DIFERENSIASI TEKNIK TES & NON TES SEBAGAI ALAT EVALUASI BELAJAR PDF

Title DIFERENSIASI TEKNIK TES & NON TES SEBAGAI ALAT EVALUASI BELAJAR
Author Kurnia Nia
Pages 18
File Size 130.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 418
Total Views 979

Summary

DIFERENSIASI TEKNIK TES & NON TES SEBAGAI ALAT EVALUASI BELAJAR Halaman Judul Dosen Pengampu : Dr. Agus Salim, S. Ag., M. M.Pd. & Wiwik Ariesta, S. Pd., M. Pd Disusun Oleh : Kurnia (1910130320010) Mata Kuliah : Evaluasi Pendidikan PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU...


Description

DIFERENSIASI TEKNIK TES & NON TES SEBAGAI ALAT EVALUASI BELAJAR Halaman Judul Dosen Pengampu : Dr. Agus Salim, S. Ag., M. M.Pd. & Wiwik Ariesta, S. Pd., M. Pd

Disusun Oleh : Kurnia

(1910130320010)

Mata Kuliah : Evaluasi Pendidikan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2021

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tidak hentinya kami ucapkan puji syukur, dikarenakan rahmat, hidayah dan inayah-Nya lah makalah ini dapat diselesaikan tanpa hambatan yang berarti. Makalah ini telah disusun semaksimal mungkin dengan usaha kami. Untuk itu, semoga makalah ini dapat menambah wawasan serta informasi tentang sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh. Terlepas dari semua itu, kami tahu bahwa masih banyak kekurangan karena kami sadar bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangatlah berarti bagi kami. Terima kasih juga saya ucapkan kepada dosesn pengampu dan teman-teman yang memberi semangat dan berkontribusi dalam mengerjakan makalah ini. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya para pembaca.

Banjarmasin, Februari 2021 Penyusun,

ii

DAFTAR ISI

DIFERENSIASI TEKNIK TES & NON TES SEBAGAI ALAT EVALUASI BELAJAR ................................................................................................................ i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3 C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 3 D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 3 DIFERENSIASI TEKNIK TES & NON TES SEBAGAI ALAT EVALUASI BELAJAR ............................................................................................................... 5 A. Definisi Teknik Tes & Penggolongannya .................................................... 5 B. Definisi Teknik Non Tes & Macamnya ....................................................... 9 C. Perbedaan Fungsi Antara Teknik Tes dan Non Tes ................................... 12 PENUTUP ............................................................................................................. 13 A. Kesimpulan ................................................................................................ 13 B. Saran ........................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkaitan denan konsep penilaian dan evaluasi, seperti yang dikutip dari Widoyoko bahwa ada 3 istilah yang sering digunakan dalam evaluasi, yaitu tes, pengukuran, dan penilaian (test, measurement, and assessment). Mardapi dalam Widoyoko menguraikan tes sebagai salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Lebih lanjut Mardapi dalam Widoyoko, mengatakan bahwa tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Objek ini bisa berupa kemampuan peserta didik, sikap, minat, maupun motivasi. Respons peserta tes terhadap sejumlah pertanyaan menggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu. Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie. 1986: 14 dalam Widiyoko). Allen & Yen dalam Widoyoko mendefinisikan pengukuran sebagai penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu. Widoyoko sendiri menyimpulkan pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturanaturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Pengukuran memiliki konsep yang lebih luas dari pada tes. Kita dapat mengukur karakateristik suatu objek tanpa menggunakan tes, misalnya dengan pengamatan, skala rating atau cara lain untuk memperoleh informasi dalam bentuk kuantitatif. Dalam Widoyoko penilaian (assessment) memiliki makna yang berbeda dengan evaluasi. The Task Group on Assessment and Testing (TGAT) mendeskripsikan asesmen sebagai semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok (Griffin & Nix, 1991: 3). Popham (1995: 3) dalam Widoyoko mendefinisikan asesmen dalam konteks pendidikan sebagai

1

sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. Widoyoko menyatakan bahwa pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat hirarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment), sedangkan penilaian didahului

dengan

pengukuran.

Pengukuran

diartikan

sebagai

kegiatan

membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, penilaian (assessment) merupakan kegiatan menafsirkan dan mendeskripsikan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi merupakan penetapan nilai atau implikasi perilaku. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tes, pengukuran, dan penilaian merupakan hal yang berbeda-beda dan bukan evaluasi itu sendiri melaikan bagian dari evaluasi. Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran terhadap objek tertentu. Pengukuran merupakan kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturanaturan tertentu, sementara penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran. Penilaian atau evaluasi berhubungan dengan setiap bagian dari proses pendidikan, bukan hanya keberhasilan belajar saja, tetapi mencakup semua proses belajar mengajar. Kegiatan penilaian tidak hanya terbatas pada karateristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas dan administrasi sekolah. Selanjutnya didalam melakukan evaluasi ada dua teknik evaluasi yang kita kenal yaitu teknik evaluasi menggunakan tes dan evaluasi dengan teknik non tes, Teknik non tes pada umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap (affective domain) dan ranah keterampilan (Psychomotoric domain), sedangkan teknik tes lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah proses berfikirnya (cognitif domain).

2

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini adalah : 1.

Bagaimana definisi dan penggolongan dari teknik tes sebagai alat evaluasi?

2.

Bagaimana definisi dan macam-macam dari teknik non tes sebagai alat evaluasi?

3.

Bagaimana perbedaan fungsi antara teknik tes dan non tes sebagai alat evaluasi?

C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain: 1. Dapat menjelaskan bagaimana definisi dan penggolongan dari teknik tes sebagai alat evaluasi ! 2. Dapat menjelaskan bagaimana definisi dan macam-macam dari teknik non tes sebagai alat evaluasi ! 3. Dapat menjelaskan perbedaan fungsi antara teknik tes dan non tes sebagai alat evaluasi ! D. Manfaat Penulisan 1.

Bagi Peserta Didik Manfaat penulisan makalah ini secara umum bagi peserta didik atau pembaca dapat memberikan informasi mengenai bagaimana definisi teknik tes dan non tes, dan bagaimana mengidenferensikan teknik tes dan non tes sebagai alat evaluasi hasil belajar. Dan dapat di manfaatkan untuk menambah wawasan atau membantu kepentingan peserta didik maupun pembaca yang memerlukan informasi yang tersedia di dalam makalah ini.

2.

Bagi Guru Manfaat penulisan makalah ini bagi guru dan dosen dapat memudahkan penyampaian informasi tentang informasi mengenai bagaimana definisi teknik tes dan non tes, dan bagaimana mengidenferensikan teknik tes dan non tes sebagai alat evaluasi hasil belajar.

3

Dan dapat di manfaatkan untuk menambah wawasan atau membantu kepentingan pengajar maupun pembaca yang memerlukan informasi yang tersedia di dalam makalah ini.

3.

Bagi Penulis Manfaat penulisan makalah ini sebagai pemenuhan tugas makalah dari dosen pengampu. Selain itu juga bermanfaat untuk menambah informasi & wawasan bagi penulis.

4

DIFERENSIASI TEKNIK TES & NON TES SEBAGAI ALAT EVALUASI BELAJAR A. Definisi Teknik Tes & Penggolongannya a. Definisi Teknik Tes Secara

bahasa,

kata

tes

berasal

dari

bahasa

Perancis

kuno,

yaitu testum dengan arti “piring untuk menyisihkan logam-logam mulia” (maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi). Dalam bahasa Inggeris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”, “percobaan”. Dalam bahasa Arab: Imtihan (Sudijono, 1998). Secara istilah teknik tes antara lain adalah: Menurut Anne Anastsi dalam karya tulisnya berjudul Psycholoical Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Menurut Lee J. Cronbach dalam (Nurkancana, Wayan & Sumartana 1986), tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih. Menurut Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka satu sama lainnya. Menurut Arikunto & Jabar (2004) tes merupakan alat / prosedur yang digunakan utuk mengetahui / megukur sesuatu dengan meggunakan cara/ aturan yang telah ditentukan. Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut pendidikan atau spikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Zainul dan Nasoetion, 1993).

5

Tes merupakan sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab dan/atau tugas yang harus dikerjakan yang nantinya akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban tertentu terhadap pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subjek dalam melakukan tugas-tugas tersebut (Azwar, 1996). Tes sebagai alat penilaian dapat diartikan sebagai pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Pada umumnya tes digunakan untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Sudjana, 1989). Dari denifisi-denifisi tersebut dapat dipahami bahwa dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian dalam dunia pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh testee, sehingga atas dasar data tersebut dapat dijadikan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee. Dalam hal ini harus dibedakan pengertian antara tes, testinng, testee / tester. Gabel (2013) menyatakan bahwa testing menunjukkan proses pelaksanaan tes. Testing adalah saat pada waktu tes tersebut dilaksanakan (saat pengambilan tes). Testee adalah responden yang menggerakkan tes. Mereka inilah yang akan dinilai / diukur kemampuannya. Sedangkan tester adalah seseorang yang diserahi tugas utuk melaksanakan pegambilan tes kepada responden. b. Penggolongan Teknik Tes 1.

Penggolongan

tes

berdasarkan

fungsinya

sebagai

alat

pengukur

perkembangan/kemajuan belajar peserta didik. •

Tes seleksi, tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, di mana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik

6

yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes. •

Tes awal, tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Contohnya, sebelum murid diberi pelajaran Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu dites pengetahuan mereka tentang rukun iman, namanama Rasul Allah, dll.



Tes akhir, tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik.



Tes diagnostik, tes jenis ini dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu semata pelajaran tertentu.



Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sejauh manakah peserta didik telah terbentuk setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Di sekolah-sekolah tes formatif ini biasa dikenal dengan istilah “ulangan harian”.



Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Disekolah tes ini dikenal dengan istilah “ulangan umum” atau “EBTA”.

2.

Penggolongan berdasarkan banyaknya orang yang mengikuti tes, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: •

Tes individual, yakni tes di mana tester hanya berhadapan dengan satu orang testee saja.



Tes kelompok, yakni tes di mana tester berhadapan dengan lebih dari satu orang testee.

7

3.

Penggolongan berdasarkan responnya, dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: •

Verbal tes, yakni suatu tes yang menghendaki respon (jawaban) yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun secara tertulis.



Nonverbal tes, yaitu tes yang menghendaki respon (jawaban) dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku.

4.

Ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: •

Tes tertulis, yaitu tes di mana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawabannya juga secara tertulis.



Tes lisan, yaitu tes di mana tester di dalam mengajukan pertanyaanpertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan testee memberikan jawabannya secara lisan pula.

5.

Ditinjau dari bentuk pertanyaan yang diberikan (Nurkancana) •

Tes obyektif, terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif yang benar dari sejumlah alternatif yang tersedia.



Tes essay, adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau suatu suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian yang relatif panjang.

8

B. Definisi Teknik Non Tes & Macamnya a. Definisi Teknik Non Tes Teknik nontes adalah penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan

dan

pencatatan

secara

sistematis

(observation), melakukan

wawancara (interview), menyebar angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (Sudijono). Non tes biasanya dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau dipahami. Dengan kata lain, instrument ini berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan panca indra (Widiyoko : 2009). Non tes menurut Mulyadi (2010) adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilain dengan tidak menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial dan lainlain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok. Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observasi), melakukan wawancara (interview) dan menyebar angket (quistionnaire). b. Macam-macam Teknik Non Tes 1.

Pengamatan (observation) Observasi ialah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.

9

Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar, misalnya tingkah laku peserta didik pada waktu guru menyampaikan pelajaran di kelas, tingkah laku peserta didik pada jam-jam istirahat, dll.

2.

Wawancara Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Ada dua jenis wawancara yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi, yaitu: •

Wawancara terpimpin yang juga sering dikenak dengan istilah wawancara berstruktur.



Wawancara tidak terpimpin yang sering dikenal dengan istilah wawancara sederhana atau wawancara bebas.

3.

Angket (kuesioner) Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik , dapat pula diberikan kepada orang tua mereka. Pada umumnya tujuan penggunaan angket dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka. Disamping itu juga dimaksudkan untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program pembelajaran. Angket atau kuesioner sering digunakan untuk menilai hasil belajar ranah afektif. Ia dapat berupa kuesioner bentuk piihan ganda dan dapat pula berbentuk skala sikap.

10

Macam-macam kuesioner (Arkunto, 1993): a.

Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, meliputi: •

Kuesioner langsung, Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkam dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.



Kuesioner tidak langsung, Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya.

b.

Ditinjau dari segi cara menjawa...


Similar Free PDFs