Kelompok 18 Askep Herpes-dikonversi PDF

Title Kelompok 18 Askep Herpes-dikonversi
Author Prihatiasa Ma'afi Jannah
Course Critical Nursing
Institution Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta
Pages 24
File Size 634.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 408
Total Views 669

Summary

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. K DENGAN HERPES Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah IIDISUSUN OLEH :AMALIA NURUL AZIZAH (P27220020004)PRIHATIASA MA’AFI JANNAH (P27220020035)PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTATAHUN 2021BAB IPENDAHULUANA. La...


Description

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. K DENGAN HERPES Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

DISUSUN OLEH : AMALIA NURUL AZIZAH (P27220020004) PRIHATIASA MA’AFI JANNAH (P27220020035)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2021

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Herpes zoster adalah infeksi virus pada kulit. Herpes simpleks virus merupakan salah satu virus yang menyebabkan penyakit herpes pada manusia. Tercatat ada tujuh jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit herpes pada manusia yaitu, herpes simpleks, Varizolla zoster (VZV), Cytomegalovirus (CMV), Epstein Barr (EBV), dan human herpes virus tipe 6 (HHV-6), tipe 7 (HHV-7), tipe 8 (HHV-8). Semua virus herpes memiliki ukuran dan morfologi yang sama dan semuanya melakukan replikasi pada inti sel. Insiden herpes zoster tersebar merata di seluruh dunia dan dapat muncul sepanjang tahun karena tidak dipengaruhi oleh musim. Tidak ada perbedaan dalam morbiditas antara pria dan wanita. Berdasarkan studi di Eropa dan Amerika Utara, diperkirakan ada sekitar 1,5-3 per 1000 orang per tahun pada segala usia dan kejadian meningkat tajam pada usia lebih dari 60 tahun yaitu sekitar 7-11 per 1000 orang per tahun. Insiden herpes zoster meningkat seiring bertambahnya usia, di mana lebih dari 2/3 kasus terjadi pada usia lebih dari 50 tahun dan kurang dari 10% di bawah 20 tahun. Pada pasien dengan herpes zoster, tujuan utama terapinya adalah untuk membatasi berkembangnya penyakit, durasi dan peningkatan rasa sakit dan lesi di dermatom primer, mencegah penyakit di tempat lain, dan mencegah NPH. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari penyakit herpes ?

2. Bagaimana etiologi pada penyakit herpes ? 3. Bagaimana pathway pada penyakit herpes ? 4. Bagaimana patofisiologi pada penyakit herpes ? 5. Bagaimana manifestasi klinis pada penyakit herpes ? 6. Bagaimana penatalaksanaan pada penyakit herpes ? 7. Apa saja komplikasi pada penyakit herpes ? 8. Bagaimana tinjauan asuhan keperawatan pada pasien herpes ?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit herpes 2. Untuk mengetahui etiologi pada penyakit herpes 3. Untuk mengetahui pathway pada penyakit herpes 4. Untuk mengetahui patofisiologi pada penyakit herpes 5. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada penyakit herpes 6. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada penyakit herpes 7. Untuk mengetahui komplikasi pada penyakit herpes 8. Untuk mengetahui tinjauan asuhan keperawatan pada pasien herpes

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi Herpes zooster adalah radang kulit akut dan setempat yang merupakan reaktivasi virus variselo-zaster dari infeksi endogen yang telah menetap dalam bentuk laten setelah infeksi primer oleh virus ( Marwali, 2000). Sedangkan menurut Sjaiful (2002), merupakan penyakit neurodermal ditandai dengan nyeri radikular unilateral serta erupsi vesikuler berkelompok dengan dasar eritematoso pada daerah kulit yang dipersarafi oleh saraf kranialis atau spinalis. Demikian menurut Mansjoer A (2007). Herpes zoster (dampa,cacar ular) adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivasi virusyang terjadi setelah infeksi primer. Dari tiga pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan, herpes zooster adalah radang kulit akut dan setempat yang merupakan reaktivasi virus variselo-zaster yang menyerang kulit dan mukosa ditandai dengan nyeri radikular unilateral serta erupsi vesikuler berkelompok dengan dasar eritematoso.

B. Etiologi Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi dari virus varicella zoster . Infeksiositas virus ini dengan cepat dihancurkan oleh bahan organic, deterjen, enzim proteolitik, panas dan suasana Ph yang tinggi. Masa inkubasinya 14–21 hari. Faktor Resiko Herpes zoster. 1. Usia lebih dari 50 tahun, infeksi ini sering terjadi pada usia ini akibat daya tahan tubuhnya melemah. Makin tua usia penderita herpes zoster makin tinggi pula resiko terserang nyeri.

2. Orang yang mengalami penurunan kekebalan (immunocompromised) seperti HIV dan leukimia. Adanya lesi pada ODHA merupakan manifestasi pertama dari immunocompromised. 3. Orang dengan terapi radiasi dan kemoterapi. 4. Orang dengan transplantasi organ mayor seperti transplantasi sumsum tulang. Secara umum, penyebab dari terjadinya herpes simpleks ini adalah sebagai berikut, Herpes Virus Hominis (HVH), Herpes Simplex Virus (HSV), Varicella Zoster Virus (VZV),Epstein Bar Virus (EBV) dan Citamoga lavirus (CMV) Namun yang paling sering herpes simpleks disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I dan tipe II. Cara penularan melalui hubungan kelamin, tanpa melalui hubungan kelamin seperti melalui alat-alat tidur, pakaian, handuk atau sewaktu proses persalinan/partus pervaginaan pada ibu hamil dengan infeksi herpes pada alat kelamin luar.

C. Patofisiologi Herpes zoster bermula dari Infeksi primer dari VVZ (virus varisells zoster) ini pertama kali terjadi di daerah nasofaring. Disini virus mengadakan replikasi dan dilepas ke darah sehingga terjadi viremia permulaan yang sifatnya terbatas dan asimptomatik. Keadaan ini diikuti masuknya virus ke dalam Reticulo Endothelial System (RES) yang kemudian mengadakan replikasi kedua yang sifat viremianya lebih luas dan simptomatik dengan penyebaran virus ke kulit dan mukosa. Sebagian virus juga menjalar melalui serat-serat sensoris ke satu atau lebih ganglion sensoris dan berdiam diri atau laten didalam neuron. Selama antibodi yang beredar didalam darah masih tinggi, reaktivasi dari virus yang laten ini dapat dinetralisir, tetapi pada saat tertentu dimana antibodi tersebut turun dibawah titik kritis maka terjadilah reaktivasi dari virus sehingga terjadi herpes zoster.

D. Pathway

Sumber : Nurlany. 2019.

E. Manifestasi Klinis 1. Gejala prodomal a. Keluhan

biasanya

diawali

dengan

gejala

prodomal

yangberlangsungselama 1-4 hari b. Gejala yang mempengaruhi tubuh : demam, sakit kepala, fatige, malaise, nusea, rash, kemerahan, sensitive, sore skin ( penekanan kulit), neri, (rasa terbakar atau tertusuk), gatal dan kesemutan. Nyeri bersifat segmental dan dapat berlangsung terus menerus atau hilang timbul. Nyeri juga bisa terjadi selama erupsikulit. c. Gejala yang mempengaruhi mata : Berupa kemerahan, sensitive terhadap cahaya, pembengkakan kelopak mata. Kekeringan mata, pandangan kabur, penurunan sensasi penglihatan dan lain –lain. 2. Timbul erupsikulit a. Kadang terjadi limfa denopati regional b. Erupsi kulit hampir selalu unilateral dan biasanya terbatas pada daerah yang dipersarafioleh satu ganglion sensorik. Erupsi dapat terjadi diseluruhbagian tubuh, yang tersering di daerah ganglion torakalis. c. Lesi dimulai dengan macula eritroskuamosa, kemudian terbentuk papul– papul dan dalam waktu 12–24 jam lesi berkembang menjadi vesikel. Pada hari ketiga berubah menjadi pastul yang akan mengering menjadi krusta dalam 7–10 hari. Krusta dapat bertahan sampai 2–3 minggukemudianmengelupas. Pada saat ini nyeri segmental juga menghilang d. Lesi baru dapat terus muncul sampai hari ke 4 dan kadang–kadang sampai hari ke 7 e. Erupsi kulit yang berat dapat meninggalkan macula hiperpigmentasi dan jaringan parut (pitted scar) f. Pada lansia biasanya mengalami lesi yang lebih parah dan mereka lebih sensitive terhadap nyeri yangdialami.

F. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang meliputi: 1. Pemeriksaan darah Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat keberadaan antibodi terhadap virus herpes, serta keberadaan virus herpes itu sendiri. 2. Pemeriksaan sampel cairan kelamin Pada prosedur ini, dokter akan mengambil sampel cairan dari luka lepuh di kelamin. Sampel ini kemudian akan dibawa dan diteliti di laboratorium untuk melihat keberadaan virus.

G. Komplikasi Herpes zoster tidak menimbulkan komplikasi pada kebanyakan orang. Bila timbul komplikasi, hal-hal berikut dapat terjadi: 1. Neuralgia pasca herpes. Ini adalah komplikasi yang paling umum. Nyeri saraf (neuralgia) akibat herpes zoster ini tetap bertahan setelah lepuhan kulit menghilang. 2. Infeksi kulit. Kadang-kadang lepuhan terinfeksi oleh bakteri sehingga kulit sekitarnya menjadi merah meradang. Jika hal ini terjadi maka Anda mungkin perluantibiotik. 3. Masalah mata. Herpes zoster pada mata dapat menyebabkan peradangan sebagian atau seluruh bagian mata yang mengancam penglihatan. 4. Kelemahan/layuh otot. Kadang-kadang, saraf yang terkena dampak adalah saraf motorik dan saraf sensorik yang sensitif. Hal ini dapat menimbulkan kelemahan (palsy) pada otot-otot yang dikontrol olehsaraf. 5. Komplikasi lain. Misalnya, infeksi otak oleh virus varisela-zoster, atau penyebaran virus ke seluruh tubuh. Ini adalah komplikasi yang sangat serius tapi jarangterjadi.

H. Penatalaksanaan Herpes zoster biasanya sembuh sendiri setelah beberapa minggu. Biasanya

pengobatan hanya diperlukan untuk meredakan nyeri dan mengeringkan inflamasi. 1. Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau bedak kocok kalamin untuk mencegah vesikelpecah. 2. Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik atau kompres dingin dengan larutan burrow 3 x sehari selama 20 menit. 3. Pereda nyeri. Salah satu masalah terbesar herpes zoster adalah rasa nyeri. Nyeri ini kadang-kadang sangat keras. Parasetamol dapat digunakan untuk meredakan sakit. Jika tidak cukup membantu, silakan tanyakan kepada dokter Anda untuk meresepkan analgesik yang lebihkuat. 4. Antivirus. Penggunaan obat antivirus diberikan 72 jam setelah terbentuk ruam akan mempersingkat durasi terbentuknya ruam dan meringankan rasa sakit. Apabila gelembung telah pecah, maka penggunaan antivirus tidak efektiflagi. 5. Steroid. Steroid membantu mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan lepuhan. Namun, penggunaan steroid untuk herpes zoster masih kontroversial. Steroid juga tidak mencegah neuralgia pascaherpes.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN Kasus : Tuan K. 25 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan adanya rasa nyeri dan tidak nyaman dan adanya lepuhan yang dikelilingi oleh daerah kemerahan membentuk sebuah gelembung cair pada daerah bibir, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Sebelumnya klien mengalami gatal-gatal selama 2 hari. Klien mengeluh nyeri. Raut wajah klien tampak menahan nyeri. Dari hasil pemeriksaan fisik di daerah bibir klien terdapat bintik kemerahan, kesadaran composmetis, suhu 37,50 C, tekanan darah 130/90mmHg, Nadi 112x/m. RR 20x/menit A. Pengkajian A. Identitaspasien a. NamaPasien

: Tn.K

b. Umur

:25 tahun

c. JenisKelamin

: Laki-laki

d. Agama

:Islam

e. Pendidikan

:STM

f. Pekerjaan

:Swasta

g. Suku/Bangsa

:Jawa

h. Alamat

:Jl. Jenderal Sudirman no 29, Surakarta,

Jawa Tengah B. Identitas keluarga a. Nama

: Ny. M

b. Pendidikan

: STM

c. Pekerjaan

: IRT

d. Alamat

: Jl. Jenderal Sudirman no 29, Surakarta,

Jawa Tengah e. Hubungan dengan pasien : Istri C. Status kesehataan saat ini

• Keluhan sekarang :saat dikaji tanggal 18 Januari 2022 jam 07.55 WIB.klienmengatakannyeridan tidak nyaman dan adanya lepuhan yang dikelilingi oleh daerah kemerahan membentuk sebuah gelembung cair pada daerah bibir, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk. • Riwayat keluhan utama:klien mengalami gatal-gatal selama 2 hari. • Riwayat penyakit keluarga:klien mengatakan bahwa didalam keluarganya

tidak

ada

yang

mengidap

penyakit

ini.

D. Pemeriksaan fisik 1) Kesadaranumum:Composmentis 2) TTV TD:130/90 mmHg Nadi:112x/menit Suhu:37,50ºc RR :20x/menit 3) Kepala Inspeksi :beruban dan bersih Palpasi:tidakadabenjolan 4) Mata Inspeksi :kedua mata terlihat simetris Palpasi:tidak ada nyritekan 5) Hidung Inspeksi : bentuk simetris tidak ada secret Palpasi :tidak adanyeritekan 6) Mulut Inspeksi:adanya lepuhan yang dikelilingi oleh daerah kemerahan membentuk sebuah gelembung cair pada daerah bibir 7) Dada Inspeksi : bentuk simetris,pengembangan dada sewaktu ekspirasi dan inspirasisimetris,tidak ada retraksi dinding dada

Palpasi

:

tidak

ada

massa,tidak

ada

nyeri

saat

ditekanPerkusi:sonor seluruh lapang paru Auskultasi:vesikuler 8) Abdomen Inspeksi : Perut datar dan simetris Auskultasi : Bising usus 8x/menit Palpasi : Tidak terdapat distensi abdominal dan pembesaran hepar Perkusi : Timpani 9) Ekstermitas •

Atas Tangan terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim,tidak terlihat hiperpigmentasi, terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering,terjadi refleks bisep,dan kekuatan otot.



Bawah Kaki terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat hiperpigmentasi, dan turgor kulit kering,

terjadi

refleks,terjadi

refleks

patela,dan

kekuatan otot. 10) Genetalia Inspeksi : Tidak adanya nyeri memar, dan pembengkakan Palpasi : Tidak adanya nyeri B. Analisa Data No Data Fokus

Etiologi

Masalah Keperawatan

1.

DS : Tuan K mengeluh nyeri dan Agen tidak nyaman pada daerah bibir, nyeri

yang

ditusuk-tusuk

dirasakan

pencedera

seperti fisiologis

Nyeri akut

Do : Raut wajah Tuan K tampak menahan nyeri P : pasien mengatakan nyeri pada bibir Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk R : nyeri pada bibir S : skala nyeri 4 T

:

nyeri

dirasakan

secara

bertahap

2.

Ds :Tuan K mengatakan dia Perubahan

Gangguan

mengalami gatal-gatal selama 2

integritas kulit

pigmentasi

hari Do : -

Terlihat adanya lepuhan yang dikelilingi

oleh

kemerahan

daerah

membentuk

sebuah gelembung cair pada daerah bibir -

suhu 37,50 C, tekanan darah 130/90mmHg, Nadi 112x/m

-

Leukosit < 4000 mg/dl

C. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut b.dagen pencedera fisiologis 2. Gangguan integritas kulit b.d perubahan pigmentasi

D. Intervensi Keperawatan No Diagnosa

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Keperawatan 1.

Nyeri akut agen

b.d Setelah

dilakukan Manajemen

pencedera tindakan

fisiologis

2x24

Nyeri

jam, (I.08238)

diharapkan tingkat nyeri Observasi menurun

(L.12111)

-

dengan kriteria hasil : 1. Keluhan

Indentifikasi skala nyeri

nyeri Terapeutik

menurun

-

2. Meringis menurun 3. Kesulitan

tidur

menurun

Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi -

Jelaskan

strategi

meredakan nyeri -

Ajarkan

teknik

nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri Kolaborasi -

Kolaborasi

pemberian analgetik 2.

Gangguan

Setelah

integritas kulit b.d

tindakan

dilakukan 2x24

jam,

Perawatan

integritas

kulit (I.11353)

diharapkanintegritas kulit meningkat

(L.14125)

dengan kriteria hasil : 1. Kerusakan kulit menurun

lapisan

Observasi -

Indentifikasi penyebab gangguan

integritas kulit

2. Kemerahan menurun

Terapeutik -

Bersihkan perinial dengan air hangat Edukasi -

Anjurkan menggunakan pelembab (salep)

Perawatan

luka

(I.14564) Teraupeutik -

Bersihkan dengan cairan NaCl

Edukasi -

Jelaskan tanda dan gejala infeksi

-

Ajarkan prosedur perawatan

luka

secara mandiri

E. Implementasi Keperawatan Hari/ Tanggal

No

Implementasi

Respon

Dx Selasa18

Memonitor TTV dan

S : Pasien mengatakan bersedia untuk

,Januari 2022 1

keadaan pasien

di lakukanpemeriksaan TTV

Jam 08.00

O : Kesadaran composmentis TTV TD:130/70 mmHg Nadi:112x/menit Suhu:37,50ºc RR:20x/menit

08.10

1

Mengidentifikasi

S:

lokasi,karakteristik,durasi,f

-

rekuensi,kualitas,intensitas

daerah bibir

nyeri

O : Pasien tampak meringis P : pasien

Pasien mengatakan nyeri saat

mengatakan nyeri pada bibir Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk R : nyeri pada bibir S : skala nyeri 4 T : nyeri dirasakan secara bertahap

08.20

1

Mengidentifikasi faktor

S: Pasien mengatakan nyeri saat

yang memperberat dan

bergerak

memperingan nyeri

O : Pasien tampak meringis

09.00

1

Kolaborasi pemberian

S : Pasien mengatakan bersedia

terapi analgetik

diberikan terapi analgetik O : Pasien tampak tenang saat di berikan injeksi IV

13.00

14.00

1

1

Memberikan teknik

S : Pasien mengatakan melakukan

nonfarmakologis untuk

relaksasi nafas dalam saat nyeri timbul

mengurangi rasa nyeri

O : Pasien tampak melakukan relaksasi

(relaksasi nafas dalam )

nafas dalam dengan benar

Menjelaskan

S : Pasien mengatakan bersedia

strategi meredakan

diberikan informasi mengenai strategi

nyeri

meredakan nyeri O : Pasien tampak kooperatif

14.30

1

Fasilitasi istirahat

S : Pasien mengatakan ingin istirahat

dan tidur

dan tidur O : Pasien tampak mengantuk

14.35

2

Mengidentifikasi

S :Pasien mengatakan dia mengalami

penyebab gangguan

gatal-gatal selama 2 hari

integritas kulit

O : Adanya lepuhan yang dikelilingi oleh daerah kemerahan membentuk sebuah gelembung cairpada daerah bibir

15.00

2

Bersihkan perineal dengan air hangat

S : Pasien mengatakan bersedia dibersihkan dengan air hangat O : Pasien tampak meringis saat

perinealnya dibersihkan

15.30

2

Anjurkan menggunakan

S : Pasien mengatakan bersedia diberikan salep

pelembab (salep)

O : Pasien tampak kooperatif

18.30

2

Bersihkan dengan cairan NaCl

S : Pasien mengatakan bersedia lukanya dibersihkan dengan cairan NaCl O : Pasien tampak nyaman

19.30

2

Jelaskan tanda dan gejala infeksi

S : Pasien mengatakan bersedia diberikan edukasi tentang tanda dan gejala infeksi O : Pasien tampak paham

20.00

2 Ajarkan perawatan

prosedur luka

mandiri

secara

S : Pasien mengatakan bersedia diajarkan cara perawatan luka secara mandiri O : Pasien belum bisa saat disuruh mengulangi dan mempraktikkan.

Rabu19 ,Januari 2022 1

Memonitor TTV dan

S : Pasien mengatakan bersedia untuk

Jam 08....


Similar Free PDFs