Clive Archer Role and Function of International Organizations PDF

Title Clive Archer Role and Function of International Organizations
Author Agung Sentosa
Pages 7
File Size 258.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 118
Total Views 476

Summary

Agung Sentosa (151180036) Bahan Utama : Clive Archer, International Organizations Third Edition. 2001, hlm. 65-111. Critical Review International Organizations Third Edition Dunia internasional semakin berkembang, seiring dengan perkembangannya banyak bermunculan aktor-aktor baru dalam kehidupan int...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Clive Archer Role and Function of International Organizations agung sentosa

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Analisis Peran IAEA dalam Krisis Nuklir Korea Ut ara Haries Aliansyah

Agung Sentosa (151180036) Bahan Utama : Clive Archer, International Organizations Third Edition. 2001, hlm. 65-111.

Critical Review International Organizations Third Edition Dunia internasional semakin berkembang, seiring dengan perkembangannya banyak bermunculan aktor-aktor baru dalam kehidupan internasional, salah satunya adalah organisasi internasional. Ada banyak hal yang menyebabkan bermunculannya aktor-aktor seperti organisasi internasional ini, diantaranya adalah kebutuhan dan kepentingan yang tak terbatas sedangkan kemampuan negara terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan tersebut. Perkembangan zaman seperti terjadinya globalisasi juga menyebabkan munculnya aktor-aktor tersebut. Organisasi internasional dapat diartikan sebagai lembaga dengan prosedur formal dan keanggotaan yang terdiri dari tiga atau lebih negara (Heywood,2011:433). Organisasi internasional umumnya beranggotakan negara-negara, tetapi seringkali entitas lain juga dapat mengajukan permohonan keanggotaan. Organisasi internasional muncul dengan berbagai peran dan fungsi tertentu. Dalam review ini, Penulis akan berfokus pada peran dan fungsi organisasi internasional yang dikemukakan oleh Clive Archer dan membandingkannya dengan beberapa pemikiran pembanding. Organisasi internasional memiliki peran yaitu three major roles can be identified: those of instrument, arena and actor. (Archer, 2001:68). Secara umum terdapat tiga peran organisasi internasional yaitu sebagai instrumen dalam mencapai kepentingan negara, sebagai arena dalam melakukan diplomasi, dan sebagai aktor independen yang mengatur. Berikut uraian lebih jelasnya: 1. Organisasi internasional sebagai instrumen Organisasi internasional tidak lain adalah instrumen untuk kebijakan masingmasing pemerintah yang digunakan dalam diplomasi negara untuk mencapai suatu kesepakatan, menghindari atau mengurangi intensitas terjadinya konflik. Sebagai sebuah Instrumen, seringkali organisasi internasional dijadikan alat penyambung kepentingan nasional sebuah negara, contohnya yang terjadi pada Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB). Pada delapan tahun pertama sejak didirikannya PBB, Amerika Serikat memiliki peran yang sangat kuat dan bahkan menggunakan PBB sebagai instrumen diplomasinya. Namun Archer juga menjelaskan bahwa organisasi internasional tidak akan terus didominasi oleh satu kekuatan ketika anggota organisasi tersebut lebih bervariasi. Meskipun organisasi internasional berfungsi sebagai instrumen bagi anggotanya, bukan berarti bahwa setiap keputusan yang dibuat harus menyajikan kepentingan masing-masing anggota. 2. Organisasi internasional sebagai arena Archer menjelaskan sebagai arena, organisasi internasional berperan menjadi tempat terjadinya kegiatan seperti forum, tempat berhimpun dan berkonsultasi, dan merumuskan dan memprakarsai pembentukan perjanjian-perjanjian internasional. Organisasi internasional menyediakan tempat yang lebih terbuka bagi anggotanya untuk mengemukakan pandangannya serta mengetahui sudut pandang lainnya melalui sebuah forum umum. 3. Organisasi Internasional sebagai aktor Organisasi internasional dianggap sebagai aktor independen yang dapat bertindak dengan sendirinya tanpa dipengaruhi oleh kekuatan dari luar. Can act on the world scene without being significantly affected by outside forces (Archer, 2001:79). Archer menambahkan bahwa jelas kebanyakan organisasi internasional sangat bergantung pada keberadaan anggotanya, terutama organisasi internasional pemerintahan (IGO) seperti PBB. Organisasi internasional non pemerintahan (INGO) banyak yang menunjukkan korporasi identitas yang kuat, menunjukkan bahwa organisasi internasional tersebut lebih kuat daripada negara anggotanya, bahkan diantaranya memiliki peran efektif di dunia internasional. Dalam hal ini, Archer mengambil contoh pelaksanaan UN Peacekeeping yang melakukan kegiatan berupa Existence of control dan independent decisions Untuk melihat fungsi dari organisasi internasional, Archer mengemukakan bahwa kita harus mengetahui cara kerja sistem internasional. Sistem memerlukan input untuk menghasilkan output. Dan dalam sistem internasional input dapat berupa permintaan dari aktor-aktor internasional seperti kedamaian, kemakmuran, kesejahteraan, dan lainnya. Kemudian permintaan tersebut diagregasikan oleh aktor tersebut secara bersama baik bilateral, multilateral, maupun dalam forum dan akhirnya menghasilkan sesuatu sebagai output.

Berangkat dari hal itu, Archer menjelaskan bahwa fungsi organisasi internasional dalam sistem internasional adalah sebagai berikut: 1. Artikulasi dan agregasi. Fungsi pertama dari organisasi internasional adalah sebagai alat bagi negara untuk mengartikulasikan dan mengagregasikan kepentingan nasionalnya. Agregasi dan artikulasi kepentingan ini biasanya dilakukan dalam forum-forum diskusi atau negosiasi internasional. 2. Norma Organisasi internasional telah memainkan peran penting di dunia internasional yang telah membantu menciptakan nilai dan norma baru dalam hubungan internasional. 3. Rekrutmen Organisasi internasional memiliki fungsi yang cukup penting dalam merekrut anggota dan partisipasi dalam sistem politik internasional. 4. Sosialisasi Artinya untuk mendapatkan loyalitas individu dari seluruh anggota sistem. Organisasi akan mendorong anggotanya untuk bertindak dengan cara yang kooperatif dan, tidak merusak norma-norma yang telah ada. 5. Pembuat peraturan Sistem internasional tidak memiliki pembuat aturan yang formal seperti pemerintahan, oleh karena itu peraturan dibuat sendiri.peraturan dapat berupa kebiasaan lama yang telah diterima dan berupa perjanjian antar negara. 6. Pelaksanaan peraturan Peraturan yang telah dibuat akan diserahkan dan dilaksanakan oleh negara. Organisasi internasional seringkali hanya melakukan pengamatan atas pelaksanaan peraturan oleh negara. 7. Pengesahan peraturan Fungsi selanjutnya organisasi internasional adalah mengesahkan peraturan dalam sistem internasional. 8. Informasi Organisasi internasional juga berfungsi sebagai pengumpulan informasi, penyebaran informasi, dan menyediakan informasi. 9. Operasional Organisasi internasional menjalankan fungsi operasional seperti halnya pemerintah seperti penyedia bantuan, dan layanan teknis. Dari penjelasan Clive archer mengenai peran dan fungsi organisasi internasional, penulis membandingkannya dengan pemikiran J. Samuel Barkin menambahkan bahwa organisasi internasional dapat dilihat sebagai agen yang digunakan negara mempromosikan kekuatan globalisasi dan sebagai agen untuk melindungi diri dari kekuatan globalisasi yang lebih luas (Barkin, 2006:2). Meskipun Barkin mengakui bahwa organisasi internasional

memiliki peran yang kuat dan cukup penting akan tetapi organisasi internasional tetaplah agen dari negara bukan pengganti negara. Artinya, negara tetap memiliki kedaulatan. Kemudian, Barkin berpendapat bahwa organisasi internasional dapat berfungsi sebagai pembuat peraturan dalam dunia internasional melalui sebuah perjanjian antar negara. Dengan demikian fungsi pembuat, pelaksana, dan pengesahan sudah tercakup dalam organisasi internasional. Organisasi internasional juga menciptakan suatu kebiasaan baru yang diterima dalam masyarakat global sehingga dapat dikatakan bahwa organisasi internasional berfungsi menciptakan norma dan mensosialisasikannya dalam masyarakat. Contohnya dalam Uni Eropa. Pendapat lain yang penulis ambil adalah dari Jackson dan Sorensen yang mengemukakan bahwa organisasi internasional bertindak sebagai pihak berwenang yang merumuskan, mendefinisikan, dan menyajikan masalah tertentu kepada orang lain; mereka juga berkontribusi dalam memecahkan masalah dengan menawarkan solusi dan meyakinkan orang lain untuk menerimanya. (Jackson dan Sorensen, 2013:220). Hal itu berarti organisasi internasional berperan sebagai aktor independen dan menjalankan beberapa fungsi seperti yang telah disebutkan. Selanjutnya, mengutip Barnett dan Finnemore(2005) Pandangan realis tradisional dari organisasi internasional menekankan bahwa mereka ada untuk melakukan fungsi-fungsi penting bagi negara; mereka ‘menyediakan barang publik, mengumpulkan informasi, membuat komitmen yang kredibel, memantau perjanjian, dan umumnya membantu negara mengatasi masalah yang terkait dengan tindakan kolektif dan meningkatkan kesejahteraan individu dan kolektif (Jackson dan Sorensen, 2013:220) Pemikiran Andrew Heywood tentang fungsi organisasi internasional yaitu organisasi internasional dicirikan oleh aturan yang berupaya mengatur hubungan antara negara-negara anggota dan dengan struktur formal yang menerapkan dan menegakkan aturan-aturan ini (Heywood, 2011:433). Dia menambahkan, kerjasama mungkin sulit dicapai ketika tidak adanya kepentingan bersama, negara merasa mereka memiliki insentif untuk membelot dari suatu perjanjian atau takut bahwa negara lain mungkin membelot. Oleh karena itu salah satu tujuan organisasi internasional adalah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal ini, dengan membangun kepercayaan antara dan di antara negara-negara dan membiasakan mereka dengan perilaku yang diatur oleh pemerintah. Karena pertimbangan semacam itu berlaku untuk semua negara, terlepas dari di mana mereka berada dalam hierarki kekuasaan, kaum liberal mempertanyakan kepercayaan realis bahwa lembaga-lembaga internasional yang berhasil mendapatkan partisipasi dari negara.

Viotti dan Kauppi, (2012:144-145) mengemukakan pandangan yang cukup menarik. Yaitu bahwa organisasi internasional tidak hanya berperan sebagai lembaga yang terdiri dari anggota negara, tetapi juga aktor yang dapat menetapkan agenda, mendorong pembentukan koalisi, dan bertindak sebagai arena untuk aksi politik bahkan oleh negara-negara kecil yang relatif lebih lemah. Organisasi nonpemerintah juga cukup mampu membangun hubungan mereka sendiri dengan organisasi antar pemerintah ini. Alih-alih memandang kebijakan organisasi-organisasi internasional ini hanya sebagai variabel dependen (keputusan atau tindakan yang harus dijelaskan), mereka dan agen mereka (para pemimpin dan staf) kemudian dipahami sebagai variabel independen dalam hak mereka sendiri, kadang-kadang dengan pengaruh substansial pada negara. Viotti dan Kauppi melihat ada asosiasi antara organisasi internasional dan rezim global. Sebagai seperangkat prinsip, norma, aturan, dan prosedur, rezim internasional tidak sama dengan organisasi internasional (meskipun mereka biasanya saling dikaitkan). Dalam teori HI mereka hanyalah konstruksi analitis yang ditentukan oleh pengamat. Tindakan tetap ada pada negara dan organisasi internasional dan nonpemerintah. Lebih jauh, sebuah organisasi yang terkait dengan rezim tertentu (misalnya, International Telecommunications Union yang mengatur distribusi frekuensi global) juga mungkin terkait dengan rezim lain yang mencakup berbagai bidang isu dalam konteks global. Berdasarkan penjelasan beberapa ahli diatas, dari sini terlihat telah disepakati bahwa organisasi internasional berperan sebagai instrumen bagi negara untuk mencapai kepentingannya, sebagai arena, dan sebagai aktor. Dan yang penulis dapat perhatikan bahwa, tulisan Clive Archer sudah mencakup dan lebih membantu ketika mempelajari peran yang dimainkan oleh organisasi internasional dalam dunia internasional. Peran dan fungsi dari organisasi internasional yang dikemukakan oleh beberapa ahli semuanya memiliki pola dan konsep yang sama jika dibandingkan dengan apa yang dikemukakan oleh Clive Archer. Dari pengamatan penulis, tulisan Clive Archer mengenai peran dan fungsi organisasi internasional akan sangat membantu ketika ingin mencari materi tersebut, karena telah dilengkapi dengan contoh-contoh nyata dalam praktek dunia internasional. Dan hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut adalah bagaimana peran dan fungsi dari organisasi internasional dapat mengasosiasikannya dengan rezim internasional seperti yang disampaikan oleh Viotti dan Kauppi.

Daftar Pustaka Archer, Clive. 2001. Internatonal Organizations Third Edition. London and New York: Routledge Taylor and Francis Group. Heywood, Andrew. 2011. Global Politics. Hampshire: Palgrave Macmillan. Barkin, J. Samuel. 2006. International Organization: Theories and Institutions. New York: Palgrave Macmillan. Jackson, R., & Sorensen, G. 2013. Introduction to International Relations Theories and Approaches. Oxford: Oxford University Press. Viotti, P. R., & Kauppi, M. V. 2012. Internationl Relations Theory Fifth Edition. London: Pearson Education....


Similar Free PDFs