Jalan Tak Ada Ujung Mochtar Lubis PDF

Title Jalan Tak Ada Ujung Mochtar Lubis
Author Helvry Sinaga
Pages 3
File Size 141 KB
File Type PDF
Total Downloads 5
Total Views 53

Summary

JALAN TAK ADA UJUNG OLEH MOCHTAR LUBIS I don’t know where I’m going, but I’m on my way. Carl Sandburg Sesungguhnya hal apa yang ada di dalam hidup? Pergumulan apa yang dialami oleh Guru Isa dan apa yang menjadi jalan sunyi bagi Guru Isa terhadap persoalan batin yang dihadapinya? buku jalan tak ada u...


Description

JALAN TAK ADA UJUNG OLEH MOCHTAR LUBIS I don’t know where I’m going, but I’m on my way. Carl Sandburg

Sesungguhnya hal apa yang ada di dalam hidup? Pergumulan apa yang dialami oleh Guru Isa dan apa yang menjadi jalan sunyi bagi Guru Isa terhadap persoalan batin yang dihadapinya? buku jalan tak ada ujung karangan Mukhtar Lubis ini merupakan buku yang saya baca karena berhubungan dengan tema penulis yang sudah meninggal dunia. Buku ini. terbit tahun seribu sembilan ratus lima puluh dua dari penulis yang bernama Muchtar Lubis yang lahir di Padang, tujuh Maret seribu sembilan ratus dua puluh dua. Buku ini terbit pada. Usia Mochtar Lubis mmm berusia tiga puluh tahun tokoh-tokoh pada buku ini adalah sebagai berikut. Pertama, Guru Isa. Dia adalah tokoh utamanya yang menjadi sentra penceritaan novel ini.. pergolakan pribadinya sebagai seorang guru sekolah, sebagai seorang suami, maupun sebagai seorang rakyat Indonesia yang sedang berjuang menjadi tema pokok. Kedua, Fatimah istri Guru Isa. Ia digambarkan seorang perempuan yang cantik, lemah lembut namun dalam kepatuhannya sebagai seorang istri ia dilanda kegelisahan di mana keadaan rumah tangganya, terutama keadaan perekonomiannya tidak begitu beruntung. Tokoh ketiga adalah Hazil seorang muda sekitar dua puluh tahun anak dari Mr Kamaruddin seorang. Mantan Pegawai Negeri Pada Pemerintah Hindia Belanda. Hazil bergabung dengan Laskar Rakyat Indonesia. Bersama dengan Guru Isa, ia menyelundupkan senjata ke daerah Karawang ataupun ke daerah yang menjadi basis perjuangan Republik Indonesia. Tokoh keempat Mr Kamaruddin, ayah Hazil. Walaupun tidak begitu sering disebut dalam novel ini, ia mencemaskan keadaan putranya yang lebih memilih jalan perjuangan disbanding menjadi seorang pegawai yang baik-baik. Novel ini berkisah di sekitar tahun 1946, kurang lebih enam bulan sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Lokasi penceritaan Novel ini di sekitaran Jalan Kebon Sirih, Tanah Abang, Manggarai, Lapangan Banteng. Novel ini sebetulnya bisa kita dijadikan sebagai jalan napak tilas untuk menelusuri kembali jalan-jalan yang disebutkan pada novel ini. Mr Kamaruddin berumah di Kebon Sirih, kita bisa bayangkan dekat Stasiun Gondangdia, ada gedung pemerintah di sana. Ketika Guru Isa dan Hazil menyelundupkan senjata ke Manggarai mereka melewati Stasiun Gambir. Sekolah SD di mana tempat Guru Isa mengajar di Tanah Abang. Mungkin dengan jalan napak tilas, kita bisa merekonstruksi jalan-jalan yang disebut pada novel ini.

Jalan Sunyi Nah, apa yang menjadi Pesan Mukhtar Lubis lewat novel ini? Jalan tak ada ujung digambarkan seperti sebuah perjuangan manusia yang digambarkan oleh Guru Isa bahwa senantiasa ada persoalan batin yang dihadapi dan tak pernah ada ujungnya selama hidup. Guru Isa dalam kesibukan maupun di dalam kegundahannya, ia bermain musik. salah satu yang menjadi mitra bermain musiknya adalah Hazil. Dengan musik, ia merasa kegundahan ataupun kekhawatirannya dapat terlupakan sementara. Guru Isa diceritakan bisa bermain karya Chopin, Nocturne in E Minor. Lagu ini juga muncul dalam novel autobiografi The Pianist karangan Władysław Szpilman (5 Desember 1911 – 6 Juli 2000). Anda dapat mendengarkan lagu ini seraya merasakan kesedihan dan kemuraman yang dialami oleh Chopin. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benak Guru Isa sebetulnya adalah pertanyaan yang masih relevan kita gumuli hingga sampai sekarang ini. Apakah sebetulnya tujuan hidup manusia? Apakah memang ada ujung jalan hidup manusia? Apakah ada orang yang merasa pernah bahagia atas penderitaan, kesedihan yang dihadapinya? Hal ini mungkin menjadi cerminan Guru Isa bahwa apa yang dialaminya adalah merupakan penderitaan dan kesedihan. Manakala ketika dilema muncul, Fatimah istrinya ketika melaporkan kepada Guru Isa bahwa beras di rumah sudah habis, jumlah utangan di warung sudah banyak serta rasa cinta yang memudar. Godaan muncul ketika Guru Isa mengajar di sekolah, ada buku tulis baru yang ingin ia jual sebagai tambahan biaya dapurnya. Dilema juga muncul ketika ia menolak untuk menjadi bagian dari organisasi pergerakan kemerdekaan karena dalam gejolak batinnya ia merasa tidak menyukai kekerasan dan peperangan. Kegelisahan Guru Isa tampaknya semakin kuat ketika semakin mendekati halaman akhir novel ini, mulai dari halaman seratus ke atas. Karena di disitulah puncak konflik batin guru Isa dan sampai selesainya cerita ini. Pergumulan batin Namun tampaknya Mochtar Lubis ingin berfilsafat lewat Guru Isa bahwa jalan tak ada ujung merupakan perkembangan manusia serta keharmonisan dengan manusia lainnya. Jadi, bahagia itu yang menentukan atau yang menemukan adalah manusia itu sendiri. Dan kapan manusia itu bahagia ketika ia bahagia atas dirinya ataupun dengan manusia lainnya. Pemikiran Mochtar Lubis ini dibungkus dengan cerita bahwa Guru Isa ikut dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam novel ini diceritakan bagaimana ia juga terlibat dalam menyelundupkan senjata lalu menjadi bendahara yang mencatat keuangan organisasi. Apakah hal itu juga yang mencerminkan bahwa perjuangan atas nama kemerdekaan adalah salah satu cara mencapai kebahagiaan? Selanjutnya, apakah mungkin jika manusia yang dalam ketakutan mencipta dunia baru di dalam ketakutannya. Ini pergumulan yang mungkin masih terasa. Ketika saat ini katakanlah kita masih diliputi rasa ketakutan oleh adanya pandemi covid adanya resesi ekonomi, adanya ketidakpastian, pemutusan hubungan kerja dan sebagainya. Apakah kita bisa berdamai dengan situasi seperti itu? Mungkin pesan inilah yang masih relevan. Novel ini cukup padat dalam artian sangat lugas mengungkapkan idenya dalam cerita yang langsung menuju intinya. Termasuk kisah romantis antara Guru Isa dan Fatimah termasuk kepada Hazil. Kedua, novel ini punya gambaran yang cukup detail tentang jalanan Kota Jakarta seperti Kebon Sirih, Tanah Abang, Gambir, Manggarai. Ketiga, Mochtar Lubis sehubungan dengan profesinya sebagai wartawan, tampaknya memasukkan peristiwa-peristiwa yang mungkin menjadi kegelisahannya di mana orang yang dahulu menyatakan dirinya adalah pejuang dengan semena-mena juga

mengatasnamakan perjuangan menghilangkan nyawa sesamanya, dengan alasan mata-mata musuh. Jalan Tak Ada Ujung, merupakan novel pertama Mochtar Lubis yang membuat namanya terkenal sebagai penulis dengan kisah fiksi yang memukau. Setelah membaca novel tampaknya kita dapat membaca novel-novel beliau yang lain, seperti Harimau-harimau yang diterbitkan tahun 1975 dan memperoleh penghargaan sastra atau Senja di Jakarta, novel Indonesia yang pertama kali diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.

Jalan Tak Ada Ujung Mochtar Lubis terbit pertama kali tahun 1952 Yayasan Pustaka Obor Indonesia Tebal: vi + 166 hlm. 11 x 17 cm ISBN 978-979461-980-3

© Helvry Sinaga 2021...


Similar Free PDFs