Title | Konsep Dasar Audit Manajemen |
---|---|
Author | ariestya |
Course | Internal Audit |
Institution | Universitas Brawijaya |
Pages | 13 |
File Size | 297.9 KB |
File Type | |
Total Downloads | 2 |
Total Views | 51 |
A. Konsep dan Definisi Audit manajemen (management audit) adalah evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Manajemen yang dimaksud dalam konteks ini ialah meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang ...
A. Konsep dan Definisi Audit manajemen (management audit) adalah evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Manajemen yang dimaksud dalam konteks ini ialah meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. Audit manajemen dirancang sistematis untuk mengaudit aktivitas, program yang diselenggarakan, serta untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan aktivitas dan program tadi dapat tercapai tanpa melanggar kebijakan yang ditetapkan perusahaan. Berbagai jenis audit dilakukan untuk memastikan bahwa proses operasi di dalam perusahaan telah sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku, serta pengelolaan sumber daya tersebut telah dilakukan secara efektif dan efisien. Pada audit kepatuhan (compliance audit), auditor berusaha mendapatkan dan mengevaluasi informasi terkait pengelolaan keuangan, operasi, ataupun aktivitas operasi lainnya dalam suatu entitas telah sesuai dengan kriteria dan regulasi yang mendasarinya. Sedangkan, dalam audit internal (internal auditing), auditor menilai secara independen berbagai aktivitas dalam memberikan jasanya kepada perusahaan. Secara lengkap, Institute of Internal Auditor (IIA) mendefinisikan internal auditing sebagai berikut: ”An independent appraisal activity established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization. The object of internal auditing is to assist members in the organization in the effective discharge of their duties.” Atau yang dapat diterjemahkan sebagai “Kegiatan penilaian independen yang didirikan dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatannya sebagai layanan kepada organisasi. Objek audit internal adalah untuk membantu anggota dalam organisasi dalam melaksanakan tugasnya dengan efektif.” Selain itu, terdapat audit operasional (operational auditing) yang memfokuskan penilaiannya pada efisiensi dan efektivitas operasi suatu entitas. Lebih lanjut, AICPA mendefinisikan operational auditing sebagai: “A systematic review of an organization activities …in relation to specified objective. The purpose of the engagement may be: (a) to assess performance, (b) to identify opportunities for improvement, and (c) to develop recommendation for improvement or further action.” Atau daapat diterjemahkan sebagai “Tinjauan sistematis dari kegiatan organisasi ... sehubungan dengan tujuan yang ditentukan. Tujuan perikatan ini dapat: (a) menilai kinerja, (b) mengidentifikasi peluang untuk perbaikan, dan (c) mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.” Audi keuangan (financial audit) merupakan audit yang paling tua dan popular. Audit ini dilaksanakan dengan melakukan pengkajian dan penilaian terhadap system pelaporan akuntansi dan keuangan, sehingga dari sisi prosedur dan Teknik auditnya, audit ini cenderung memiliki prosedur dan Teknik yang paling baku. Pelaksanaan audit ini diarahkan sesuai dengan norma audit standar yang
dikeluarkan oleh asosiasi profesi di bidangnya, juga objek yang diaudit telah diarahkan pada prinsip akuntansi berterima umum (general accepted accounting principle – GAAP). Tipe Audit
Pelaksan
Tujuan Audit
Penerima
Audit
a Audit Auditor
Menentukan apakah laporan keuangan auditee
Laporan Pihak ketiga
Laporan
eksternal
telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
(investor dan
Keuangan Audit
Auditor
berterima umum. Menentukan tingkat kepatuhan suatu entitas
kreditor) Manajemen
Kepatuhan
internal
terhadap hukum, peraturan, kebijakan, dan
entitas yang
dan
prosedur.
bersangkutan
auditor
dan
Audit
eksternal Auditor
Menilai keandalan laporan keuangan
pemerintah. Manajemen
Internal
internal
Menentukan tingkat kepatuhan entitas terhadap
entitas yang
rencana dan regulasi
bersangkutan
Menilai pengendalian internal organisasi
Menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya
Meninjau konsistensi hasil dengan tujuan
Audit
Auditor
organisasi Menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan
Operasional
internal
sumber daya
dan
Manajemen entitas yang bersangkutan
auditor eksternal B. Tujuan Audit Manajemen Adalah untuk mengidentifikasi kegiatan, program, aktivitas yang masih membutuhkan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan program, kegiatan, dan aktivitas yang terdapat dalam entitas tersebut. Oleh karena itu, titik berat yang menjadi objek audit ini adalah apa-apa saja yang dapat diperbaiki di masa yang akan datang untuk menghindarkan entitas dari kerugian.
C. Ruang Lingkup dan Sasaran Audit
Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen (dapat berupa seluruh kegiatan/program atau hanya sebagian) serta periode atau jangka waktunya bervariasi, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sasaran audit manajemen adalah kegiatan/aktivitas/program dan bidang-bidang dalam suatu perusahaan yang dirasa memerlukan peningkatan, baik dari segi ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas. Terdapat tiga elemen dalam sasaran audit: 1.
Kriteria (criteria) Merupakan standar/pedoman bagi setiap individu maupun kelompok di dalam perusahaan untuk melakukan aktivitasnya.
2.
Penyebab (cause) Merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu/kelompok dalam perusahaan. Penyebab yang positif berarti program telah berjalan dengan tingkat efektivitas dan efisensi yang tinggi, sedangkan penyebab negative adalah program yang berjalan memiliki tingkat efektivitas dan efisiensi yang lebih rendah daripada standar yang telah ditetapkan.
3.
Akibat (effect) Merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat positif menunjukkan bahwa program telah berjalan dengan baik dan menunjukkan tingkat pencapaian yang lebih tinggi daripada kriteria yang ditetapkan, sedangkan akibat negative menunjukkan program berjalan memiliki tingkat pencapaian yang lebih rendah daripada kriteria yang ditetapkan.
D. Prinsip Dasar Audit 1.
Audit dititik beratkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki. Artinya, audit menitik beratkan pada aktivitas yang masih memerlukan perbaikan dan berpeluang untuk mencapai kondisi optimal dengan dilakukannya perbaikan tersebut.
2.
Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit. Penilaian yang akurat merupakan hasil dari audit yang seksama. Oleh karena itu, audit merupakan prasyarat yang dilakukan sebelum penilaian dilakukan.
3.
Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuan-temuan yang bersifat positif. Untuk menunjukkan objektivitas audit, maka penyajian temuan yang bersifat negative (kelemahan) juga harus disertai dengan temuan positif (keberhasilan).
4.
Identifikasi individu yang bertanggungjawab terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi. Untuk meningkatkan efektivitas koreksi terhadap kelemahan yang terjadi, maka penting bagi auditor untuk menemukan individu yang bertanggungjawab dalam mengakibatkan kelemahan tersebut.
5.
Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggungjawab. Auditor dapat memberikan pertimbangan dalam menentukan sanksi yang akan diberikan oleh otoritas yang lebihtinggi.
6.
Pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum dalam bentuk apapun yang merugikan perusahaan maka harus disampaikan oleh auditor.
7.
Penyelidikan dan pencegahan kekurangan. Jika terdapat indikasi fraud, auditor diharapkan untuk melakukan investigasi yang lebih dalam sehingga diharapkan kecurangan tersebut tidak terjadi.
E. Perbedaan Audit Manajemen dan Audit Keuangan Keterangan Tujuan audit
Audit Manajemen Mencapai perbaikan atas berbagai
Audit Keuangan Dilakukan untuk mendapatkan
program/aktivitas dalam pengelolaan
keyakinan bahwa laporan keuangan
perusahaan yang masih mungkin untuk
perusahaan telah disusun dengan
diperbaiki.
prinsip akuntansi berterima umum, dan telah menyajikan kondisi keuangan perusahaan dalam suatu
Ruang lingkup
Keseluruhan fungsi manajemen dan unit-
periode tertentu dengan benar. Data-data akuntansi perusahaan,
audit
unit terkait di dalamnya. Auditor
proses penyajian laporan keuangan.
menekankan keyakinannya pada
Auditor menekankan keyakinannya
pengendalian manajemen perusahaan. Audit manajemen bersifat opsional dan
pada pengendalian internal perusahan. Menurut regulasi yang berlaku,
berangkat dari kepedulian manajemen itu
perusahaan harus menyajikan laporan
sendiri, apakah ingin menganalisis
keuangan yang telah diaudit oleh
kelemahan-kelemahan yang terdapat
auditor independent (akuntan public).
Pelaksana
dalam perusahaan atau tidak. Dapat dilakukan oleh auditor internal
Dilakukan oleh auditor eksternal
audit
maupun eksternal perusahaan,
sebagai pihak independen yang
bergantung pada pertimbangan
meberikan opini/pengesahan atas
manajemen yang mencakup biaya audit,
kewajaran penyajian laporan
periode audit, dan objektivitas antara
keuangan.
Frekuensi
auditor yang ditunjuk dengan auditee. Tidak terdapat ketentuan mengikat,
Paling sedikit satu kali dalam satu
audit
sangat dipengaruhi oleh kepedulian
tahun, dan sifatnya regular.
Dasar yuridis
manajemen dalam melihat kebutuhan
Orientasi hasil
perusahaanakan audit manajemen. Berorientasi kedepan karena merupakan
Dilakukan atas dasar data-data
audit
audit yang bersifat anticipatory
historis, sehingga lebih berorientasi
(dilakukan untuk mencegah terjadinya
pada kinerja masa lalu (apa yang
Bentuk
kegagalan di masa mendatang). Disusun secara komprehensif,
sudah dicapai manajemen). Laporan audit disusun sesuai standar
laporan audit
bergantung pada kreativitas auditor
baku seperti yang diatur dalam
dalam cara penyampaian informasi yang
Standar Profesional Akuntan Publik
selengkap mungkin. Internal (manajemen saja).
(SPAP). Eksternal (pemegangsaham, kreditor,
Pengguna laporan F.
pemerintah, dsb).
Tahap-Tahap Audit
Terdapat 5 tahap audit yang harus dilakukan dalam audit manajemen, kelima tahap tersebut terdiri atas: 1.
Audit Pendahuluan Pada tahap ini, auditor memahami peraturan, ketentuan, dan kebijakan yang diterapkan dalam aktivtas yang akan diaudit. Selain itu, auditor juga mengumpulkan informasi tambahan mengenai kelemahan perusahaan yang diaudit. Pada tahap ini, auditor sudah dapat menentukan tujuan audit yang sifatnya sementara (tentative audit objective) dari informasi-informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya.
2.
Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen Pada tahap ini, auditor menganalisa dan menguji pengendalian internal pada perusahaan yang diaudit untuk mengetahui kelemahan perusahaan dalam mengendalikan risiko internal yang dapat terjadi. Pada tahap ini, informasi yang dikumpulkan dapat mendukung seluruh/sebagian tujuan audit sementara menjadi tujuan audit yang sebenarnya (definitive audit objective).
3.
Audit Terinci Pada tahap ini, auditor mengumpulkan bukti dan menindak-lanjuti bukti tersebut untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan lainnya dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan-temuan tersebut, yang sifatnya relevan dan kompeten, disajikan dalam Kertas Kerja Audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi yang diberikan oleh auditor.
4.
Pelaporan Pada tahap ini, auditor mengkomunikasikan temuan audit dan rekomendasi kepada pihah yang berkepentingan. Tujuannya adalah untuk mensahkan temuan audit tersebut dan diharapkan manajemen perusahaan dapat melakukan perbaikan terhadap kelemahan pengendalian internal yang ditemui. Laporan temuan audit disajikan dalam bentuk komprehensif dan rekomendasi auditor harus disampaikan dengan bahasa yang baik dan mudah dimengerti.
5.
Tindak Lanjut Pada tahap ini, rekomendasi auditor yang ditulis dalam laporan audit merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan mengenai tindakan perbaikan terhadap kelemahan pengendalian internal perusahaan. Auditor sama sekali tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan pihak manajemen melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi auditor. Namun, rekomendasi yang tidak disetujui oleh pihak manajemen akan membuat hasil audit menjadi kurang bermakna.
G. Memahami Permasalahan Secara Dini Menilai kinerja perusahaan yang kurang bagus dapat dilihat melalui laba yang rendah disebabkan karena jumlah input lebih banyak daripada jumlah output, banyaknya keluhan pelanggan yang menandakan ketidakpuasan pelanggan terhadap produk/jasa yang diberikan oleh perusahaan, perputaran karyawan yang tinggi menyebabkan karyawan tidak terlalu memahami pekerjaan yang diembannya dan kepuasan kerja yang rendah, dan lain sebagainya. Audit manajemen sangat dibutuhkan untuk membuat langkah antisipasi terhadap kemungkinan yang lebih buruk dan mengidentifikasi serta memperbaiki kelemhana yang ada.
H. Ekonomisasi, Efisiensi, dan Efektivitas Penghasilan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk memuaskan pelanggannya. Maka dari itu, perusahaan harus memaksimalkan nilai pelanggan (customer value) agar pelanggan merasa kepuasannya (customer realization) lebih besar daripada apa yang dikorbankannya (customer sacrifice) untuk memperoleh manfaat tersebut. Dua hal penting untuk memaksimalkan manfaat pelanggan dari perngorbanan yang dilakukan, yaitu: a.
Meningkatkan manfaat yang dapat dinikati dari pengorbanan yang sama atau memperkecil pengorbanan untuk memperoleh manfaat yang sama.
b.
Meningkatkan manfaat dan memperkecil pengorbanan.
Kepuasan pelanggan menuntut perusahaan untuk selalu berinovasi dan meningkatkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, sedangkan pengorbanan pelanggan menuntut perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien dengan cara meningkatkan aktivitas bernilai tambah (value added activity) dan menghapus aktivitas tidak bernilai tambah (non-value added activity).
Ekonomisasi Cara perusahaan memperoleh input dengan pengorbanan yang paling kecil, hal tersebut dapat mempengaruhi harga pokok per unit dan harga jualnya. Tetapi, perusahaan juga tidak boleh
mengabaikan kualitas dan kuantitas yang diperoleh. Hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh input dengan pengorbanan minimal adalah melakukan kontrak dengan pemasok tertentu yang sesuai dengan kualifikasi perusahaan.
Efisiensi Ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam operasional perusahaan. Hal-hal yang berhubungan dengan input perusahaan yaitu aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya seperti produksi, penerapan teknologi baru untuk menjamin standar kualitas, dan pengendalian kualitas (quality control) untuk memastikan produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi. Sedangkan halhal yang berhubungan dengan output yaitu promosi (program pemasaran) untuk meningkatkan hasil pemasaran terhadap produk).
Efektivitas Tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya melalui hubungan antara inputproses-output. Hubungan antara Ekonomisasi-Efisiensi-Efektivitas
INPUT
Hasil Aktual
PROSES
Pengorbanan yang direncanakan
EKONOMISASI
OUTPUT
Tujuan
EFISIENSI
EFEKTIVITAS
Rencana Operasi
Pengorbanan yang terjadi
Hasil yang dicapai
Efisiensi dan Efektivitas Untuk mencapai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas danapt dilakukan melalui biaya kualitas (cost of quality). Perusahaan meminimalisir dan menghilangkan akivitas tak bernilai tambah (non-value added activity) untuk menghasilkan produk dengan kualitas baik dan memperkecil harga pokok produk. Pihak manajemen perlu untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan proses produksi dalam setiap tahap-nya. Pihak manajemen harus memastikan bahwa
bahan baku yang dibeli dari pemasok sudah memenuhi standar yang dibuat. Setiap rahapan produksi, kualitas produk diperhatikan hingga menjadi barang jadi.
I.
Ruang Lingkup Audit Manajemen
Audit manajemen diperlukan untuk menilai secara keseluruhan pengelolaan operasional objek audit, baik fungsi manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian) maupun fungsi-fungsi bisnis perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Fungsi Manajerial Tahapan yang dilakukan dalam proses audit manajemen pada fungsi manajerial, yaitu: 1.
Perencanaan (planning), rencana yang dibuat oleh pihak manajemen minimal mencakup komitmen manajemen, tingkat produktivitas maksimal dalam pengelolaan sumber daya, dan rencana lain peningkatan keberlanjutan dalam mencapai tujuan perusahaan.
2.
Pengorganisasian (organizing), berhubungan dengan ketepatan pengalokasian dan pemanfaatan sumber daya serta penempatan pegawai sudah sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
3.
Pengarahan (actuating), berhubungan dengan kesesuaian prosedur dan aturan dengan aktivitas operasional yang berlaku serta tugas wewenang dan tanggung jawab yang dipegang oleh pegawai telah dijalankan dengan baik.
4.
Pengendalian (controlling), berhubungan dengan kecukupan sistem pengendalian, serta ketaatan penerapan sistem pengendalian dalam menjamin proses operasional sudah sesuai dengan pedoman dan kondisi yang terkendali. Pada tahap ini penilaian proses operasional secara ekonomis, efisien, dan efektif dilakukan.
Fungsi Bisnis 1.
Audit manajemen pada fungsi pemasaran Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai bagaimana setiap aktivitas pemasaran yang dilakukan mencapai tujuannya melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien. Audit juga dilakukan untuk memastikan bahwa apakah suatu perusahaan sudah menerapkan strategi pemasarannya sudah sesuai dengan lingkungan persaingan yang sedang dihadapi dan kondisi perusahaan sendiri. Terdapat beberapa lingkup audit pada manajemen pemasaran yaitu:
2.
a.
Lingkungan pemasaran
b.
Strategi pemasaran
c.
Organisasi pemasaran
d.
Produktivitas pemasaran
e.
Fungsi pemasaran
Audit manajemen pada fungsi produksi dan operasi
Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap ketaatan perusahaan terhadap berbagai kebijakan yang telah ditetapkan dalam operasi perusahaan dan juga fungsi ini juga untuk bertujuan menilai apakah sumberdaya sudah ekonomis dan e...