DESAIN FORMULA SEDIAAN TABLET PDF

Title DESAIN FORMULA SEDIAAN TABLET
Pages 21
File Size 475 KB
File Type PDF
Total Downloads 46
Total Views 440

Summary

DESAIN FORMULA SEDIAAN TABLET “DEXAMETHASON” Disusun Oleh : Asep Setiyawan DOSEN PEMBIMBING Puguh Novi A M.sc,.Apt PROGRAM STUDY FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN dan ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015 BAB I TINJAUAN UMUM SENYAWA AKTIF DAN SEDIAAN I. Deskripsi Umum Senyawa Aktif I.1. ...


Description

DESAIN FORMULA SEDIAAN TABLET

“DEXAMETHASON”

Disusun Oleh : Asep Setiyawan DOSEN PEMBIMBING Puguh Novi A M.sc,.Apt

PROGRAM STUDY FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN dan ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015

BAB I TINJAUAN UMUM SENYAWA AKTIF DAN SEDIAAN

I. Deskripsi Umum Senyawa Aktif I.1. Serbuk hablur, putih sampai praktis putih, tidak berbau, stabil diudara. Melebur pada suhu lebih kurang 250º disertai peruraian. I.2.

a) Dexamethasonum,Deksamethason sodium sulfat, Deksamethason natrium fosfat, Deksamethason asetat. b) 9-Fluoro-11β,17,21-trihidroksi-16α-metilpregna-1,4-diena-3,20-dion I.3. Rumus molekul : C22H29FO5 Berat molekul : 392,47 I.4. Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam aseton, dalam etanol, dalam dioksan dan dalam methanol; sukar larut dalam kloroform ; sangat sukar larut dalam eter I.5. pH : 7,5-10,5 Pka : 12,42 I.6. Titik lebur : 170-229°C Titik leleh 255-261°C; Kelarutan dalam air 10 mg/100mL (25°C). I.7. Tidak stabil dengan sinar matahari (Ph. Eur.6.2) Hindari terkena cahaya, generator debu, dan panas berlebih I.8. Incompatibilitas terhadap senyawa-senyawa alkohol. Stabil diudara, melebur pada suhu kurang lebih 250oC disertai penguraian. I.9. Wadah dan penyimpanan dalam penutup baik,jauh dari sinar matahari langsung.

II.

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV,definisi dari sediaan deksamethason adalah sebagai berikut : a) Tablet deksamethason adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat(zat aktif deksamethason) dengan atau tanpa bahan pengisi. b) Injeksi Deksamethason adalah sediaan steril untuk kegunaaan parenteral, yaitu

di bawah atau menembus kulit atau selaput lendir yang berisi zat oabt (deksamethason). III.

Berdasarkan SK Menkes No No. 02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus Obat Keras daftar G maka sediaan deksamethason digolongkan OBAT KERAS yang padanya berlaku tentang obat keras dan juga ketentuan pada kemasan serta nomor registrasi.

IV. Pada sediaan deksamethason berlaku aturan penandaan sebagai berikut : 

“Obat keras”

 “Harus dengan resep dokter”

V.

Nomer registrasi sediaan Deksamethason adalah DKL 1512302810A1 

Kotak no 1 membedakan nama obat jadi: D : Nama Dagang G : Nama Generik



Kotak No 2 menggolongkan golongan obat: N : Golongan obat narkotik P : Golongan obat Psikotropika T : Golongan obat Bebas terbatas B : Golongan obat bebas K : Golongan obat keras



Kotak nomor 3 membedakan jenis produksi: I : Obat jadi Impor E : Obat jadi untuk keperluan ekspor L : Obat jadi produksi dalam negeri/lokal X : Obat jadi untuk keperluan khusus



Kotak

nomor

4

dan

5

membedakan

priode

pendaftaran

obat

jadi

13 : Obat jadi yang telah di setujui pendaftarannya pada periode 2013, dan seterusnya. 

Kotak nomor 6,7 dan 8 menujukkan nomor urut pabrik.



Kotak no 9,10, dan 11 menunjukkan nomor urut obat jadi yang disetujui untuk masing-masing pabrik.



Kotak no 12 dan 13 menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi. Macam sediaan yang ada yaitu :



12 : Tablet isap



37 : Sirup



10 : Tablet



01 : Kapsul



46 : Collyria



36 : Drops



Kotak nomor 14 menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi : A : Menunjukkan kekuatan obat yang pertama di setujui B : Menunjukkan kekuatan obat yang kedua di setujui C : Menunjukkan kekuatan obat yang ketiga di setujui



Kotak nomor 15 menunjukkan kemasan yang berbeda untuk tiap nama, kekuatan dan bentuk sediaan obat jadi. “1” : Menunjukkan kemasan yang pertama “2” : Menunjukkan beda kemasan yang pertama “3” : Menunjukkan beda kemasan.

1. Sediaan deksamethason dibuat oleh pabrik atau industri yang telah memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB)

2. Nomor batch sediaan adalah 15C21230987 Keterangan: Digit 1 : Untuk tahun pengemasan misalnya 2013 = A Digit 2 & 3 : Kode produk Digit 4,5, 6 & 7 : Urutan produk 001, 002, ….. 999 dan kembali ke 001 misalnya 0922

BAB II URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI

I.

Nama Obat dan Sinonim   

II.

Deksamethason, Deksamethason sodium sulfat, Deksamethason natrium fosfat, Deksamethason asetat. Antiinflamasi,antiemetik,antialergi,antiasma dll Glukokortikoid, Kortikosteroid

Bentuk senyawa aktif

Bentuk senyawa zat aktifnya (Deksametason) yaitu hablur atau serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak berbau.

III.

Mekanisme kerja dalam tubuh

a) Efek farmakologis Efek farmakologisnya yaitu setelah pemerian oral, AH1 diabsorbsi secara baik, efeknya timbul dalam 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah 1-2 jam. Lama kerja AH1 setelah pemberian dosis kira-kira 4-6 jam. Antiinflamasi steroid; antiemetik; antineoplastik, hormonal; glukokortikoid sintetik; glukokortikoid topikal. b) Mekanisme Kerja Mekanisme kerja dalam tubuh yaitu menstabilkan membran sel-sel mast, menghambat migrasi eosinofil, menghambat pembebasan mediator pada antigen-antibodi, menghambat aktivitas trombosit yang diperantarai oleh IgE (imunoglobin). Kortikosteroid seperti deksametason bekerja dengan cara mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul hormon memasuki sel jaringan melalui membran plasma secara difusi pasif di jaringan target, kemudian bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel jaringan dan membentuk kompleks reseptor steroid. Kompleks ini mengalami perubahan konformasi, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisiologik steroid

IV.

Nasib obat dalam tubuh

Nasib obat dalam tubuh dapat dilihat dari farmakologinya yaitu dapat diabsorbsi dengan baik secara oral. Efek timbul dala 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal 1-2 jam. Lama kerjanya setelah pemberian dosis tunggal umumnya 4-6 jam.

V.

Indikasi dan pemeilihan dasar a) Deksamethason dalam bentuk sediaan injeksi untuk rematik,alergi pada mata,asma bronkial,konjungtivitis, b) Deksamethason dalam bentuk sediaan oral untuk inflamasi akut,alergi,asma bronkial

VI.    

VII.

Kontraindikasi dan alasanya Penderita yang hipersensitif terhadap deksametason. Penderita infeksi jamur sistemik. Jangan diberikan kepada penderita herpes simpleks pada mata, tuberkulosis aktif, peptik ulcer aktif atau psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita. Jangan diberikan kepada wanita hamil karena akan terjadi hipoadrenalisme pada bayi yang dikandungnya, atau diberikan dengan dosis yang serendah-rendahnya. Dosis dan perhitungan

a) Tablet Dosis obat : 0,5- 10 mg per tablet Aturan pakai : Dewasa: 2-4 kali sehari Anak: 0,01-0, 04 mg/kg BB atau 1-2 kali sehari

VIII.

Cara pakai

Diminum setiap 12-6 jam.Dapat diminum setelah makan dan,atau sebelum tidur

IX.

Efek Samping

Efek samping obat ini yaitu pemakaian jangka lama pada anak tidak dianjurkan, pengaruh pada reseptor alfa adrenergik menyebabkan pembuluh darah mukosa terganggu, penglihatan kabur, rasa ngantuk, pusing dan sakit kepala,mual,muntah dan moonface.

X.

Toksisitas Belum dilaporkan adanya toksisitas yang tinggi yang menyebabkan kematian

XI. a. b. c. d. e. f.

Interaksi Obat Insulin, hipoglikemik oral : menurunkan efek hipoglikemik Phenythoin, phenobarbital, efedrin : meningkatkan clearance metabolik dari deksametason; menurunkan kadar steroid dalam darah dan aktifitas fisiologis. Antikoagulansia oral : meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin. Diuretik yang mendepresi kalium : meningkatkan resiko hipokalemia. Glikosida kardiak: meningkatkan reesiko aritmia atau toksisitas digitalis sekunder terhadap hipokalemia. Antigen untuk tes kulit : menurunkan reaksivitas.

g.

Imunisasi : menurunkan respon antibodi.

XII.

Penggunaan Pada Kondisi Tertentu

Tidak dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang,pasien gagal jantung dan hipertensi serta ibu hamil dan menyusui.

XIII.

Peringatan

Perhatian dan peringatan ketika menkonsumsi obat ini yaitu hati-hati pada pemakaian jangka panjang pada pasien gagal jantung dan hipertensi. “penggunaan harus dengan resep dokter”.

XIV.

Cara penyimpanan

Simpan ditempat kering tidak lembap,jauh dari sinar matahari langsung dan jauhkan dari jangkauan anak2.

XV. a) b) c) d) e)

Contoh sediaan yang beredar di pasaran serta kekuatanya Adrekon tablet Bimadex kaplet Camidexon amp Cortidex tablet Cortidex inj

XVI.

0,5 mg 0.5 mg 0,75 mg 5 mg/ml 0,5 mg 5 mg/ml

Analisis Farmakologi

Deksamethason sebagai antiinflamasi,antiasma,antialergi cocok dibuat dalam bentuk tablet. Indikasi Sebagai antiinflamasi,antialergi,antiasma,rematik,dermatitis Dosis : 0,5 mg – 10 mg untuk dewasa Diminum sesudah makan dan sebelum tidur

BAB III ANALISIS PREFORMULASI,FORMULASI DAN USULAN FORMULASI

I.

Pendekatan Formulasi

1. Bentuk zat aktif : Deksamethason Metode yang digunakan adalah granulasi basah karena walaupun deksamethason tidak larut air namun untuk granulasi basah tidak harus larut sehingga dapat digunakan semua metode baik metode granulasi basah,kering maupun kempa langsung.Metode granulasi basah dipilih dengan pertimbangan zat aktif yang memiliki sifat alir buruk dan sulit untuk dikempa langsung, dan metode ini juga yang sering digunakan dan menghasilkan tablet yang bagus. Serbuk hablur, putih sampai praktis putih, tidak berbau, stabil diudara. Melebur pada suhu lebih kurang 250º disertai peruraian. Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam aseton, dalam etanol, dalam dioksan dan dalam methanol; sukar larut dalam kloroform ; sangat sukar larut dalam eter Tidak stabil dengan sinar matahari (Ph. Eur.6.2) Hindari terkena cahaya, generator debu, dan panas berlebihIncompatibilitas terhadap senyawa-senyawa alkohol. Stabil diudara, melebur pada suhu kurang lebih 250 oC disertai penguraian.

II.

Formulasi a) Formulasi umum R/ Zat Aktif Pengikat Penghancur Pengisi Lubrikan Glidan Perasa b) Formulasi Pustaka

R/

Dexamethasonum PVP Etanol Laktosa Amylum Talk Mg Stearat Metode

0,5 mg (FORNAS ed 2 hal 93-94) 20% q.s 88 mg 15 mg 3 mg 1,5 mg granulasi basah

c) Formulasi Pengembangan a) Usulan Formula Nama produk

: DEXASEPTASON ®TABLET

Jumlah produk

: 1000 tablet @250 mg

Tanggal formulasi

: 5 November 2015

Tanggal produksi

: 20 November 2015

No.Registrasi

: DKL 1512302810A1

No.Batch

: 15C21230987

Komposisi

: Tiap 250 mg mengandung: Deksamethason 0,5 mg

 R/

Formula Utama Dexamethasonum

0,5 mg

Explotab

4%

PVP

5%

Etanol

qs

Avicel 103



R/

qs

Amylum kering

5%

Talk

2%

Mg Stearat

1%

Formula Alternatif Dexamethason

0,5 mg

Amilum

5%

Talk

2%

Magnesium stearat

3%

Povidon

1%

Laktosa

ad

600 mg

 Pertimbangan Pemilihan Bahan Metode : Granulasi Basah Alasan memilih metode pembuatan tablet dengan granulasi basah berdasarkan persyaratan dalam preformulasi sediaan obat, yaitu: Stabilitas : suhu, kelembaban Sifat fisika-mekanik : ukuran partikel, kompresibilatas Sifat fisika-kimia : kelarutan dan pH pelarut Zat aktif yang akan dibuat tablet yaitu deksametason mempunyai titik leleh 250oC yang menandakan bahwa zat ini tahan terhadap kelembaban dan panas sehingga sangat cocok untuk dibuat tablet secara granulasi basah, kemudian mempunyai kompresibilitas dan laju alir yang kurang baik sehingga perlu diperbaiki kompresibilitas dan laju alirnya dengan membentuk granul. Oleh sebab itu, metode yang dipilih granulasi basah. Zat tambahan PVP : inert, larut dalam air dan etanol. Digunakan sebagai pengikat (Binder), agar tablet tidak pecah atau retak, dan dapat merekat dari serbuk menjadi bentuk yang lebih besar atau granul dan untuk membuat tablet mejadi kompak. Avicel 103 : Pengisi yang memiliki volume spesifikasinya yang kecil,aliranya baik dan waktu hancur yang lebih singkat.Menghasilkan tablet yyang keras dengan tekanan kecil (kompresibilitas tabllet rendah,waktu stabilitas panjang.) Sodium Starch Glycolate (Primojel,Explotab) : Waktu disintegrasi bisa tergantung gaya kempa.Suhu tinggi dan kondisi lembab bisa meningkatkan waktu dan menurunkan disolusi tablet yang menggandung pati.Memperbaikan daya alir.

Etanol : untuk mempercepat pengupan massa granul basah sehingga pengeringan lebih cepat dibandingkan jika menggunakan air Mg-stearat : karena Mg-stearat merupakan lubrikan yang paling efektif dan digunakan secara luas serta menunjukkan morfologi terbaik sebagai lubrikan. Talk : dapat meningkatkan aliran granul dari hopper ke dalam die serta mencegah penempelan tablet pada punch atau die. Talk mempunyai tiga keunggulan antara lain dapat berfungsi sebagai bahan pengatur aliran, bahan pelicin dan bahan pemisah hasil cetakan. Talk terdiri dari kristal berbentuk papan datar, yang sangat mudah meluncur pada saat terjadinya gesekan, dimana masih terjadi lagi distribusi berbentuk datar lainnya. Amylum kering: sebagai pengisi untuk menambah bobot tablet

BAB IV PEMBUATAN DAN EVALUASI FARMASETIK SEDIAAN AKHIR

I.

Meode pembuatan sediaan Akan dibuat sediaan deksamethason 0,5 mg dan bobot tablet 250 mg dengan metode granulasi basah sebanyakl 1000 tablet.

1. Perhitungan a. Perdosis untuk 250 mg : Fasa Dalam : (92%) F.D Deksametason

: 0,92 X 250 mg = 230 mg : 0,5 mg

Explotab

: 4/100 x 250 mg

: 10 mg

PVP

: 5/100 x 250 mg

: 12,5 mg

Avicel 103

: (230-0,5-10-12.5) mg

Etanol

:207 mg q.s

Fasa Luar : (8%) Mg-Stearat 1% : 1/100 x 250 mg = 2,5 mg Talk 2% : 2/100 x 250 mg = 5 mg Amylum Kering 5% : 5/100 x 250 mg = 12,5

b. Perbatch untuk 1000 tablet: Dexamethason Explotab PVP Avicel 103 Etanol

= 0.5 mg x 1000

= 500 mg

= 0,5 g

=10000 mg

= 10 g

= 12,5x 1000

=12,500 mg

= 12,5g

= 207 mg x 1000

=207000 mg = 207 g

= 10 mg x 1000

= 1 mL x 1000

=1000 mL

=1 L

Mg-Stearat 1%

= 2,5 mg x 1000 = 2,5 g

Talk 2%

= 5 mg x 1000 = 5 g

Amylum Kering 5% = 12,5 x 1000 = 12,5 g 2. Penimbangan :

Fasa Dalam : (92%) F.D

: 0,92 X 250 mg = 230 mg x 1000=230 g

Deksametason

: 0,5 mg x1000 = 0,5 g

Explotab

: 4/100x250 = 10 mg x1000 = 10 g

PVP

: 12,5x 1000 =12,500 mg = 12,5g

Avicel 103

: (230-0,5-10,12,5) = 207 g

Etanol

: sampai larut (1 ml)

Berat teoritis =230 namun dalam realnya menjadi = 200 Tablet yang diperoleh = 200 / 230 x 1000 =869,5 yang dihasilkan/1000 tablet Fasa Luar : (8%) Mg-Stearat 1% Dari Fase Dalam

=1% / 92% x 200 = 2,17

Talk 2% Dari Fase Dalam

=2% / 92% x 200 = 4,34

Amylum Kering 5% Dari Fase Dalam

= 5% / 92% x 200 = 10,86

Bobot tablet = FD + FL / bobot real =200 + (2,17+4,34 +10,86) 869,5 =0,249 g



249 mg

3. Prosedur pembuatan sediaan Metode granulasi basah: Ditimbang deksametason dan bahan tambahan sesuai dengan yang dibutuhkan.

Dicampur deksametason, Explotab dan yang telah ditimbang hingga homogen dalam waktu tertentu. Dilakukan IPC massa pencampuran dengan uji homogenitas ditandai dengan pewarna yang digunakan,apabila pewarnaan pada campuran sudah rata menandakan . camputan tersebut sudah homogen

Dilarutkan PVP dalam etanol sampai larut (granulator)

Ditambahkan larutan PVP sedikit-sedikit secara spray kedalam campuran hingga diperoleh campuran/massa yang baik (dapat dikepal dan namun dapat dihancurkan kembali)

Campuran dibentuk granul dengan menggunakan ayakan nomor 14

Dikeringkan granul dalam lemari pengering / oven pada suhu 50-60oC Dilakukan IPC massa granul dengan uji kadar air atau kadar lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat moisture analyzer.

Granul diayak kembali dengan ayakan nomor 16 jika granul telah memenuhi persyaratan kadar air ≤ 2%

Dilakukan IPC massa granul dengan menentukan kecepatan aliran menggunakan metode corong, kompresibilitas dengan mengukur BJ nyata dan BJ pemampatan, distribusi ukuran partikel dengan metode granulometri, yaitu analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul).

Apabila granul sudah memenuhi IPC, granul dicampurkan dengan fasa luar dan Avicel 103 yang telah ditimbang

Dilakukan penabletan dengan alat

Dilakukan IPC percetakan dengan pemeriksaan kekerasan dengan alat hardness tester dan pemeriksaan bobot menggunakan jangka sorong.

Apabila sudah memenuhi IPC maka percetakan dilanjutkan.

Dilakukan evaluasi tablet

Kriteria Tablet : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Diameter tablet Ketebalan Warna Bentuk Bobot tablet Bentuk tablet

; 1,0 cm ; 0,2 cm ; biru muda ; bulat ; 250 mg ;

4. Pengawasan dalam Proses (IPC)  Uji homogenitas ditandai dengan pewarna yang digunakan yaitu carmin, apabila pewarnaan pada campuran sudah rata yang menandakan bahwa campuran tersebut sudah homegen  Uji kadar air atau kadar lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat moisture analyzer.telah memenuhi persyaratan kadar air ≤ 2%  Ipc massa granul dengan menentukan kecepatan aliran menggunakan metode corong,

kompresibilitas dengan mengukur bj nyata dan bj pemampatan, distribusi ukuran partikel dengan metode granulometri, yaitu analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul  Ipc percetakan dengan pemeriksaan kekerasan dengan alat hardness testerdan pemeriksaan bobot menggunakan jangka sorong. 5. Uji Mutu Farmasetik Sediaan Akhir a) Evaluasi fisik 1. Organoleptis Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna atau tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan bebas dari noda atau bintik-bintik. Bobot tablet tidak boleh berubah. 2. Keseragaman Ukuran Diambil secara acak 10 tablet, diukur diameter tebal menggunakan jangka sorong Persyaratan

: Diameter < 3 x tebal, > 1,33 tebal

3. Keseragaman bobot Diambil 10 tablet secara acak, lalu timbang masing-masing tablet. Hitung bobot rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata. 4.

Kekerasan tablet

Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 10 tablet yang diambil secara acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. dihitung kekerasan rata-rata dan sta...


Similar Free PDFs