Title | Kromatografi Kolom |
---|---|
Author | Erwin Firmansyah |
Pages | 21 |
File Size | 1.3 MB |
File Type | |
Total Downloads | 450 |
Total Views | 736 |
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DAN ANALISIS PANGAN KROMATOGRAFI KOLOM NAMA : WAHYU ERWIN FIRMANSYAH NIM : 125100101111014 KELOMPOK : J3 KELAS :J ASISTEN : ISMI PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 Wahyu E...
Accelerat ing t he world's research.
Kromatografi Kolom Erwin Firmansyah
Related papers Laporan Ket rampilan Analisis Kimia.docx Lulut T Margirahayu Analisis Bahan Pangan (Proksimat Buah dan Sayur) t et y heryant i Tugas Makalah Fit okim Mut iara Dewant i
Download a PDF Pack of t he best relat ed papers
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DAN ANALISIS PANGAN KROMATOGRAFI KOLOM
NAMA NIM KELOMPOK KELAS ASISTEN
: WAHYU ERWIN FIRMANSYAH : 125100101111014 : J3 :J : ISMI
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
Wahyu Erwin Firmansyah THP-FTP-UB-2014
BAB VIII KROMATOGRAFI KOLOM A. Pre-lab
1. Apa yang dimaksud kromatografi? Kromatografi adalah metode pemisahan dengan memanipulasi sifat fisik penyusun
campuran dimana komponen-komponen-komponen yang dipisahkan didistribusikan diantara dua fase, salah satu fase tersebut adalah suatu lapisan stasioner dengan
permukaan yang luas, yang lainnya sebagai fase gerak atau mobile. Sifat fisik yang
dimanipulasi yaitu partisi, adsorpsi, dan volatilisasi. Fase stasioner dalam kromatografi dapat berupa padatan maupun cairan, sedangkan fase gerak dapat berupa cairan maupun
gas. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase
diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan fase diam akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah (Sastrohamidjojo, 2004). 2. Jelaskan prinsip kromatografi adsorpsi? Prinsip kromatografi adsorpsi yaitu memisahkan komponen secara selektif
berdasarkan sifat fisik adsobrs dengan fase stationer berupa adsorben alumina yang
mengisi kolom dan fase mobile PE-aseton dengan perbandingan 10:1. Kecepatan pergerakan suatu komponen tergantung pada kemampuannya untuk tertahan atau terhambat oleh penyerap di dalam kolom (Sastrohamidjojo, 2004). 3. Apa fungsi alumina pada penentuan beta karoten? Fungsi alumina pada penentuan beta karoten yaitu sebagai adsorben polar (fase
diam) yang dapat mengadsorpsi solut yang bersifat polar dan untuk memisahkan senyawa
yang bersifat basa karena alumina ini bersifat basa. yaitu senyawa karotenoid selain beta
karoten yang akan diikat oleh alumina pada fase diam, dan betakaroten (non polar) akan larut bersama fase gerak (Noviyanti, 2010).
4. Jelaskan pengertian fase stasioner dan fase mobil! Fase stationer merupakan fase diam pada kromatografi untuk menahan komponen
campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Senyawa tetap diam atau tidak berpindah dalam kromatografi yang berupa adsorben yang tidak
boleh larut dalam fase gerak. Selain itu, ukuran fase diam harus seragam, contohnya: alumunium, silica gel, arang (Gritter dkk, 2004).
1
Wahyu Erwin Firmansyah THP-FTP-UB-2014 Sedangkan fase mobil merupakan fase bergerak yang melarutkan zat komponen
campuran. Komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. Fase ini bisa berupa cairan, gas, atau cairan superkritis. Selain itu, fase ini dapat berupa
pelarut tunggal atau campuran beberapa pelarut dengan komposisi tertentu. Pelarut
merupakan pelarut polar maupun pelarut nonpolar. Fase mobil terdiri dari sampel yang dipisahkan dan solven yang menggerakkan sampel sepanjang kolom misal. Pada kolom
kromatografi misal, fase mobil bergerak sepanjang kolom dimana sampel berinteraksi dengan fase stationer dan dipisahkan (Gritter dkk, 2004).
5. Apa yang dipisahkan pada proses kromatografi adsorbsi pada penentuan kadar beta Karoten?
Senyawa atau zat yang dipisahkan pada proses kromatografi adsorbsi pada
penentuan kadar beta karoten yaitu pigmen beta karoten dan komponen lain yang menyusun senyawa tersebut. Pemisahan beta karoten berdasarkan polaritasnya. Beta
karoten bersifat non-polar, sehingga yang untuk memisahkan dari senyawa menggunakan pelarut heksana, karena heksana adalah pelarut non polar dan betakaroten terlarut didalamnya (Khopkar, 2008).
2
Wahyu Erwin Firmansyah THP-FTP-UB-2014 Tinjauan Pustaka 1. Kromatografi Kolom
Kromatografi Kolom merupakan Metode pemisahan yang di dasarkan pada
pemisahan daya adsorbsi suatu adsorben terhadap suatu senyawa, baik pengotornya maupun hasil isolasinya. Seberapa jauh komponen itu dapat diserap absorben tergantun
pada sifat fisika komponen tersebut. Prinsip kerja kromatografi kolom perbedaan daya serap dari masing-masing komponen, campuran yang akan diuji, dilarutkan dalam
sedikit pelarut lalu di masukan lewat puncak kolom dan dibiarkan mengalir kedalam zat menyerap. Senyawa yang lebih polar akan terserap lebih kuat sehingga turun lebih
lambat dari senyawa non polar terserap lebih lemah dan turun lebih cepat. Zat yang di serap dari larutan secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada
kolom. Pelarut lebih lanjut / dengan tanpa tekanan udara masing-masing zat akan bergerak turun dengan kecepatan khusus sehingga terjadi pemisahan dalam kolom (Sastrohamidjojo, 2004). 2. Beta Karoten
Beta karoten merupakan pigmen atau zat kimia alami yang berwarna merah,
kuning, hingga jingga yang terdapat dalam buah-buahan dan sayuran. Beta karoten merupakan senyawa organik, secara kimiawi diklasifikasikan sebagai hidrokarbon dan
secara spesifik diklasifikasikan sebagai terpenoid. Beta karoten merupakan karotenoid, precursor vitamin A dan sebagai antioksidan. Beta karoten tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non polar. Beta karoten antara lain terdapat pada buah dan sayur seperti wortel, tomat, dll. Pigmen warna ini tergolong dalam karotenoid yang banyak memberikan manfaat. Manfaat beta karoten ini antara lain menjamin kesehatan mata,
memlihara kesehatan kulit, mempertahankan membran sel, berperan dalam sistem
kekebalan tubuh dan kesehatan tulang, serta membantu pembentukan sel darah merah
dan bekerjasama dengan vitamin C dalam menyembuhkan luka (Rachman & Histifarina, 2010).
3. Tinjauan Sampel a) Brokoli
Brokoli (Brasicca oleracea) merupakan tanaman sayuran sub tropik yang banyak
dibudidayakan di Eropa dan Asia. Brokoli merupakan tanaman yang termasuk dalam tanaman dwimusim yaitu pertumbuhan vegetatif terjadi pada fase pertama dan pertumbuhan generatif pada fase berikutnya. Brokoli mengandung air, protein, lemak
karbohidrat, serat, kalsium, zat besi, vitamin (A, C, E, tiamin, riboflavin, nikotinamid), beta karoten dan glutation (Kurniasih, 2011).
3
Wahyu Erwin Firmansyah THP-FTP-UB-2014 b) Labu Kuning
Labu kuning (Cucurbita moschata) merupakan sayuran yang berwarna kuning yang
banyak mengandung beta karoten dimana beta karoten ini berperan sebagai antioksidan
disamping komponen nutrisi lain seperti karbbohidrat, protein, lemak, serat dan mineral. Di dalam tubuh beta karoten akan diubah menjadi vitamin A yang bermanfaat bagi
kesehatan tubuh untuk pertumbuhan, pemeliharaan jaringan tubuh dan penglihatan, reproduksi, perkembangan janin serta untuk mengurangi resiko timbulnya penyakit
kanker dan hati. Kadar beta karoten pada labu kuning sebesar 1187,23 µg/g (Usmiati dkk, 2009). c) Wortel
Wortel (Daucus carrota) merupakan salah satu jenis sayuran yang bernilai gizi
cukup tinggi, terutama kandungan senyawa karoten yaitu alfa dan beta karoten. Kedua
senyawa ini merupakan sumber provitamin A dan prekursor vitamin A. Dalam setiap 100
gram wortel mengandung 2813 µg vitamin A. Adanya kandungan beta karoten yang cukup tinggi menjadikan wortel mempunyai prospek yang baik sebagai sumber provitamin A untuk mencegah penyakit kekurangan vitamin A yang masih banyak diderita oleh sebagian masyarakat Indonesia (Rachman & Histifarina, 2010). d) Jagung Manis
Jagung manis (Zea mays) merupakan sumber sayuran yang kaya vitamin A, B, E dan
banyak mineral. Jagung manis merupakan salah satu komoditas pertanian yang disukai oleh masyarakat karena rasanya yang enak, mengandung karbohidrat, protein, rendah
lemak, dan vitamin yang tinggi. Jagung manis memiliki kadar vitamun A yang lebih tinggi dibanding dengan jagung biasa. Dalam 100 gr bahan kandungan vitamin A yaitu sebesar 400 SI (Iskandar, 2007).
4
Wahyu Erwin Firmansyah THP-FTP-UB-2014 B. Diagram Alir Penentuan Kadar Kadar Beta Karoten Dengan Kromatografi Kolom Adsorbsi
1. Ekstraksi Sampel
Sampel dihaluskan ditimbang 3 g dimasukkan dalam erlenmeyer
20 ml petroleum eter-aseton (1:1)
erlenmeyer ditutup alumunium foil residu dalam erlenmeyer
diaduk dengan shieve shaker selama 15 menit
diulangi proses ekstraksi sebanyak 3 kali
disaring
filtrat diambil
filtrat dimasukkan dalam erlenmeyer
100 ml petroleum eter-aseton (1:1)
diencerkan dengan cara dikocok menggunakan shieve shaker 15 menit filtrat diambil 25 ml dimasukkan dalam corong pemisah
25 ml aquades
dikocok
dibiarkan hingga terjadi pemisahan lapisan bawah (air-aseton)
fase eter dalam corong pemisah dikocok
25 ml aquades
dialirkan keluar dari corong pemisah dibuang
dibiarkan hingga terjadi pemisahan Fase Eter
lapisan bawah (air-aseton) dialirkan keluar dari corong pemisah dibuang
5
Wahyu Erwin Firmansyah THP-FTP-UB-2014 2. Penetapan Kadar Beta Karoten Fase Eter dimasukkan dalam gelas beker 1 gram Na2SO4 tiap 20 ml fase eter diaduk filtrat dimasukkan dalam kolom kromatografi larutan petroleum eter 10:1 beta karoten ditampung dalam labu ukur 25 ml larutan petroleum eter 10:1 hingga tanda batas digojog diukur absorbansi dengan panjang gelombang 450 nm dihitung kadar beta karoten Hasil
6
Wahyu Erwin Firmansyah THP-FTP-UB-2014 C. Hasil dan Pembahasan Persamaan regresi kurva standar : No
Konsentrasi
Absorbansi
1
0
0,009
2
0,2
0,023
3
0,4
0,041
4
0,6
0,084
5
0,8
0,100
6
1
0,312
Kurva Standar
0.350
Kurva Standar y = 0.255x - 0.033 R² = 0.728
0.300 Absorbansi
0.250 0.200 0.150
Series1
0.100
Linear (Series1)
0.050 0.000
-0.0500.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 -0.100
Konsentrasi
y = 0,255x 0,033
No
Jenis Sampel
Berat Sampel
Absorbansi
V masuk kolom
V keluar kolom
Kadar ß-karoten mg/100g
1.
Paprika Kuning
3,0134 gr
0,180
8 ml
25 ml
86,59
2.
Wortel
3,0352 gr
1,172
9 ml
25 ml
432,43
3.
Brokoli
3,0216 gr
0,129
9 ml
25 ml
58,42
4.
Jagung Manis
3,0093 gr
0,103
10 ml
25 ml
44.28
7
Wahyu Erwin Firmansyah THP-FTP-UB-2014 Perhitungan kadar beta karoten dari sampel yang dianalisis : y = 0,255x 0,033 Kadar ß-karoten =
(
FP =
)
1. Paprika Kuning
y = 0,255x 0,033
0,180 = 0,255x 0,033 0,255x = 0,213
x = 0,213/0,255 = 0,835 FP =
=
= 3,125
Kadar ß-karoten = Kadar ß-karoten =
,
,
,
(
)
= 86,59 mg/100g
2. Wortel
y = 0,255x 0,033 1,172 = 0,255x 0,033 0,255x = 1,205
x = 1,205/0,255 = 4,725 FP =
=
= 2,778
Kadar ß-karoten = Kadar ß-karoten =
( ,
,
,
)
= 432,43 mg/100g
3. Brokoli
y = 0,255x 0,033
0,129 = 0,255x 0,033 0,255x = 0,162
x = 0,162/0,255 = 0,635 FP =
=
= 2,778
Kadar ß-karoten = Kadar ß-karoten =
,
,
,
(
)
= 58,42 mg/100g
8
Wahyu Erwin Firmansyah THP-FTP-UB-2014 4. Jagung Manis
y = 0,255x 0,033
0,103 = 0,255x 0,033 0,255x = 0,136
x = 0,136/0,255 = 0,533 FP =
=
= 2,5
Kadar ß-karoten = Kadar ß-karoten =
,
,
,
(
)
= 44,28 mg/100g
Pertanyaan 1. Apa yang menjadi fase stasioner dan fase mobil pada analisis beta karoten dengan kromatografi kolom?
Fase stasioner pada analisis beta karoten dengan kromatografi kolom yaitu alumina dimana alumina sebagai fase diam berfungsi untuk mengikat senyawa yang polar
seperti aseton dan air. Alumina juga akan memberikan gaya adsorbsi pada fraksi
campuran sehingga fraksi-fraksi tersebut dapat memisah berdasarkan tingkat kepolarannya Sedangkan fase mobil pada analisis beta karoten dengan kromatografi
kolom yaitu PE-aseton (10:1) dan (1:1) dimana PE-aseton (10:1) berfungsi sebagai fase bergerak yang mengelusi senyawa nonpolar dan mengekstrak karoten dalam sampel.
Secara bersamaan komponen campuran tersebut akan mengalami gaya adsorbsi dan partisi sehingga dapat terpisah.
2. Komponen apa yang terelusi pada analisis beta karoten dengan kromatografi kolom?
Komponen yang terelusi pada analisis beta karoten dengan kromatografi kolom yaitu komponen beta karoten dalam sampel. Komponen beta karoten dalam sampel yang bersifat nonpolar akat terikat atau terelusi dengan fase mobil atau fase bergerak yaitu
PE-aseton (10:1). Beta karoten mengalami elusi atau gaya partisi paling besar karena bersifat paling nonpolar dari senyawa lainnya atau tingkat kepolarannya sama dengan
fase mobil sehingga ketika terjadi pemisahan, beta karoten akan berada paling bawah dan akan keluar terlebih dahulu dari kolom kromatografi. 3. Komponen apa yang teradsorbsi kuat pada adsorben?
Komponen yang teradsobsi kuat pada adsorben yaitu komponen yang bersifat polar dalam sampel. Komponen polar tersebut akan terikat kuat pada adsorben karena
mempunyai afinitas yang lebih besar dari komponen lainnya sehingga secara selektif akan tertahan pada adsorben.
9
Wahyu Erwin Firmansyah THP-FTP-UB-2014 4. Apakah analisis tersebut dapat memisahkan beta karoten dengan karotenoid lain seperti alfa dan gama karoten?
Tidak bisa, pada analisis tersebut tidak bisa untuk memisahkan beta karoten dengan karotenoid lain seperti alfa dan gama karoten. Hal tersebut disebabkan karena metode kromatografi kolom hanya dapat memisahkan total karotenoid dalam sampel
dengan prinsip memisahkan komponen secara selektif berdasarkan sifat fisik adsobs
dengan fase stationer, sehingga tidak dapat memisahkan jenis karotenoid secara spesifik. Metode yang paling sesuai untuk memisahkan beta karoten dengan karotenoid lain seperti alfa dan gamma karoten yaitu dengan menggunakan HPLC. Karotenoid yang dipisahkan dengan HPLC akan terpisah secara spesifik.
5. Apa fungsi pengukuran kadar beta karoten dalam eluat dengan spektrofotometer?
Fungsi pengukuran kadar beta karoten dalam eluat dengan spektrofotometer yaitu untuk mengukur absorbansi eluat beta karoten berdasarkan intensitas warnanya
dengan panjang gelombang 450 nm. Dengan diketahuinya absorbansi maka dapat ditentukan konsentrasi beta karoten dalam sampel menggunakan kurva standar beta karoten.
6. Apa fungsi ekstraksi dengan petroleum eter-aseton?
Fungsi ekstraksi dengan PE-aseton yaitu untuk mengekstrak beta karoten dalam
sampel. Beta karoten yang bersifat nonpolar akan larut dalam PE-aseton yang memiliki kepolaran yang sama (nonpolar) sehingga dapat dipisahkan dari komponen senyawa yang lain.
7. Fraksi apa saja yang terekstrak pada proses ekstraksi tersebut?
Fraksi yang terekstak pada proses ekstraksi yaitu fraksi yang bersifat polar dan
nonpolar. Fraksi polar terekstraksi oleh adanya aseton, sedangkan fraksi nonpolar (beta karoten) terekstraksi oleh PE-aseton.
8. Apa fungsi penambahan akuades pada ekstrak petroleum eter-aseton?
Fungsi penambahan akuades pada ekstrak petroleum eter-aseton yaitu untuk mengikat fase polar. Dengan penambahan aquades ada pemisahan antara fase polar dan nonpolar. Fase polar yang terikat dengan aquades selanjutnya dikeluarkan dari kolom agar tidak mengganggu proses ekstraksi beta karoten.
9. Fraksi apa yang larut pada aseton-air dan petroleum eter?
Fraksi yang larut pada aseton-air yaitu fraksi polar, sedangkan fraksi yang larut dalam PE yaitu fraksi nonpolar dimana pada percobaan ini fraksi yang bersifat nonpolar yaitu beta karoten.
10
Wahyu Erwin Firmansyah THP-FTP-UB-2014 PEMBAHASAN 1. Prinsip & Rumus Kromatografi Kolom
Prinsip kromatografi yang digunakan yaitu memisahkan komponen secara selektif
berdasarkan sifat fisik adsobs dengan fase stationer berupa adsorben alumina yang
mengisi kolom dan fase mobil PE-aseton (10:1) untuk mengelusi atau mengikat senyawa nonpolar.
Rumus yang digunakan dalam kromatografi yaitu: y = ax +b
persamaan kurva standar
Kadar ß-karoten =
(
)
FP = Keterangan:
Y = absorbansi
X = konsentrasi
Kadar ß-karoten (mg/100g) FP = Faktor pengenceran Berat sampel (gr)
Vol keluar kolom (ml)
Vol masuk kolom (ml) 2. Analisis Prosedur Kromatografi Kolom Pada percobaan kromatografi kolom, alat yang digunakan antara lain: mortar,
spatula, timbangan analitik, pipet ukur, bulb, erlenmeyer, alumunium foil, shieve skaker,
kertas saring, corong kaca, corong pemisah, kolom kromatografi, statif, labu ukur,
beaker glass, spektrofotometer, dan kuvet. Bahan yang digunakan antara lain: wortel, jagung manis, PE-aseton (10:1) dan (1:1), kapas, Na2SO4, alumina, dan aquades. Ada tiga
tahap utama dalam kromatografi kolom yaitu pembuatan kolom, proses ekstraksi sampai fase eter, dan penentuan kadar beta karoten sampel. a) Pembuatan Kolom + Gambar
Pada pembuatan kolom terlebih dahulu dilakukan persiapan alat dan bahan.
Sebelum diisi dipastikan terlebih dahulu bahwa kolom kromatografi yang digunakan
dalam keadaan bersih. Bahan pertama yang dimasukkan yaitu kapas. Kapas digulung
atau dipilir kecil supaya lebih mudah dimasukkan sampai ke dasar kolom. Untuk mempermudah memasukkan kapas maka digunakan spatula. Kapas yang dimasukkan dalam kolom kromatografi setinggi 1,5 cm. Penggunaan kapas tersebut berfungsi
membantu penyerapan senyawa yang akan dipisahkan, selain itu kapas berguna untuk
11
Wahyu Erwin Firmansyah THP-FTP-UB-2014 menjernihkan ekstrak beta karoten dari pengotor agar tidak terikut dalam ekstrak
sehingga nantinya akan terpisah dalam labu penampung. Kemudian ditambahkan
alu...