Kristologi Ego Eimi dalam Yohanes 8: Sebuah Eksegesis Intertekstual PDF

Title Kristologi Ego Eimi dalam Yohanes 8: Sebuah Eksegesis Intertekstual
Author D. Nggadas
Pages 7
File Size 175.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 33
Total Views 907

Summary

1 ~ Bahan Ajar Webinar Akademik ~ Kamis 4 Februari 2021 (Via Zoom) Kristologi Ego Eimi dalam Yohanes 8 Dr. Deky H.Y. Nggadas Tujuh Ego Eimi + Predikatif Sudah sangat umum diketahui mengenai tujuh perkataan Yesus yang menggunakan bentuk identifikasi diri: ego eimi (Aku adalah). Sebanyak tujuh kali, Y...


Description

1 ~ Bahan Ajar Webinar Akademik ~ Kamis 4 Februari 2021 (Via Zoom)

Kristologi Ego Eimi dalam Yohanes 8 Dr. Deky H.Y. Nggadas

Tujuh Ego Eimi + Predikatif Sudah sangat umum diketahui mengenai tujuh perkataan Yesus yang menggunakan bentuk identifikasi diri: ego eimi (Aku adalah). Sebanyak tujuh kali, Yohanes mencatat perkataan ego eimi + predikatif (keterangan penjelas): a. “Akulah roti hidup” (VEgw, eivmi o` a;rtoj th/j zwh/j; 3x – Yoh. 6:35, 48, 51). b. “Akulah terang dunia” (VEgw, eivmi to. fw/j tou/ ko,smou; 2x – Yoh. 8:12; 9:5). c. “Akulah pintu” (evgw, eivmi h` qu,ra; 2x – Yoh. 10:7, 9). d. “Akulah gembala yang baik” (VEgw, eivmi o` poimh.n o` kalo,j; 2x - Yoh. 10:11, 14). e. “Akulah kebangkitan dan hidup” (VEgw, eivmi h` avna,stasij kai. h` zwh,; Yoh. 11:25). f. “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (VEgw, eivmi h` o`do.j kai. h` avlh,qeia kai. h` zwh,; Yoh. 14:6). g. “Akulah pokok anggur yang benar” (evgw, eivmi h` a;mpeloj,; 2x – Yoh. 15:1, 5). Tiga Ego Eimi Tanpa Predikatif (Absolute Ego Eimi) Banyak studi telah dilakukan untuk menjelaskan tentang ketujuh perkataan ego eimi tersebut, namun sayang sekali, tidak banyak orang yang memberikan perhatian terhadap tiga kali perkataan ego eimi dalam Yohanes 8 (selain perkataan “Akulah terang dunia” dalam Yoh. 8:12): a. “Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” (Yoh. 8:24). b. “Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.” (Yoh. 8:28). c. Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yoh. 8:58). Keunikan dari tiga perkataan ego eimi (Yoh. 8) tersebut adalah kemunculannya yang tanpa keterangan penjelas. Dalam ketujuh perkataan ego eimi sebelumnya, Anda mendapati penjelasan yang mengikuti ego eimi, mis. “Akulah (ego eimi) kebangkitan dan hidup (he anastasis kai he zoe). Jadi, “kebangkitan dan hidup” menjelaskan ego eimi. Tetapi, tiga perkataan ego eimi dalam Yohanes 8:24, 28, 58, digunakan begitu saja tanpa keterangan penjelas: “Jikalau kamu tidak percaya bahwa AKU ADALAH (ego eimi), kamu akan mati dalam dosamu” (ay. 24). Kemudian, “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa AKU ADALAH (ego eimi)…” (ay. 28). Dan “sesungguhnya sebelum Abraham jadi, AKU ADALAH (ego eimi)” (ay. 58). Memang LAI-TB menerjemahkan ego eimi dalam ayat 24 dan 28 dengan “Akulah Dia”, termasuk juga dalam sejumlah terjemahan berbahasa Inggris: “I am He”. Tetapi, seperti yang sudah saya kemukakan, Yesus sekadar mengatakan “AKU ADALAH” (ego eimi). Kata “Dia” tidak muncul dalam ketiga perkataan tersebut.

2 ~ Bahan Ajar Webinar Akademik ~ Kamis 4 Februari 2021 (Via Zoom) Maka pertanyaannya sederhana. Waktu Yesus berkata: Aku adalah (ego eimi) – Aku adalah…apa? Apa maksudnya? Untuk menerangkan makna dan signifikansi dari ketiga perkataan ego eimi dalam Yohanes 8 tersebut, kita perlu melihat dan memahami kaitan intertekstualitasnya dengan PL. Dan Anda akan mendapati sebuah penyingkapan spektakular mengenai identitas Yesus sebagai Yahweh di dalam ketiga perkataan tersebut. Intertekstualitas: Keluaran 3? Banyak orang langsung berpikir tentang Keluaran 3, sebuah adegan fenomenal dimana Malak YHWH yang tidak lain adalah Yesus Pra-Inkarnasi, menampakan diri kepada Musa di semak belukar itu dan memperkenalkan diri-Nya sebagai: ehyeh asher ehyeh (Akulah Aku; ay. 14). Tetapi, kita tidak terlalu kuat mendapatkan jalinan intertekstualitas ketiga perkataan ego eimi dalam Yohanes 8 dengan Keluaran 3. Salah satunya adalah ehyeh asher ehyeh (Kel. 3:14) dalam terjemahan LXX: evgw, eivmi o` w;n, sedangkan dalam ketiga perkataan tersebut, Yesus hanya mengatakan: ego eimi. Selain itu, kita tidak mendapati paralel konteks yang mengaitkan Keluaran 3 dan Yohanes 8. Intertekstualitas Yohanes 8 dan Ulangan 31-32 Sebenarnya ada satu bagian di dalam Kitab Ulangan yang bukan hanya persis paralel dari segi konteksnya dengan Yohanes 8, melainkan juga Yesus berulang kali membuat rujukan (alusi, gema) di dalam pengajaran-pengajaran-Nya, termasuk di dalam Yohanes 8-10 kepada bagian tersebut. Dan bagian yang saya maksudkan adalah Ulangan 31-32. Ulangan 32:39 (bnd. Yes. 43:25) Kita mulai dari perkataan Yahweh dalam Ulangan 32:39: “Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorangpun tidak ada yang dapat melepaskan dari tanganKu.” Anda perlu mengingat baik-baik perkataan Yahweh tersebut, karena itu akan “meledakan pikiran Anda,” dan hanya mereka yang tuli, buta, dan bebal secara spiritual, yang tidak dapat langsung atau bahkan tidak dapat melihat bahwa Yesus dalam Yohanes 8 sedang berbicara sebagai Yahweh yang berbicara di dalam Ulangan 32:39. Ulangan 32:39 LAI-TB – “Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia.” MT - aWhê ‘ynIa] ynIÜa] yKiä hT'ª[; Waår> LXX - i;dete i;dete o[ti evgw, eivmi

Yohanes 8-10 8:24 LAI-TB - sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia 8:24 GNT - ga.r mh. pisteu,shte o[ti evgw, eivmi 8:28 LAI-TB - Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia 8:28 GNT - {Otan u`yw,shte to.n ui`o.n tou/ avnqrw,pou( to,te gnw,sesqe o[ti evgw, eivmi( 8:58 LAI-TB - sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.

3 ~ Bahan Ajar Webinar Akademik ~ Kamis 4 Februari 2021 (Via Zoom)

… dan seorangpun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.

8:58 GNT - pri.n VAbraa.m gene,sqai evgw. eivmi,Å Yoh. 10:28 - dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

Perkataan Yesus dalam Yohanes 10:28 yang jelas merupakan alusi kepada Ulangan 32:39 menjadi semakin menarik jika dibaca dalam konteksnya: 26tetapi

kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. 27Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, 28dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selamalamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. 29Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. 30Aku dan Bapa adalah satu." (Yoh. 10:26-30). Elemen-eleman, seperti: “domba-domba-Ku,” “suara-Ku,” dan “tangan-Ku,” selain menegaskan Yesus sebagai ‘Gembala yang baik,” (Yoh. 10:11, 14; Yahweh sebagai Gembala Israel: Kej. 48:15; 49:24; Mzm. 23:1; 28:9; 77:20; 78:52; 80:1; Yes. 40:11; Yer. 31:9; Yeh. 34:11-14; dan Israel adalah domba-dombaNya: Mzm. 74:1; 78:52; 79:13; 100:3; Yeh. 34:31), namun lebih spesifik merupakan alusi juga kepada Mazmur 95:7: Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tanganNya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Yesus menurut catatan Yohanes dengan kombinasi Yohanes 8:24, 28, 58; 10:27-28 sebagai alusi kepada Ulangan 32:39 dan Mazmur 95:7 termasuk menggambarkan diri-Nya dengan peran Yahweh sebagai Gembala Israel dalam PL, secara amat jelas mengidentifikasi diri-Nya sebagai Yahweh. Ia mengatakan hal-hal yang dikatakan oleh dan mengenai Yahweh sendiri lalu mengaplikasikannya bagi diri-Nya. Konteks Ulangan 31-32 dan Yohanes 7-10 Ulangan 31 memberitahu kita mengenai momen transisi kepemimpinan dari Musa dialihkan kepada Yosua (31:1-8). Di dalam proses peralihan kepemimpinan itu, Tuhan menyuruh Israel melalui Musa agar membaca seluruh isi Taurat di hadapan Israel setiap akhir tujuh tahun (31:9-13) yang merupakan perayaan Hari Raya Pondok Daun (Feast of Tabernacles – Im. 23:33-36, 39-43). Hari Raya Pondok Daun bukan hanya dimaksudkan untuk mengingat bahwa mereka memiliki tempat ibadah (Tabernakel) meskipun mereka berada di gurun pasir saat itu. Lebih penting lagi, Tabernakel itu sendiri merupakan God’s dwelling place on earth – tempat kediaman, kehadiran Tuhan secara personal di bumi. Pada perayaan tersebut, selama tujuh hari, selain bersukacitat, mereka akan membaca seluruh isi Taurat. Dan yang sangat spekatkular adalah, menurut Ulangan 31:9-30, pada hari terakhir dari

4 ~ Bahan Ajar Webinar Akademik ~ Kamis 4 Februari 2021 (Via Zoom) perayaan itu, mereka harus menyanyikan sebuah lagu. Dan Yahweh menggambarkan tujuan lagu itu harus dinyanyikan, demikian: 16TUHAN

berfirman kepada Musa: ‘Ketahuilah, engkau akan mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu dan bangsa ini akan bangkit dan berzinah dengan mengikuti allah asing yang ada di negeri, ke mana mereka akan masuk; mereka akan meninggalkan Aku dan mengingkari perjanjian-Ku yang Kuikat dengan mereka. 17Pada waktu itu murka-Ku akan bernyala-nyala terhadap mereka, Aku akan meninggalkan mereka dan menyembunyikan wajahKu terhadap mereka, sehingga mereka termakan habis dan banyak kali ditimpa malapetaka serta kesusahan. Maka pada waktu itu mereka akan berkata: Bukankah malapetaka itu menimpa kita, oleh sebab Allah kita tidak ada di tengah-tengah kita? 18Tetapi Aku akan menyembunyikan wajahKu sama sekali pada waktu itu, karena segala kejahatan yang telah dilakukan mereka: yakni mereka telah berpaling kepada allah lain. 19Oleh sebab itu tuliskanlah nyanyian ini dan ajarkanlah kepada orang Israel, letakkanlah di dalam mulut mereka, supaya nyanyian ini menjadi saksi bagiKu terhadap orang Israel. (Ul. 31:16-19). Ulangan 31:16-19 merupakan sebuah nubuat mengenai apa yang akan terjadi Ketika Mesias datang. Bagaimana kita tahu? Di ayat 17, sebanyak dua kali, Yahweh bicara tentang “pada waktu itu,” (in that day). Lalu pada ayat 29, Musa menerangkan bahwa setelah dia mati, “di kemudian hari” (in the later days – in the days to come) yang merupakan sebuah frasa yang digunakan untuk bicara tentang hari Mesianik dalam PL (Kej. 49:1; Bil. 24). Di dalam konteks Hari Raya Pondok Daun, pada pagi harinya mereka menyanyikan lagu yang terdapat dalam Keluaran 15 – nyanyian penebusan dan kelepasan Israel dari perbudakan di Mesir. Dan pada malam harinya, mereka menyanyikan lagu yang terdapat di dalam Ulangan 32 yang ayat 39-nya tadi sudah saya bahas. Perhatikan mengapa Tuhan menyuruh mereka menyanyikan lagu yang terdapat dalam Ulangan 32 pada konteks itu? (1) “Pada hari itu,” pada masa Ketika Mesias datang, Israel akan disebut “bangsa pezinah,” mereka akan melakukan kejahatan dan mengikuti allah lain serta mengingkari perjanjian dengan Yahweh. Generasi pezinah? Generasi yang jahat? Tidakkah Anda mengingat berkali-kali Yesus menyebut Israel pada masa-Nya dengan sebutan: “Angkatan yang jahat dan tidak setia” (Yun. Genea. ponhra. kai. moicali.j – generasi yang jahat dan pezinah; Mat. 12:39, 45; 16:4; Luk. 11:29; bnd. Kis. 2:40). (2) Yahweh menyuruh mereka menyanyikan lagu yang terdapat dalam Ulangan 32 “supaya nyanyian ini menjadi saksi bagi-Ku terhadap orang Israel” (that this song may be a witness for me against the children of Israel - ay. 19). Jadi lagu itu, akan menjadi saksi yang melawan Israel tatkala mereka menjadi jahat, memberontak, menolak Yahweh dan mengingkari perjanjian dengan-Nya pada hari Ketika Mesias datang.

5 ~ Bahan Ajar Webinar Akademik ~ Kamis 4 Februari 2021 (Via Zoom)

(3) Menurut konteksnya, kontroversi antara Yesus dan orang-orang Yahudi dalam Yohanes 8 terjadi pada Hari Raya Pondok Daun: Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. 2 Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. (Yoh. 7:1-2). Konteks ini mengingaktkan kita akan prolog Injil Yohanes. Yesus adalah Allah pada mulanya (1:1) yang menjadi manusia dan diam di antara kita (1:14). Kata evskh,nwsen (ay. 14) adalah bentuk aorist dari kata skhno,w yang berarti “membentangkan tenda/kemah” atau “tabernakel.” Jadi Yesus adalah tabernakel – bentuk manusiawi dari kehadiran nyata Allah di dalam dunia ini. Itu adalah lensa pandang yang dikemukakan oleh Yohanes bagi kita untuk membaca tentang siapa Yesus di dalam Injil Yohanes. Yesus bukan hanya tabernakel di dalam dunia ini. Yesus juga di dalam konteks Hari Raya Pondok Daun, sebuah hari raya yang terkait erat dengan Tabernakel di dalam PL, sebanyak tiga kali mengatakan katakata identifikasi diri Yahweh dalam sebuah lagu dalam Ulangan 32 yang harus dinyanyikan orang-orang Israel dalam perayaan tersebut. Tetapi ada satu elemen lagi dari Ulangan 31-32 yang menegaskan paralelnya dengan tiga perkataan ego eimi tanpa predikatif dalam Yohanes 8. Elemen itu adalah bahwa Yahweh akan menyembunyikan wajah-Nya pada saat Israel murtad dan menentang serta menolak Yahweh pada masa Mesianik. “Tetapi Aku akan menyembunyikan wajah-Ku sama sekali pada waktu itu, karena segala kejahatan yang telah dilakukan mereka: yakni mereka telah berpaling kepada allah lain.” (Ul. 31:18). Elemen itu persis terdapat dalam Yohanes 8. Ketika Yesus sebanyak tiga kali menggemakan identifikasi diri Yahweh dalam Ulangan 32:39, orang-orang Yahudi itu berupaya mengambil batu dan melempari Dia. Israel bukan hanya murtad dan menentang Yahweh. Kedegilan dan ketegartengkukan mereka mendorong mereka bahkan untuk membunuh Yahweh yang sedang tabernakel di antara mereka. Dan pada klausa terakhir Yohanes 8:59, Yohanes mencatat: “tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Suci.” Signifikansi Tiga Perkataan “Aku Adalah” (Yoh. 8) 1. Pada perkataan yang pertama (Yoh. 8:24), Yesus menegaskan bahwa keselamatan terletak atas pengakuan akan identitas-Nya sebagai Yahweh: “Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” Hal yang sama juga diringkas dalam sebuah kredo Gereja mula-mula yang dikutip oleh Paulus dalam Roma 10:9, “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” Secara implikatif, penegasan tersebut mengingatkan dengan sangat jelas, Anda tidak dapat diselamatkan dengan cara menganut sebuah agama yang menolak ketuhanan Yesus (Mis. Arianisme, Saksi Yehuwa, dan Islam yang sangat determinatif untuk menentang keilahian Yesus).

6 ~ Bahan Ajar Webinar Akademik ~ Kamis 4 Februari 2021 (Via Zoom)

Anda juga tidak dapat diselamatkan, meskipun mengakui ketuhanan-Nya, namun melebur perbedaan pribadi Bapa, Anak, dan Roh Kudus menjadi satu Pribadi seperti yang diajarkan oleh Oneness Pentecostalism (Modalisme/Sabelianisme). Injil Yohanes jelas mengajarkan bahwa Bapa, Yesus, dan Roh Kudus adalah Tiga Pribadi yang berbeda meskipun Ketiganya memiliki identitas esensial yang satu dan sama. Keselamatan adalah karya Allah Tritunggal, dan pengakuan akan Ketritunggalan Allah merupakan denyut jantung dari keselamatan. Itulah kebenarannya, terlepas dari Anda suka atau tidak suka. 2. Pengakuan akan identitas Yesus sebagai Yahweh, tidak boleh mengkompromikan tujuan inkranasi-Nya menjadi tabernakel di antara kita. Ia datang, menjadi tabernakel, untuk menunaikan dan mentuntaskan misi kemesiasan-Nya melalui: penderitaa, penyaliban, kematian, dan kebangkitan-Nya seperti yang ditegaskan dalam keseluruhan narasi Injil Yohanes. Termasuk yang ditegaskan juga oleh Yesus di dalam salah satu dari tiga perkataan ego eimi tersebut dalam Yohanes 8: “Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.” (ay. 28). 3. Kekerasan hati, penolakan, sikap tegar tengkuk, dan penghujatan terhadap Yesus bukan merupakan sesuatu yang baru di bawah matahari ini. Ribuan tahun sebelum Mesias lahir, Yahweh sudah menubuatkan melalui Nabi Musa, melalui sebuah lagu, yang isi lagu tersebut akan dan telah menjadi saksi menentang Israel (Umat Tuhan) yang bukan hanya menolak melainkan juga menghujat bahkan membunuh Yahweh yang menjadi manusia. Yang menarik dari realitas mengerikan itu adalah, Yahweh tidak berupaya membujuk-bujuk mereka yang telah mengeraskan hati dan menolak serta menghujat Tuhan. Seakan-akan Yahweh menjadi kesepian dan sorga menjadi gersang jika mereka tidak terbujuk untuk menerima Yahweh dan masuk sorga. Bagi mereka yang menolak Yesus, Yahweh yang menjadi manusia, Yahweh “menyembunyikan wajah-Nya dari mereka.” Yahweh menarik diri dari mereka. Yahweh menarik dan mengambil pengertian akan kebenaran yang membuat mereka bertobat, Yahweh mengambil itu dari mereka. Baca saja Matius 13 dan Markus 4. Mengapa Yesus mengajar dengan perumpamaan-perumpamaan? Bukankah itu membuat audiens-Nya menjadi sulit mengerti maksud pengajaran-Nya? Yesus menjawab: Karena kepada mereka tidak diberi karunia untuk mengerti rahasia kerajaan sorga. Tuhan tidak tertarik dengan lagak ala drama korea dengan bujuk rayu dan kata-kata manis meninabobokan ketika orang menolak Yesus. Sebab Tuhan menginginkan kerendahan hati, kesadaran akan kebangkrutan spiritual kita di hadapan-Nya, dan pengakuan bahwa tanpa Dia kita pasti akan binasa. Lalu, karena kesadaran itu, kita menyerahkan hidup kepada Tuhan dan dengan rendah hati mau dan rela serta berkomitmen untuk diajar oleh Dia melalui firman Tuhan tiap-tiap saat.

7 ~ Bahan Ajar Webinar Akademik ~ Kamis 4 Februari 2021 (Via Zoom) “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibr. 11:6). Atau seperti kata-kata Yesus sendiri: “Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.” (Mat. 13:11-12). Atau seperti kata-kata Bapa Gereja terkenal, Agustinus: “Credo ut intellegas,” (“Percaya maka engkau akan mengerti.” Iman melahirkan pengertian dan pengertian memimpin kepada kedewasaan iman....


Similar Free PDFs