Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang PDF

Title Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang
Author Nur Azizah
Pages 5
File Size 476.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 266
Total Views 319

Summary

Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang Anatomi Batang Patah Tulang Pengamatan anatomi secara mikroskopis pada tanaman patah tulang dilakukan untuk melihat susunan sel penyusun organ tanaman. Hasil irisan penampang irisan melintang anatomi batang patah tulang (gambar 3.1a) dengan perbesaran...


Description

Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang Anatomi Batang Patah Tulang Pengamatan anatomi secara mikroskopis pada tanaman patah tulang dilakukan untuk melihat susunan sel penyusun organ tanaman. Hasil irisan penampang irisan melintang anatomi batang patah tulang (gambar 3.1a) dengan perbesaran 40x dari luar ke dalam yakni tersusun atas sel-sel berbentuk bulat berjajar sebanyak 1 lapis dan ditutupi oleh kutikula tipis, di samping sel tersebut terdapat celah yang diapit oleh sel berbentuk ginjal (gambar 3.2). Celah tersebut tersusun berjajar mengelilingi ranting. Jika dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x, celah ini memiliki kedudukan porus yang sejajar dengan permukaan epidermis.

a

b

Gambar 3.1. (a) Irisan penampang melintang ranting patah tulang (Euphorbia tirucalli), (b) Stomata pada batang patah tulang; cs. Celah stomata; ms. Mulut stomata. Sumber: Dokumen pribadi

Gambar 3.2. Penampang paradermal batang patah tulang; se. Sel epidermis; sp. sel penutup; cs. Celah stomata; st. Sel tetangga. Sumber: Dokumen pribadi

Epidermis diikuti dengan beberapa lapis jaringan parenkimatik yang mengelilingi stele dalam bentuk lingkaran utuh, tersusun atas sel isodiametrik dengan ruang sel yang besar, di dalamnya ditemukan suatu sel yang berbeda dengan yang lain, jaringan tersebut jika diamati dengan mikroskop tampak mengandung cairan berwarna putih yang jika dibiarkan akan berubah warna menjadi coklat, pada irisan membujur terlihat saluran yang lebih besar dari sel di sekitarnya memanjang di daerah korteks (gambar 3.3a), di sekitar sel-sel parenkim nampak adanya sel yang lebih besar berisi cairan coklat (gambar 3.3b). ja

em

sk

sk

a

b

Gambar 3.3. (a) Irisan membujur ranting patah tulang, (b) irisan melintang ranting patah tulang, sk. Sel sekretori, ja. Jaringan angkut, em. Empulur. Sumber: Dokumen pribadi

Lapisan paling dalam pada batang disebut dengan stele. Stele pada batang patah tulang tersusun atas berkas pengangkut yang tersusun melingkar, di antara berkas pengangkut dibatasi dengan jaringan parenkima dan empulur terdapat di bagian tengah. Kemudian jaringan angkut yang terdiri dari xilem dan floem. Xilem berupa sel berbetuk bulat dan memiliki dinding sel yang berpenebalan, sedangkan floem memiliki sel yang berbentuk lebih kecil dan dinding selnya tidak berpenebalan. Sel paling dalam berbentuk isodiametris dengan ukuran yang besar. Tipe stele didasarkan pada tipe berkas pengangkut, pada batang patah tulang berkas pengangkut terdiri atas sel-sel yang sangat kecil dan tidak berpenebalan, sel tersebut disebut dengan floem diikuti dengan sel-sel lebih tebal yang disebut dengan xilem. Kedudukan xilem dan floem pada batang patah tulang dibatasi oleh sel-sel pipih berjajar. Berkas pengangkut pada batang patah tulang jika dilihat dari susunannya memiliki tipe kolateral terbuka. Irisan penampang melintang daun patah tulang berbentuk oval sedikit pipih (gambar 3.5a). Sel bagian adaksial tersusun atas selapis sel berbentuk bulat berdinding tipis yang ditutupi oleh kutikula tipis, pada irisan paradermal terdapat celah yang diapit oleh sel berbentuk ginjal, disamping sel berbentuk ginjal terdapat sel yang berdinding lurus memiliki posos panjang sejajar dengan poros porus. Di antara epidermis adaksial

dan abaksial lamina daun ditemukan sel-sel berdinding tipis berbentuk isodiametrik parenkimatik yang sama dan tidak berdiferensiasi, di dalam sel parenkimatik tersebut terdapat adanya jaringan angkut yang dikelingi oleh selapis sel parenkimatis, jaringan angkut yang tersusun atas sel yang berpenebalan, diikuti oleh sel-sel tipis sejajar, dan selsel berdinding tipis, di bawahnya terdapat kelompok sel yang dindingnya menebal di bagian sudutnya. Lapisan paling bawah tersusun atas sel-sel yang sama dengan lapisan paling atas yakni selapis sel berbentuk bulat dan ditutupi kutikula tipis.

Serbuk Patah Tulang Serbuk patah tulang memiliki warna hijau pucat. Jika diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 1000 kali ditemukan adanya fragmen epidermis batang, fragmen mesofil, fragmen sel parenkim, fragmen pembuluh kayu (gabungan unsur xilem), dan fragmen trakea (gambar 3.11). Beberapa fragmen-fragmen yang ditemukan merupakan perwakilan dari macam-macam jaringan pada organ tanaman patah tulang.

Gambar 3.11. Dari kiri atas: fragmen epidermis batang, fragmen mesofil, fragmen sel parenkim, fragmen pembuluh kayu (parenkim dan trakea) dan fragmen trakea. Sumber: Dokumen pribadi

Anatomi Batang Katuk Irisan organ batang secara melintang memperlihatkan struktur anatomis dari jaringan terluar sampai ke tengah. Hasil irisan melintang anatomi batang katuk (gambar 3.7a) dengan perbesaran 100x dari luar ke dalam tersusun atas 1 lapis sel berbentuk bulat yang ditutupi oleh kutikula tipis, diikuti sel sebanyak 1-2 lapis sel yang dindingnya berpenebalan di sebelah luar dan dalam berkesinambungan membentuk pita yang

membentuk garis lurus di bawah lapisan sel, di bawahnya terdapat sel yang tersusun dari sel-sel parenkima sebanyak 4-5 lapis, di dalamnya ditemukan sel yang memiliki ukuran lebih besar yang berisi kristal kalsium oksalat bentuk drusse. Lapisan jaringan pengangkut terletak di sebelah dalam lapisan korteks, tersusun atas kumpulan sel yang tidak berpenebalan, diikuti sel-sel yang lebih besar dan berdinding lebih tebal, di antara keduanya dibatasi oleh sel-sel yang pipih. Lapisan paling dalam terdapat sel-sel yang besar, di dalamnya ditemukan sel yang lebih besar dari sel di sekelilingnya berisi kristal kalsium oksalat bentuk drusse.

Daun Katuk Irisan penampang melintang daun katuk melewati bagian costa (tulang daun) (gambar 3.10 a), tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel yang berbentuk segi empat, dinding tipis, kutikula tipis, sel epidermis bawah serupa dengan sel epidermis atas, terdapat banyak stomata pada epidermis bawah, pada bagian lamina terdapat sel-sel berbentuk silindris terdiri dari 1 sampai 2 lapis sel, diikuti sel yang berbentuk tidak beraturan dan membentuk ruang antar sel, di dalam mesofil daun terdapat sel yang berbeda dengan sekelilingnya yang berbentuk bulat, berisi kristal kalsium oksalat berbentuk drusse (gambar 3.10e). Sayatan paradermal adaksial daun katuk menunjukkan sel yang berkelok-kelok, dan tidak terdapat celah (gambar 3.10c), sedangkan irisan abaksial daun katuk terdapat celah yang di kelilingi oleh sel berbenuk ginjal, di sampingnya terdapat sel berkelok-kelok yang memiliki poros yang sejajar dengan poros sel yang berbentuk ginjal (gambar 3.10d).

Serbuk Katuk Tanaman katuk yang sudah diolah menjadi serbuk berwarna hijau tua. Jika diamati dengan mikroskop perbesaran 10 x 100 ditemukan adanya fragmen epidermis atas, fragmen epidermis bawah, fragmen mesofil, kristal kalsium oksalat, dan fragmen pembuluh kayu (parenkim dan trakea) (gambar 3.12). Beberapa fragmen-fragmen yang ditemukan merupakan perwakilan dari macam-macam jaringan pada organ tanaman katuk.

Gambar 3.12. Dari kiri atas: fragmen epidermis atas, fragmen epidermis bawah, fragmen mesofil, hablur kalsium oksalat, fragmen pembuluh kayu trakea dan fragmen pembuluh kayu parenkim. Sumber: Dokumen pribadi...


Similar Free PDFs