JURNAL HASIL PERKULIAHAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI GIZI PDF

Title JURNAL HASIL PERKULIAHAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI GIZI
Author Pradnya Natiesha Revi
Pages 37
File Size 271.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 421
Total Views 604

Summary

JURNAL HASIL PERKULIAHAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI GIZI DOSEN PENGAMPU : ADILITA PRAMANTI ANGGA PRASETYO ADI NAMA : PRADNYA NATIESHA REVI NPM : P 21331119046 SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 2 JAKARTA 2020 SOSIOLOGI ANTROPOLOGI GIZI •   Latar Belakang...


Description

JURNAL HASIL PERKULIAHAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI GIZI

DOSEN PENGAMPU : ADILITA PRAMANTI ANGGA PRASETYO ADI

NAMA

: PRADNYA NATIESHA REVI NPM

: P 21331119046

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 2

JAKARTA 2020

SOSIOLOGI ANTROPOLOGI GIZI •   Latar Belakang Kualitas gizi masyarakat yang sampai kini masih sering kita jumpai banyak yang mengalami kekurangan gizi bahkan tak jarang ditemui masyarakat yang mengalami kondisi Kekurangan Energi Kronis (KEK) dapat dilihat dari rendahnya nilai gizi masyarakat, gizi buruk, dan busung lapar di berbagai daerah karena tingginya tingkat kemiskinan. Hal ini berkaitan dengan berbagai faktor, seperti faktor ekonomi, sosial budaya, kebiasaan dan kesukaan. Kualitas atau kondisi kesehatan masyarakat ini menyangkut pendidikan dan pengetahuan masyarakat itu sendiri. Sedangkan status gizi seseorang berkaitan dengan faktor individu, keluarga, maupun masyarakat itu sendiri. Hal-tersebutlah yang penting untuk dipahami dan dipelajari secara lebih mendalam di mata kuliah Antropologi Gizi Masyarakat. •   Perbedaan antara Sosiologi dan Antropologi Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Sedangkan sosiologi, walaupun hampir sama dengan antropologi, namun kedua ilmu ini memiliki perbedaan. Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. •   Kaitan Antara Antropologi Dengan Gizi Masyarakat. Hubungan ini mengacu pada pengertian antropologi dengan gizi. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu, sedangkan Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan air. Maka, Antropologi Gizi Masyarakat adalah ilmu yang mempelajari faktorfaktor antropologi yang mempengaruhi konsumsi makan dan gizi masyarakat. •   Definisi Antropologi Gizi Masyarakat Antropologi Gizi Masyarakat adalah suatu ilmu yang mempelajari faktor-faktor Antropologi yang dapat mempengaruhi gizi masyarakat atau suatu ilmu yang mempelajari budaya budaya makan/konsumsi suatu etnis tertentu dalam memenuhi gizinya. •   Pentingnya Antropologi Dalam Mempelajari Gizi Masyarakat Mempelajari Antropologi dalam gizi dapat berguna untuk mengatasi masalah gizi seperti kekurangan gizi, gizi buruk, busung lapar dan lain sebagainya, Antropologi berperan untuk mengetahui penyebab dari masalah gizi tersebut sehingga perlu adanya edukasi antropologi gizi pada masyarakat itu sendiri. Masalah dapat diselesaikan apabila ada sebab, akibat dan solusi yang mempengaruhi masalah gizi tersebut. Seperti tingkat ekonomi masyarakat yang tidak stabil, atau mungkin kebudayaan dalam konsumsi makanan yang sangat dibatasi ataupun ketersediaan pangan yang tidak memadai.

•   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gizi Masyarakat Kualitas gizi masyarakat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat ekonomi, tingkat pengetahuan, ketersediaan pangan pada tiap daerah, pola asuh yang berbeda, budaya masyarakat, kebiasaan, dan lainnya. •   Tokoh-Tokoh Sosiologi dan Antropologi Auguste Comte : Merupakan tokoh yang menganut aliran positivisme yang cukup terkenal. Emile Durkheim : Durkheim lebih membicarakan tentang kesadaran kolektif yang digunakan sebagai kekuatan moral untuk mengikat individu di dalam suatu masyarakat. Karl Marx : Menggunakan pendekatan materialisme historis mempercayai jika penggerak dari sejarah manusia meurpakan konflik kelas. •   Tokoh Antropologi 1. Claude Levi-Strauss

3. Ruth Benedict

2. Ralph Linton

4. Koentjaraningrat

•   Secara Keilmuan Pada abad ke 20 Mc Collum, Charles G King = melanjutkan penelitian vitamin kemudian terus berkembang hingga muncul “ SCIENCE of NUTRION. Adalah Suatu cabang ilmu pengetahuan kesehatan (kedokteran) yang berdiri sendiri yaitu Ilmu Gizi adalah Ilmu pengetahuan yang membahas sifat-sifat nutrien yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan zat gizi, ( Soekirman, 2000) Dalam perkembangan selanjutnya permasalahan gizi mulai bermunculan secara kompleks yang tidak dapat ditanggulangi oleh para ahli gizi dan sarjana gizi saja, sehingga muncul Ilmu gizi yang menurut komite Thomas dan Earl (1994) adalah “The NUTRITION SCIENCES are the most interdisciplinary of all sciences”. Yang arti bebasnya menyatakan bahwa ilmu gizi merupakan ilmu yang melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan •   Budaya Konsumsi Masyarakat Budaya konsumsi masyarakat saat ini masih banyak yang perlu dicermati. Seperti timbulnya suatu trend dalam masyarakat yang mengatakan "Kalau tidak makan nasi bukan makan namanya" Padahal makanan lainnya seperti singkong, sagu, kacang-kacangan dan lain-lain, bisa dijadikan sebagai sumber karbohidrat utama. Selain ekonomi, pendidikan menjadi suatu masalah utama dalam pemenuhan gizi masyarakat. Seperti rendahnya pengetahuan pada masyarakat desa tentang apa-apa saja makanan yang perlu di konsumsi dalam pemenuhan gizi mereka. Sehingga prinsip makan

"asal kenyang" tapi tidak memenuhi kebutuhan gizi selalu menjadi kebiasaan masyarakat di desa. •   Faktor yang Mempengaruhi Budaya Konsumsi Tingkat kesibukan kerja yang begitu padat juga mempengaruhi kebudayaan makan masyarakat perkotaan. Hal ini menimbulkan budaya waktu makan tak menentu dan meningkatnya kebiasaan makan di pinggir jalan. Padahal belum tentu makanan-makanan tersebut baik bagi tubuh. Makanan berpengawet sepertinya sudah menjadi makanan seharihari masyarakat perkotaan saat ini. •   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan Sebagaimana dikemukakan oleh seorang ahli kesehatan masyarakat HL. Blum, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan herediter (keturunan) Tiga faktor yang pertama, yaitu lingkungan yang mempengaruhi pola hidup sehat bagaimana antara masyarakat kota dan desa bisa hidup bersih, perilaku menjadi dasar penentu bagaimana masyarakat bisa terjauh dari penyakit agar mampu melakukan hidup sehat dan bersih dan pelayanan kesehatan adalah yang dominan yang mempengaruhi kesehatan masyarakat yang bisa memberikan informasi tentang kesehatan. KESIMPULAN Antropologi Gizi Masyarakat merupakan suatu ilmu yang mengabungkan antara Antropologi dan Gizi. Sehingga menjadikan ilmu tersebut sebagai sistem yang efektif dalam menyelesaikan masalah gizi yang terjadi pada masyarakat saat ini. Mengetahui fungsi Antropologi sendiri yang meneliti sedalam-sedalamnya kebudayaan, etnik dan apa-apa saja pengaruhnya, sehingga bila di bawa kedalam masalah gizi masyarakat sangat luas pengaruhnya dan kita bisa mengetahui apa pengaruh dari budaya masyarakat terhadap kesehatan masyarakat itu sendiri.

KEBUDAYAAN DAN SISTEM BUDAYA INDONESIA •   Pengertian Kebudayaan Kebudayaan adalah segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan dan diwariskan dalam bentuk simbolik sehingga dengan cara ini manusia mampu berkomunikasi melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan serta sikapnya terhadap kehidupan. Kebudayaan perulangan - perulangan yang muncul didalam kehidupan manusia melaui struktur struktur dalam masayrakat. •   Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli

Koentjaraningrat : kebudayan merupakan keseluruhan dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkan dalam belajar,rasa dan akal budi manusia, semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat Selo Soemarjan : kebudayaan merupakan hasil karya cipta dan rasa masyarakat.

1)  

2)  

3)  

4)   5)  

6)  

7)  

•   Unsur-Unsur Kebudayaan Sistem Bahasa : Bahasa atau sistem perlembagaan manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi, ciri ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan berserta variasii variasi dari bahasa itu. Sistem Pengetahuan : Dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud didalam ide manusia. Sistem Kekerabatan : Unsur budaya yang membentuk manusia menjadi masyarakat melalui berbagai kelompok sosial, kelompok masyarakat kehidupan diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan didalam lingkungan. Sistem Peralatan : Manusia selalu berusahan untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda benda tersebut. Sistem Religi : Sistem kepercayaan berkaitan dengan kekuatan di luar diri manusia. Kepercayaan terhadap dewa- dewa, animisme, dinamisme, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah bukti unsur religi dalam kebudayaan. Dalam setiap kebudayaan akan ditemukan unsur ini walaupun dalam bentuk yang berbeda. Sistem Kesenian : Kesenian berkaitan erat dengan rasa keindahan (estetika) yang dimiliki oleh setiap manusia dan masyarakat. Rasa keindahan inilah yang melahirkan berbagai bentuk seni yang berbeda-beda antara kebudayaan yang satu dan kebudayaan yang lain. Sistem Ekonomi : Cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain: berburu dan meramu; beternak; bercocok tanam di ladang; menangkap ikan; bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi. •   Sistem Budaya Indonesia

Sistem budaya indonesia Indonesia.

sebagai totalitas nilai, tata sosial dan tata laku masyarakat

•   Fungsi Sistem Budaya Indonesia Dalam keluarga : Keluarga adalah lahan pembibitan manusia seutuhnya. Keluarga adalah organisasi alam yang penuh kasih sayang. Karena itu, dengan asas, pola pikir, pola tindak, tala sosial (keluarga) dan tata nilai sistem sosial budaya Indonesia harus ditanam dalam berkeluarga agar seseorang itu dapat berperan optimal dalam masyarakat. Dalam masyarakat : Baik pribadi atau keluarga itu berkelompok dalam golongan atau organisasi sosial kemasyarakatan Organisasi sosial kemasyarakatan ini adalah lahan

pengkaderan, sebagai keluarga buatan, gotong royong buatan, yang penuh perbedaan kepentingan. Dalam berbangsa dan bernegara : Penyelenggaraan negara dan pemerintahan harus mengutamakan kepentingan umum. Organisasi negara merupakan lahan pengabdian yang penuh pengabdian terhadap masyarakat dan banga sebagai pemimpin bangsa dan negara. TEORI STRUKTUAL FUNGSIONAL DAN KONFLIK Melihat masyarakat sebagai keseluruhan system yang saling berhubungan dan bekerja untuk menciptakan dan mendukung tatanan, keseimbangan dinamis dan stabilitas. Ø   4 Fungsi tindakan person (AGIL) => tidak boleh ada konflik •   Adaptation : mampu menanggulangi situasi ekternal yang gawat •   Goal Achievment : harus mendefinisikan dan mencapai tujuan umum. •   Integration : mampu mengatur hubungan antar bagian yang menjadi komponennya •   Latency : harus melengkapi, memelihara, dan memperbaiki motivasi individual maupun pada kultural

Ø   Fungsionalism Robert K. Merton Masyarakat merupakan sebuah system social yang terdiri atas bagian / elemen saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Satu keseimbangan akan berimpact pada keseimbangan lainnya. Struktural Fungsional dalam konteks keluarga terlihat dari struktur dan aturan yang ditetapkan. Keluarga adalah unit universal yang memiliki peraturan, seperti peraturan untuk anak-anak agar dapat belajar untuk mandiri. Tanpa aturan atau fungsi yang dijalankan oleh unit keluarga, maka unit keluarga tersebut tidak memiliki arti (meaning ) yang dapat menghasilkan suatu kebahagiaan. Ø   Kenyataan yang diabaikan dalam pendekatan struktual fungsional : •   Setiap struktual social mengandung konflik dan kontradiksi yang bersifat internal dan menjadi penyebab perubahan. •   Reaksi suatu system social terhadap perubahan yang datang dari luar (extra system change) tidak selalu bersifat adjustive / tampak. •   Suatu system social dalam waktu yang panjang dapat mengalami konflik social yang bersifat visious circle •   Perubahan perubahan social tidak selalu terjadi secara gradual melalui penyesuaian, tetapi juga dapat terjadi secara Revolusioner Ø   Teori Konflik •   Perubahan social : gejala yang melekat disetiap masyarakat •   Konflik : gejala yang melekat pada setiap masyarakat •   Setiap unsur di dalam suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegritasi dan perubahan perubahan social

•   Setiap masyarakat terintegritas diatas penguasaan atau dominasi untuk sejumlah orang atas sejumlah orang orang lain Ø   Teori Konflik dahredorf : Karena adanya assosiasi Terkoordinasi secara imperative yang mewakili organisasi organisasi yang berperan penting di dalam masyarakat. Ø   Realitas Sosial : •   System social selalu berada dalam konflik yang terus menerus ( Continual State of Conflict) •   Konflik tercipta karena kepentingan yang saling bertentangan dalam struktur social •   Kepentingan yang saling bertentangan merupakan refleksi dari perbedaan dalan distribusi kekuasaan antar kelompok yang mendominasi dan terdominasi •   Kepentingan cenderung mempolarisasi kedalam dua kelompok kepentingan Kelompok bersifat dialetika (suatu konflik menciptakan suatu kepentingan yang baru, yang dibawah kondisi tertentu akan menurunkan konflik yang berikutnya) perubahan social adalah ciri / karakter yang selalu berada dimanapun dalam setiap system social dan akibat dari konflik. Kelompok semu – kelompok kepentingan – kelompok konflik Skema proses kelompok semu menjadi kelompok kepentingan : Berawal dari persamaan kepentingan (individu) lalu terciptanya kondisi teknis, kondisi politis, dan kondisi social lalu menjadi kelompok kepentingan, dimana kelompok kepentingan ini merupakan kelompok formal. Ø   Fungsional konflik Fungsi konflik social, katup penyelamat, konflik realistis dan non realistis, isu fungsional konflik, kondisi yang mempengaruhi konflik kelompok dalam kelompok luar. PROSES SISTEM BUDAYA INDONESIA •   Skematis Proses system social budaya Indonesia Dalam skematis ini terdapat system, hubungan yang saling tergantung dan sub system •   Teori Pemahaman Sistem Sosial dan Budaya Indonesia 1.   Structural fungsional Masyarakat sebagai suatu system yang secara fungsional terintegrasi ke dalam suatu bentuk Equilibrium. Terdapat istilah lain dalam pendekatan structural fungsional: a)   Integration Approach b)   Order Approach

c)   Equilibrium Approach d)   Structural Fungsional Approach Beberapa tokoh dalam teori ini, yaitu: a)   Plato b)   Auguste Comte c)   Herbert Spencer d)   Emile Durkheim e)   Branislaw Malinowski f)   Redcliffe Brown g)   Talcot Parson Anggapan dasar Teori Syruktural fungsional a)   Masyarakat sebagai system dari bagian yang saling berhubungan b)   Hubungan masyarakat bersifat ganda dan timbal balik yang saling mempengaruhi c)   Secara fundamental, system social cenderung equilibrium dan bersifat dinamis d)   Disfungsi atau ketegangan social akan teratasi dengan penyesuaian dan proses instutusionalisasi e)   Perubahan bersifat gradual melalui penyesuaian. Perubahan melalui 3 macam penyesuaian : 1)   Penyesuaian system social (extra systemic change) 2)   Pertumbuhan melalui proses diffrensiasi stuktural dan fungsional 3)   Penemuan baru oleh masyarakat f)   Factor terpenting integrasi, yaitu konsesus

Penilaian / kritik terhadap teori structural fungsional, yaitu : Menurut David Lockwood Terdapat sub stratum yang berupa disposisi-disposisi yang mengakibatkan timbulnya perbedaan life change (kesempatan hidup) dan kepentingan yang tidak normative. Dalam setiap situasi social terdapat 2 hal, yaitu : Tata tertib yang sifatnya normative dan sub stratum yang melahirkan konflik.

Kenyataan yang diabaikan dalam pendekatan structural fungsional : a)   Setiap stuktural social mengandung konflik dan kontradiksi yang bersifat internal b)   Reaksi suatu system social terhadap perubahan dari luar tidak selalu bersifat adjustive c)   System social dalam waktu panjang mengalami konflik social yang sifatnya visious circle

d)   Perubahan social tidak selalu terjadi secara gradual tetapi dapat terjadi secara revolisioner. 2.   Teori konflik Dialektika Ansumsi dasar teori : 1)   Perubahan social gejala yang melekat pada masyarakat 2)   Konflik gejala yang melekat pada masyarakat 3)   Setiap unsur dalammasyarakat memberikan sumbangan terhadap disintegrasi dan perubahan social 4)   Setiap masyarakat terintegrasi diatas penguasaan atau dominasi Menurut Dahrendorf terdapat asosiasi terkoordinasi secara imperative yang mewakili organisasi yang berperan penting dalam masyarakat . Dalam pandangan teori, kekuasaan (power) dan otoritas ( authory) merupakan sumber yang langka dan selalu diprebutkan dalam sebuah imperatively coordinate association. Teori konflik dialektika lebih sesuai dengan realitas social. Penyempurnaan yang dilakukan oleh Dahrendorf dari pendapat karl marx mengenai realitas social : 1)   System social selalu berada konflik terus –menerus 2)   Konflik tercipta karena kepentingan yang saling bertentangan 3)   Kepentingan yang bertentangan merupakan perbedaan dalam distribusi kekuasaan antar kelompok yang mendominasi dan terdominasi 4)   Konflik bersifat dialektika (konflik yang menciptakan suatu kepentingan yang baru dibawah kondisi tertentu yang akan menurunkan konflik beikutnya) 5)   Konflik dapat diatasi oleh kekuasaan yang dihimpun dalam ICA (dapat meredam konflik) Dalam konflim dialektika, suatu kepentingan dapat dinegosiasikan antar kelompok dalam ICA jika sudah menjadi kelompok kepentingan yang sifatnya rill sehingga suatu individu yang memiliki kepentingan sama dalam kelompok dapat terorganisir. Jika kepentingan tidak dapat terorganisir merupakan kepentingan semu karena tidak ada yang mewakili dan mengatasnamakan kepentingan. Skematis kelompok semu menjadi kelompok kepentingan : menghasilkan 3 kondisi, yaitu : kondisi teknis, kondisi politis dan kondisi social

Kepentingan  individu  yang   sama  yang  tidak  diorganisasi   secara  formal  (kelompok   semu)  

menghasilkan  3  kondisi,  yaitu   :  kondisi  teknis,  kondisi   politis  dan  kondisi  social       Intervening  variables  

Menjadi  kelompok   kepentingan     Kelompok  formal    (politis)  

Dalam tinjauan Konflik Dialektika, suatu kepentingan bisa dinegosiasikan antar kelompok dalam ICA jika sudah menjadi Kelompok Kepentingan yang bersifat RIIL sehingga, Bersatunya Individu yang memiliki kepentingan yang sama dalam sebuah kelompok yang Terorganisir menjadi hal yang penting Kepentingan yang “Sama” dari beberapa Individu, jika tidak diorganisasi secara formal kedalam suatu kelompok, merupakan sebuah Kepentingan Semu karena tidak ada yang bias mewakili/mengatasnamakan pemilik kepentingan •   Skema Proses Kelompok Semu menjadi Kelompok Kepentingan Berawal dari individu yang mempunyai kesamaan kepentingan seperti kondisi teknis, politis, dan sosial yang menjadi intervening variabl. Kemudian menjadi kelompok formal yang mempunyai kesamaan kepentingan •   Bentuk Pengendalian Konflik Ø   Konsiliasi (conciliation) Konsiliasi terwujud melalui lembaga lembaga yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambil keputusan. Lembaga lembaga berfungsi efektif jika: bersifat otonom dan berwenang dalam mengambil keputusan, harus bersifat demokratis. Adapun prasyarat konsiliasi, masing masing kelompok harus menyadari sedang berkonflik, dan semua kelompok harus patuh pada aturan Rules Of Games. Ø   Mediasi (mediation) Pihak yang berkonflik sepakat menunjuk pihak ketiga untuk memberikan nasihat nasihat, dengan tujuan, mengurangi irasionalitas kelompok yang sedang berkonflik. Ø   Perwasitan (arbitration) Dilakukan jika pihak yang bersengketa untuk menerima atau “terpaksa” menerima hadirnya pihak ketiga sebagai pengambil keputusan keputusan tertentu untuk mengurangi konflik

Struktur Majemuk Masyarakat Indonesia Masyarakat majemuk memiliki sub struktur dengan ciri yang sangat beragam sehingga disebut majemuk. Masing-masing sub struktur berjalan dengan sistemnya masing masing. •   Di dalam struktur sosial terdapat sistem sosial •   Dalam sistem sosial terdapat seperangkat Kegiatan bersama...


Similar Free PDFs