Klasifikasi iklim PDF

Title Klasifikasi iklim
Author Abdur Rokhim
Pages 5
File Size 81.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 497
Total Views 871

Summary

Abdur Rokhim Nurhadi Agroekoteknologi 3 1503070033 Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Fergusson, Oldeman, Serta Sistem Musim Pranoto Mongso Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata berarti penyusunan sistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Jadi bisa disi...


Description

Abdur Rokhim Nurhadi

Agroekoteknologi 3

1503070033

Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Fergusson, Oldeman, Serta Sistem Musim Pranoto Mongso Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata berarti penyusunan sistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Jadi bisa disimpulkan bahwa tujuan dari klasifikasi iklim ialah penggelompokan jenis iklim yang didasarkan pada kesamaan kondisi cuaca atau keadaan lingkungan yang disesuaikan dengan tujuan dari penggunaannya, seperti untuk pertanian, kelautan dan untuk penerbangan. Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai sistem klasifikasi iklim menurut Schmidt-Fergusson, Oldeman, serta sistem pembagian musim yang dilakukan oleh masyarakat di Tanah Jawa atau yang lebih dikenal dengan istilah Pranoto Mongso.

1. Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Fergusson1 Prinsip yang digunakan hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Mohr, yakni adanya bulan basah dan bulan kering. Dimana menurut Mohr, bulan basah ialah bulan yang curah hujannya melebihi 100 mm, sedangkan bulan kering ialah bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm dan antara bulan basah dan bulan kering ialah bulan lembab. Bulan lembab ini tidak termasuk dalam perhitungan. Pendapat Schmidt ini dikemukakan dalam persamaan sebagaimana berikut: �=

� �

ℎ ℎ

− −

ℎℎ ℎℎ



Dari persamaan itu dapat digolongkan iklim sebagai berikut: 0  Q  0,143

� � ℎ

%

......................................... A = Sangat basah

0,143  Q  0,333 ......................................... B = Basah

0,333  Q  0,600 ......................................... C = Agak basah

0,600  Q  1,000 ......................................... D = Sedang

1,000  Q  1,670 ......................................... E = Agak kering

1,670  Q  3,000 ......................................... F = Kering

1 Gunarsih Kartasapoetra,Ance. 2006: Klimatologi: Pengaruh Iklim Terhadap Tanah Dan Tanaman. PT. Bumi Aksara: Jakarta.

1

3,000  Q  7,000 ......................................... G = Sangat kering

7,000  Q 

-

......................................... H = Luar biasa kering

2. Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman2 Klasifikasi yang dibuatnya digunakan terutama untuk keperluan pertanian di Indonesia. Dasar yang digunakan adalah adanya bulan basah yang berturut-turut dan bulan kering yang berturut-turut juga. Kedua bulan ini dihubungkan dengan kebutuhan tanaman padi di sawah serta palawija terhadap air. Dalam penentuan bulan basah dan bulan kering agak berbeda dengan penentuan yang dilakukan oleh Mohr. Menurut Oldeman: -

Bulan basah adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 200 mm;

-

Bulan kering adalah bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm.

Perbedaan lainnya adalah Mohr berdasarkan pada evaporasi tiap hari 2 mm, sedangkan Oldeman berdasarkan pada kebutuhan air untuk persawahan dan palawija. Berdasarkan penggolongan yang menitikberatkan pada bulan basah. Oldeman menggunakan lima zona utama bulan basah yang berturut-turut sebagai berikut. a. Zona A, bulan basah yang lebih dari 9 kali berturut-turut. b. Zona B, bulan basah 7 sampai 9 kali berturut-turut. c. Zona C, bulan basah 5 sampai 6 kali berturut-turut. d. Zona D, bulan basah 3 sampai 4 kali. e. Zona E, bulan basah yang kurang dari 3 kali.

3. Pembagian Musim menurut Pranoto Mongso Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata pranoto atau pranata (sunda) berarti sistem yang menyusun, sedangkan kata mongso atau mangsa (sunda) berarti waktu atau musim. Jadi bisa kita simpulkan bahwa pranoto mongso ialah susunan sistem dalam waktu atau musim. Berikut adalah susunan sistem pranoto mongso yang diungkapkan oleh Sultan Pakubuwana VII (1856)3. 2 Gunarsih Kartasapoetra,Ance. 2006: Klimatologi: Pengaruh Iklim Terhadap Tanah Dan Tanaman. PT. Bumi Aksara: Jakarta. 3 Basuki,Seno. 2011: Pengenalan Dasar Tentang Iklim Dan Cuaca. Tim SL‐PTT BPTP Jawa Tengah: Jawa Tengah. 2

1. Kapitu (23 Desember – 3 Februari) Musim ini digambarkan dengan ungkapan wisa kentas ing maruta (bisa bertiup angin). Musim ini ditandai dengan kondisi cuaca yang selalu mendung, hujan turun sehari-hari (bisa hujan lebat), angin bertiup dari barat dengan kekuatan tinggi. Seringnya hujan ini menyebabkan terjadinya banjir serta munculnya banyak penyakit. Musim ini juga tanda bahwa sudah saatnya petani menanam padi. 2. Kawolu (4 Februari – 1 Maret) Musim ini digambarkan dengan ungkapan hanjrah jroning kayun (merana dalam hati). Musim ini ditandai dengan turunnya hujan yang disertai angin kencang dari barat daya menuju timur laut, hawa dingin malam hari disertai embun. Musim ini menandakan bahwa kondisi sawah yang sudah menghijau serta waktu untuk memanen jagung. 3. Kasanga (2 Maret – 26 Maret) Musim ini digambarkan dengan ungkapan wedaring wacana mulya (berita bahagia). Musim ini ditandai dengan turunnya hujan lebat yang disertai dengan kilat, petir serta angin kencang, suhu udara pagi siang malam dingin, embun di pegunungan, angin kencang dari arah selatan. Musim ini menandakan sudah waktunya panen buah duku, serta padi disawah sudah mulai menguning. 4. Kasadasa (27 Maret – 19 April) Musim ini digambarkan dengan ungkapan gendhong minep jroning kayun (pintu gerbang sudah ditutup). Musim ini ditandai dengan adanya angin kencang dari arah tenggara yang menandakan perubahan musim hujan ke kemarau (mareng), hawa dingin. Musim ini menandakan sudah waktunya panen padi. 5. Desta (20 April – 12 Mei) Musim ini digambarkan dengan ungkapan kadya sesotya sinara wedi. Musim ini ditandai dengan suhu udara panas, angin bertiup dari tenggara ke arah timur laut, musim ini sudah masuk pada musim kemarau tapi masih ada hujan sesekali. Di musim ini masih ada petani yang memanen padi.

3

6. Saddha (13 Mei – 12 Juni) Musim ini digambarkan dengan ungkapan tirta sot saka sasana. Musim ini ditandai dengan sudah tidak adanya hujan, angin bertiup dari timur ke barat sepoi-sepoi basah, debit mata air mulai berkurang, suhu siang hari panas dan dingin sekali di malam hari. Musim ini menandakan kalau sudah waktunya panen jeruk keprok, nanas, asem serta buah alpukat. 7. Kaso (3 Juni – 3 Agustus) Musim ini digambarkan dengan ungkapan kadya sesotya murca saka embanan. Musim ini juga disebut dengan musim kemarau kering dimana petani sudah kesulitan untuk mendapatkan air, pohon-pohon mulai merangas dan daun-daunnya mulai berguguran. Dimusim ini petani mulai menanam palawija. 8. Karo (3 Agustus – 25 Agustus) Musim ini digambarkan dengan ungkapan bantala rengka. Dimusim ini tanah-tanah areal pertanian mulai tampak retak-retak. Tetapi pohon mangga dan randu mulai bersemi kembali. 9. Katelu (26 Agustus – 18 September) Musim ini digambarkan dengan ungkapan suta manut ing bapa. Musim ini ditandai dengan adanya angin dengan kekuatan sedang dari utara ke selatan serta suhu udara yang panas. Musim ini menandakan sudah waktunya petani untuk memanen palawija. 10. Kapat (19 September – 13 Oktober) Musim ini digambarkan dengan ungkapan waspa kumembeng jroning kalbu. Musim ini ditandai dengan adanya angin dari barat laut menuju tenggara dengan kekuatan sedang, yang menandakan sudah masuk musim penghujan (labuh). Pada musim ini kondisi mata air sudah mulai terisi kembali. 11. Kalima (12 Oktober – 9 November) Musim ini digambarkan dengan ungkapan pancuran emas semawur ing jagad. Musim ini ditandai dengan kondisi udara yang sejuk, langit mendung, sering turun hujan lebat di siang dan sore hari kadang disertai angin kencang yang bertiup dari barat laut menuju tenggara, suhu udara mulai dingin. Musim ini menandakan bahwa sudah saatnya para petani mulai menggolah tanah, pohon asam meranggas, panen buah mangga, muncul lalat.

4

12. Kanem (10 November – 22 Desember) Musim ini digambarkan dengan ungkapan rasa mulya kesucian (mendapat kebahagiaan kerena berbuat baik). Musim ini ditandai dengan turunya hujan yang kadang disertai dengan angin kencang dari barat ke timur serta petir, hawa dingin. Musim ini menandakan bahwa petani harus mulai menebar benih, serta masuk musim panen mangga, durian, rambutan

Gambar: Skema pembagian musim dalam sistem pranoto mongso.

5...


Similar Free PDFs