Investasi Saham pada Entitas Asosiasi PDF

Title Investasi Saham pada Entitas Asosiasi
Author Tabah Aditama
Course Akuntansi
Institution Politeknik Keuangan Negara STAN
Pages 23
File Size 409.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 109
Total Views 804

Summary

A. Investasi pada Instrumen Ekuitas1. Instrumen Ekuitas PSAK 50 (Revisi 2014) mendefinisikan instrument ekuitas sebagai setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Investasi pada instrument ekuitas mencerminkan kepemilikan atas ...


Description

BAB

2

INVESTASI SAHAM PADA ENTITAS ASOSIASI Tujuan Pembelajaran 1. Menguasai konsep, karakteristik, dan metode pencatatan investasi pada instrument ekuitas 2. Mampu membedakan perlakuan akuntansi antara metode ekuitas dan metode biaya/nilai wajar 3. Mampu menghitung dan mengalokasikan selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian investor atas nilai tercatat aset neto dan liabilitas teridentifikasi pada metode ekuitas 4. Mampu membuat penyajian dan pengungkapan atas investasi pada instrument ekuitas

A. Investasi pada Instrumen Ekuitas 1. Instrumen Ekuitas PSAK 50 (Revisi 2014) mendefinisikan instrument ekuitas sebagai setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Investasi pada instrument ekuitas mencerminkan kepemilikan atas saham yang diterbitkan oleh entitas lain. Pihak yang menerbitkan saham disebut investee sedang pihak yang memperoleh kepemilikan saham disebut investor. Sebagai salah satu bentuk instrument ekuitas, saham memberikan imbal balik yang merupakan hak investor berupa dividen. Selain itu, investor juga memiliki hak suara yang memungkinkan investor untuk mempengaruhi kebijakan perusahaan.

1

Besarnya pengaruh investor atas kebijakan perusahaan berbanding lurus dengan jumlah kepemilikan saham. Pada umumnya kepemilikan saham di atas 50% memberikan pengaruh dominan atau pengendalian signifikan investor atas kebijakan yang diambil investee. 2. Investasi Saham Terdapat berbagai kemungkinan dalam transaksi kepemilikan saham investee oleh investor. Sebagai contoh bila perusahaan A membeli saham perusahaan B, maka terdapat 3 kemungkinan perlakuan akuntansi untuk 3 situasi: a.

Bila pembelian saham oleh A tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan B, maka A akan mengelompokkannya sebagai trading atau available for sale securities dan perlakuan akuntansinya tunduk kepada SAK 50 dan 55 (dicatat dengan nilai wajar/fair value-nya). Secara umum pembelian saham di bawah 20% dianggap tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. (Yang terbaru tentang pengelompokan investasi bisa dilihat di PSAK 71)

b.

Bila pembelian saham oleh A mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan B, maka A akan menggunakan metode equity/ekuitas untuk mencatat investasi saham tersebut. Secara umum pembelian saham antara 20% - 50% dianggap mempunyai pengaruh yang signifikan

c.

Bila pembelian saham oleh A dimaksudkan untuk mengendalikan atau menguasai perusahaan B, maka A harus menyusun laporan konsolidasi. Dalam laporan keuangannya tersendiri yang disajikan sebagai tambahan atas laporan konsolidasian, A harus mencatat investasi saham tersebut dengan metode cost atau mengikuti PSAK 55 (sbg sebagai available for sale securities). Pembelian saham di atas 50% dianggap dapat mengontrol/menguasai perusahaan melalui voting. Dalam situasi seperti ini terjadi hubungan induk – anak perusahaan.

Bila A dan B (investor) bersama-sama mengendalikan C (investee), disebut sebagai joint venture/ventura bersama, maka baik A maupun B menggunakan metode ekuitas.

2

Kepemilikan saham dan tingkat pengaruh investor atas kebijakan investee sebagaimana dijelaskan pada Gambar 2.1. .

Gambar 2.1. Tingkat Pengaruh Atas Kepemilikan Saham

20-50%

0-20% Merupakan investasi pasif Dapat berupa marketable securities atau AFS Investor tidak memiliki pengaruh atas investee Biasanya mengharapkan adanya dividen atau capital gain Metode akuntansi: Biaya/Nilai Wajar Mengacu pada PSAK 55

Merupakan investasi Aktif Investor memiliki pengaruh signifikan atas investee merupakan entitas asosiasi Metode akuntansi: Ekuitas Mengacu pada PSAK 15

0-50%

50-100%

Merupakan investasi aktif Investor secara bersama-sama mengendalikan investee (pengendalian bersama) Merupakan joint ventura Metode akuntansi: Ekuitas Mengacu pada PSAK 66

Merupakan investasi aktif Investor memiliki pengendalian atas investee Dapat berupa fullyowned subsidiary maupun partially owned subsidiary Dilakukan untuk memasuki pangsa pasar baru atau untuk bersinergi atau untuk mendominasi pasar Metode akuntansi: metode biaya/nilai wajar, atau ekuitas dengan membuat laporan konsolidasi Mengacu pada PSAK 22 dan PSAK 65

3. Entitas asosiasi (Associated Company) Paragraf 3 PSAK 15 mendefiniskan entitas asosiasi sebagai suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh yang signifkan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Yang dimaksud dengan pengaruh yang signifikan adalah kemampuan atau kekuasaan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee.

3

Keberadaan pengaruh yang signifikan oleh investor umumnya

dibuktikan

dengan satu atau lebih cara berikut ini: a. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee; b. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya; c. Adanya transaksi yang material antara investor dengan investee; d. Pertukaran personel manajerial; atau e. Penyediaan informasi teknis pokok Untuk menentukan adanya pengaruh yang signifikan, keberadaan hak suara potensial (waran, opsi, convertible securities) yang dapat dieksekusi pada saat pembelian saham, harus diperhitungkan.

B. Metode Pencatatan Atas Investasi Saham 1. Metode Biaya Dan Nilai Wajar (Cost dan Fair Value Method) Perolehan saham yang tidak menimbulkan adanya pengaruh yang signifikan dicatat dengan menggunakan metode cost atau metode fair value. Ketika tidak terdapat harga kuotasioan di pasar, saham akan dicatat menggunakan metode cost. Sedangkan kalau terdapat harga kuotasioan, saham dicatat menggunakan nilai wajar. Saham akan dikelompokkan ke dalam fair value through profit or loss (Trading securities) atau fair value through other comprehensive income (Available for sale). Perbedaan di antara keduanya terletak pada perlakuan akuntansi untuk kenaikan atau penurunan nilai wajar di akhir periode pelaporan. Kenaikan/penurunan nilai wajar trading securities disajikan sebagai laba/rugi dalam Laporan Laba Rugi; sedangkan kenaikan/penurunan nilai wajar available for sale securities disajikan sebagai other comprehensive income. Metode biaya mengakui investasi sebesar biaya berolehannya. Pada periode selanjutnya, investasi juga tetap diakui sebesar biaya perolehannya. Investasi akan berubah jika terdapat penjualan, pembelian ataupun penurunan nilai. Pembagian dividen oleh investee tidak menambah besaran investasi. Dividen yang diterima akan dibukukan sebagai pendapatan dividen. Pada metode nilai wajar, investor juga akan mengakui investasi sebesar biaya perolehannya. Secara umum perlakuan akuntansi pada metode nilai wajar

4

sama dengan perlakuan akuntansi pada metode biaya. Perbedaan antara metode biaya dan nilai wajar adalah pada pengakuan nilai investasi setelah pengakuan awal. Nilai investasi pada periode selanjutnya (setelah pengakuan awal), akan diakui sebesar nilai wajarnya. 2. Metode Ekuitas (Equity Method) Menurut PSAK 15 par 16, investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 Yang dimaksud dengan metode ekuitas menurut PSAK 15 par 3 adalah metode akuntansi dimana investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehannya dan

selanjutnya disesuaikan dengan perubahan net aset

investee setelah pembelian saham. Pada saat nilai ekuitas entitas asosiasi meningkat maka nilai investasi juga akan meningkat secara proporsional sesuai besaran kepemilikan. Nilai investasi juga akan menurun jika terdapat penurunan nilai ekuitas entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam laporan laba atau rugi investor. Penerimaan distribusi dari investee (dividen) mengurangi nilai tercatat investasi. Penyesuaian terhadap nilai tercatat investasi juga dilakukan jika terdapat perubahan dalam proporsi bagian investor atas investee yang timbul dari pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income) investee. Perubahan tersebut termasuk perubahan yang timbul dari revaluasi aset tetap dan selisih penjabaran mata uang asing. Bagian investor atas perubahan tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income) investor. Metode ekuitas sering disebut sebagai konsolidasi satu baris karena konsolidasi akun-akun neraca diwakili dalam satu akun “Investment in S”, sedangkan konsolidasi akun-akun laporan laba rugi diwakili oleh akun “Income from S”. 3. Ilustrasi prosedur akuntansi menurut Fair value /cost method dan equity method 1 Januari 2016, P membeli 2.000 (20%) dari 10.000 lembar saham S senilai $50/lembar. Nilai par dan nilai wajar saham diasumsikan sama. S memperoleh net

5

income 2016 $50,000 dan membagikan cash dividend pada 1 Nopember 2016 $20,000. Untuk transaksi ini, P akan membuat jurnal:

Cost method/fair value method 1 Jan

Investment in S Cash

1 Nov

Cash Dividend Income

31Des

Equity method

100,000

Investment in S

100,000

Cash

4,000 Cash 4,000

No entry (asumsi harga pasar = cost)

Investment in S Investment in S Income from S

100,000 100,000 4,000 4,000 10,000 10,000

C. Alokasi dan Amortisasi Selisih Biaya Perolehan Investasi Dalam transaksi perolehan investasi dapat terjadi imbalan yang diberikan (biaya perolehan) investasi berbeda dengan proporsi nilai wajar net aset yang diperoleh atau nilai tercatat ekuitas. Bila tedapat selisih antara imbalan yang diberikan (harga perolehan) dengan nilai aset neto teridentifikasi yang diperoleh, maka selisih tersebut dialokasikan dengan cara sebagai berikut: a. dialokasikan ke berbagai akun yang nilai tercatat dan nilai wajarnya berbeda b. bila masih terdapat selisih, dialokasikan ke goodwill Alokasi aset teridentifikasi maupun liablitas yang diambil alih harus dilakukan secara proporsional terhadap persentase kepemilikan. Dalam hal terdapat nilai aset neto yang diperoleh lebih besar daripada imbalan, maka timbul goodwill negatif dan akan diakui sebagai keuntungan pada tahun berjalan oleh investor. Goodwill dalam metode ekuitas tidak tampak dalam akun tersendiri, melainkan ada di dalam akun Investment in S. Alokasi terhadap aset teridentifikasi akan bernilai positif jika nilai wajarnya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tercatatnya dan sebaliknya. Alokasi terhadap liabilitas yang diambil alih akan bernilai negatif jika nilai wajarnya lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai tercatatnya.

6

Setelah selisih harga perolehan dan aset neto yang diperoleh dialokasikan, maka berikutnya hasil alokasi tersebut kemudian diamortisasi terhadap aset dan/atau liabilitas dengan umur manfaat yang dapat diidentifikasi (depreciable). Amortisasi dilakukan agar nilai investasi investor pada akhirnya akan sama dengan % kepemilikan dikalikan dengan nilai buku ekuitas investee. Amortisasi diakui oleh investor dan berpengaruh terhadap nilai dan pendapatan investasi. Amortisasi dilakukan dengan cara mendebet atau mengkredit Pendapatan dari Investee (Income from S) dan mengkredit atau mendebet Investasi pada Investee (Investment in S) dengan jumlah yang sama. Dengan eliminasi ini, selisih harga perolehan dengan aset neto yang diperoleh suatu saat akan habis, sehingga Saldo akun Investment in S di dalam bukunya P akan sama dengan % kepemilikan P dikalikan dengan stockholders’ equity S. Goodwill tidak diamortisasikan, tetapi tiap akhir periode dinilai kembali. Karena goodwill yang membentuk nilai tercatat investasi dalam entitas asosiasi tidak diakui secara terpisah, maka tidak dilakukan pengujian secara terpisah dengan menerapkan persyaratan pengujian penurunan nilai goodwill sesuai PSAK 48. Sebagai gantinya seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai berdasarkan PSAK 48 sebagai suatu aset tunggal dengan membandingkan recoverable amount dengan nilai tercatatnya.

D. Ilustrasi Transaksi Investasi Dengan Metode Ekuitas 1. Akuntansi untuk Investasi ekuitas dengan melibatkan goodwill Pada tanggal 2 Januari 2015, PT Pakuan membeli 30% kepemilikan saham PT Sawojajar

(diasumsikan

mempunyai

pengaruh

yang

signifikan)

dengan

menyerahkan uang kas Rp2.000.000.000 dan saham sebanyak 200.000 lembar dengan nilai par Rp10.000/lembar dan nilai pasar Rp15.000/lembar. PT Pakuan mengeluarkan biaya untuk pendaftaran saham Rp50.000.000 dan biaya konsultasi Rp100.000.000. Sebagai tambahan informasi, pada Tahun 2015 PT Sawojajar memperoleh net income sebesar Rp3.000.000.000,- dan membayar dividen pada tanggal 1 Juli 2015 sebesar Rp1.000.000.000. Pada saat pembelian saham tersebut neraca PT Sawojajar menunjukkan data sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.

7

Tabel 2.1. Neraca PT Sawojajar per 2 Januari 2015 (dalam ribuan)

Cash Receivables – net Inventories Other current assets Equipment – net Total assets Accounts Payable Note payable, due in five years Common stock Retained earnings Total liabilities and sockholders’ equity

Book value Fair value (nilai wajar) (nilai tercatat) 1.500.000 1.500.000 2.200.000 2.200.000 3.000.000 4.000.000 3.300.000 3.100.000 5.000.000 8.000.000 15.000.000 18.800.000 1.000.000 2.000.000 10.000.000 2.000.000 15.000.000

1.000.000 1.800.000

Berdasarkan informasi tersebut dapat diketahui bahwa terdapat kelebihan imbalan (harga perolehan) yang diberikan atas nilai tercatat dan nilai wajar net aset teridentifikasi yang diperoleh. Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost)

Rp5.000.000.000,-

Nilai tercatat net aset yang diperoleh (30% x 12.000.000.000)

Rp3.600.000.000

Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto

Rp1.400.000.000

Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset neto tersebut, dialokasikan kepada:  Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2015) 30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000)

300.000.000

 Other Current Assets (diasumsikan habis terpakai di tahun 2015) 30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000)  Equipment (masa manfaat 20 th)

8

(60.000.000)

30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000)

900.000.000

 Note payable (jatuh tempo 5 tahun) 30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000)

60.000.000

Goodwill

200.000.000

Total excess

1.400.000.000

Untuk transaksi tersebut PT Pakuan akan membuat jurnal sbb: 1 Jan 2015 Investment in Sawojajar

Rp 5.000.000.000

Cash

Rp 2.000.000.000

Capital Stock

Rp 2.000.000.000

Additional paid-in capital

Rp 1.000.000.000

(Untuk mencatat pembelian 30% saham PT Sawojajar) 1 Jan 2015

Expenses

Rp100.000.000

Share premium-ordinary

50.000.000

Cash

Rp150.000.000

(pembayaran biaya konsultasi dan biaya pendaftaran saham) 1 Juli 2015

Cash

Rp 300.000.000 Investment in Sawojajar

Rp300.000.000

(Untuk mencatat penerimaan dividend 30% x 1,000,000) 31 Des 2015 Investment in Sawojajar

Rp900.000.000

Income from Sawojajar

Rp900.000.000

(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 30% x 3,000,000) Income from Sawojajar

Rp 300.000.000

Investment in Sawojajar

Rp300.000.000

(Untuk amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - inventory) Investment in Sawojajar

Rp 60.000.000

Income from Sawojajar

Rp60.000.000

(amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost – other current aset) Income from Sawojajar

Rp 45.000.000

Investment in Sawojajar

Rp45.000.000

(amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - Equipment Rp900.000.000 : 20 th)

9

Income from Sawojajar

Rp 12.000.000

Investment in Sawojajar

Rp12.000.000

(amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost -

notes payable

Rp60.000.000 : 5)

Kelima jurnal di atas, bisa digabungkan menjadi Investment in Sawojajar

Rp603.000.000

Income from Sawojajar

Rp603.000.000

Dalam contoh di atas, bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam laporan laba atau rugi investor dengan menggunakan akun “Income from Sawojajar”. Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in Sawojajar akan menunjukkan

saldo

Rp5.303.000.000

dan

akun

Income

from

Sawojajar

Rp603.000.000. 2. Akuntansi untuk Investasi ekuitas dengan melibatkan negatif goodwill (gain on bargain purchase) Bila untuk transaksi pada contoh No. 1 di atas, uang yang diserahkan PT Pakuan hanya Rp. 1.500.000.000 ditambah saham sebanyak 200,000 lembar dengan nilai par Rp10.000/lembar dan nilai pasar Rp15.000/lembar, maka perhitungan dan alokasi selisihnya akan tampak sebagai berikut: Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost)

Rp4.500.000.000,-

Nilai tercatat net aset yang diperoleh (30% x 12.000.000.000)

Rp3.600.000.000

Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto

Rp 900.000.000

Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset neto tersebut, dialokasikan kepada:  Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2015) 30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000)

300.000.000

 OCA (diasumsikan terpakai di tahun 2015) 30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000)

10

(60.000.000)

 Equipment (masa manfaat 20 th) 30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000)

900.000.000

 Note payable (jatuh tempo 5 tahun) 30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000)

60.000.000

Gain on bargain purchase

(300.000.000)

Total excess

900.000.000

Jurnal yang dibuat akhir tahun 2015 akan bertambah dengan jurnal untuk pengakuan gain yaitu: Investment in Sawojajar

Rp 300.000.000

Income from S (utk Gain on bargain purchase)

Rp300.000.000

Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in Sawojajar akan menunjukkan saldo Rp5.103.000.000, akun Income from Sawojajar Rp603.000.000 dan gain on bargain purchase Rp.300.000.000 3. Akuntansi untuk Investasi ekuitas yang investeenya mempunyai investasi dalam bentuk saham dan dinilai berdasarkan FVOCI (available for sale securities) Awal Januari 2015 PT Ananda membeli 35% saham PT Belinda dan diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan membayar kas sejumlah Rp475.000.000. Pada saat itu book value dan fair value net aset PT Belinda masingmasing Rp900.000.000 dan Rp1.100.000.000. Selisih sebesar Rp200.000.000 terjadi karena Aset Tetap tercatat terlalu rendah; masa manfaat Aset Tetap 10 tahun. Selama tahun 2015 PT Belinda memperoleh keuntungan Rp80.000.000 dan membayar dividen pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp120.000.000. Sebagai informasi tambahan, PT Belinda juga mempunyai investasi saham yang diklasifikasikan sebagai available for sale securities yang nilainya mengalami kenaikan sebesar Rp20.000.000 Berdasarkan informasi di atas, dalam transaksi akuisisi saham PT Belinda, PT Ananda membayar lebih tinggi untuk net aset teridentifikasi yang diperoleh. Kelebihan harga pero...


Similar Free PDFs