrasi tersebut disertai dengan percepatan, perkembangan, sebaran dan jangkauan yang luar biasa karena didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat inovatif, mudah dijangkau dan diakses siapapun, menjadikan seolah dunia tanpa batas. Semakin kuatnya arus globalisasi menjadikan interaksi dan interdependensi tidak bisa lagi dipahami secara simplistis antar negara, sebab perkembangannya menjadi lebih rumit dan beragam. Dari dimensi ekonomi, globalisasi ditandai dengan semakin menguatnya kecenderungan liberalisasi perdagangan yang menyentuh hampir semua negara. Arus modal, barang, dan jasa bergerak semakin variatif yakni antar organisasi privat berbagai negara, antar bagian dari satu dengan negara lainnya, antara organisasi privat dengan berbagai jenjang organisasi publik (Pemerintah Pusat dan Daerah) atau varian lainnya. Dari dimensi politik, globalisasi dan liberalisasi telah mengaburkan batasbatas antara variabel domestik dan internasional dalam proses pembuatan keputusan organisasi privat dan publik. Isu lingkungan hidup, demokrasi, hukum dan HAM yang melekat hampir di setiap diskursus globalisasi dan kadang mampu memberi tekanan politik pada organisasi publik mencerminkan betapa pemerintahan negara dan daerah bukanlah entitas

1

yang steril. Terjadinya krisis multidimensi tahun 1997 di beberapa negara kawasan Asia yang diikuti tuntutan reformasi tahun 1998 di Indonesia semakin memperlihatkan bahwa perubahan lingkungan strategis perlu ditempatkan sebagai bagian integral dan menjadi pertimbangan dalam kebijakan publik. Memasuki millenium III, dalam era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan kehidupan sektor industri di dunia telah membawa perubahan yang sangat besar, yaitu pergeseran perubahan dari industri manufaktur ke industri jasa. Salah satunya ditandai dengan munculnya pemanfaatan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan di hampir setiap negara. Sektor jasa pariwisata ini menghasilkan devisa yang sangat besar dan mempunyai resiko yang rendah jika dibandingkan dengan industri manufaktur lainnya. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia (the largest archipelagie country) yang terdiri dari 17.508 pulau, memiliki potensi di bidang kepariwisataan yang sulit dicari tandingannya dengan negara manapun di dunia. Potensi kepariwisataan Indonesia, tidak saja memenuhi unsur keindahan alam (natural beauty), keaslian (originality), kelangkaan (scarcity), dan keutuhan (wholesomeness), kekayaan budaya, flora dan fauna, ekosistem, dan gejala alam, juga merupakan daya tarik yang dapat dikombinasikan menjadi obyek pariwisata dan dikemas secara profesional menjadi paket-paket perjalanan yang menarik bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Berdasarkan data tentang lambatnya perkembangan sumbangan devisa dari sektor pariwisata terhadap negara dalam beberapa tahun terakhir serta menurunnya peranan sektor non-migas, padahal potensi pariwisata sebagai sumber devisa cukup besar, maka diperlukan usaha keras dalam pengembangan sektor pariwisata. Besarnya peranan sektor pariwisata sebagai penunjang pembangunan telah mendorong negara Indonesia untuk terus mengembangkannya, sehingga sektor ini menjadi andalan dan sangat kompetitif terhadap devisa negara.

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di bidang pariwisata. Tanah air yang luas dengan segala kekayaan alamnya, pemandangan yang indah, adat istiadat yang beraneka ragam serta beberapa peninggalan sejarah yang sangat langka merupakan daya tarik tersendiri dan tidak ada habishabisnya bagi para wisatawan. Bertolak dari potensi pariwisata tersebut, maka pemerintah berusaha untuk menempatkan pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang penting. Penyelenggaraan pembangunan kepariwisataan di negara Indonesia sejak dari perencanaannya dituntut untuk mampu mengadaptasikan diri terhadap perkembangan lingkungan, baik pada skala nasional, regional, maupun internasional yang menyangkut bidang politik, ekonomi dan sosial budaya, hankam maupun iptek. Untuk itu keberhasilan pembangunan kepariwisataan di Indonesia ditentukan oleh tiga hal, yaitu: keberhasilan dalam pemasaran, keberhasilan dalam pengembangan produk, serta keberhasilan dalam menciptakan sumberdaya manusia pariwisata yang berkualitas (Yoeti, 1996:5). Sektor pariwisata bagi Negara Indonesia telah menjadi salah satu tumpuan dan andalan pembangunan. Itu sebabnya pemerintah menempatkan pembangunan pariwisata pada skala prioritas tinggi. Pariwisata Indonesia berkembang dengan relatif mantap selama 15 (lima belas) tahun terakhir ini. Keberhasilan tersebut bisa diukur dengan menggunakan indikator kuantitatif sederhana, seperti jumlah kunjungan dan pengeluaran wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara, serta perkembangan sarana pendukung pariwisata yang ada. Visi pariwisata sekarang adalah pariwisata sebagai penghasil devisa utama bagi Indonesia dengan tetap memperhatikan aspek sosial-ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Proyeksi kunjungan wisatawan berpengaruh kepada perolehan devisa. Hal ini memerlukan perhatian dan persiapan atas permasalahan yang dihadapi, diantaranya: sarana akomodasi yang memenuhi syarat di daerah tujuan wisata, termasuk infrastrukturnya. Kenyataannya penerimaan devisa serta pendapatan daerah dari sub sektor pariwisata pada dua tahun terakhir ini masih belum memenuhi target yang

diharapkan, karena kebijakan di sektor pariwisata selama ini masih belum maksimal, diantaranya perencanaan yang tidak optimal, sumber daya manusianya yang masih kurang, sehingga pemerintah, dunia usaha, serta masyarakat masih terus dituntut peran aktifnya, termasuk hal pokok penunjang kepariwisataan adalah aspek keamanan, kenyataannya sekarang aspek keamanan masih kurang kondusif karena banyak aksi teror bom, yang menjadikan banyak wisatawan tidak mau mengunjungi tempat wisata terutama wisatawan manca negara. Adapun kebijakan di bidang kepariwisataan yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, antara lain sebagai berikut: 1. Peningkatkan pengembangan kepariwisataan dengan berbagai aspek pendukungnya yang memadai; 2. Peningkatan efektivitas promosi melalui kampanye promosi pariwisata pada sumber pasar potensial (kawasan Asia Pasifik); 3. Peningkatan kegiatan promosi terpadu antara pariwisata, perdagangan, investasi, dan jasa tenaga kerja dalam wadah Badan Promosi Indonesia serta peningkatan hubungan antar negara (Bilateral, Regional, dan Internasional).

Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 130-67 Tahun 2002 tentang Pengakuan Kewenangan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten dan Kota disebutkan bahwa Kewenangan Provinsi adalah antara lain: a. Menetapkan kebijakan pengelolaan kebudayaan lintas kabupaten/ kota; b. Melaksanakan pengamanan benda cagar budaya dan situs lintas kabupaten/ kota; c. Melaksanakan kerjasama dibidang kebudayaan dengan negara lain, lembaga/ benda di luar negeri; d. Menetapkan rencana pengembangan regional bidang kebudayaan dan pariwisata; e. Melakukan kerjasama bidang kebudayaan dan pariwisata; f. Melaksanakan kegiatan pengembangan kebudayaan dan pariwisata; g. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan kebudayaan daerah;

h. i. j.

Menetapkan dan pengevaluasian pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kebudayaan dan pariwisata; Perencanaan dan pengendalian pembangunan regional secara makro bidang budaya dan pariwisata; Perencanaan tata ruang provinsi bidang kebudayaan dan pariwisata.

Selanjutnya dalam penjelasan Undang–undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan antara lain disebutkan bahwa penyelenggaraan kepariwisataan tersebut dilaksanakan dengan tetap memelihara kelestarian dan mendorong upaya peningkatan mutu lingkungan hidup serta objek serta daya tarik wisata itu sendiri, nilai–nilai budaya bangsa yang menuju ke arah kemajuan manusia yang beradab, mempertinggi derajat kemanusiaan, kesusilaan, dan ketertiban umum guna memperkokoh jati diri bangsa dalam rangka perwujudan wawasan nusantara. Oleh karena itu pembangunan objek dan daya tarik wisata tetap harus dilakukan dengan memperhatikan kemampuan untuk mendorong dan meningkatkan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya, nilai–nilai agama, adat istiadat serta pandangan dan nilai–nilai yang hidup dalam masyarakat, pelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup, serta kelangsungan kepariwisataan itu sendiri. Masalah yang perlu menjadi perhatian dalam...


Similar Free PDFs