Title | Glikosida-nadjeeb |
---|---|
Author | Cewe Imut |
Pages | 25 |
File Size | 183.6 KB |
File Type | |
Total Downloads | 5 |
Total Views | 693 |
GLIKOSIDA Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang termasuk dalam kelompok metabolit sekunder. Di dalam tanaman glikosida tidak lagi diubah menjadi senyawa lain, kecuali bila memang mengalami peruraian akibat pengaruh lingkungan luar (misalnya terkena panas dan teroksidasi udara)....
GLIKOSIDA Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang termasuk dalam kelompok metabolit sekunder. Di dalam tanaman glikosida tidak lagi diubah menjadi senyawa lain, kecuali bila memang mengalami peruraian akibat pengaruh lingkungan luar (misalnya terkena panas dan teroksidasi udara). PENGERTIAN GLIKOSIDA Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan oksigen (O – glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan sulfur (Sglikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin). Bagian gula biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida. STRUKTUR GLIKOSIDA
Glikon 1.
O
Aglikon
BIOSINTESIS GLIKOSIDA Apabila bagian aglikon dari suatu glikosida juga merupakan gula, maka glikosida ini disebut hollosida, sedang kalau bukan gula disebut heterosida. Pembicaraan tentang biosintesa dari heterosida umumnya terdiri dari dua bagian yang penting. Yang pertama adalah reaksi umum bagaimana bagian gula terikat dengan bagian aglikon, diperkirakan reaksi transfer ini sama pada semua sistem biologik. Ini kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan secara mendetail tentang
[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 1
jalannya reaksi biosintesa untuk berbagai jenis aglikon yang akan menyusun glikosida. Hasil-hasil penyelidikan telah menunjukkan bahwa jalan reaksi utama dari pembentukan glikosida meliputi pemindahan (transfer) gugusan uridilil dari uridin trifosfat kesuatu gula-l-fosfat. Enzim-enzim yang bertindak sebagai katalisator pada reaksi ini adalah uridilil transferase (a) dan telah dapat diisolasi dari binatang, tanaman dan mikroba. Sedang gula fosfatnya dapat pentosa, heksosa dan turunan gula lainnya. Pada tingkat reaksi berikutnya enzim yang digunakan adalah glikolisis transferase (b), dimana terjadi pemindahan (transfer) gula dari uridin difosfat kepada akseptor tertentu (aglikon) dan membentuk glikosida U T P + Gula-l-fosfat UDP – Gula + akseptor
UDP – gula + PP1 Akseptor – gula + UDP (glikosida)
Apabila glikosida telah terbentuk, maka suatu enzim lain akan bekerja untuk memindahkan gula lain kepada bagian monosakarida sehingga terbentuk bagian disakarida. Enzim serupa terdapat pula dalam tanaman yang mengandung glikosida lainnya yang dapat membentuk bagian di-, tri- dan tetrasakarida dari glikosidanya dengan reaksi yang sama. AGLIKON Aglikon dari glikosida terdiri dari banyak jenis senyawa kimiawi. Senyawa-senyawa tersebut meliputi senyawa-senyawa alkoholik dan fenolik, isotiosianat, nitril sianogenetik, turunan antrasen, flavonoid dan steroid. Meskipun demikian glikosida tanaman yang pada waktu ini [email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 2
banyak digunakan secara medisinal kebanyakan mempunyai aglikon steroid, flavonoid atau antrasen. Ini tidak berarti bahwa glikosida lain tidak penting, hanya yang digunakan untuk pengobatan lebih sedikit. JENIS-JENIS GULA Glikosida sering diberi nama sesuai bagian gula yang menempel didalamnya dengan menambahkan kata oksida. Sebagai contoh, glikosida
yang
mengandung
glukosa
disebut
glukosida,
yang
mengandung arabinosa disebut arabinosida, yang mengandung galakturonat disebut galakturonosida, dan seterusnya. Gula yang sering menempel pada glikosida adalah β-D-glukosa. Meskipun demikian ada juga beberapa gula jenis lain yang dijumpai menempel
pada glikosida
misalnya ramnosa,
digitoksosa
dan
simarosa. Bagian aglikon atau genin terdiri dari berbagai macam senyawa organik, misalnya triterpena, steroid, antrasena, ataupun senyawa-senyawa yang mengandung gugus fenol, alkohol, aldehid, keton dan ester. Secara kimiawi, glikosida adalah senyawa asetal dengan satu gugus hidroksi dari gula yang mengalami kondensasi dengan gugus hidroksi dari komponen bukan gula. Sementara gugus hidroksi yang kedua mengalami kondensasi di dalam molekul gula itu sendiri membentuk lingkaran oksida. Oleh karena itu gula terdapat dalam dua konformasi, yaitu bentuk alfa dan bentuk beta maka bentuk glikosidanya secara teoritis juga memiliki bentuk alfa dan bentuk beta. Namun dalam tanaman ternyata hanya glikosida bentuk beta saja yang terkandung didalamnya. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa emulsion dan enzim alami lain hanya mampu menghidrolisis glikosida yang ada pada bentuk beta.
[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 3
Asetal
H
O
CH3
H3C
O
H
C
C
H – C – OH HO – C – H
H – C – OH HO – C –
O
H – C – OH
H – C - OH
H –C
H–C
H – C – OH
H – C – OH
H
H
α
β
O
Kondensasi
KLASIFIKASI DARI GLIKOSIDA Ketika bahan kimia alami dari kelompok aglycone digunakan sebagai dasar pengaturan, dimana penggolongannya sebagai berikut:
GLYCOSIDES
tannins cardioaktive group
flavonol group phenol group
saponin group
aldehyde group
alcohol group
antraquinone group
isothiocyanate group cyanophore group lactone group
[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 4
♥ GLIKOSIDA SAPONIN Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin. Glikosida saponin bisa berupa saponin steroid maupun saponin triterpenoid. Saponin
adalah
segolongan
senyawa
glikosida
yang
mempunyai struktur steroid dan mempunyai sifat-sifat khas dapat membentuk larutan koloidal dalam air dan membui bila dikocok. Saponin merupakan senyawa berasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin dan sering mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir. Saponin juga bersifat bisa menghancurkan butir darah merah lewat reaksi hemolisis, bersifat racun bagi hewan berdarah dingin, dan banyak diantaranya digunakan sebagai racun ikan. Saponin bila terhidrolisis akan menghasilkan aglikon yang disebut sapogenin. Ini merupakan suatu senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan dan dipelajari lebih lanjut. Saponin yang berpotensi keras atau beracun seringkali disebut sebagai sapotoksin. Menurut SOBOTKA : 1. Saponin merupakan turunan dari hidrokarbon yang jenuh dari siklopentano perhidrofenantren 2. Juga dapat merupakan turunan yang tak jenuh dari siklopentano perhidrofenantren. Struktur kimiawi Berdasarkan struktur aglikonnya (sapogeninnya), saponin dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu tipe steroid dan tipe [email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 5
triterpenoid. Kedua senyawa ini memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal usul biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan isoprenoid.
17
3
HO Kerangka steroid
H3C
CH3
17 CH3
3 HO Kerangka triterpenoid
Glikosida saponin dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan pada struktur bahan kimia dari aglycone (sapogenin). Saponin pada hidrolisis menghasilkan suatu aglycone yang dikenal sebagai "sapogenin". [email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 6
Proses biosintesienya
HO HO
O
HO O
OH
Acetic Acid Mevalonic Acid
Squalen
IPP
H H
H
HO Cholesterol
[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 7
SAPONIN = GULA + SAPOGENIN glycone
aglycone
SAPONIN
1. 2. 3. 4.
Glycone
Aglicone
Sugar
Sapogenin
glukosa arabinosa xylose glucuronic acid
Neutral Saponine
Acid Saponine
Steroide
Triterpenoide
BIOSINTESIS GLIKOSIDA SAPONIN Berdasarkan struktur dari aglikon maka glikosida dan saponin dapat dibagi 2 golongan yaitu saponin netral yang berasal dari steroid dengan rantai samping spiroketal dan saponin asam yang mempunyai struktur triterpenoid. Biosintesa saponin triterpenoid lebih kurang diketahui bila dibandingkan dengan saponin steroid tetapi dapat dikatakan bahwa keduanya mempunyai tidak tolak yang sama yaitu yang berasal dari asetat dan mevalonat. Rantai samping terbentuk sesudah terbentuknya squalen. Sebagian terjadi inti steroid spiroketal dan yang lain membentuk triterpenoid pentasiklik. Gugus gulanya dapat berdiri 1 – 55 gula dan dalam beberapa hal aglikon tak diikat dengan gula tetapi dengan asam uronat. [email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 8
O
O O
HO
Spiroketal steroid nucleus
HO
Asetat
(Diosgenin)
Mevalonat
Skualen
Kolesterol
HO Pertacyclic triterpenoid (β – Amyrin) ♥ GLIKOSIDA STEROID Glikosida steroid adalah glikosida yang aglikonnya berupa steroid. Glikosida steroid disebut juga glikosida jantung karena memiliki daya kerja kuat dan spesifik terhadap otot jantung. Struktur Kimiawi Secara kimiawi bentuk struktur glikosida jantung sangat mirip dengan asam empedu yaitu bagian gula yang menempel pada posisi tiga dari inti steroid dan bagian aglikonnya berupa steroid yang terdiri dari dua tipe yaitu tipe kardenolida dan tipe bufadienolida.
Tipe
kardenolida
merupakan
steroid
yang
[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 9
mengandung atom C-23 dengan rantai samping terdiri dari lingkaran lakton 5-anggota yang tidak jenuh dan alfa-beta menempel pada atom C nomor 17 bentuk beta. Sementara tipe bufadienolida berupa homolog dari kardenolida dengan atom C-24 dan mempunyai rantai samping lingkaran keton 6-anggota tidak jenuh ganda yang menempel pada atom C nomor 17.
O
C A
O
D
B
HO Kardenolida
O
A
O
B
HO Bufadienolida [email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 10
Biosintesa Glikosida Jantung Aglikon dari glikosida jantung adalah steroid yaitu turunan dari siklo-pentenofenantren yang mengandung lingkaran lakton yang tidak jenuh pada atom C-17. Seperti sudah kita ketahui biosintesis dari senyawa steroid pada umumnya didasarkan atas biosintesa dari senyawa kolesterol. Meskipun tidak semua senyawa steroid memerlukan
kolesterol
sebagai
prekursor
(pra
zat)
pembentukannya, paling tidak pembentukan kolesterol ini dianggap sebagai mekanisme biosintesa senyawa steroid pada umumnya. Secara singkat proses biosintesanya adalah asam asetat asam mevalonat
isopentenil pirofosfat
skulen
kholesterol. Reaksi lengkapnya adalah sebagai berikut :
CH3 – C Co ASH CH3COOH
CH3 – C
-H2O
Asam asetat
O S CoA
O O S CoA
O
CH3 – C – CH2 – C – S CoA
-CoA
asetoasetil – CoA
Asetil CoA
- Co ASH CH3 – C
O S CoA
O
H3C
OH
O
H3C
OH
O
NADPH2 C HO
C CH2
CH2OH CH2
Asam mevalonat Fasforilase ATP - ADP
C HO
C CH2
C CH2
S-CoA
β – hidroksi – β – metal glutaril - CoA
[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 11
O
H3C
OH
O
H3C
OP
ATP C
C
CH2-O-P
C
C
CH2-O-P-P
fosforilase
HO
CH2
CH2
HO
Asam – 5 fosfomevalonat
CH2
CH2
Asam – 5 – pirofosfo – 3 fosfomevalonat ATP Dekarboksilasi
H3C
H3C C
H3C
CH2 -O-P-P
C
CH2
H2C
3,3 – dimetilalil – pirofosfat
CH2-O-P-P CH2
3 – isopentenil pirofosfat
H3C Isopentenil pirofosfat
H3C C
H3C
H2C HC
C H2C
CH2-O-P-P CH
Geranil pirofosfat CH3
CH3 H2 C
C
CH3 H2 C
C
NADPH2 C
CH3 Farnesil pirofosfat
H3C
C H
C H2
C H
C H2
C
Farnesil pirofosfat
[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 12
O Skualen
2,3 - oksidoskualen
Sikloartenol
OH R
Lanosterol H
HO
HO
HO Zynosterol
Kholesterol
[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 13
♥ GLIKOSIDA ANTRAKUINON Beberapa jenis obat pencahar yang berasal dari tanaman mengandung glikosida sebagai isi aktifnya. Glikosida-glikosida yang terdapat di dalam obat pencahar tersebut mengandung turunan antrasen atau antrakinon sebagai aglikonnya. Simplisia yang mengandung glikosida ini antara lain Rhamni purshianae Cortex, Rhamni Frangulae Cortex, Aloe, Rhei Radix, dan Sennae Folium. Kecuali itu Chrysa robin dan Cochineal (Coccus cacti) juga mengandung turunan antrakinon, akan tetapi tidak digunakan sebagai obat pencahar karena daya iritasinya terlalu keras (Chrysarobin) sehingga hanya digunakan sebagai obat luar atau hanya digunakan sebagai zat warna (Cochineal, Coccus Cacti). Tanaman-tanaman seperti kelembak, aloe, sena, dan kaskara telah
lama
dikenal
sebagai
obat
alami
kelompok
purgativummeskipun pada saat itu kandungan kimiawinya belum diketahui dengan jelas. Belakangan, ternyata ada persamaan kandungan kimiawi antara obat purgativum dengan beberapa bahan pewarna alami. Senyawa yang pertama ditemukan adalah sena dari tipe antrakuinon, baik dalam keadaan bebas maupun sebagai glikosida. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa produk alam juga mengandung turunan antrakuinon yang tereduksi, misalnya oksantron, antranol, dan antron. Termasuk juga produk lain seperti senyawa yang terbentuk dari dua molekul antron, yaitu diantron. Senyawa-senyawa ini dapat dalam keadaan bebas (tidak terikat dengan senyawa gula dalam bentuk glikosida) dapat pula dalam bentuk glikosida dimana turunan antrakinon tersebut berfungsi sebagai aglikon.
[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 14
Struktur Kimiawi Sama halnya dengan sifat glikosida lainnya, glikosida antrakuinon juga mudah terhidrolisis. Bentuk uraiannya adalah aglikon
dihidroksi
antrakuinon,
trihidroksi
antrakuinon,
atau
tetrahidroksi antrakuinon. O
O
H
OH
H
H
H
O Antrakuinon
Antron
Antranol OH
H
OH OH Diantranol
Oksantron Biosintesa Senyawa Antrakinon Biosintesa mikroorganisme.
senyawa Dan
antrakinon
disimpulkan
diselidiki
bahwa
di
biosintesa
dalam pada
tumbuhan tinggi terjadi melalui proses yang serupa, salah satu contoh yang sederhana ialah pembentukan turunan antrakinon dari asam asetat yang diberi label dalam Peniccilium islandicum, jenis
[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 15
Penicillium yang dikenal menghasilkan bermacam-macam turunan antrakinon.
C
C
C
C O
O
O
O
C
C
C
C
CH3 CO
CO
CO
CO
C
C
C
C
CO
CO
CO
CO
C
C
C
O
O
O
8 molekul asetat
COOH
Asam poli-β- keto metilen O
HO
CH3 Emodin OH
O
OH
Terjadinya proses biosintesa emodin atau senyawa antrakinon lainnya dapat diikuti dengan memberi label (tanda) pada asam asetat,
yang
dimaksud
dengan
memberi
label
adalah
menggunakan senyawa yang sebagian unsure-unsurnya diberi muatan radio aktif dengan menggunakan isotopnya yang radioaktif. ♥ GLIKOSIDA SIANOPORA Glikosida sianopora adalah glikosida yang pada ketika dihidrolisis
akan
terurai
menjadi
bagian-bagiannya
dan
menghasilkan asam sianida (HCN).
[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 16
Biosintesa Glikosida Sianopor Aglikon-aglikon dari glikosida sianofor yang digunakan dalam pengobatan
adalah
senyawa-senyawa
fenilprokanoid,
yang
merupakan turunan dari asam amino C6 – C3 seperti fenilalanin dan tirosin. Biosintesa senyawa ini adalah melalui “Shikimic Acid Pathway”. COOH C
CHO
COOH
+ H – C – OH
OP
C=O
H – C – OH
CH2 Asam fosfo fenol piruvat
CH2 HO – C – H
CH2-O P Eritrose-4-fosfat
H – C – OH H – C – OH CH2O P Asam 3-deoksi-2-keto-Darabino-heptulosa-7-fosfat.
HO
COOH
O
COOH
OH
O
OH Asam 5-dehidrokuinat
COOH
OH
HO
OH
OH
OH
Asam 5-dehidroshikimat
Asam shikimat
Setelah terbentuk asam shikimat dapat mengalami fosforilasi dan bereaksi dengan asam fosfoenolpiruvat membentuk asam profenat, yang selanjutnya melalui asam fenilpiruvat menjadi fenilalanin.
[email protected] www.nadjeeb.wordpress.com Page 17
♥ GLIKOSIDA ISOTIOSIANAT Banyak biji dari beberapa tanaman keluarga Crucifera mengandung glikosida yang aglikonnya adalah isotiosianat. Aglikon ini merupakan turunan alifatik atau aromatik. Senyawa-senyawa yang penting secara farmasi dari glikosida ini adalah sinigrin (Brassica nigra = black mustard), sinalbin (Sinapis alba = white mustard) dan glukonapin (rape seed). Biosintesa Glikosida Isotiosianat Aglikon dari glikosida isotiosianat dapat merupakan senyawa alifatik atau turunan aromatik. Penelitian dengan radio isotop telah menunjukkan
bahwa
aglikon
yang
berupa
senyawa
alifatik
biosintesanya dapat melalui “Acetate Pathway” sedang yang aromatik melalui “Shikimic Acel Pathwey”.
H CH2-CH-COOH
CH2-CH-COOH
NH2
Fenilalanin
CH2-C
NHOH
N-OH
N-hidroksifenilalanin
fenilasetaldehid-oxim
S-glukosa CH2-N=C=S
CH2-C Mirosina N-OSO3K
Glikosa + KHSO4 + bensil isotiosianat
Glukotropaeolin
♥ GLIKOSIDA FLAVONOL Glikosida flavo...