Title | IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KURIKULUM |
---|---|
Author | Arif Riska Nurcahyo |
Pages | 30 |
File Size | 2.1 MB |
File Type | |
Total Downloads | 517 |
Total Views | 1,046 |
IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KURIKULUM Dosen Pengampu Prof. Dr. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd. MAKALAH Oleh: ARIF RISKA NURCAHYO (17070855421) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA PASCASARJANA PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN DASAR 2018 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pengembangan kurikulum, kualitas ...
Accelerat ing t he world's research.
IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KURIKULUM Arif Riska Nurcahyo
Related papers
Download a PDF Pack of t he best relat ed papers
GP Moda Daring wulan novia
KIKD SMA-SMK 2017 PDF.pdf Anwar Suhendar H A I N R D U A W Y A T N U I T BAHAN AJAR IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNT UK KEPALA SEKOLAH Candra Afriliant on
IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KURIKULUM Dosen Pengampu Prof. Dr. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd.
MAKALAH
Oleh: ARIF RISKA NURCAHYO (17070855421)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA PASCASARJANA PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN DASAR 2018
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam dunia pengembangan kurikulum, kualitas pendidikan, langkah nyata menuju desentralisasi, dan partisipasi maksimal para instruktur dalam perencanaan kurikulum adalah perhatian utama para spesialis. Setelah tahun 1980an, pemetaan kurikulum diperkenalkan sebagai salah satu strategi yang paling penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan, budaya partisipasi dan kolaborasi dalam institusi pendidikan. Strategi ini dapat membantu kinerja siswa, meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa pelembagaan pemetaan kurikulum di lembaga pendidikan memiliki efek positif pada budaya organisasi dan ruang. Dalam artikel ini, pemetaan kurikulum dijelaskan sebagai strategi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan ini (Rahimi, 2010). Pada dasarnya setiap perubahan yang terjadi dalam kurikulum, umumnya merupakan proses pengembangan dari kurikulum sebelumnya. Banyak faktor yang menyebabkan perubahan-perubahan tersebut terjadi, salah satunya adalah kondisi yang terjadi di lapangan dan kemajuan zaman. Sebab jika tidak diikuti dengan perubahan pula, maka bukan sesuatu yang tidak mungkin jika kita akan berada pada posisi yang terbelakang. Perlu diingat bahwa pendidikan menjadi barometer penting untuk melihat kemajuan suatu bangsa, begitu pula halnya dengan di Indonesia. Kualitas pendidikan harus tetap diutamakan.
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, manusia terdidik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri. Serta, warga negara yang demokratis, bertanggung jawab. Sekarang ini kita dapat melihat realita bahwa Indonesia sangatlah jauh tertinggal di bidang IPTEK dibandingkan dengan bangsa Eropa dan Barat. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah menegaskan perlunya pengembangan kurikulum dalam dunia pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Dalam pengembangan kurikulum harus sesuai dengan pengertian kurikulum yakni seperangkat perencanaan dan media untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. Sesuai perkembangan masyarakat yang berlatar belakang berbeda-beda maka dalam pengembangan kurikulum juga harus melibatkan masyarakat sehingga terbentuk kurikulum yang ideal dan sistematik sesuai kebutuhan mereka. B. Rumusan Masalah 1
Apakah yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum?
2
Apa saja landasan pengembangan kurikulum?
3
Bagaimana implementasi pengembangan kurikulum?
4
Apa saja unsure-unsur implementasi pengembangan kurikulum?
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum Beane (1986) pada bukunya Curriculum planning and development menjelaskan beberapa pengertian kurikulum. Saya mengutip dua pengertian sebagai berikut. Bobbit (1918) kurikulum merupakan serangkaian hal yang harus dilaksanaan oleh anak-anak dan remaja dan pengalaman dari suatu mengembangkan kemampuan untuk melakukan hal-hal dengan baik yang membentuk sebuah kehidupan; dan dalam suatu hal yang harus dilakukan oleh orang dewasa. Krug (1957) kurikulum terdiri dari semua pedoman yang digunakan oleh sekolah untuk memberikan kesempatan bagi pengalaman belajar siswa yang mengarah ke hasil pembelajaran yang diinginkan. Dari
beberapa
definisi
tersebut
Beane
(1986)
mengkategorikan
berdasarkan kesamaan pengertian kurikulum menjadi empat kategori: (1) kurikulum sebagai produk, (2) kurikulum sebagai program, (3) kurikulum sebagai program pembelajaran, dan (4) kurikulum sebagai pengalaman pembelajar. Pengembangan kurikulum menurut Beane (1986) menjelaskan bahwa suatu proses perencanaan kurikulum yang menghasilkan perencanaan kurikulum yang luas dan spesifik. Hal ini, memerlukan pemilihan dan pengorganisasian melalui egiatan seperti penentuan pusat penyelenggaraan kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, subyek, kegiatan, sumber daya, dan alat pengukur. Pengembangan kurikulum mengarah pada penciptaan unit sumber
daya, rencana unit, garis besar pelajaran, dan panduan kurikulum lainnya yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk memfasilitasi proses pembelajaran. B. Landasan Pengembangan kurikulum Hornby, memberikan pengertian landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari, contohnya seperti landasan kepercayaan agama, dasar, atau titik tolak. Sedangkan Soedijarto (1993), landasan adalah suatu gagasan, asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak. Kemudian Majir (2015: 1), menjelaskan pengertian landasan, yaitu tempat pijakan awal, awal star atau titik awal. Ada beberapa pendapat para ahli yang berkaitan dengan landasan pengembangan kurikulum pendidikan, yaitu sebagai berikut 1
Zais (1976), mengemukakan empat landasan pengembangan kurikulum, yaitu Philosophy and the nature of knowledge, society and culture, the individual, dan learning theory. Kurikulum sebagai suatu sistem terdiri atas empat komponen, yaitu komponen tuuan (aims, goals, objectives), isi/materi (contents), proses pembelajaran (learning activities), dan komponen evaluasi (evaluastions). Agar setiap komponen bisa berjalan sesuai fungsinya secara tepat dan bersinergi, maka perlu didukung oleh sejumlah landasan (foundations), yaitu: (1) landasan filosofis sebagai landasan utama, (2) masyarakat dan kebudayaan, (3) individu (peserta didik), dan (4) teori-teori belajar.
2
Tyler (1988) mengemukakan pandangan yang erat kaitannya degan beberapa aspek yang melandasi suatu kurikulum (school purpose), yaitu: “Use of philosophy, studies of learners, suggestions from subject
specialist, studies of contemporary life, dan use of psychology of learning”. Berdasaran kedua pendapat di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa landasan dalam pengembangan kurikulum ada empat, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi. 1
Landasan Filosofis Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah asumsiasumsi atau rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analitis,
logis,
dan
sistematis
(filosofis)
dalam
merencanakan,
melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum.Filsafat akan menentukan arah kemana peserta didik akan dibawa, filsafat merupakan perekat nilai-nilai dalm membimbing siswa kea rah pencapaaian tujuan pendidikan. Pandangan filsafat terhadap pengembangan kurikulum pendidikan, menurut Majir (2017: 36) dibedakan menjadi 3 pandangan filsafat, yaitu pandangan idealism, realism, dan pragmatisme. Pandangan filsafat idealisme menjelaskan bahwa tujuan pendidikan harus dikembangkan pada upaya pembentukan karakter, pembentukan bakat insane dan kebajikan social sesuai dengan hakikat kemanusiaannya. Pandangan realism menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan dikembangkan secara komprehensif meliputi pengetahuan yang bersifat sains, soaial, maupun muatan nilai-nilai. Isi kurikulum lebih efektif diorganisasikan
dalam
bentuk
mata
pelajaran
karena
memiliki
kecenderungan berorientasi pada mata pelajaran (subject centered). Sedangkan pandangan pragmatisme menjelaskan bahwa tujuan pendidikan lebih diarahkan pada upaya untuk memperoleh pengalaman yang berguna untuk memecahkan masalah baru dalam kehidupan individu maupun social. 2
Landasan Psikologis Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan ingkungan. Sehingga dalam pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilau peserta didik itu harus dikembangkan. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa, baik tingkat kedalaman dan keluasan materi, tingkat kesulitan dan kelayakan serta kebermanfaatan materi senantiasa disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
3
Landasan Sosiologis Sosiologis adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan individu dengan lingkungan. Sehingga dalam pengemangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Hal ini disebabkan, karena peserta didik berasal dari masyarakat, yang mendapatkan pendidikan baik informal, formal,maupun non formal dalam lingkungan masyarakat. Dipandang dari sosiologi,pendidikan adalah proses mempersiapkan individu agar menjadi warga masyarakat yang berbudaya. Oleh karena itu, tujuan,isi, dan proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi,
kareakteristik
kekayaan,
dan
perkembangan
masyarakat
tersebut
(Sukmadinata, 1997) 4
Landasan IPTEK Hakikat ilmu pengetahuan adalah sekumpulan proposisi sistematis yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang benar dengan cirri pokok yang bersifat general, rational, obyektif, mampu diuji kebenarannya dan mampu menjadi milik umum (Gie, 1991). Sedangkan pengembangan kurikulum ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secara sistematis yang dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan pengertian teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk
memecahkan
masalah-masalah
praktis
dalam
kehidupan
menggunakan teknolgi alat dan teknologi sistem.
C. Implementasi Pengembangan Kurikulum Dalam pengembangan kurikulum ada
beberapa tahapan yang harus
diperhatikan agar sesuai dengan harapan sekolah. Tahapan pengembangan kurikulum dengan memilih kurikulum sesuai dengan karakteristik sekolah. Salah satu model pengembangan kurikulum adalah model Tyler yang dimodifikasi oleh Brown (1996). Model ini kemudian diadaptasi sejalan dengan kelaziman pengembangan kurikulum yang merujuk kepada aspek juridis dan panduan penyusunan kurikulum yang disarankan DIKTI (2008). Di bidang pengembangan kurikulum, banyak model kurikulum yang disusun selama bertahun-tahun, bervariasi dari yang sederhana hingga yang rumit. Posner (1998) berpendapat bahwa berbagai pendekatan ini dapat dipahami
sebagian sebagai satu set tanggapan untuk pertanyaan perencanaan kurikulum yang berbeda (Ilie,2013). Menurut Tyler ada 4 tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum yang meliputi, 1
Menentukkan tujuan pendidikan
2
Menentukan proses pembelajaran yang harus dilakukan
3
Menentukan organisasi pengalaman belajar
4
Menentukan evaluasi pembelajaran
Berdasarkan konsep pelaksanaan kurikulum kita mengenal beberapa istilah kurikulum sebagai berikut. 1
Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum
2
Kurikulum actual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
3
Kurikulum tersembunyi, yaitu segala seuatu yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual. Kebiasaan guru dating tepat waktu ketika mengajar di kelas, sebagai contoh akan menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh kepada pembentukan kepribadian peserta didik.
Berdasarkan pengembangan dan penggunaannya, kurikulum dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1
Kurikulum nasional, merupakan kurikulum yang disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunaan secara nasional
2
Kurikulum daerah, merupakan kurikulum yang disusun oleh masingmasing daerah kabupaten/ kota
3
Kurikulum sekolah merupakan kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari keinginan untuk melakukan diferensiasi dalam kurikulum.
Dalam
implementasi
kurikulum,
terdapat
beberapa
prinsip
yang
menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu : 1. perolehan kesempatan yang sama. Prinsip
ini
mengutamakan
penyediaan
tempat
yang
memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Seluruh peserta didik berasal dari berbagai kelompok, termasuk kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial yang memerlukan bantuan khusus. 2. Berpusat pada anak. Upaya
untuk
memandirikan
peseta
didik
untuk
belajar,
bekerjasama dan menilai diri sendiri sangat diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman dan pengetahuannya. 3. Pendekatan dan kemitraan. Seluruh
pengalaman
belajar
dirancang
secara
berkesinambungan,mulai dari taman kanak – kanak hingga kelas I sampai kelas XII. Pendekatan
yang digunakan dalam pengorgaisasian
pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari
peserta didik, guru, sekolah, perguruan tinggi, dunia kerja dan industri, orang tua dan masyarakat. 4. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan. Standar
kompetensi
disusun
oleh
pusat
dengan
cara
pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing – masing daerah atau sekolah.
D. Unsur-unsur Implementasi Pengembangan Kurikulum 1
Buku Berdasarkan permendikbud nomor 22 tahun 2016, buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
2
Pembelajaran Menurut permendikbud no. 22 tahun 2016 menjelaskan bahwa sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan:
a. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; b. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; c. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; d. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; e. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; f. dari
pembelajaran
yang
menekankan
jawaban
tunggal
menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; g. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; h. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);
i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; j. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); k. pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat; l. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Menurut permendikbud no. 22 tahun 2016 karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada standar kompetensi lulusan dan standar isi. Standar kompetensi lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan,
sasaran
pembelajaran
mencakup
pengembangan
ranah
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar matapelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Desain pembelajaran menurut permendikbud no. 22 tahun 2016, perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan Prinsip penyusunan RPP menurut permendikbud no. 22 tahun 2016 bahwa menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. b. Partisipasi aktif peserta didik. c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian. d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelaja...