Flip-Flop PDF

Title Flip-Flop
Author Abdul Halim
Pages 20
File Size 271.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 635
Total Views 738

Summary

JURNAL PERCOBAAN III FLIP – FLOP Abdul Halim 120801079 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN FISIKA S-1 MEDAN 2015 LEMBAR PERSETUJUAN Judul Percobaan : FLIP – FLOP Kategori : Jurnal Praktikum Sistem Digital Nama : Abdul Halim Nomor Induk Mahasiswa : 1208...


Description

JURNAL PERCOBAAN III

FLIP – FLOP

Abdul Halim 120801079

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN FISIKA S-1 MEDAN 2015

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Percobaan

: FLIP – FLOP

Kategori

: Jurnal Praktikum Sistem Digital

Nama

: Abdul Halim

Nomor Induk Mahasiswa

: 120801079

Program Studi

: Fisika S-1

Departemen

: Fisika

Fakultas

: MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)

Medan, 10 Maret 2015 Asisten,

(Ilham Suryadi Harahap)

Praktikan,

(Abdul Halim)

BAB I TUJUAN

1. Untuk mengetahuipengertian memori, set, reset, terlarang dan tidak berubah pada flipflop RS. 2. Untuk mengetahui berbagai macam jenis flip-flop beserta lambangnya. 3. Untuk mengetahui perbedaan flip-flop RS menggunakan gerbang NAND dan AND. 4. Untuk mengetahui aplikasi percobaan dari rangkaian flip-flop.

BAB II LANDASAN TEORI

Semua rangkaian logika yang telah diuraian di bagian depan adalah rangkaian logika kombinasi yang keadaan keluaran nya setiap saat hanya di tentukan oleh kombinasi masukan yang di berikan pada saat itu. Setiap system digital akan mempunyai bagian yang merupakan rangkaian kombinasi. Di samping itu, dalam system digital juga, pada umum nya di pergunakan bagian rangkaian yang dapat mengingat keadaan keluaran nya sebelumnya dan keluaran nya untu suatu kombinasi masukan tertentu juga tergantung atas keadaan keluaran nya sebelum masukan itu dikenakan. Bagian rangkaian demikian disebut sebagai rangkaian berurut(sequential). Rangkaian logika berurut juga pada umumnya memakai rangkaian logika kombinasi, setidak-tidaknya pada rangkaian masukan nya.Waktu yang di butuhkan tersebut di namakan tundaan waktu (time delay) atau tundaan perambatan ( propagation delay). Rangkaian logika berurut di bedakan atas dua jenis, yaitu serempak (synchro nous) dan tak serempak (asynchronous). Dalam rangkaian serempak, perubahan keadaan keluaran hanya terjadi pada saat-saat yang di tentukan saja. Walaupun masukan berubah diantara selang waktu yang di tentukan itu, keluaran daripada rangkaian itu tidak akan berubah. Berbeda dari rangkaian yang serempak, keluaran daripada rangkaian tak serempak berubah menurut perubahan masukannya dan keluaran itu dapat berubah setiap saat masukan berubah. Umumnya rangkaian tak serempak ini memakai unsur tundaan waktu pada lintasan umpan baliknya. Tundaan waktu ini biasanya di peroleh dari gerbang-gerbang pada lintasan itu. Adanya tundaan waktu itu kadang-kadang membuat rangkaiannya tidak stabil dan rangkaian mungkin mengalami kondisi berpacu(race condition) dimana satu perubahan masukan menyebabkan lebih dari satu perubahan keluaran. Karena kesulitan ini, dan juga karena pemakaiannya tidak lah seluas pemakaian rangkaian serempak, maka rangkaian ta serempak

tidak akan di bahas dalam buku ini dan di cadangkan sebagai materi untuk pembahasan rangkaian logika lanjutan. Unsur pengingat (memory) yang paling umum di pakai pada rangkaian berurut serempak adalah flip-flop. Setiap flip-flop dapat menyimpan satu bit (binary digit) informasi, baik dalam bentuk sebenarnya maupun bentuk komplemennya. Jadi, flip-flop pada umumnya mempunyai dua keluaran, yang satu merupakan komplemen dari yang lainnya. Tergantung atas cara bagaimana informasi di simpan ke dalam nya, flip-flop di bedakan atas beberapa jenis RS, JK, D dan T. Setiap sinyal yang di lalukan pada suatu komponen eletronika membutuhan waktu untuk brgerak dari terminal masukan ke terminal keluaran. Dan karena gerbang-gerbang logika pada umumnya dibuat dari komponen-komponen elektronika, maka sinyal masukan pada setiap gerbang juga membutuhkan waktu untuk mencapai terminal keluaran, muncul nya efek masukan itu di keluarkan. Waktu yang di butuhkan tersebut di namakan tundaan waktu (time delay) atau tundaan perambatan ( propagation delay). Semakin banyak gerbang yang harus di lalui oleh sinyal untuk bergerak dari masukan ke keluaran suatu rangkaian logika, semakin lama pula tundaan waktu yang di alami nya. Sebagai contoh, perhatikan lah perambatan sinyal yang melalui suatu inverter (gerbang NOT). Kalau sinyal masukan yang semula berkeadaan 0 di ubah menjadi 1, maka sinyal keluaran berubah dari 1 ke 0. Tetapi perubahan itu tidaklah seketika, melainkan beberapa nano-detik (ns) kemudian (untuk gerbang-gerbang rangkaian terpadu, IC). Pada saat masukan naik dari 0 ke 1, keluaran turun dari 1 ke 0 setelah € 1detik kemudian dan pada saat masukan turun dari 1 ke 0, keluaran naik dari 0 ke 1 setelah € 2 detik kemudian. Pada umum nya €1 =,/ € 2, walaupun dalam analisis kedua tundaan ini sering di anggap sama. Andaikan tundaan waktu unsur penunda adalah ∂ nanodetik (ns) dan tundaan waktu gerbang AND adalah € ns. Supaya lebih sederhana, tundaan waktu ini di anggap sama dengan tundaan waktu turun. Jadi, keluaran gerbang AND tertunda naik selama (∂+€) ns dan tertunda turun selama € ns. Pada umumnya, tundaan waktu gerbang-gerbang di abaikan (di anggap nol). Flip-flop RS atau SR (set-Reset) merupakan dasar dari flip-flop jenis lain. Flip-flop ini mempunyai 2 masukan : satu disebut S (SET) yang di pakai untuk menyetel (membuat keluaran flip-flop berkeadaan 1) dan yang lain disebut R (RESET) yang di pakai untuk mereset (membuat keluaran berkeadaan 0 ). Flip-flop RS dapat di bentuk dari dua gerbang NOR atau dua gerbang NAND. Perhatikan bahwa keluaran dari suatu gerbang di umpan-balik ke masukan gerbang lainnya. Keluaran masing-masing gerbang membentuk keluarankeluaran dari pada susunan flip-flop RS, untuk flip-flop yang menggunakan gerbang NOR, masuakan 1 pada S membuat flip-flop diset ( Q=1 ) dan masukan 1 pada R membuat flip-flop direset (Q=0). Untuk flip-flop yang di susun dari gerbang NAND, S=0 menyetel (set) flip-

flop dan R=0 mereset flip-flop. Untuk

flip-flop dengan NOR, masukan R=S=0 tidak

mengubah keadaan keluaran, artinya keluaran Q dan Q tetap, ditunjukkan sebagai Q- dan Q- . Untuk kombinasi masukan R=S=1, yang ditunjukkan dengan “-“ pada kolom keluaran yang bersangkutan, keadaan keluaran tersebut tidak tentu. Ini dapat diterangkan sebagai berikut : Andaikanlah untuk R=S=1 keluaran flip-flop adalah Q=1. Untuk Q=1 dan S=1, maka Q = 0. Tetapi karena R=1, maka Q juga harus 0 dan ini 0, maka juga Q=0 yang berarti bertentangan dengan sifat flip-flop. Karena itu, untuk flip-flop RS kombinasi masukan R=S=1 dilarang (tabu). Untuk flip-flop RS dengan NAND, kerjanya saman dengan flip-flop dengan NOR bila tegangan masukan rendah dianggap logik 1 dan tegangan masukan tinggi di anggap logik 0, artinya bila kita memakai logika negatif. Jadi table kebenaran untuk flip-flop dengan NAND dengan logika negative akan tepat sama dengan tabel kebenaran untuk flip-flop dengan NOR. Untuk keseragaman uraian, maka yang di pakai untuk menyatakan kerja flip-flop RS adalah tabel kebenaran untuk rangkaian NOR. Dalam hal tundaan waktu, karena setiap masukan hanya melalui satu gerbang, tundaan waktu flip-flop RS yang disebutkan di atas dianggap sama dengan tundaan waktu 1 gerbang yang umumnya dalam besaran nano-detik (10-9 detik). Dalam perencanaan system dengan flip-flop umumnya kita membutuhan keadaan keluaran flip-flop itu setelah suatu kombinasi masukan tertentu di kenakan pada masukannya. Keadaan keluaran ini biasanya disebut sebagai “keadaan-berikut” (next state) dari flip-flop yang bersangkutan dan sering disimbol dengan Q+. Jadi, untuk keadaan-keadaan Q, maka keadaanberikut Q+ daripada flip-flop RS untuk bermacam-macam kombinasi masukan R dan S. Dengan membuat peta Karnaugh dengan anggapan keluaran untuk kombinasi masukan yang terlarang sebagai abaikan (don’t cares), dengan catatan masukan demikian telah di cegah dari luar, maka persamaan keadaan -berikut flip-flop RS diperoleh sebagai : Q+= S + R Q ; RS =0 Persamaan keadaan-berikut ini disebut persamaan karakteristik flip-flop RS. Syarat RS=0 harus di penuhi untuk menjamin bahwa masukan R dan S tidak akan pernah 1 secara bersamasama. Dengan adanya gerbang AND tersebut, R dan S akab berkeadaan 0 bila pulsa penabuh CP (Clock Pulse) berkeadaan 1 dan flip-flop .

(Tarigan,Pernantin 2006)

Flip-flop adalah susunan gerbang logika yang menjaga keluaran tetap stabilwalaupun masukan sudah tidak aktif. Keluaran flip-flop ditentukan olehnilai masukan dan juga nilai keluaran sebelumnya, sehingga unit logika kombinasionaltidak cukup untuk menangani hal ini. Flip-flop dapat digunakanuntuk menyimpan informasi bit tunggal, dan berlaku sebagai pembangunmemori komputer.Jika kedua masukan pada gerbang NOR dua masukan bernilai 1, makakeluarannya akan 0, selain itu keluarannya akan 1. Seperti dibahas padabab sebelumnya, waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran darimasukan gerbang

logika tidaklah seketika tetapi sebesar ∆t yang merupakan waktu perambatan melalui gerbang logika. Waktu tunda ini kadang-kadangdimunculkan sebagai rangkaian tunda untuk keperluan analisis seperti Gambar4.2. Waktu tunda ini secara normal tidak dimunculkan tetapi tetap ada.Waktu perambatan melalui gerbang NOR mempengaruhi operasi flipflop.Perhatikan flipflop set-reset (S-R) pada Gambar 4.3, yang berisi gerbangNOR yang saling silang. Jika kita isikan 1 pad S, makaQ akan bernilai 0setelah waktu tunda ∆t , yang menyebabkan Q bernilai 1 (dianggap R bernilai0) setelah waktu tunda 2∆t . Akibatnya adalah selama penggalan waktutertentu ada waktu singkat sebesar ∆t yang Q danQ bernilai 0, yang secaralogis tidak dibenarkan, tetapi kondisi ini dapat diperbaiki dengan konfigurasituan-hamba (master-slave) yang akan kita bahas nanti. Jika kemudian Sdiisi dengan 0, maka Q tetap, sampai nilai R beranjak menjadi 1. Dengandemikian flip-flop S-R dapat menyimpan nilai bit tunggal dan dapat berlakusebagai elemen memori paling dasar.Ada banyak cara untuk menyusun rangkaian sebuah flip-flop S-R. Penggunaangerbang NOR yang saling silang untuk flip-flop S-R adalah hanyasalah satu cara. Dua gerbang NAND yang dihubungkan saling silang juga dapatmenghasilkan flip-flop S-R, dengan nilai S = R = 1 mengakibatkan keluarantidak berubah. Dengan menggunakan teorema DeMorgan kita dapatmengubah gerbang NOR dalam flip-flop S-R menjadi gerbang AND seperti dalam Gambar 4.5. Dengan penggeseran gelembung, maka gerbang ANDdapat diubah menjadi gerbang NAND. Penggeseran gelembung pada S danR mengakibatkan pertukaran label S dan R. (Suyanto, Yohanes2009) FLIP FLOP. Gerbang logika hanya mampu mengubah sinyal keluaran sejalan dengan sinyal masukan. Bagaimana bentuk ragam gelombang dari perubahan sinyal tersebut tergantung pada gerbang logikanya. Prinsip dari rangkaian-rangkaian gerbang logika dasar dan kombinasional adalah perubahan keadaan level keluaran tergantung dari keadaan masukan, untuk setiap saat dari waktu ke waktu. Jika setiap keadaan masukan berubah maka gerbang logika akan berubah keadaannya. Sehingga keluaran juga berubah keadaannya, saat itu juga. Jadi rangkaian gerbang logika hanya berfungsi menyiapkan suatu operasi logika dan memutuskan suatu operasi logika tersebut, kemudian hasilnya dinyatakan pada keluaran, dan selesailah sudah. Sinyal akan diolah oleh gerbang logika NOR, sehingga pada bagian keluaran akan menjadi sinyal yang ragam gelombangnya dapat kita lihat. Setelah sinyal tersebut berlalu, proses akan selesai. Tidak ada peristiwa apapun yang terjadi lagi. Sinyal yang mengalir pada bagian masukan tersebut akan dilwatkan begitu saja, tidak ada yang tertinggal sedikitpun. Karena rangkaian logika yang telah kita pelajari tidak memiliki bagian atau satuan penyimpanan, yang sering disebut dengan memori (memory).

maka data dan informasi yang kita kehendaki tidak bias menetap (reside). Dengan menggunakan gabungan gerbang-gerbang logika menjadi suatu gerbang logika kombinasional, dan kemudian diumpan-balikkan (feedback), kita dapat membangun suatu rangkaian logika yang dapat menyimpan data. Rangkaian logika inilah yang kita sebut dengan piranti atau rangkain Flip-Flop. Sekarang, kita akan mulai mempelajari rangkaian penyimpanan yang akan menahan (atau mengingat) data dalam sebuah keadaan digital yaitu 0 dan 1. Sebuah rangkaian penyimpan terdiri dari bagian atau unit memori-memori. Bagian memori yang terkecil dan dasar yang disebut dengan sel-sel memori atau elemen memori. Sel-sel memori inilah yang nantinya akan membentuk suatu rangkaian logika yang dapat menyimpan. Tiap elemen mampu menyimpan 1 bit data biner, yang dinyatakan dalam system biner yaitu 0 atau 1. Tiap elemen terdiri dari sebuah rangkaian logika yang berupa Flip-Flop. Flip-flop adalah elemen terkecil yang dapat menyimpan data sebesar 1 bit, yaitu 1 atau 0. Flip-Flop merupakan piranti yang memiliki dua keadaan stabil. Piranti ini akan tetap bertahan pada salah satu dari dua keadaan itu sampai ada pemicu yang membuatnya berganti keadaan. Dalam bab ini akan dibahas secara mendalam, mulai dari flip-flop yang paling sederhana sampai yang rumit (kompleks). Suatu bagian memori yang sesungguhnya seperti yang dipakai pada computer pribadi (Personal Computer atau PC) terdiri dari beberapa sampai ribuan bahkan lebih rangkaian logika Flip-Flop. Bukan hanya itu saja, bagian penyimpan tesebut dilengkapi dengan pengalaman (Addressing), sinyal kendali (Control Signal) dan sinyal pendetak atau denyut (Clock Signal). Semuanya itu dikemas dalam suatu chip IC. Hal itu kelak juga akan kita bahas lebih lanjut. Lambang dan Notasi. Nantinya berbagai jenis flip-flop akan kita bahas, masingmasing jenis flip-flop mempunyai lambing tersendiri, yaitu sebuah kotak dengan garis di depan berupa masukan (input) dan garis di belakang keluaran (output). Sedangkan kotak itu sendiri berisi rangkain flip-flop. Menunjukkan dua keluaran, huruf Q dan Ǭ ( Q inverter, yang selalu terbalik terhadap Q). Sebenernya, tiap huruf dapat digunakan tetapi huruf Q yang paling sering digunakan. Dalam keadaan normal, keluaran Q disebut keluaran Flip-Flop yang dalam keadaan normal, dan Ǭ adalah kebalikan (inverted) dari keluaran FF. Sewaktu-waktu kita akan menggunakan, kita mengacu pada keadaan normal sebuah Flip-Flop yaitu Q, bukannya Ǭ. Antara Multivibrator (MV) dan Flip-Flop (FF)Piranti Flip-Flop sering juga disebut dengan Pembangkit-getar Jamak Dua-keadaan atau Multivibrator Bistabil. Istilah ini digunakan untuk jenis tertentu dari flip-flop yang akan kita uraikan. Istilah Multivibrator bistabil biasanya

diungkapkan dalam membahas prinsip kerja ranngkaian dasar, ungkapan ini memang lebih bersifat teknis. Sedangkan isitlah Flip-Flop digunakan jika kita membicarakan secara umum dan keseluruhan, dan ungkapan ini lebih praktis dan akrab (familiar) sebab kata flip-flop indetik dengan lampu yang menyala berkedap-kedip, hidup-padam-hidup-padam, secara bergantian. Sesungguhnya Multivibrator dan Flip-Flop memiliki prinsip kerja yang sama. Flip-Flop RS (Reset Set Flip-Flop) Pertama –tama akan diperkenalkan flip-flop yang paling sederhana dan dasar, yaitu Penahan RS (RS Latch).Flip-flop SR disebut juga Penahan Transparan (Transparent Latches), karena keluaran flip-flop langsung menyebabkan terjadinya perubahan terhadap masukannya. Perubahan yang cepat disebabkan karena flip-flop SR langsung menanggapi perubahan sinyal pada bagian masukan sehingga keluaran Q akan langsung berubah sejalan dengan perubahan masukan. Keadaan sinyal sehingga keluaran Q akan langsung berubah sejalan dengan perubahan masukan. Keadaan sinyal masukan akan diingat dengan cara menahan sinyal masukannya ke dalam rangkaian logikanya.Penahan RS atau SR, dapat dinyatakan atau diberlakukan (diimplementasikan) ke dalam rangkain gerbang-gerbang logika kombinasional yang diumpan balik. Adapun rangkaiannya menggunakan gerbang logika kombinasional NOR, sehingga disebut Penahan NOR.Waktu yang di butuhkan tersebut di namakan tundaan waktu (time delay) atau tundaan perambatan ( propagation delay). Prinsip kerja dari penahan NOR adalah sebagai berikut : 1. Pengujian Rangkaian Apabila S dalam keadaan 0 (rendah) maka keluaran Q akan rendah. Walaupun R diubah-ubah keadaaannya (0 atau 1), keluaran Q tetap 0. 2. Keadaan SET (keadaan menyalakan, megaktifkan, atau menyetel flip-flop) Apabila S dalam keadaan 1 (tinggi) maka keluaran Q akan 1 (tinggi). Dan S hanya sekali saja memberikan pulsa, dari keadaan 0 menjadi 1. Sesudah itu jika keadaan S berubah-ubah (0 atau 1), keluaran Q akan tetap 1. Flip-flop dengan penahan NOR dibangun dengan menggunakan rangkaian terpadu (IC). Flip-flip yang dibangun dengan menggunakan gerbang logika NOR dinamakan penahan NOR. Penahan NOR dapat dinyatakn kembali dengan teorema De Morgan, sehingga kita dapatkan rangkaian penahan yang lain tetapi fungsinya sama. Masukan R dalam keadaan 0 (rendah) dan S dalam keadaan 1 (tinggi) memberikan keadaan SET. Sedangkan apabila R tinggi dan S rendah maka keadaan akan menjadi RESET. Lainnya lagi, bila SET dalam keadaan 1 dan RESET juga dalam keadaan 1 (tinggi), maka akan terjadi keadaan pacu. Oleh karena itu, kita harus menghindari keadaan R dan S dalam keadaan 1 (tinggi).

(Widjanarka, 2006)

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 1.1 Peralatan Dan Komponen 3.1.1. Peralatan 1. Power supply 5 volt DC (1 buah) Berfungsi : Sebagai Sumber tegangan DC 2. Jumper (secukupnya) Berfungsi : Sebagai alat penghubung komponen satu ke komponen lain 3. Jepit buaya (4 buah) Berfungsi : Sebagai penghubung komponen dengan alat 4. Saklar (3 buah) Berfungsi : Sebagai Pengatur keluaran 5. Protoboard (1 buah) Berfungsi : Sebagai tempat rangkain sementra 3.1.2. Komponen 1. IC 7400 (1 buah) Berfungsi sebagai gerbang logika dasar NAND. 2. Resistor 330Ω (2 Buah) Befungsi sebagai penghamabat aliran arus listrik. 3. LED (2buah) Berfungsi sebagai induktor high dan low. 1.2 Prosedur Percobaan 3.2.1.Untuk rangkaian flip-lop RS 1.

disiapkan semua peralatan dan komponen yang akan digunakan.

2.

rangkai komponen seperti skematik rangkaian dibawah ini.

A Q Q’ B

3.

Dihubungkan kaki 1 dengan saklar 1 sebagaia masukan R dan kaki 4 dengan

4.

dihubungkan kaki 2 (masukan) dengan kaki 6 (keluaran)

5.

dihubungkan kaki 5 (asukan) dengan kaki 3 (keluaran).

6.

kaki 6 dihubungkan dengan LED 2 sebagai keluaran Q’ dan kaki 3 dengan LED 1 sebagai keluaran Q.

7.

kaki 7 sebagai ground dan dihubungkan dengan (-) PSA.

8.

kaki 14 sebagai Vcc dan dihubungkan ke (+) PSA.

9.

dihidupkan PSA %V.

10. divariasikan masukan RS pada rangkaian mulai dari 00,01,10,11. 11. diamati dan dicatat keluaran melalui LED. 12. Dimatikan PSA 5V. 3.2.2. Untuk Flip-Flop Clocked RS 1.

dirangkai komponen seperti skematik rangkaian dibawah ini:

S

Q

CK S 2.

Q’

Di hubungkan kaki 2 IC708 dengan kaki 4, dan buat sebagai masukan CLK, kaki sebagai masukan R, dan kaki 2 sebagaia masukan R, dan kaki 5 sebagai masukanS

3.

kaki 3 (keluaran IC 7408) dihubungkan kaki 1 (masukan IC7400).

4.

kaki 6 (keluaran IC 7408) dihubunkan dengan kaki 6 (keluaran IC7400)

5.

kaki 2 (masukan IC7408) dihubungkan dengan kaki 6 (keluaran IC7400)

6.

kaki 5 (masukan IC7408) dihubungkan dengan kaki 3 (keluaran n IC7400)

7.

kemudian kaki 3 dihubungkan dengan LED 1 sebagai keluaran Q dan kaki 6 dengan LED 2 sebagai keluaran Q’.

8.

kaki 7 sebaga ground dan dihuungkan dengan (-) PSA.

9.

kaki 14 sebagai Vcc dan dihubungkan ke (+) PSA.

10. Dihidupkan PSA. 11. Diset clocked menjadi 0 dan diariasikan masukan RS pada rangkaian mulai dari 00,01,10,11. 12. diamatai dan dicata keluaran melalui LED. 13. Diset clocked menjadi 1 dan divariasikan masukan RS pada rangkaian mulai dari 00,01,10,11. 14. Diamati dan dicata keluaran melalui LED. 15. Diamati PSA 5 V.

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA 4.1 Data Percobaan A. Tabel Rangkaian Flip-Flop RS tanpa Clocked MASUKAN

KELUARAN

KETERANGAN


Similar Free PDFs