Title | GANGGUAN KEPRIBADIAN BORDERLINE (KEL.11).docx |
---|---|
Author | R. Psikologi Unne... |
Pages | 22 |
File Size | 48.4 KB |
File Type | DOCX |
Total Downloads | 820 |
Total Views | 857 |
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap individu memiiki perilaku dan cara tertentu dalam hubungannya dengan orang lain atau lingkungannya. Ada individu yang lebih senang sendiri ada pula individu yang lebih senang dalam keramaian, ada yang hanya berperan sebagai pengikut ada pula yang memimpin. ...
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap individu memiiki perilaku dan cara tertentu dalam hubungannya dengan orang lain atau lingkungannya. Ada individu yang lebih senang sendiri ada pula individu yang lebih senang dalam keramaian, ada yang hanya berperan sebagai pengikut ada pula yang memimpin. Beberapa individu kebal terhadap penolakan dan mampu bersosialisasi dengan baik, namun adapula yang menghindari interaksi sosial karena takut dikecewakan, merasa kurang nyaman, atau merasa tak dianggap dalam suatu kelompok. Saat pola perilaku menjadi tidak fleksibel atau menjadi maladaptif sehingga menyebabkan distres personal yang signifikan atau mengganggu fungsi serta interaksi sosial dan menghambat pekerjaan, maka pola perilaku tesebut dapat didiagnosis sebagai gangguan kepribadia. Pengertian dari gangguan kepribadian (personality disorder) itu sendiri adalah pola perilaku atau cara berhubungan dengan orang lain yang benar-benar kaku. Kekakuan tersebut menghalangi mereka untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan eksternal. Tanda – tanda akan adanya gangguan kepribadian dapat dideteksi pada masa kanak-kanak, bahkan pada perilaku bermasalah di masa anak-anak prasekolah. Anak-anak dengan gangguan psikologis atau perilaku bermasalah di masa kanak-kanaknya, seperti gangguan tingkah laku, depresi, kecemasan, dan ketidakmatangan, lebih besar risikonya dibandingkan risiko rata-rata untuk mengembangkan gangguan kepribadian di kemudian hari (Berstein dkk., 1996; Kasen dkk., 2001). Biasanya individu yang mengalami gangguan kepribadian merasa bahwa perilaku mereka tak perlu diubah. Menggunakan istilah psikodinamika, DSM menyebutkan bahwa orang dengan gangguan kepribadian cenderung menganggap trait-trait mereka sebagai ego syntonic atau sebagai bagian alami dari diri mereka. DSM membagi gangguan kepribadian menjadi 3 kelompok :...