Gaya Kepemimpinan transformasional, delegatif dan visioner PDF

Title Gaya Kepemimpinan transformasional, delegatif dan visioner
Author Cindy C H A R I S M A Satriyo
Pages 12
File Size 146.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 373
Total Views 938

Summary

TUGAS KEPEMIMPINAN STRATEGIK GAYA KEPEMIMPINAN TRANSDELVIS Dosen Pengampu: Prof. Ir. Sudjarwadi, Ph.D. Oleh : Rini Astutik NIM 14/371901/PMU/08287 Cindy Charisma S NIM 14/371926/PMU/08289 Fuska Arfines NIM. 14/371971/PMU/08294 MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GAD...


Description

TUGAS KEPEMIMPINAN STRATEGIK GAYA KEPEMIMPINAN TRANSDELVIS

Dosen Pengampu: Prof. Ir. Sudjarwadi, Ph.D.

Oleh : Rini Astutik

NIM 14/371901/PMU/08287

Cindy Charisma S

NIM 14/371926/PMU/08289

Fuska Arfines

NIM. 14/371971/PMU/08294

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015

KONSEP KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL Kepemimpinan transformasional adalah pendekatan kepemimpinan dengan melakukan usaha mengubah kesadaran, membangkitkan semangat dan mengilhami bawahan atau anggota organisasi untuk mengeluarkan usaha ekstra dalam mencapai tujuan organisasi, tanpa merasa ditekan atau tertekan. Kepemimpinan transformasional (transformational leadership) istilah transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna mentransformasilkan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. Seorang pemimpin transformasional harus mampu mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target yang telah ditentukan. Sumber daya dimaksud bias berupa SDM, Fasilitas, dana, dan factor eksternal organisasi. Dilembaga sekolah SDM yang dimaksud dapat berupa pimpinan, staf, bawahan, tenaga ahli, guru, kepala sekolah, dan siswa. Seorang pemimpin dikatakan bergaya transformasional apabila dapat mengubah situasi, mengubah apa yang biasa dilakukan, bicara tentang tujuan yang luhur, memiliki acuan nilai kebebasan, keadilan dan kesamaan. Pemimpin yang transformasional akan membuat bawahan melihat bahwa tujuan yang mau dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya. Sedangkan menurut Yukl kepemimpinan transformasional dapat dilihat dari tingginya komitmen, motivasi dan kepercayaan bawahan sehingga melihat tujuan organisasi yang ingin dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Devanna dan Tichy karakteristik dari pemimpin transformasional dapat dilihat dari cara pemimpin mengidentifikasikan dirinya sebagai agen perubahan, mendorong keberanian dan pengambilan resiko, percaya pada orang-orang, sebagai pembelajar seumur hidup, memiliki kemampuan untuk mengatasi kompleksitas, ambiguitas, dan ketidakpastian, juga seorang pemimpin yang visioner. Kepemimpinan transformasional juga sering diartikan sebagai sebuah proses kepemimpinan dimana para pemimpin menciptakan kesuksesan pada bawahannya dengan menampilkan lima perilaku (visioner, menginspirasi, merangsang bawahan, melatih bawahan, membangun tim secara signifikan lebih dari kebanyakan manajer (Boehenke et al.1999). Bass dan Avolio (1994), mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional mempunyai empat dimensi yang disebutnya sebagai “The Four I‟s”: 1. Perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati sekaligus mempercayai (Pengaruh ideal). 2. Pemimpin transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan (Motivasiinspirasi). 3. Pemimpin transformasional harus mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan (stimulasi intelektual). 4. Pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan secara khusus mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan akan pengembangan karir (konsederasi individu). 1

Pemimpin transformational mencapai perubahan sesuai yang dikehendaki dengan memotivasi pengikut agar menyisihkan kepentingan jangka pendek individu dan untuk bekerja sama menuju tujuan kelompok. Secara khusus, para pemimpin transformasional menggunakan satu atau kombinasi dari pertimbangan individual, stimulasi intelektual, motivasi inspirasional dan pengaruh ideal. Karakteristik Pemimpin Transformasionalis Kharismatik Inspiratif dan motivatif; Percaya diri; Mampu berkomunikasi dengan baik; Visioner; Memiliki idealisme yang tinggi. Kelebihan dari kepemimpinan transformasional : 1. Tidak membutuhkan biaya yang besar (bagi organisasi profit) 2. Komitmen yang timbul pada karyawan bersifat mengikat emosional 3. Mampu memberdayakan potensi karyawan 4. Meningkatkan hubungan interpersonal Kekurangan dari Kepemimpinan transformasional 1. Tidak efektif dalam situasi di mana pengikut/bawahan tidak memiliki keterampilan atau pengalaman yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas (tidak termotivasi) untuk melakukan tanpa imbalan langsung dan nyata. 2. Hasil kepemimpinan transformasional membutuhkan waktu. Pemimpin transformasional harus menginvestasikan waktu dan energi untuk meyakinkan pengikut/bawahan percaya pada visi bersama. Jika suatu organisasi berharap untuk mencapai hasil instan dengan mendudukkan pemimpin dengan gaya transformasional mungkin akan frustrasi dan kecewa. 3. Tergantung pada individu Banyak dari kekuatan gaya transformasional terletak pada nilai-nilai dan kepribadian pemimpin. Teori lain, seperti kontingensi atau situasional, menjelaskan bahwa para pemimpin dapat menyelaraskan gaya mereka dengan kebutuhan kelompok untuk meningkatkan efektivitas. Kepemimpinan transformasional mungkin di luar jangkauan bagi mereka yang tidak memiliki keterampilan komunikasi inspiratif dan karisma meski mereka memiliki keterampilan dan pengalaman yang diperlukan untuk bertanggung jawab 4. Teori kepemimpinan transformasional menjelaskan "apa" tetapi tidak memiliki rincian tentang "bagaimana." Sedikit informasi yang diberikan tentang bagaimana seorang pemimpin harus mengartikulasikan dan mengkomunikasikan visi dan memberdayakan pengikut. 5. Potensi Penyalahgunaan

Kepemimpinan transformasional sangat kuat tetapi tidak selalu digunakan secara moral. Meskipun contoh-contoh seperti Nelson Mandela dan Martin Luther King Jr. sering dikaitkan dengan gaya kepemimpinan transformasional, tidak semua yang menginspirasi atau memberdayakan itu disebut transformasional. Adolf Hitler dan Osama bin Laden adalah contoh dari pemimpin pseudo-transformasional. Kepemimpinan transformasional yang benar yaitu meliputi etika, karakter, nilai-nilai dan komitmen untuk kebaikan bersama. Contoh Pemimpin Transformasional: Mahatma Gandhi secara khusus merupakan gambaran ideal dari seorang pemimpin transformasional. Kepemimpinan Gandhi mengedepankan nilai “non-kekerasan” dan nilainilai lainnya yang bersifat egalitarian, nilai-nilai norma sungguh memberikan dampak perubahan dalam diri orang-orang dan lembaga-lembaga di India. Kepemimpinan Gandhi memiliki tujuan secara moral, karena tujuannya adalah memenangkan kemerdekaan pribadi bagi orang-orang sebangsanya dengan membebaskan mereka dari penindasan oleh pemerintah kolonial Inggris. Kepemimpinan Gandhi diangkat ke atas, dalam artian dia mengangkat para pengikutnya ke tingkat moral yang lebih tinggi dengan melibatkan mereka dalam aktivitas-aktivitas non-kekerasan guna mencapai keadilan sosial. Dengan melakukan begitu, Gandhi meminta pengorbanan dari para pengikutnya, bukannya sekadar mengobral janji-janji. Nelson Mandela, upayanya melawan politik diskriminasi rasial resmi pemerintahan Republik Afrika Selatan yang dinamakan Apartheid, dan Mandela pada akhirnya menang. Kemampuan Mandela untuk mengkonfrotir isu-isu menjadikannya presiden kulit hitam Afrika Selatan yang pertama dalam sebuah pemilihan yang diselenggarakan secara demokratis untuk pertama kalinya. Mandela juga diakui sebagai seorang pembawa damai bagi sebuah bangsa yang telah dicabik-cabik oleh pertentangan dan kekerasan rasial yang berlangsung berabadabad lamanya. KEPEMIMPINAN DELEGATIF Kepemimpinan delegatif merupakan sebuah gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pimpinan kepada bawahannya yang memiliki kemampuan, agar dapat menjalankan kegiatannya yang untuk sementara waktu tidak dapat dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai sebab. Gaya Kepemimpinan delegatif dicirikan dengan jarangnya pemimpin memberikan arahan, keputusan diserahkan kepada bawahan, dan diharapkan anggota organisasi dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri (MacGrefor, 2004). Berdasarkan pada sifat dan cirinya, kepemimpinan delegatif dikategorikan dalam gaya kepemimpinan situasional. Kepemimpinan yang berhasil menurut Heidjrachman dan Husnan (2002:174) adalah pemimpin yang mampu menerapkan gayanya dalam situasi dan kondisi tertentu.

3

Ciri-ciri gaya kepemimpinan delegatif: • Memberikan pengarahan bila diperlukan saja. • Memberikan support dianggap tidak perlu lagi. • Penyerahan tanggungjawab kepada bawahan untuk mengatasi dan menyelesaikan tugas. • Tidak perlu memberi motivasi. • Tingkat kematangan bawahan tinggi. Kelebihan dan kekurangan kepemimpinan delegatif • Kelebihan: o Terbukanya kesempatan bagi individu untuk mengembangkan dirinya o Meningkatkan kepercayaan diri bawahan o Ruang gerak yang lebih luas • Kekurangan: o Kemungkinan terjadi kesalahan pengambilan keputusan o Pemimpin memiliki kontrol yang terbatas o Bawahan memiliki motivasi yang rendah Penerapan • Perilaku delegatif diterapkan apabila bawahan telah sepenuhnya paham dan efisien dalam kinerja tugas, sehingga pimpinan dapat melepaskan mereka untuk menjalankan tugasnya sendiri. • Gaya kepemimpinan delegatif sangat cocok dilakukan jika staf yang dimiliki memiliki kemampuan dan motivasi yang tinggi. dengan demikian pimpinan tidak terlalu banyak memberikan instruksi kepada bawahannya, bahkan pemimpin lebih banyak memberikan dukungan kepada bawahannya. Tips untuk dapat menerapkan kepemimpinan delegatif secara efektif: • Menumbuhkan confidence dan trust pada karyawan • Mendelegasikan tugas kepada "the right person" • Menghargai ide-ide yang diberikan oleh masing-masing karyawan • Pemberian "reward" dan "incentive" kepada karyawan yang kreatif dan inovatif. Contoh penerapan di PT: • Pemimpin universitas (Rektor) dapat menerapkan gaya kepemimpinan delegatif. Besarnya tanggung jawab yang dipikul seorang rektor seringkali membuat kewalahan. Berbagai tugas dan tanggung jawab harus dilaksanakan di waktu bersamaan untuk mencapai target yang diharapkan. Salah satu strategi yang bisa dipertimbangkan oleh seorang rektor untuk mengatasi hal ini adalah dengan melimpahkan sebagian tugas dan wewenang kepada bawahannya (wakil rektor). Pelimpahan ini kenal dengan istilah delegasi.

GAYA KEPEMIMPINAN VISIONER Ada beberapa pengertian kepemimpinan visioner menurut para ahli, diantaranya :  Seth Kahan menjelaskan bahwa kepemimpinan visioner melibatkan kesanggupan, kemampuan, kepiawaian yang luar biasa untuk menawarkan kesuksesan dan kejayaan di masa depan. Seorang pemimpin yang visioner mampu mengantisipasi segala kejadian yang mungkin timbul, mengelola masa depan dan mendorong orang lain utuk berbuat dengan cara-cara yang tepat. Hal itu berarti, pemimpin yang visioner mampu melihat tantangan dan peluang sebelum keduanya terjadi sambil kemudian memposisikan organisasi mencapai tujuan-tujuan terbaiknya.  Corinne McLaughlin mendefinisikan pemimpin yang visioner adalah mereka yang mampu membangun „fajar baru‟ bekerja dengan intuisi dan imajinasi, penghayatan, dan boldness. Mereka menghadirkan tantangan sebagai upaya memberikan yang terbaik untuk organisasi dan menjadikannya sebagai sesuatu yang menggugah untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka bekerja dengan kekuatan penuh dan tercerahkan dengan tujuan-tujuan yang lebih tinggi.Pandangannya jauh ke depan. Mereka adalah para social innovator, agen perubah, memandang sesuatu dengan utuh dan selalu berfikir strategis.  Menurut Diana Kartanegara Kepemimpinan visioner adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas. Kepemimpinan visioner memiliki ciri-ciri yang menggambarkan segala sikap dan perilakunya yang menunjukkan kepemimpinannya yang berorientasi kepada pencapaian visi, jauh memandang ke depan dan terbiasa menghadapi segala tantangan dan resiko. Diantara ciri-ciri utama kepemimpinan visioner adalah: 1. Berwawasan ke masa depan, bertindak sebagai motivator, berorientasi pada the best performance untuk pemberdayaan, kesanggupan untuk memberikan arahan konkrit yang sistematis. 2. Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, dan selalu siap menghadapi resiko. Pada saat yang bersamaan, pemimpin visioner juga menunjukkan perhitungan yang cermat, teliti dan akurat. Memandang sumber daya, terutama sumberdaya manusia sebagai asset yang sangat berharga dan memberikan perhatian dan perlindungan yang baik terhadap mereka. 3. Mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam menggapai tujuan, menjadi model (teladan) yang secara konsisten menunjukkan nilai-nilai kepemimpinannya, memberikan umpan balik positif, selalu menghargai kerja keras dan prestasi yang ditunjukkan oleh siapun yang telah memberi kontribusi. 4. Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah, mengelola „mimpi‟ menjadi kenyataan, mengajak orang lain untuk berubah, Mampu memberi inspirasi, memotivasi orang lain untuk bekerja lebih kreatif dan bekerja lebih keras untuk mendapatkan situsi dan kondisi yang lebih baik. 5. Mampu mengubah visi ke dalam aksi, menjelaskan dengan baik maksud visi kepada orang lain, dan secara pribadi sangat komitmen terhadap visi tersebut.

5

6. Berpegang erat kepada nilai-nilai spiritual yang diykininya. Memiliki integritas kepribadian yang kuat, memancarkan energi, vitalitas dan kemauan yang membara untuk selalu berdiri pada posisi yang segaris dengan nilai-nilai spiritual. Menjadi orang yang terdepan dan pertama dalam menerapkan nilai-nilai luhur. 7. Membangun hubungan (relationship) secara efektif, memberi penghargaan dan respek. Sangat peduli kepada orang lain (bawahan), memandang orang lain sebagai aset berharga yang harus diperhatikan, memperlakukan mereka dengan baik dan „hangat‟ layaknya keluarga. Sangat responsif terhadap segala kebutuhan orang lain dan membantu mereka berkembang, mandiri dan membimbing menemukan jalan masa depan mereka. 8. Inovatif dan proaktif dalam menemukan „dunia baru‟. Membantu mengubah dari cara berfikir yang konvensional ke paradigma baru yang dinamis. Melakukan terobosanterobosan berfikir yang kreatif dan produktif. Lebih bersikap antisipatif dalam mengayunkan langkah perubahan, ketimbang sekedar reaktif terhadap kejadiankejadian. Berupaya sedapat mungkin menggunakan pendekatan „win-win‟ ketimbang „win-lose‟. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin visioner, yaitu: 1. Pemimpin yang visioner harus mampu mensosialisasikan visi organisasi kepada seluruh anggota bawahannya, sehingga dapat dimengerti dan dipahami. Dalam pelaksanaannya seorang pemimpin visioner, sebelum membuat visi organisasi, senantiasa menyerap apa yang menjadi aspirasi anggotanya maupun masyarakat di wilayahnya, kemudian mensosialisasikan visi tersebut secara detail kepada seluruh anggota, sehingga dengan cara yang demikian anggota sangat faham dan mengerti. 2. Pemimpin yang visioner harus mampu menjabarkan visi organisasi tersebut ke dalam misi organisasi, sehingga mudah dilaksanakan dalam mencapai tujuan. Dalam pelaksanaanya misi - misi yang telah dirumuskan tadi, bersifat fleksibel, sederhana (mudah dipahami anggota). 3. Pemimpin yang visioner harus dapat membuat/ menentukan strategi yang tepat, guna pencapaian visi. Strategi yang diambil harus dapat diterapkan. Dalam pelaksanaanya strategi yang dibuat harus bersifat komprehensif mencakup strategi jangka panjang, sedang dan pendek dan strategi tersebut mudah dilaksanakan oleh anggota dan dievaluasi keberhasilan dan kegagalannya. 4. Pemimpin yang visioner harus mampu menentukan program yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan visi yang telah dirumuskan. Dalam pelaksanaanya program-program yang telah dibuat harus dapat menjadi pedoman bagi anggota, yang kemudian dijabarkan ke dalam rencana kerja tahunan, triwulan dan bulanan, sehingga lebih fokus dan terukur pencapaiannya. 5. Kepemimpinan visioner harus memiliki komitmen yang kuat dalam menjalankan roda organisasi. Dalam pelaksanaanya pemimpin harus mau turun tangan bersama anggotanya menjalankan rencana kerja yang telah ditetapkan serta mau memberikan bimbingan kepada anggota apabila ada kendala dan hambatan.

6. Pemimpin yang visioner harus memiliki etika kepemimpinan. Dalam pelaksanaanya seorang pemimpin harus paham akan kondisi anggotanya (baik kelebihan dan kekurangannya) tidak mengambil hak-hak anggota, serta senantiasa dapat menjadi panutan serta motivator bagi anggota dalam pelaksanaan tugas. 7. Pemimpin yang visioner harus mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat, pada saat organisasi menghadapi permasalahan kritis. Dalam pelaksanaanya pemimpin yang visioner harus memiliki jiwa yang stabil/ tenang dalam menghadapi kondisi apapun. Kemudian mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat, dengan tinggkat resiko yang paling kecil dan berani bertanggung jawab terhadap apa yang telah diputuskan. Dalam setiap proses kegiatan, pemimpin visioner senantiasa berpijak pada etika kepemimpinan dalam arti kejujuran, keadilan, berkelakuan, norma-norma dan nilai-nilai yang baik menjadi dasar pijakan dalam pengambilan keputusan, sehingga suasana organisasi semakin erat/kompak, saling percaya, saling menghormati dan saling memperkokoh. Kelebihan gaya kepemimpinan visioner -

-

-

Pemimpin menjadi motivator, perhatian, meghargai dan menerima umpan balik dari staf agar tercapai visi organisasi. Kepemimpinan yang efektif, dimana pemimpin adalah penentu arah, juru bicara visi, agen perubahan dan pelatih visi. Pemimpin mempunyai rencana yang matang dan berorientasi penuh pada hasil. Pemimpin mengadopsi visi – visi baru yang menantang dalam menetapkan arah baru organisasi yang lebih baik. Kepemimpinan visioner memiliki analisa perhitungan yang matang dan berani mengambil resiko untuk melakukan perubahan. Pemimpin visioner, dihargai, menjadi panutan, bahkan idola dan memiliki kharisma personal yang kuat karena kemampuan, kompetensi, dan ide-ide inovatif yang dikembangkannya. memiliki keterbukaan terhadap gagasan-gagasan alternatif, bersikap inovatif, dan memiliki kemampuan untuk mengantisipasi berbagai tantangan di masa depan tanpa harus terjerumus dalam sikap pongah yang kontra-produktif. Pemimpin visioner memiliki kemauan untuk terus belajar dan mengembangkan berbagai gagasan, inovatif dan radikal.

Kelemahan gaya kepemimpinan visioner -

-

tipe kepemimpinan visioner yang lebih berfokus pada arah organisasi masa depan akan lebih tersita oleh eksplorasi masa depan. Fokus semacam ini sangat berisiko, karena kurangnya disiplin dan kepatuhan dalam melakukan pengendalian keuangan dan penguatan struktur, sehingga kemungkinan kegagalan cukup tinggi Pemimpin kurang memiliki pengetahuan tentang fungsi-fungsi organisasional keseharian dan cenderung mengabaikan stabilitas jangka pendek karena lebih megutamakan bagaimana menentukan strategi – strategi jangka panjang agar tercapainya visi organisasi. 7

-

Pemimpin visioner cenderung membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai yang diyakini dan independen.

Contoh kepemimpinan visioner yaitu 1. Bill gates, bos Microsoft yang berhasil memperkenalkan konsep sistem syaraf digital agar perusahaan dapat merespon secara cepat peluang dan hal-hal darurat. Gates disebut-sebut sebagai pioner dalam menumbuhkan industri software dan Personal Computer (PC) yang sekaligus menjadi simbol datangnya era informasi serta kapitalisme dunia digital. 2. Dahlan iskan, CEO Jawa Pos Group yang sudah terbukti mampu membawa berbagai perusahaan yang ada di bawah kendalinya bukan saja maju pesat, tetapi juga berkalikali berhasil keluar dari situasi krisis yang menekan. Ketika krisis ekonomi melanda bangsa Indonesia, dan salah satunya ditandai dengan kenaikan harga kertas yang luar biasa tinggi, Ia bukan saja mempelopori gerakan penghematan di internal perusahaannya dengan cara memangkas gajinya sendiri dan ia menyiasati kenaikan harga kertas dengan tindakan yang cerdas, yakni memotong lebar halaman korannya menjadi lebih kecil, tetapi hal itu kemudian dipromosikan sebagai ukuran koran yang lebih seksi bagi pembacanya. Langkah yang dipilihnya terbukti berhasil karena Jawa Po...


Similar Free PDFs