Dinar-Dirham PDF

Title Dinar-Dirham
Author Nur Azizah
Pages 22
File Size 621.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 61
Total Views 258

Summary

“Dinar-Dirham ” Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro Islam Dosen Pembimbing : Hj. Amalia Nuril Hidayati, SE, M.Sy Di susun oleh : 1. Nita Kresmiati (2823133115) 2. Nova Ligina Pitono (2823133117) 3. Nur Azizah (2823133118) PERBANKAN SYARI’AH 4-D FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM I...


Description

“Dinar-Dirham ” Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro Islam Dosen Pembimbing : Hj. Amalia Nuril Hidayati, SE, M.Sy

Di susun oleh : 1. Nita Kresmiati

(2823133115)

2. Nova Ligina Pitono

(2823133117)

3. Nur Azizah

(2823133118)

PERBANKAN SYARI’AH 4-D FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG 2014/2015 Jl. Mayor Sujadi Timur No. 46 Telp. (0355) 32151

i

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Dinar-Dirham”. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW suri tauladan, penegak keadilan dan kebenaran, perombak kebathilan dan kemungkaran. Makalah ini kami ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Ekonomi Makro Islam” Selesainya penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Bapak Dr. Maftukin, M.Ag, selaku Ketua IAIN Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menuntut ilmu di IAIN Tulungagung. 2. Ibu Hj. Amalia Nuril Hidayati, SE, M.Sy . selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Makro Islam yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam proses pembelajaran mata kuliah ini. 3. Juga kepada teman-teman kami yang telah membantu tugas ini, semoga tali persahabatan kita tersimpul erat sampai kapan pun. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca khususnya dari jurusan Perbankan Syari’ah.

Tulungagung, 17 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ........................................................................... 3 B. Rumusan masalah .................................................................................... 4 C. Tujuan pembahasan ................................................................................. 4 BAB II : PEMBAHASAN A. Sejarah dinar-dirham ............................................................................. 5 B. Implementasi penggunaan dinar dalam perdagangan internasional ........ 12 C. Dampak penggunaan dinar dalam perdagangan internasional ................ 16 BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 19 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep uang dalam Islam berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi konvensional. Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah uang, dan uang bukanlah kapital. Sebaliknya, konsep uang yang dikemukakan dalam ekonomi konvensional tidak jelas. Seringkali istilah uang dalam perspektif ekonomi konvensional diartikan secara bolak-balik (interchangeability), yaitu uang sebagai uang dan uang sebagai capital. Padahal di antara keduanya ada beberapa perbedaan, salah satu yang paling signifikan adalah bahwa uang dalam konsep Islam merupakan public goods, sedangkan kapital merupakan private goods. Akan tetapi, dalam perekonomian konvensional yang hingga kini masih digunakan oleh pemerintah kita, uang memiliki cakupan keduanya. Oleh karena itu, beberapa permasalahan utama dalam moneter, salah satunya inflasi, seringkali berawal dari sistem keuangan yang kita gunakan ini. Dalam bagian ini maka yang akan kita bahas di antaranya mengenai makna dari kestabilan nilai mata uang menurut ekonomi. Hal ini diperlukan karena keberadaan uang dalam sebuah perekonomian memberikan arti yang terpenting. Ketidakadilan dari alat ukur yang diakibatkan adanya instabilitas nilai tukar uang akan mengakibatkan perekonomian tidak berjalan pada titik keseimbangan. Hal ini akan semakin mempersulit untuk merealisasikan keadilan dalam sosial ekonomi dan kesejahteraan sosial. Ibn Khaldun mengatakan bahwa suatu negeri tidak akan mampu melakukan pembangunan secara berkesinambungan tanpa adanya keadilan dalam sistem yang dianutnya. Stabilitas harga berarti terjaminnya keadilan uang dalam fungsinya sehingga perekonomian akan relatif berada dalam kondisi yang memungkinkan

teralokasinya

sumber

daya

secara

merata,

terdistribusinya

pendapatan, optimum growth, full employment, dan stabilitas perekonomian. Menurut teori ekonomi, kestabilan nilai mata uang dapat dibagi ke dalam dua aspek. Pertama, kestabilan nilai mata uang dilihat dari berfluktuatifnya nilai uang terhadap harga barang dan jasa, yang lebih lanjut kita rasakan dengan adanya inflasi dan deflasi (kestabilan uang dalam konteks closed-economy). Kedua, kestabilan mata uang dilihat dari berfluktuatifnya nilai mata uang tertente terhadap nilai mata uang negara lain yang lebih lanjut kita rasakan dengan

3

adanya apresiasi dan depresiasi mata uang (kestabilan nilai mata uang dalam konteksopeneconomy). Dalam perekonomian konvensional, seringkali Dolar Amerika Serikat dijadikan sebagai standar sistem yang dibandingkan dengan nilai mata uang dari suatu negara untuk mengetahui kondisi perekonomian dari negara tersebut. Padahal hal ini adalah salah satu tindakan yang salah, karena Dolar bukanlah mata uang yang terjamin kestabilannya disebabkan oleh fluktuasi tingkat inflasi dan adanya tindakan spekulasi dalam pasar valuta asing (valas). Ini semua akan mempengaruhi jumlah permintaan dan penawaran Dolar yang cukup berdampak pada nilai Rupiah dan perekonomian negara secara garis besar. Oleh karena itu, sudah saatnya bagi bangsa Indonesia dan umat Islam untuk bersandar pada mata uang yang memiliki tingkat kestabilan yang lebih terjamin tanpa dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran uang, bebas dari inflasi, bunga (riba), gharar, dan gambling, serta unsur-unsur spekulatif lainnya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah mata uang dinar dan dirham? 2. Bagaimana implementasi penggunaan mata uang dinar dan dirham dalam perdagangan internasional? 3. Bagaimana dampak digunakannya mata uang dinar dan dirham dalam perdagangan internasional? C. Tujuan Pembuatan Makalah 1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah mata uang dinar dan dirham. 2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi penggunaan mata uang dinar dan dirham dalam perdagangan internasional. 3. Untuk mengetahui dampak pengguaan mata uang dinar dan dirham dalam perdagangan internasional.

4

BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Dinar-Dirham Dinar dan Dirham merupakan mata uang kuno yang masih digunakan di beberapa negara sampai saat ini. Uang merupakan alat tukar yang sudah dikenal selama ribiuan tahun. Seperti dalam sejarah mesir kuno, bentuk standar alat tukar adalah uang perak dan emas yang diperkenalkan oleh Julius Caesar dari Romawi. Pada masa sebelum datangnya islam, dinar merupakan dinar yang digunakan dalam transaksi perdagangan. Berbagai jenis emas dan perak dirham beredar dalam perdagangan sebagai akibat dari banyaknya bangsa arab yang berdagang dengan bangsa romawi, Byzantium dan para dagang melewati negeri Arab. Pada saat itu, makkah menjadi pusat perdagangan dan pertukaran mata uang, sehingga banyak pedagang dari berbagai negeri datang ke kota Makkah untuk bertemu dan melakukan transaksi pedagangan 1. Di dunia Islam, uang perak dan emas dikenal dengan istilah Dinar dan Dirham. Mata uang ini sudah diperkenalkan sejak masa awal perkembangan Islam untuk kegiatan muamalah maupun ibadah sepeti diyat dan zakat. Dinar-dirham yang dicetak umat Islam pada masa keemasan mencantumkan nama penguasa atau amir atau khalifah. Fakta sejarah menunjukan bahwa kebenyakan kepingan dirham dan dinar yang dicetak pada masa Khulafa Arrasyidin mencantumkan tahun Hijriyah sebagai penanda waktu koin dirham atau dinar itu dicetak. Pemerintahan Muslim di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab pun telah menetapkan standar koin dirham dan dinar. Berdasarkan standar yang telah ditetapkan, berat 7 dinar setara dengan 10 dirham. Khalifah Umar bin Khattab pun telah menetapkan standar dinar emas yakni memakai emas dengan kadar 22 karat dengan berat 4,25 gram. Sedangkan dirham perak haruslah menggunakan perak murni dengan berat 2,975 gram. Keputusan itu telah menjadi ijma ulama pada awal Islam dan pada masa para sahabat dan

Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis (Jakarta; Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. 1. Hal,.99 1

5

tabi’in. Sehingga menurut syari’ah, 10 dirham setara dengan 7 dinar emas. Hasil ijma itu menjadi pegangan, sehingga nilai perbandingan dinar dan dirham bisa tetap sesuai. Mata uang dinar dan dirham pun menjadi mata uang resmi dinmasti maupun kerajaan Islam yang tersebar di berbagai penjuru. Penggunaan dinar dan dirham perlahan mulai menghilang setelah jatuhnya masa kejayaan kekhalifahan Islam. Ketika dunia dilanda era kolonialisme Barat, mulailah diterapkan penggunaan uang kertas. Sejarah telah membuktikan bahwa emas dan perak merupakan alat tukar paling stabil yang pernah dikenal dunia. Sejak awal sejarah Islam sampai saat ini, nilai dari mata uang Islam yang didasari oleh mata uang bimetal ini secara mengejutkan sangat stabil jika dihubungkan dengan bahan makanan pokok. Nilai inflasi mata uang ini selama 14 abad lamanya adalah nol. Zallum(1988) kemudian mengusulkan cetakan dinar emas akan dikeluarkan negara, beserta bagian-bagian dan kelipatan-kelipatannya, seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 1 Cetakan Dinar Emas Cetakan Dinar Emas Berat Emas (gram)

Keterangan

¼ dinar

1.0625

Ukuran Minimal potong tangan

½ dinar

2.125

Kadar zakat untuk setiap 20 dinar

1 dinar

4.25

Standar berat dinar

5 dinar

21,25

¼ nishab zakat

10 dinar

42,5

½ nishab zakat

20 dinar

85

Nishab zakat

Pencetakan uang dinar di atas mengikuti ketentuan standar berat (wazan) dinar syar’i, y aitu 4,25 gram emas. Cetakan ¼ dinar adalah nishab nilai harta minimal untuk pemotongan tangan pencuri. Cetakan ½ dinar adalah kadar zakat untuk setiap 20 dinar, sedangkan

6

zakatnya adalah 2,5%. Sementara itu, cetakan 5 dan 10 dinar merupakan kelipatan dinar yang berdasarkan pada nishab zakat, yaitu 20 dinar. Zallum(1988) juga mengajukan usulan mengenai cetakan mata uang dirham perak, beserta bagian-bagiandan kelipatan-kelipatannya, seperti ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 2. Cetakan Dirham Perak Cetakan Dinar Emas Berat Emas (gram) Keterangan ½ dirham

1.4875

-

1 dirham

2.l975

Standar berat dirham

5 dirham

14.675

Kadar zakat untuk setiap 200 dirham

10 dirham

29.75

-

20 dirham

59,5

-

Negara juga boleh mencetak satuan mata uang yang lebih kecil dari nilai dinar dan dirham, seperti yang tertera dalam tabel 2, guna memudahkan muamalah untuk barang-barang remeh yang murah harganya. Akant etapi, mengingat kandungan nilai dari satuan emas dan perak ini kecil Ada beberapa alasan dari penggunaan mata uang dinar Islam dalam menuju stabilitas sistem moneter, antara lain: (Karim, Adiwarman A, Ekonomi Makro Islami, Cetakan ke-2, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007)

1. Uang yang stabil. Pebedaan uang dinar dengan uang fiat adalah kestabilan nilai uang tersebut. Setiap mata uang dinar mengandung 4.25 gram emas 22 karat dan tidak ada perbedaan ukuran emas yang dikandung dinar pada setiap negara, tidak ada perbedaan nilai dinar yang digunakan di Irak dengan dinar yang digunakan di negara Arab saudi. Uang dinar tidak mengalami inflasi semenjak zaman Rasulullah SAW hingga sekarang. Sebuah penelitian telah dilakukan oleh professor Roy Jastram dari Berkeley University dengan menulis buku tentang The Goldent Constant. Ia melakukan penelitian harga emas terhadap beberapa komoditi untuk waktu 400 tahun hingga

7

1976. hasil dari penelitiannya adalah bahwa harga emas adalah konstan dan stabil. Sekalipun selama waktu tersebut telah terjadi krisis, perang, dan bencana alam nilai emas relatif stabil (Vadillo, 2002). 2. Alat tukar yang tepat. Dengan adanya nilai yang stabil dan standar yang sama di setiap negara, dinar akan memberikan kemudahan dan kelebihan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi domestik dan transaksi internasional sekalipun. Dinar adalah mata uang yang berlaku secara sendirinya, berbeda dengan fiat money sebagai legal tender yang membutuhkan pengesahan berupa hukum oleh pemerintah yang mencetaknya. Uang dinar emas adalah uang sudah dikenal selama berabad-abad, sehingga tidak diperlukan adanya proses penghalalan dan pengesahan sebagai uang 3. Mengurangi spekulasi, manipulasi dan arbitrasi. Nilai dinar yang sama akan mengurangi tingkat spekulasi dan arbitrasi di pasar valuta asing, karena kemungkinan perbedaan nilai tukar akan sulit terjadi. Jika dinar sudah menjadi “single currency” yang sama di setiap negara, maka tidak akan ada perbedaan nilai dinar di setiap negara yang memberikan keuntungan yang besar kepada para spekulator-spekulator tersebut. 4. Karena setiap transaksi dinar dan dirham akan didasari oleh transaksi di sektor riil, maka penggunaannya

dapat mengiliminir penurunan ekonomi atau economic

downturn dan resesi. 5. Penggunaan dinar dan dirham dalam suatu negara akan mengiliminir risiko mata uang yang dihadapi oleh negara tersebut, apabila digunakan oleh beberapa negara yang berpenduduk Islamnya mayoritas akan mendorong terjadinya blok perdagangan Islam. 6. Penggunaan dinar dan dirham akan menciptakan sistem moneter yang adil yang berjalan secara harmonis dengan sektor riil. Sektor riil yang tumbuh bersamaan dengan perputaran uang dinar dan dirham, akan menjamin ketersediaan kebutuhan masyarakat pada harga yang terjangkau. 7. Berbagai masalah sosial seperti kemiskinan dan kesenjangan akan dengan sendirinya menurun atau bahkan menghilang. 8. Kedaulatan negara akan terjaga melalui kesetabilan ekonomi yang tidak terganggu oleh krisis moneter atau krisis mata uang yang menjadi pintu masuknya kapitalis-

8

kapitalis asing untuk menguasai perekonomian negara dan akhirnya juga menguasai politik keamanan sampai kedaulatan negara. 9. Hanya uang emas (dinar) dan perak (dirham) yang bisa menjalankan fungsi uang modern dengan sempurna yaitu fungsi alat tukar (medium of exchange), fungsi satuan pembukuan (unit of account) dan fungsi penyimpan nilai (store of value). Dinar dan dirham bukanlah mata uang tunggal atau mata uang resmi orang islam atau di negara islam. Sebelum kemudian disahkan oleh Rasul sebagai mata uang yang sah dalam dunia islam, dnar dan dirham adalah mata uang yang digunakan oleh bangsa Roma dan Persia. Dinar Roma telah banyak beredar di kalangan penduduk Mekkah, begitu pula halnya dengan dirham Persia. Bangsa Arab menyebut uang emas pada saat itu dengan istilah al-Ain, sedangkan uang perak disebut al-Wariq. Setelah kita membahas secara konseptual bagaimana uang dinar dan dirham sejak dahulu, berikut sejarah perkembangan uang dinar dan dirham dalam dunia islam : a. Dinar di Masa Kenabian Dinar di masa Nabi Muhammad SAW dari awal diutusnya Muhammad sebagai Nabi (Peristiwa Gua Hira) sampai meninggalnya Nabi Muhammad SAW, masih tetap berada dalam bentuk seperti sebelum kedatangan Islam. Ajaran Islam baik melalui Al-Quran dan Hadits, tidak membuat perubahan apapun terhadap dinar secara fisik. Dengan demikian pada saat itu belum ada dinar yang dicetak resmi sebagai simbol mata uang ummat Islam. Namun demikian Islam membawa pandangan baru dalam hal ekonomi secara umum dan juga aturan-aturan khusus mengenai uang, antara lain berkaitan dengan pertukaran uang yang adil. Hal yang menyebabkan mengapa tidak atau belum dicetaknya uang emas khusus ummat Muslim pada saat itu, adalah karena Rasulullah SAW masih sibuk dengan perkaraperkara yang jauh lebih besar dan penting. Perhatian Nabi pada saat itu lebih banyak tercurah pada penyatuan Jazirah arab baik secara politik maupun keagamaan. b. Dinar di Masa Abu Bakar As-Shiddiq Kondisi pada masa Abu bakr tidak jauh berbeda dengan masa Nabi Muhammad SAW. Hal ini terjadi karena masa Abu bakr As-Shiddieq relatif pendek dan juga

9

banyaknya perkara penting yang harus ditangani. Perkara-perkara tersebut antara lain adalah memerangi orang-orang murtad dan orang-orang yang menolak membayar zakat. Juga adanya usaha untuk memperluas penyebaran Islam keluar jazirah Arab sampai pada Romawi dan Persia. c. Dinar di Masa Khalifah Umar Pada masa ini ada perkembangan yang penting dalam hal uang, namun lebih bayak berkaitan dengan dirham (uang perak) dan bukan dalam hal dinar (uang emas). Itu pun baru berupa fulus perunggu (637 M) yang dicetak dengan aksara Arab di salah satu sisinya . Baru setelah itu Khalifah Umar ra melakukan 3 hal penting yang berkaitan dalam masalah uang : 1. Pencetakan uang dirham dengan ciri-ciri keislaman pada tahun ke-delapan masa kekhalifahannya atau tepatnya tahun 20 H/ 641 M. Bentuk dirham Islam pertama ini hampir sama dengan dirham Persia hanya saja ada tambahan tulisan AlHamdulillah, Muhammad Rasulullah, La Ilaha illa Allah wahdahu,dan juga nama Khlaifah Umar. Sebab dicetaknya uang dirham ini adalah karena pada masa itu aktifitas perdagangan berkembang semakin luas seiring dengan semakin meluasnya wilayah Islam. 2. Ditetapkannya standar kadar dirham dan dikaitkannya standar tersebut dengan takaran dinar. Pada masa itu beredar berbagai jenis dirham dengan takaran yang berbeda-beda. Ada yang menyebutnya dengan takaran Dawaniq, misalnya Dirham al-Baghaly sebesar 8 dawaniq, dirham al-Thabary sebesar 4 dawaniq, dan dirham Yaman satu Daniq. Ada pula yang menggunakan istilah Mistqal,, artinya satu dirham sama dengan satu mistqal. Takaran mistqal pun berbeda-beda, ada yangmenyatakan 20 Qirad, 12 qirad 10 dan lain-lain. Atas segala perbedaan tersebut Khalifah Umar membuat kebijakan dengan melihat pada apa yang berlaku di tengah masyarakat baik takaran yang rendah maupun yang tinggi. Dan akhirnya Khalifah Umar menetapkan standar dirham yang dikaitkan dengan dinar, yaitu : Satu dirham sama dengan 7/10 dinar, atau setara dengan 2,97 gr , dengan landasan standar dinar 4,25 gram emas. Standar inilah yang kemudian berlaku secara baku dalam berbagai aturan SyarI yang berkaitan dengan uang (harta) seperti zakat, mahar, diyat dan lain sebagainya.

10

3. Ada usaha dari Khalifah Umar ra yang ingin menjadikan uang dalam bentuk lain, yaitu uang yang terbuat dari kulit hewan (kambing). Pemikiran ini timbul dari asumsi Khalifah yang memandang uang kulit relatif lebih mudah untuk dibawa ( bersifat movetable) sehingga memudahkan transaksi. Hal tersebut dipicu oleh tuntutan perekonomian umat yang berkembang semakin pesat seiring dengan meluasnya wilayah Islam. Sikap ini menunjukkan bahwa permasalahan uang adalah termasuk masalah muamalat yang ketetapannya dikembalikan pada urf atau kebiasaan yang berlaku sesuai tempat dan zaman. Khalifah Umar tentulah orang yang sangat memahami masalah hukuim syariy dan apa yang menjadi pemikirannya

tidaklah

bertentangan

dengan

hukum

Islam.

Beliau

memahami Ushul Fiqh dan tidak sembarangan dalam menetapkan suatu kebijakan, karena beliau mengetahui mana masalah yang bersifat tetap (qathiyyah) dan mana masalah yang bersifat berkembang ( mutaghoiyirah). Meskipun Khalifah Umar adalah pemimpin tertinggi saat itu, namun bel...


Similar Free PDFs