Keselamatan_Maritim_2.pdf PDF

Title Keselamatan_Maritim_2.pdf
Author Bagus Adi
Pages 147
File Size 2.4 MB
File Type PDF
Total Downloads 143
Total Views 841

Summary

KESELAMATAN MARITIM OLEH: BAHARUDDIN ST., MT. PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011 Dalam ketiga konvensi tersebut digariskan peraturan keselamatan kerja di laut, pencegahan pencemaran perairan dan persyaratan pengetahuan dan ketrampilan minimum ...


Description

KESELAMATAN MARITIM

OLEH: BAHARUDDIN ST., MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

Dalam ketiga konvensi tersebut digariskan peraturan keselamatan kerja di laut, pencegahan pencemaran perairan dan persyaratan pengetahuan dan ketrampilan minimum yang harus dipenuhi oleh awak kapal.

, menangani aspek keselamatan kapal termasuk konstruksi, navigasi dan komunikasi.

, menangani aspek lingkungan perairan khusus untuk pencegahan pencemaran yang asalnya dari kapal, alat apung lainnya dan usaha penanggulangannya.

berisi persyaratan minimum pendidikan atau training yang harus dipenuhi oleh ABK (Anak Buah Kapal) untuk bekerja di atas kapal sebagai pelaut. Referensi: Bambang Setiono Adi, (2008), Nautika Kapal Penangkap Ikan, Untuk SMK Jilid 3 , Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah Kejuruan, Jakarta. http://www.imo.org

Evaluasi Pembelajaran 1. Menugaskan mahasiswa mencari struktur organisasi IMO, kedudukan, serta wewenangnya sebagai bagian dari organisasi perserikatan bangsa-bangsa. 2. Menugaskan mahasiswa untuk mencari contoh beberapa contoh kasus kecelakaan kapal yang pernah terjadi dan membuat laporan hasil investigasi untuk didiskusikan pada pertemuan berikutnya.

BAB III SAFETY OF LIFE AT SEA (SOLAS)

Sasaran Pembelajaran Kemampuan mahasiswa dalam memahami pentingnya peraturan keselamatan maritim internasional, terutama yang relevan dengan bidang perkapalan.

Metode Pembelajaran MINGGU ke III, IV dan V 1. Mengumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya lalu mendiskusikannya dengan menunjuk salah satu mahasiswa untuk mempresentasikan kasus-kasus yang telah didalaminya dalam penugasan. 2. Memberikan kuliah dan memberikan kesempatan untuk bertanya perihal materi yang kurang jelas. 3. Diberikan beberapa buah pertanyaan untuk dijawab pada minggu ke V

Uraian Bahan Pembelajaran

III.1.

Pendahuluan

SOLAS merupakan ketentuan yang paling penting berkenaan dengan keselamatan kapal-kapal niaga dan juga yang tergolong paling tua. Versi pertama disetujui oleh 13 negara tahun 1914, setelah peristiwa tenggelamnya kapal TITANIC pada tahun 1912. Dalam perjalanan sejarahnya SOLAS mengalami perubahan-perubahan dan Badan Internasional yang sangat berperan dalam hal ini adalah IMCO. IMCO (

), suatu badan (organisasi

internasional), pada tahun 1959 telah mengambil alih beberapa konvensi yang telah ada, termasuk

(Keselamatan Jiwa di Laut) 1948 dan (Pencegahan Polusi di Laut oleh Minyak) 1954.

Konferensi IMCO yang pertama pada tahun 1960, dan telah menghasilkan 1960, yang mulai diberlakukan pada tahun 1965. Dengan memperhatikan perkembangan-perkembangan yang terjadi, negaranegara penandatangan (

), di antaranya Indonesia, dan untuk

mengembangkan keselamatan di laut yang lebih baik, maka ketentuan-ketentuan dalam SOLAS selalu dirubah atau ditambah. Dalam konferensi yang diselenggarakan oleh IMCO (

), sekarang IMO ( ), dihasilkan apa yang disebut sebagai Protokol (dokumen

mengenai hal-hal yang sudah disetujui secara resmi). Atas undangan dari IMCO, di London, Inggris, dari tanggal 21 Oktober sampai 1 November 1974 telah diselenggarakan konferensi yang dihadiri oleh 65 utusan negara penandatangan, belum termasuk peninjau dari negara-negara bukan penandatangan dan peninjau dari organisasi-organisasi non-pemerintah. Hasil dari konferensi tersebut adalah SOLAS 1974 atau

of 1974.

Meskipun selalu terjadi perubahan atau penambahan peraturan-peraturan (regulations) namun dasar isi (pokok) dari SOLAS masih tetap sama, artinya SOLAS 1960, SOLAS 1974 dan SOLAS 1997 isi pokoknya sama, hanya ada perubahan atau penambahan saja. Pada tahun 1948, the

menyetujui untuk

membentuk sebuah badan internasional dimaksudkan hanya semata-mata untuk halhal (persoalan) kelautan dan untuk mengkoordinasi tindakan-tindakan yang diambil oleh negara-negara. Badan internasional itu adalah IMCO ( ), berkedudukan di London. IMCO lahir tahun 1958 dan mulai aktif tahun 1959. Beberapa ketentuan-ketentuan mulai diambil alih, diantaranya ialah Safety of Life at Sea of 1948 dan Prevention of the Pollution of the Sea by Oil of 1954. Pada tahun 1982 IMCO menjadi IMO (

).

Tujuan utama dari IMO adalah menentukan standar yang dapat diterima, dan membangun ketentuan internasional yang berkaitan dengan perkapalan, memonitor implementasinya oleh pemerintah-pemerintah, membuatnya selalu terkini (up to date) sejalan dengan kemajuan teknologi. Konferensi pertama pada tahun 1960, di London, yang menghasilkan 1960 dan mulai diberlakukan pada tahun 1965. Sesuatu yang penting lainnya pada waktu itu adalah yang dihasilkan tahun 1973, yang kemudian digabungkan (

) dalam

1978, yang akhirnya terkenal sebagai

MARPOL 73/78. III.2. Sejarah SOLAS Terjadinya suatu kecelakaan kapal, yaitu tenggelamnya “ S.S. TITANIC” milik the pada pelayaran perdananya dalam tahun 1912 menelan korban lebih dari 1500 penumpang dan awak kapal meninggal dunia dan musibah ini memunculkan banyak pertanyaan tentang standar-standar keselamatan yang ada.

Konferensi dihadiri oleh 13 negara dan Konvensi yang dihasilkan disahkan pada tanggal 20 Januari 1914, menjadi SOLAS yang pertama 1914, yang kedua disahkan tahun 1929 dan diberlakukan tahun 1933; yang ketiga disahkan tahun 1948 dan diberlakukan tahun 1952; yang keempat disahkan oleh IMO tahun 1960 dan diberlakukan tahun 1965; yang kelima adalah versi sekarang (SOLAS 1974) disahkan IMO tahun 1974 dan diberlakukan tahun 1980.

Konvensi SOLAS dalam bentuk berturut-turut adalah umumnya dianggap sebagai yang paling penting dari semua perjanjian internasional tentang keselamatan kapal dagang. Versi pertama diadopsi tahun 1914, sebagai tanggapan terhadap bencana Titanic, yang kedua pada tahun 1929, ketiga tahun 1948, dan keempat pada tahun 1960.

Konvensi 1960 - yang diadopsi pada tanggal 17 Juni 1960 dan mulai berlaku pada tanggal 26 Mei 1965 - adalah tugas utama dari IMO setelah Organisasi penciptaan dan merupakan langkah yang cukup maju dalam modernisasi peraturan dan seiring dengan perkembangan teknis di industri pelayaran. Tujuannya adalah untuk menjaga Konvensi up to date dengan perubahan periodik tetapi dalam prakteknya prosedur amandemen terbukti sangat lambat. Ini menjadi jelas bahwa tidak mungkin untuk mengamankan berlakunya perubahan dalam jangka waktu yang wajar.

Sebagai hasilnya, baru benar-benar Konvensi diadopsi pada tahun 1974 yang mencakup tidak hanya perubahan yang telah disepakati sampai tanggal tersebut tetapi perubahan prosedur baru - prosedur penerimaan diam-diam

dirancang untuk

memastikan bahwa perubahan bisa dilakukan dalam waktu yang ditetapkan (dan bisa diterima pendek) jangka waktu tertentu.

Alih-alih membutuhkan bahwa amandemen akan berlaku setelah diterima oleh, misalnya, dua pertiga dari Para Pihak, prosedur penerimaan diam-diam menyatakan bahwa suatu perubahan mulai berlaku pada tanggal tertentu, kecuali jika, sebelum tanggal tersebut, keberatan terhadap amandemen diterima dari jumlah yang disepakati Para Pihak. Sebagai hasilnya Konvensi 1974 telah diperbarui dan diubah pada berbagai kesempatan. Konvensi berlaku saat ini adalah kadang-kadang disebut sebagai SOLAS 1974, sebagaimana telah diubah.

Konvensi SOLAS yang secara terus menerus diperbaiki telah mencakup banyak aspek tentang keselamatan jiwa dilaut. III.3. Konvensi-Konvensi SOLAS

Konvensi SOLAS 1914 (13 negara)

Mengeluarkan persyaratan-persyaratan Internasional tentang: 1. Keselamatan navigasi untuk semua kapal niaga

2. Ketentuan sekat kedap air dan sekat kedap api 3. Alat-alat penolong, alat-alat pencegahan kebakaran dan alat-alat pemadam kebakaran pada kapal-kapal penumpang 4. Persyaratan-persyaratan lain yang berhubungan dengan perlengkapan radio telegraphy 5. Ditetapkannya North Atlantic Ice Patrol Konvensi SOLAS 1929 (18 negara)

Dilakukan revisi pada peraturan Internasional mencegah tubrukan di laut (Collision Regulations) Konvensi SOLAS 1948

a. perbaikan sekat kedap air di kapal-kapal penumpang, standar stabilitas, pemeliharaan dan pelayanan dalam keadaan darurat, perlindungan terhadap kebakaran, sekat tahan api, dll. b. sertipikat keselamatan perlengkapan kapal barang dengan ukuran 500 GT ke atas mulai diperkenalkan, col regs juga direvisi yang berhubungan dengan keselamatan navigasi, meteorologi dan patroli di daerah es c. satu bab terpisah dimasukkan yang berhubungan dengan pengangkutan muatan curah dan barang berbahaya termasuk EXPLOSIVES d. telah terjadi perkembangan tentang hal komunikasi radio, sehingga dijadikan bab judul tersendiri yang memuat tentang radio telephony dan radio telegraphy

Pada konferensi yang diselenggarakan di Geneva yang diprakarsai oleh PBB (UNO), disahkan satu konvensi tentang pendirian IMCO (International Maritime Consultative Organization) yang kemudian tahun 1982 menjadi IMO (International Maritime Organization)

Konvensi SOLAS 1960 (55 negara)

a. Pengawasan dan persyaratan untuk berbagai survey dan sertipikat untuk kapalkapal barang 500 GT ke atas yang melayari Internasional Voyages. b. Setiap negara mengadakan penyelidikan-penyelidikan terhadap kecelakaan dan memberikan informasi kepada IMO. c. Beberapa ketentuan yang wajib dipenuhi oleh kapal penumpang mulai diberlakukan juga bagi kapal barang seperti mengenai tenaga, penerangan darurat dan perlindungan terhadap bahaya kebakaran.

Salah satu resolusi yang disahkan:

=

Konvensi SOLAS 1974 (71 negara)

Lampiran (Annex), terdiri dari: Bab I

: Ketentuan Umum

Bab II

: 1. Konstruksi

sub divisi dan stabilitas, instalasi-instalasi permesinan dan

listrik, : 2. Konstruksi

perlindungan kebakaran, deteksi kebakaran dan pemadaman

kebakaran Bab III

: Alat-alat Penolong (Life Saving Appliances)

Bab IV

: Radio telegraphy dan radio telephony

Bab V

: Keselamatan Navigasi

Bab VI

: Pengangkutan muatan padi-padian/gandum (Carriage of Grain)

Bab VII : Pengangkutan barang-barang/muatan berbahaya (Carriage of Dangerous Goods), Bab VIII : Kapal-kapal Nuklir Bab IX

: Manajemen Keselamatan untuk pengoperasian Kapal-kapal,

Bab X

: Tindakan-tindakan keselamatan untuk kapal-kapal kecepatan tinggi (High Speed Craft)

Bab XI

: Tindakan-tindakan khusus untuk mempertinggi keselamatan maritim,

Bab XII : Tambahan tindakan-tindakan untuk Bulk Carrier

Aturan 2. Definisi

Aturan berarti aturan-aturan yang berisi dalam lampiran pada konvensi yang sedang berlaku Administration berarti pemerintah yang memberikan ijin untuk bendera kapal dapat dikibarkan Approved berarti disetujui oleh pemerintah International voyage berarti perjalanan dari negara ke negara lain yang mengacu konvensi atau bolak balik Penumpang adalah setiap orang selain dari: - awak kapal atau orang yang sedang melaksanakan tugas di atas kapal - anak-anak di bawah umur satu tahun Kapal penumpang adalah sebuah kapal yang dapat mengangkut lebih dari 12 penumpang Kapal barang adalah sebuah kapal yang bukan kapal penumpang Kapal tanker adalah sebuah kapal yang konstruksinya memungkinkan untuk mengangkut muatan cair yang mudah terbakar Kapal ikan adalah sebuah kapal yang digunakan untuk menangkap ikan, ikan paus, anjing laut atau kehidupan laut lainnya Kapal nuklir adalah sebuah kapal yang digerakkan dengan tenaga nuklir Kapal baru adalah sebuah kapal yang lunasnya diletakkan atau dibangun sesudah tanggal 25 Mei 1980 Existing ship adalah sebuah kapal yang bukan kapal baru

Aturan 3. Pengecualian

Aturan-aturan di atas tidak berlaku untuk: a. Kapal-kapal perang dan pengangkut pasukan b. Kapal-kapal barang di bawah 500 Gross Tonnage c. Kapal-kapal yang tidak digerakkan oleh tenaga mesin/baling-baling d. Kapal-kapal kayu yang dibangun secara primitive e. Kapal-kapal pesiar yang tidak untuk niaga f. Kapal-kapal ikan Perubahan prosedur

Pasal VIII tahun 1974 Konvensi SOLAS menyatakan bahwa perubahan dapat dibuat baik: Setelah pertimbangan dalam IMO

Perubahan yang diusulkan oleh pihak Pemerintah diedarkan sedikitnya enam bulan sebelum dipertimbangkan oleh Maritime Safety Committee (MSC)

yang bisa merujuk

diskusi untuk satu atau lebih IMO Sub-komite - dan amandemen diadopsi oleh sebagian dua pertiga dari pihak Pemerintah hadir dan pemungutan suara di MSC. Pihak Pemerintah SOLAS, apakah atau tidak Anggota IMO berhak untuk berpartisipasi dalam pertimbangan perubahan dalam apa yang disebut "diperluas MSC".

Koreksi oleh sebuah Konferensi

Sebuah Konferensi Pihak Pemerintah disebut ketika sebuah permintaan pihak Pemerintah diadakannya Konferensi dan setidaknya sepertiga dari pihak Pemerintah setuju untuk mengadakan konferensi. Perubahan yang diadopsi oleh mayoritas dua pertiga dari pihak Pemerintah hadir dan memberikan suara.

Dalam kasus kedua Konferensi dan diperluas MSC, amandemen (selain untuk Bab I) dianggap telah diterima pada akhir suatu periode waktu tertentu berikut komunikasi dari perubahan diadopsi untuk Pihak Pemerintah, kecuali sejumlah tertentu Pihak Pemerintah objek. Panjang waktu dari komunikasi perubahan penerimaan dianggap ditetapkan pada dua tahun kecuali periode waktu lain

yang tidak harus kurang

daripada satu tahun - ditentukan oleh dua pertiga dari pihak Pemerintah pada saat adopsi.

Koreksi terhadap Bab I dianggap diterima setelah penerimaan positif oleh duapertiga dari pihak Pemerintah.

Perubahan mulai berlaku enam bulan setelah dianggap penerimaan mereka. Panjang minimum waktu dari peredaran perubahan yang diusulkan melalui berlakunya adalah 24 bulan - sirkulasi: enam bulan, adopsi untuk tanggal penerimaan dianggap: 12 bulan minimum; dianggap penerimaan untuk memaksa masuk ke: enam bulan.

Namun, resolusi yang diadopsi tahun 1994 membuat ketentuan untuk prosedur amandemen dipercepat untuk digunakan dalam keadaan luar biasa

yang

memungkinkan untuk jangka waktu dari komunikasi perubahan dianggap penerimaan harus dipotong sampai enam bulan dalam keadaan luar biasa dan saat ini diputuskan oleh Konferensi. Dalam prakteknya sampai saat ini, MSC diperluas telah mengadopsi perubahan paling SOLAS, sementara Pertemuan telah diselenggarakan pada beberapa kesempatan - terutama untuk mengadopsi Bab baru untuk SOLAS atau untuk mengadopsi perubahan yang diusulkan dalam menanggapi insiden tertentu. Ketentuan Teknis

Tujuan utama Konvensi SOLAS adalah untuk menentukan standar minimum untuk konstruksi, peralatan dan pengoperasian kapal, kompatibel dengan keselamatan mereka. Bendera Negara-negara bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kapal di bawah bendera mereka memenuhi persyaratan, dan sejumlah sertifikat yang diatur

dalam Konvensi sebagai bukti bahwa ini telah dilakukan. ketentuan Control juga memungkinkan pihak Pemerintah untuk memeriksa kapal-kapal dari Pihak lainnya jika ada alasan yang jelas untuk percaya bahwa kapal dan peralatannya secara substansial tidak memenuhi persyaratan dari Konvensi - prosedur ini dikenal sebagai . Saat ini Konvensi SOLAS menetapkan kewajiban umum, termasuk artikel, prosedur perubahan dan seterusnya, diikuti dengan Lampiran terbagi menjadi 12 Bab. II.4. Ketentuan Pokok dalam SOLAS

Pokok-pokok ketentuan dalam SOLAS adalah sebagai berikut: Bab I

: Ketentuan Umum

Survey berbagai jenis kapal-kapal dan penerbitan dokumen-dokumen yang menandakan bahwa kapal memenuhi persyaratan-persyaratan konvensi Termasuk persyaratan survey sebelum kapal dioperasikan; suatu survey periodik (setiap 12 bulan) dan survey tambahan jika timbul kejadian Sertipikat-sertifikat yang harus diterbitkan oleh Negara bendera sebagai bukti bahwa sebuah kapal telah diperiksa dan dijumpai memenuhi persyaratanpersyaratan Konvensi

Sertifikat-sertifikat yang dimaksud mencakup: Sertipikat Keselamatan Kapal Penumpang Sertipikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Sertipikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang Sertipikat Keselamatan Radiotelegrapi Kapal Barang Sertipikat Keselamatan Radioteleponi Kapal Barang

Disamping sertipikat-sertifikat tersebut di atas, juga ada suatu sertipikat pembebasan (Exemption Certificate) yang diterbitkan bila suatu pembebasan dari persyaratanpersaratan diperbolehkan oleh Negara bendera Bab II-1 : Konstruksi – Sub Divisi dan Stabilitas, Instalasi-Instalasi Permesinan dan Listrik

Subdivisi kapal-kapal penumpang ke dalam kompartemen-kompartemen kedap air harus sedemikian rupa bahwa diumpamakan setelah lambung kapal rusak, kapal akan tetap mengapung dalam suatu posisi yang stabil, termasuk persyaratan-persyaratan untuk integritas kedap air dan penataan-penataan pemompaan bilga. Persyaratan-persyaratan

instalasi

permesinan

dan

listrik

didisain

untuk

memastikan bahwa pelayanan-pelayanan yang penting untuk keselamatan kapal, para penumpang dan awak kapal tetap terpelihara di bawah berbagai kondisi darurat Bab II-2 : Konstruksi



perlindungan

Kebakaran,

Deteksi

Kebakaran

dan

Pemadaman Kebakaran

Divisi/pembagian kapal ke dalam zona-zona utama dan vertikal dengan batasbatas struktural dan yang berkaitan dengan panas (thermal) Pemisahan ruang-ruang akomodasi dari sisa ruang kapal dengan batas-batas secara struktural dan yang berkaitan dengan panas (thermal) Dilarang memakai material² yang mudah terbakar Deteksi setiap kebakaran dalam zona asal Penahanan & pemadaman setiap kebakaran dalam ruang asal Perlindungan

terhadap

sarana-sarana

pelepasan/pelarian

(escape)

atau

kemudahan untuk tujuan pemadaman kebakaran Siap tersedia alat-alat pemadam kebakaran Meminimalkan kemungkinan penyalaan dari uap muatan yang mudah menyala

Bab III

: Alat-alat Penolong (Life Saving Appliances)

Bagian

A,

yang

perlengkapannya,

menguraikan spesifikasi

alat-alat konstruksi,

penolong

berdasarkan

metode-metode

jenis,

penetapan

kapasitasnya dan ketentuan-ketentuan untuk memelihara dan tersedianya. Juga menguraikan prosedur-prosedur darurat dan latihan-latihan rutin. Bagian B dan C berisi tambahan persyaratan-persyaratan untuk kapal-kapal penumpang dan barang Bab ini telah direvisi secara menyeluruh dengan amandemen-amandemen 1983 Bab IV

: Radio telegraphy dan radio telephony

Bab ini dibagi dalam empat bagian. Bagian A : menetapkan jenis instalasi-instalasi radio yang harus dibawa Bagian B : menetapkan persyaratan-persyaratan operasional untuk jaga radio Bagian C : memuat persyaratan-persyaratan teknis rinci termasuk ketentuanketentuan teknis untuk pencari arah (direction finders) dan instalasi radio telegrafi untuk sekoci penolong bermotor, bersama aparat radio jinjing untuk pesawat penyelamat (survival craft) Bagian D : memuat kewajiban-kewajiban perwira radio sehubungan dengan kewajiban mengisi log book

Bab ini berhubungan erat dengan peraturan-peraturan Radio dari ITU (International Telecommunication Union)

Bab V

: Keselamatan Navigasi

Bersifat operasional dan diaplikasikan pada semua kapal. Ini berbeda dengan konvensi secara keseluruhan, yang hanya diaplikasikan pada kapal-kapal yang terlibat pada pelayaran-pelayaran Internasional Termasuk


Similar Free PDFs