LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. R DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PDF

Title LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. R DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
Author Alifya Sasmi
Pages 29
File Size 709.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 77
Total Views 496

Summary

0 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. R DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RUANG TERATAI RSUD *** Makalah Diajukan untuk memenuhi tugas early exposure I dalam mata kuliah KDK II Disusun Oleh: Alifya Sasmi PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI TAHUN 2016 1 BAB I PENDAH...


Description

Accelerat ing t he world's research.

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. R DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI Alifya Sasmi

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MANAJEMEN KASUS SIST EM KARDIOVASKULAR DENGAN CONGEST IF HEART FAILURE (CHF) e… selvie sherchii

ASKEP Pemenuhan Kebut uhan Oksigenasi Clara Oni T UMOR PARU.doc wayan manis

0

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. R DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RUANG TERATAI RSUD ***

Makalah Diajukan untuk memenuhi tugas early exposure I dalam mata kuliah KDK II

Disusun Oleh: Alifya Sasmi

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI TAHUN 2016

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spriritual memiliki banyak kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan dari kebutuhan yang paling dasar seperti makan, minum, bernapas, elimininasi, reproduksi dan istirahat. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnyamemiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkannya. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Berdasarkan teori Virginia Henderson ada 14 kebutuhan dasar manusia dalam melakukan asuhan keperawatan yaitu 1)Bernapas secara normal; 2)Makan dan minum yang cukup; 3)Eliminasi (buang air besar dan kecil); 4)Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan; 5)Tidur dan istirahat; 6)Memilih pakaian yang tepat; 7)Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal dengan menyesuaikan pakaian yang dikenakan dan modifikasi

lingkungan;

8)Menjaga kebersihan diri

dan lingkungan;

2

9)Menghindari

bahaya

dari

lingkungan

dan

menghindari

yang

membahayakan orang lain; 10)Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran dan opini; 11)Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan; 12) Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai kebutuhan hidup; 13)Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi; 14)Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan, dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia; Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Adanya kekurangan O2 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Pemberian terapi O2 dalam asuhan keperawatan, memerlukan dasar pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya O2 dari atmosfir hingga sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan hal tersebut maka perawat harus memahami indikasi pemberian O2, metode pemberian O2 dan bahaya-bahaya pemberian O2. Nn. R (22 tahun) merupakan salahsatu klien yang berada di Ruang Teratai Putih RSUD R. Syamsudin, SH. Kronologis masuk rumah sakit

3

karena tertabrak sebuah angkutan umum pada saat klien menyebrang di jalan raya. Diagnosa medis Nn. R yaitu CKR. Sudah dirawat di ruangan Teratai putih atas selama 4 hari saat dilakukan pengkajian. Penampilan secara umum klien terpasang nasal kateter (3 Lpm), terpasang infus RL (20 Tpm). Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat kasus kebutuhan dasar manusia sebagai sebuah laporan dengan judul Asuhan Keperawatan pada Nn. R dengan gangguan kebutuhan oksigenasi di Ruang Teratai RSUD ***

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Sebagai salahsatu tugas early exposure I dalam mata kuliah KDK II. 2. Tujuan khusus Adapun tujuan khusus dari penulisan tugas ini adalah sebagai berikut: 1) Mampu melakukan pengkajian pada Nn. R 2) Mampu membuat Diagnosa keperawatan menurut prioritas pada Nn. R 3) Mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada pasien Nn. R 4) Mampu menerapkan tindakan keperawatan pada pasien Nn. R . 5) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah di laksanakan sesuai dengan tujuan yang telah diterapkan

4

C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Kelompok Penulis a.

Mengetahui labih jauh lagi tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar, khususnya kebutuhan oksigenasi.

b. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar secara baik dan benar. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai koleksi tambahan buku-buku diperpustakaan dan sebagai kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan.

D. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas makalah ini adalah metode Deskrisif dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara 2. Observasi 3. Studi Dokumentasi 4. Studi Kepustakaan

E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan tugas makalah ini adalah sebagai berikut: BAB I

: Pendahuluan meliputi

Latar Belakang, Tujuan, Manfaat,

Metode Penulisan, Sistematika Penulisan

5

BAB II

: Tinjauan Pustaka Meliputi Definisi, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi

Klinis,

Pemeriksaan

Fisik,

Pemeriksaan

Penunjang, Penatalaksanaan. BAB III

: Tinjauan Kasus meliputi Pengkajian, Analisa Data, Diagnosa Keperawatan,

Intervensi

keperawatan dan evaluasi BAB IV

: Penutup meliputi Kesimpulan

Keperawatan,

implementasi

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi kebutuhan oksigenasi Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel (Hidayat, 2009). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel (Mubarak, 2007). Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas (Wartonah Tarwanto, 2006) Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer. Konsentrasi oksigen dalam udara ruangan adalah 21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres pada miokardium ( Mutaqqin, 2005 )

7

B. Etiologi Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi menurut NANDA (2011), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan dinding dada, nyeri, cemas, penurunan energy atau kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif atau persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.

C. Patofisiologi Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002)

D. Manifestasi klinis Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan

8

untuk bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anteriorposterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2011). Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS abnormal,

sianosis,

warna

kulit

abnormal

(pucat,

kehitam-hitaman),

hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2011).

E. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen 1) Faktor fisiologis a. Penurunan kapasitas membawa oksigen b. Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi 2) Faktor perkembangan Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak

9

dan pola napas. Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi jaringan: Bayi Prematur, Bayi dan Todler, Anak usia sekolah dan remaja, Dewasa muda dan dewasa pertengahan dan Lansia. 3) Faktor lingkungan Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat. Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatankegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen. 4) Gaya hidup Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakitparu.

10

5) Status kesehatan Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakitpenyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel. 6) Narkotika Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan. 7) Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan yaitu: a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan sel jaringan.

11

8) Perubahan pola nafas Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma. 9) Obstruksi jalan nafas Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi: hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas. Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadangkadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

F. Pemeriksaan fisik 1. Mata a. Konjungtiva pucat (karena anemia) b. Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)

12

c. konjungtiva

terdapat

pethechia

(karena

emboli

lemak

atau

endokarditis) 2. Kulit a. Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer) b. Penurunan turgor (dehidrasi) c. Edema. d. Edema periorbital. 3. Jari dan kuku a. Sianosis b. Clubbing finger. 4. Mulut dan bibir a. membrane mukosa sianosis b. bernapas dengan mengerutkan mulut. 5. Hidung a. Pernapasan dengan cuping hidung. 6. Vena leher a. Adanya distensi / bendungan. 7. Dada a. retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan) b. Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan. c. Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati saluran/rongga pernapasan

13

d. Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial) atau Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing, friction rub/pleural friction), Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness) 8. Pola pernapasan a. pernapasan normal (eupnea) b. pernapasan cepat (tacypnea) c. pernapasan lambat (bradypnea)

H. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan oksigenasi yaitu: 1) EKG: menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi transmisi impuls dan posisi listrik jantung. 2) Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang respond

miokard

terhadap

peningkatan

kebutuhan

oksigen

dan

menentukan keadekuatan aliran darah koroner. 3) Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan pemeriksaan fungsi paru, analisis gas darah (AGD).

I. Penatalaksanaan 1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif a. Pembersihan jalan nafas

oksigenasi ;

14

b. Latihan batuk efektif c. Suctioning d. Jalan nafas buatan 2. Pola Nafas Tidak Efektif a. Atur posisi pasien ( semi fowler ) b. Pemberian oksigen c. Teknik bernafas dan relaksasi 3. Gangguan Pertukaran Gas a. Atur posisi pasien ( posisi fowler ) b. Pemberian oksigen c. Suctioning

15

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. R DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RUANG TERATAI RSUD ***

A. Pengkajian 1. Tanggal Pengkajian 2. Data Demografi a. Data Klien Nama Umur Jenis Kelamin Agama Suku/Bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat No. RM Diagnosa Medik Tanggal MRS

: 25 April 2016

: Nn. R : 22 thn : Perempuan : Islam : Sunda/ Indonesia : Mahasiswa : Mahasiswa : *** : *** : CKR : 22 April 2016

b. Data Penanggung Jawab Nama : Tn. A Umur : 48 thn Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Suku/Bangsa : Sunda/ Indonesia Pekerjaan : PNS Alamat : *** Hubungan Dengan Klien : Ayah Kandung

16

3.

Riwayat Kesehatan Sekarang

1) Alasan Masuk Rumah Sakit Pada tanggal 22 april 2016 klien tertabrak sebuah angkutan umum di jalan raya pada saat menyebrang, kemudian klien dibawa ke RSUD *** oleh keluarganya untuk mendapatkan perawatan. 2) Keluhan Utama Klien mengatakan pusing, nyeri kepala, penglihatan kabur, sesak napas serta nyeri pada daerah dada. 3) Riwayat Kesehatan Sekarang Pada saat dikaji, Klien mengatakan sesak nafas, nyeri di area dada dengan skala 1 (0-5) sesak yang dirakan seperti terhimpit suatu benda. Sesak bertambah jika klien bergerak dan sesak berkurang jika dibaringkan. 4) Riwayat Kesehatan Masa Lalu Klien mengatakan bahwa klien mempunyai riwayat penyakit asma 1 tahun yang lalu. 5) Riwayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan

di keluarganya tidak ada yang mempunyai

penyakit keturunan seperti Jantung, Hipertensi, dan TBC.

17

4.

Pemeriksaan Fisik 1. Penampilan Umum Klien terlihat lemas, terpasang infus RL (20 Tpm) di tangan sebelah kanan. 2. Tingkat kesadaran Compos Mentis; E : 4 ; M: 6 ; V: 5 3. TTV TD: 110/80 mmHg N : 80X/M S : 35,98 R : 35 X/M 4. Pemeriksaan Fisik Head to Toe a. Kepala

: Bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, distribusi rambut merata, warna rambut hitam, rambut lengket, .

b. Wajah

: Bentuk simetris, kulit kering, tampak lemah dan pucat.

c. Mata

: Bentuk simetris, pergerakan bola mata normal, konjungtiva

merah,

kelopak

mata

bengkak,

distribusi bulu mata merata, reflek pupil terhadap cahaya miosis, terdapat luka di atas alis sebelah kanan.

18

d. Hidung

: Bentuk simetris, distribusi bulu hidung merata, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan pada pada area sinus, mukosa lembab, terpasang oksigen nasal kanul (3 Lpm).

e. Mulut

: Bentuk simetris, mukosa bibir kering, gigi kuning, tidak ada pembengkakan gusi, reflex menelan normal.

f. Telinga

: Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat peradangan.

g. Leher

: Bentuk simetris, tidak terdapat luka trakeostomi, tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid.

h. Dada

: Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada jaringan parut, terdapat nyeri tekan, suara paru ronchy, ronchy akumulasi secret, pola nafas cepat.

i. Abdomen

: Bentuk datar, tidak ada ascites, tidak ada jaringan parut, tidak ada lesi, bising usus 8x / menit, nyeri tekan di ulu hati.

j. Ekstermitas atas: Bentuk simetris, jari lengkap, kulit lengket, tidak ada edema, tangan kanan terpasang Infus RL (20 Tpm), vaskularisasi hangat, tidak ada clubbing finger, kekuatan otot 5

3

19

k. Ekstermitas Bawah

: Bentuk simetris, jari lengkap, tidak ada

edema, vaskularisasi hangat, kekuatan otot

5

0

l. Genetalia

: Terpasang popok


Similar Free PDFs