KURVA S PDF

Title KURVA S
Author Dwi April
Pages 15
File Size 202.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 272
Total Views 356

Summary

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang unik dan hanya dilakukan dalam periode tertentu (temporer) (Maharesi dalam Dannyanti, 2010).Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian ...


Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang unik dan hanya dilakukan dalam periode tertentu (temporer) (Maharesi dalam Dannyanti, 2010).Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang hanya terjadi sekali, dimana pelaksanaannya sejak awal sampai akhir dibatasi oleh kurun waktu tertentu (Tampubolon dalam Dannyanti, 2010) Menurut Soeharto (1999): Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas.Munawaroh dalam Dannyanti (2010) menyatakan proyek merupakan bagian dari program kerja suatu organisasi yang sifatnya temporer untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi, dengan memanfaatkan sumber daya manusia maupun non sumber daya manusia.Menurut Subagya dalam Dannyanti (2010) : Proyek adalah suatu pekerjaan yang memiliki tanda-tanda khusus sebagai berikut, yaitu,1. Waktu mulai dan selesainya sudah direncanakan.2. Merupakan suatu kesatuan pekerjaan yang dapat dipisahkan dari yang lain.3. Biasanya volume pekerjaan besar dan hubungan antar aktifitas kompleks.Heizer dan Render dalam Dannyanti (2010) menjelaskan bahwa proyek dapat didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan kepada suatu hasil utama.Menurut Akbar (2002): Kegiatan proyek dalam proses mencapai hasil akhirnya dibatasi oleh anggaran, jadwal, dan mutu yang harus dipenuhi dibedakan dari kegiatan operasional, hal tersebut karena sifatnya yang dinamis, non-rutin, multi kegiatan dengan intensitas yang berubah-ubah, serta memiliki siklus yang pendek.Dalam Meredith dan Mantel dalam Dannyanti (2010) dikatakan bahwa ”The project is complex enough that the subtasks require careful coordination and control in terms of timing, precedence, cost, and performance.”

Kurva-S 

1

1.2 Maksud dan Tujuan a. Maksud : Memperkenalkan Kurva-S sebagai tolak ukur suatu perencanaan proyek konstruksi dan pembanding antara rencana & aktual pekerjaan yg ada diproyek tersebut. b. Tujuan : Adanya Kurva-S bisa menjadi alternatif untuk Owner maupun MK guna mencapai akurasi penilaian dan membuat program pelaksanaan proyek agar target waktu dapat tercapai. Mungkin kita perlu meniru dan mencoba mengaplikasikannya. menggunakan tiga alat kendali sekaligus yaitu kurva-s, Bar Chart, dan Critical Path Method.

Kurva-S 

2

BAB II LANDASAN TEORI

1.1 Pengertian Manajemen Proyek Menurut Kerzner dalam Soeharto (1999), manajemen proyek didefinisikan sebagai : Project manajement is the planning, organizing, directing, and controlling of company resources for a relatively short term objective that has been establish to complete specific goals and objectives. Furthermore, project management utilizes the systems approach to management by having functional personnel (the vertical hierarchy) assigned to a specific project (the horizontal hierarchy).“Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh, manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hierarki (arus kegiatan) vertikal dan horisontal”.Jelas di sini tidak terlihat diperlukannya unsur-unsur prasarana (dalam arti bangunan dan jalan) untuk memulai sebuah proyek.Lebih jauh O‟Brien dalam Soeharto (1999) mengatakan manajemen proyek adalah : Project management accours when managemet gives emphasis and special attention to the conduct of non repetitive activities for the purpose of meeting a single set of goals.

Kurva-S 

3

BAB III ISI

A. Pengertian Kurva-S Kurva-S atau S-Curve adalah suatu grafik hubungan antara waktu pelaksanaan proyek dengan nilai akumulasi progres pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga proyek selesai. Kurva-S sudah jamak bagi pelaku proyek. Umumnya proyek menggunakan S-Curve dalam perencanaan dan monitoring schedule pelaksanaan proyek, baik pemerintah maupun swasta. Dan merupakan suatu kurve yg disusun utk menunjukkan interaksi antara nilai komulatif anggaran atau jam-orang (man hours) yg sudah digunakan atau persentase (persen) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Dengan begitu pada Kurva–S dapat digambarkan kemajuan volume tugas yg diselesaikan sepanjang berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian dari proyek. Dgn membandingkan kurva tersebut dgn kurva yg serupa yg disusun berdasarkan perencanaan, sehingga akan langsung tampak dgn jelas bila terjadi penyimpangan. Oleh lantaran kemampuannya yg bisa diandalkan dalam melihat penyimpangan-penyimpangan dalam pengerjaan proyek, sehingga pengendalian. Proyek dengan memakai Kurva–S sering kali difungsikan dalam pengendalian suatu proyek. Pada Kurva–S, sumbu mendatar menunjukkan waktu kalender, & sumbu vertikal menunjukkan nilai komulatif anggaran atau jam-orang atau persentase penyelesaian pekerjaan. Kurva-S ini secara gampang akan terdiri atas dua grafik yaitu grafik yang merupakan rencana dan grafik yang merupakan realisasi pelaksanaan. Perbedaan garis grafik pada suatu waktu yang diberikan merupakan deviasi yang dapat berupa Ahead ( realisasi pelaksanaan lebih cepat dari rencana) dan Delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana). Indikator tersebut adalah satu-satunya yang digunakan oleh para pelaku proyek saat ini atas pengamatan pada proyek-proyek yang dikerjakan di Indonesia. Progres dan kurva s dibuat terintegrasi bertujuan untuk melihat deviasi pekerjaan. Progres mingguan adalah akumulasi dari progres pekerjaan harian proyek yang dihitung dalam satu minggu. Kemudian progres mingguan tadi kita integrasikan dengan kurva s (time schedule) yang dibuat sebelumnya untuk melihat deviasinya.

Kurva-S 

4

Dengan melihat deviasinya, kita dapat mengetahui apakah proyek yang kita kerjakan mengalami keterlambatan (-) atau lebih cepat (+) dari rencana. Suatu pekerjaan dikatakan terlambat (-) jika garis kurva realisasi pekerjaan berada pada posisi bawah dari garis kurva rencana. Sebaliknya jika garis kurva berada di atas garis kurva rencana maka pekerjaan tersebut lebih cepat (+) dari rencana. Keterlambatan suatu pekerjaan biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : a. Kondisi Alam Kondisi alam memang susah untuk ditebak. Misalnya saja curah hujan yang tinggi di lokasi pekerjaan, kondisi ini dapat membuat pekerjaan proyek terhambat. b. Lingkungan Contohnya pada proyek yang berurusan dengan pengalihan lahan yang semula milik warga. c. Internal Perusahaan Sebagai Pengemban Tanggung Jawab Faktor lain yang juga dapat menghambat adalah dari internal perusahaan yang mengemban tanggung jawab itu sendiri. Kurva yg berbentuk huruf ”S” tersebut lebih banyak terbentuk lantaran kelaziman dalam pengerjaan proyek yakni : a) Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat. Setelah Itu diikuti oleh aktivitas yg bergerak cepat dalam jangka waktu yg lebih lama. pada akhirnya aktivitas menurun kembali & berakhir pada suatu titik akhir. b) Sebagai info untuk mengontrol pelaksaan suatu proyek dengan cara membandingkan deviasi antara kurva rencana dgn kurva realisai. c) Sebagai infomasi untuk pengambilan keputusan berdasarkan perubahan kurva realisasi terhadap kurva rencana, perubahan ini bisa dalam bentuk prosentase pekerjaan lebih cepat atau lebih lambat dari waktu yg telah ditentukan untuk menyelesaikan proyek.

Kurva-S 

5

d) Sebagai informasi kapan saat yg tepat untuk melaksanakan owner ataupun melakukan pembayaran terhadap supplier. Kurva-s pada dasarnya adalah perbandingan antara rencana dan realisasi pengeluaran biaya atau lebih pada kebutuhan cash flow. Namun dapat bermanfaat dalam menyatakan apakah proyek terlambat maupun tidak. Keterlambatan yang dinyatakan dalam kurva-s tersebut sebenarnya hanyalah merupakan pendekatan sehingga memiliki akurasi yang tidak tinggi dalam menyatakan keterlambatan proyek. Alat yang lebih baik dalam menyatakan keterlambatan proyek adalah Bar Chart dan produk turunannya yaitu Critical Path Method. B. Manfaat Kurva-S Kepraktisan menggunakan alat ini menjadikannya sebagai alat yang paling banyak digunakan dalam proyek. Namun juga tidak sedikit proyek yang menjadikan alat ini hanya sebatas hiasan dinding ruang rapat proyek. Mungkin agar terlihat “keren” atau yang lain. Padahal manfaat dari Kurva-S ini cukup banyak disamping sebagai alat indikator dan monitoring schedule pelaksanaan proyek.Ada beberapa manfaat lain dari Kurva-S yang dapat diaplikasikan di proyek, yaitu: 1. Sebagai alat yang diperlukan untuk membuat EVM (Earned Value Method) 2. Sebagai alat yang dapat membuat prediksi atau forecast penyelesaian proyek 3. Sebagai alat untuk mereview dan membuat program kerja pelaksanaan proyek dalam satuan waktu mingguan atau bulanan. Biasanya untuk melakukan percepatan. 4. Sebagai dasar perhitungan eskalasi proyek 5. Sebagai alat bantu dalam menghitung cash flow 6. Untuk mengetahui perkembangan program percepatan 7. Untuk dasar evaluasi kebijakan manajerial secara makro

Kurva-S 

6

C. Kesalahan penggunaan dan persepsi Kurva-S Walaupun gampang dan praktis untuk digunakan, tetap saja masih ada pelaku proyek yang salah persepsi dan salah menggunakan fitur sederhana ini. Berdasarkan pengalaman, ada beberapa hal yang saya anggap keliru dan belum lengkap dalam aplikasi Kurva-S ini, yaitu: 1.

Anggapan bahwa progress 50% adalah tepat pada 50% waktu pelaksanaan. −

Asumsi ini mengesampingkan kenyataan variasi jenis proyek atau keunikan proyek. Menurut saya ini suatu kesalahan persepsi. Contoh pada proyek gedung dimana komponen alat M/E yang cukup tinggi hingga 25% dan dipasang di akhir pelaksanaan proyek. Hal ini berarti kurva-s akan cukup landai di awal dan naik cukup tinggi di bagian akhir waktu pelaksanaan. Kurva-S akhirnya cenderung berada di progres 50% pada lebih dari 50% waktu pelaksanaan.



Persepsi yang benar adalah bahwa progres 50% belum tentu tepat pada 50% waktu pelaksanaan. Ini karena komposisi biaya dan waktu pelaksanaan tiap jenis proyek berbeda-beda. Pada suatu jenis proyek pun cukup variatif terkait lingkup pekerjaan yang dikerjakan.

2.

Bentuk kurva harus mendekati huruf S. Banyak pelaku proyek mempersepsikan nama kurva-s berarti grafik schedule yang terbentuk juga harus berbentuk S. Kedengaran lucu tapi ini benar-benar terjadi. −

Ini juga kesalahan persepsi. Dengan alasan yang sama dengan point di atas bahwa proyek itu unit. Ada begitu banyak variasi termasuk kasus di atas. Bentuk S pada kurva adalah pendekatan. Variasi bentuk S pada kurva-s akan sesuai kondisi proyek yang dilaksanakan yaitu distribusi bobot, urutan pelaksanaan, durasi, lingkup, dan yang lainnya. Sehingga tidak perlu memaksakan bentuk kurva atau grafik menyerupai S pada kurva-s, walaupun pada kebanyakan kasus kurva yang terbentuk memang mendekati huruf S.

3.

Distribusi bobot pekerjaan berdasarkan waktu untuk suatu item pekerjaan sering diasumsikan terdistribusi merata.

Kurva-S 

7



Kesalahan ini diakibatkan oleh pemahaman yang kurang tepat mengenai Kurva-S. Pemahaman yang dimaksud adalah bagaimana bobot didapatkan, bagaimana struktur biaya masing-masing item pekerjaan dan bagaimana pekerjaan itu dilakukan terkait urutan pelaksanaan dan durasinya.



Distribusi bobot haruslah memperhitungkan rencana volume yang akan dikerjakan dalam satuan waktu dan nilai biayanya. Pada pekerjaan struktur beton untuk gedung berlantai banyak, distribusi bobot dapat dimungkinkan untuk merata. Namun untuk kasus lain misalnya pekerjaan M/E, tidak dapat didistribusikan merata karena pada dasarnya pekerjaan M/E terdiri atas dua kelompok besar yaitu instalasi dan alat M/E. Komposisi biaya antara dua kelompok biaya tersebut berbeda signifikan. Instalasi M/E diperkirakan hanya 10% dari total biaya M/E dan alat M/E bisa mencapai 90%.

4.

Jika

dihubungkan

dengan

kurva-S

hasil

realisasi

pelaksanaan,

hanya

menghasilkan selisih akumulatif realisasi terhadap rencana yaitu Ahead (lebih cepat) atau Behind (terlambat). Sangat jarang memanfaatkannya untuk estimasi atau forecast penyelesaian proyek. Seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya mengenai manfaat schedule Kurva-S cukup banyak. Sayang sekali apabila pada suatu proyek, schedule Kurva-S dibuat namun tidak pernah diupdate realisasi pelaksanaannya. Proyek seakan berjalan tanpa tahu apakah mengalami keterlambatan atau sebaliknya. Tentu berbahaya menjalankan proyek tanpa kendali. Produk turunan dari kurva-s yang paling gampang adalah estimasi waktu penyelesaian proyek. Keterlambatan proyek biasanya sering dikaitkan dengan paramter waktu perkiraan penyelesaian proyek. Untuk mendapatkan parameter ini perlu mempelajari mengenai Earned Value Method (EVM). 5.

Ahead atau Behind adalah satu-satunya alat untuk menyatakan kondisi realisasi pelaksanaan tanpa memperhatikan aspek lain. −

Mungkin ini persepsi yang paling banyak terjadi. Perlu diketahui bahwa Kurva-S menyatakan realisasi pekerjaan dalam bentuk bobot atau nilai biaya yang telah dikerjakan. Dasar tersebut berarti tingkat akurasi dalam hal deviasi tidaklah benar-benar akurat.



Untuk

menyatakan

apakah

proyek

benar-benar

sedang

mengalami

keterlambatan, diperlukan alat yang lain misalnya Critical Path Method

Kurva-S 

8

(CPM) atau Earned Value Method (EVM). Akan tetapi untuk deviasi schedule dan realisasi yang cukup besar, indikasi dari Kurva-S sudah cukup. Pada deviasi yang kecil, perlu instrumen lain untuk menyatakan keterlambatan proyek. 6.

Cara memprogres pekerjaan persiapan adalah berdasarkan proporsional terhadap pekerjaan fisik. Misal, jika realisasi pekerjaan fisik mencapai 40% maka progres pekerjaan persiapan juga harus 40%. −

Ini salah kaprah. Pekerjaan persiapan merupakan salah satu item pekerjaan yang selalu ada dalam BQ dan Kurva-S. Pekerjaan persiapan memiliki karakteristik yaitu tergantung dengan waktu. Artinya pekerjaan ini tidak terkait dengan progres pelaksanaan. Seringpula pada aktualnya pekerjaan persiapan dilakukan lebih dulu seperti kantor direksi, jalan akses, papan nama, dan lain-lain. Cakupan pekerjaan persiapan tersebut tidak terkait dengan seberapa besar progress pelaksanaan pada item pekerjaan fisik yang lain.



Pekerjaan persiapan haruslah diprogres sesuai dengan realisasi aktual di lapangan. Hal ini karena memprogress pelaksanaan dengan Kurva-S adalah suatu tindakan yang mengakui biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa. Memprogress adalah sama dengan mengakui biaya yang dikeluarkan. Perlu kesepakatan awal mengenai bobot progres pada item pekerjaan ini.

7.

Cara menilai progres realisasi berbeda dengan asumsi atau cara membuat distribusi bobot masing-masing pekerjaan pada Master Schedule S-Curve. −

Perbedaan yang akhirnya akan membuat deviasi dalam pelaksanaannya. Asumsi-asumsi terhadap menetapkan distribusi bobot item pekerjaan pada saat perencanaan schedule dalam Kurva-S haruslah sama dengan asumsi-asumsi yang diterapkan dalam melakukan progres realisasi pekerjaan.



Agar tidak terjadi perbedaan pendapat, maka haruslah dilakukan kesepakatan di awal. Perlu diingat bahwa distribusi bobot item pekerjaan dan ketentuan memprogres pekerjaan adalah fokus pada biaya yang dikeluarkan berdasarkan kontrak yang telah disepakati baik ditinjau terhadap BQ maupun jenis kontrak.

Kurva-S 

9

8.

Percepatan dilakukan dengan mempercepat item pekerjaan yang memiliki bobot yang besar, sehingga realisasi schedule dalam waktu singkat dapat menjadi Ahead tanpa melihat aspek pekerjaan kritis. −

Persepsi ini pada akhirnya akan membuat keterlambatan schedule berdasarkan Kurva-S dapat dikejar namun berdasarkan aktual waktu penyelesaian sisa pekerjaan mengalami keterlambatan karena sisa pekerjaan memiliki urutan dan ketergantungan yang membutuhkan waktu yang lama walaupun bobot yang kecil. Dalam usaha percepatan atas keterlambatan pekerjaan, parameter yang paling penting adalah perkiraan waktu penyelesaian proyek. Percepatan hanya dapat berhasil apabila menggunakan fitur Critical Path Method yang merupakan turunan dari Bar Chart. Dengan menggunakan fitur Critical Path Method, rencana percepatan akan jauh lebih akurat.



Dalam usaha percepatan atas keterlambatan pekerjaan, parameter yang paling penting adalah perkiraan waktu penyelesaian proyek. Percepatan hanya dapat berhasil apabila menggunakan fitur Critical Path Method yang merupakan turunan dari Bar Chart. Dengan menggunakan fitur Critical Path Method, rencana percepatan akan jauh lebih akurat. Kesalahan dan kurang optimalnya penggunaan Kurva-S pada beberapa kasus di atas harusnya dihindari dalam rangka mencapai target waktu yang benar. Walaupun sederhana, Kurva-S cukup bermanfaat sebagai alat kendali waktu pelaksanaan di proyek. Pemahaman filosofis mengenai Kurva-S akan sangat membantu proyek untuk mencapai target waktu.

D. Fungsi Kurva-S 

Untuk

mengontrol

pelaksanaan

pekerjaan

pada

setiap

waktu,

dengan

membandingkan bobot persen rencana dengan bobot persen realisasi dilapangan, sehingga perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan tidak mengganggu atau mempengaruhi waktu pekerjaan secara keseluruhan. 

Untuk mengetahui waktu pembayaran angsuran, berdasarkan perjanjian yang ada, untuk membayar angsuran ini harus juga diperiksa perincian volume pekerjaan yang telah diselesaikan.

Kurva-S 

10

E. Kurva-S (Time Schedule) Kurva ini menunjukan hubungan antara presentase pekerjaan yang harus diselesaikan dengan waktu. Biasanya grafik ini dikenal dengan sebutan Kurva S (SCurve) dalam satuan bobot persen. Ada dua macam bobot persen: 1.

Bobot pesen yang menyatakan perbandingan antara harga suatu jenis pekerjaan dalam waktu tertentu terhadap harga total yang tercantum dalam dokumen kontrak. Dalam hal ini grafik bobot persen menyatakan hubungan antara harga kumulatif bobot persen dengan waktu.

2.

Bobot persen yang menyatakan perbandingan antara bobot suatu jenis pekerjaan dengan bobot seluruh pekerjaan. Dari bobot persen ini, dapat dibuat grafik yang menyatakan hubungan antara persentase kumulatif pekerjaan dengan waktu, dari grafik ini pula dapat diketahui persentase pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

(Contoh Kurva-S Mingguan)

Bobot persen yang dipakai pada proyek ini adalah sebagai berikut:

Kurva-S 

11

Pada dasarnya Time Schedule ini dibuat untuk mengontrol kemajuan suatu proyek, sesuai jangka waktu yang tersedia. Dalam pelaksanaanya, Time Schedule harus selalu dikontrol agar dapat dilakukan penyesuaian terhadap perubahanperubahan yang terjadi. Jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan, maka harus ada pekerjaan yang lain yang dipercepat menutupi keterlambatan terjadi, misalnya dengan penambahan tenaga kerja, penambahan peralatan, kerja lembur dan sebagainya. Dalam penyusunan Time Schedule ini, yang perlu mendapat perhatian adalah efisiensi pekerjaan, sehingga biarpun terjadi keterlambatan, proyek tersebut masih memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis. c. Prosedur Pembuatan Kurva “S” Rencana 1.

Menuliskan item pekerjaan seperti yanag ada di Time Schedule.

2.

Menentukan bobot persen dari tiap item pekerjaan berdasar perincian harga pada item pekerjaan terhadap harga total dari semua item pekerjaan.

3.

Membagi bobot persen pekerjaan...


Similar Free PDFs