Title | LAPORAN PENGAMATAN POLUSI CAHAYA DI AREA ITB DAN SEKITARNYA |
---|---|
Pages | 82 |
File Size | 4.7 MB |
File Type | |
Total Downloads | 63 |
Total Views | 183 |
LAPORAN PENGAMATAN POLUSI CAHAYA DI AREA ITB DAN SEKITARNYA Oleh : KELOMPOK 2 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2017 i Daftar nama dan NIM anggota kelompok 2 No. Nama NIM 1 Uud Prayuda 18113036 2 Petra Febrianto Liasta 18114021 3 Resti Lestari 18114017 4 Riko Bobot Harsongko 18114010 5 Andrew Filbert Dary ...
LAPORAN PENGAMATAN POLUSI CAHAYA DI AREA ITB DAN SEKITARNYA
Oleh : KELOMPOK 2
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2017
i
Daftar nama dan NIM anggota kelompok 2 No.
Nama
NIM
1
Uud Prayuda
18113036
2
Petra Febrianto Liasta
18114021
3
Resti Lestari
18114017
4
Riko Bobot Harsongko
18114010
5
Andrew Filbert Dary
18114003
6
Jungman Berliansyah N.
18115033
7
Eka Aditya C.K.
18114022
8
Martin Rinaldy
1814002
9
Ridhola Tri Ariski
13113087
10
Alfitra Libelnedo
13113111
11
Alkautsar Purnama A.
12015073
12
Dinar Pratiwi Aulia
17515001
13
Syifa Aura Dwivani
17515003
14
Rizka Nur Rohmah
17515013
15
Mita Sekarsari
17515027
16
Marlina F.S.
10513027
17
Chintya Purida
17514037
18
Almira Yasmine
17514007
19
Mutawakil Al Muqdasi
10513023
20
Aji Santoso
10514080
21
Nisa Fazriah
10514007
22
Budiono Adisantosa
18113005
23
Aziz A. F.
18112042
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas observasi mengenai polusi cahaya di lokasi Dukomsel – Jalan Merdeka, Kota Bandung, dan menyelesaikan laporan berjudul ”Pengamatan Polusi Cahaya di Area ITB dan Sekitarnya” sebagai pemenuhan tugas mata kuliah AS2005 Astronomi dan Lingkungan di Program Studi Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung.
Selama melaksanakan kunjungan lapangan dan penulisan laporan ini, kami mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mendapat kemudahan untuk melaksanakan kunjungan lapangan dan menyelesaikan laporan ini;
2.
Ferry Mukharradi Simatupang, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah AS2105 Astronomi dan Lingkungan, yang senantiasa memberikan ilmu astronomi pada umumnya dan materi polusi cahaya pada khususnya.
3.
dan semua pihak yang membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakan laporan ini. Akhir kata, kami memohon maaf kepada semua pihak atas segala kekurangan yang ada. Kami berharap semoga laporan kunjungan lapangan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Bandung, 12 Desember 2017
Kelompok 2
iii
DAFTAR ISI Halaman Halaman Sampul ................................................................................................... i Daftar Nama dan NIM Anggota Kelompok 2 ………………………………….. ii Kata Pengantar ...................................................................................................... iii Daftar Isi ............................................................................................................... iv Bab I Pendahuluan ............................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang............................................................................................. 1 1.2. Identifikasi Masalah .................................................................................... 2 1.3. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2 1.4. Tujuan .......................................................................................................... 2 1.5. Manfaat ........................................................................................................ 2 1.6. Sistematika Penulisan .................................................................................. 3 Bab II Tinjauan Pustaka ................................................................................... 4 2.1. Lokasi Kunjungan Lapangan ....................................................................... 4 2.2. Perubahan Iklim........................................................................................... 6 2.3. Banjir ........................................................................................................... 7 2.4. Mitigasi Perubahan Iklim ............................................................................ 7 2.5. Adaptasi Perubahan Iklim ........................................................................... 8 Bab III Metodologi Penelitian........................................................................... 9 3.1
Setting Penelitian ......................................................................................... 9
3.1.1 Waktu Penelitian ....................................................................................... 9 3.1.2 Tempat Penelitian...................................................................................... 10 3.1.3 Subjek Penelitian....................................................................................... 10 3.2
Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 10
3.2.1 Observasi ................................................................................................... 10 3.2.2 Wawancara ................................................................................................ 10 3.3
Pengolahan Data .......................................................................................... 10
3.3.1 Penentuan Pokok Masalah ........................................................................ 10 3.3.2 Pembahasan dan Solusi ............................................................................. 11 iv
Bab IV Data dan Analisis .................................................................................. 12 4.1. Data Hasil Kunjungan Lapangan................................................................. 12 4.2. Analisis Data ............................................................................................... 14 4.3. D 4.4. D Bab V Penutup .................................................................................................... 19 5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 19 5.2. Saran ............................................................................................................ 19 Daftar Pustaka ....................................................................................................... 20
v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar dan paling maju di Indonesia. Tak heran jika pembangunan di Kota Bandung semakin tinggi dari tahun ke tahun. Modernisasi di Kota Bandung menyebabkan kebutuhan sarana dan prasarana semakin bertambah, khususnya dalam hal ini adalah tata pencahayaan kota. Tata letak pencahayaan yang buruk dapat menyebabkan polusi cahaya, selain itu penggunaan cahaya dengan intensitas yang sangat tinggi dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Di samping berdampak bagi masyarakat, polusi cahaya juga berdampak pada hal penelitian antariksa. Salah satu contohnya adalah terancamnya kawasan Observatorium Bosscha, di Lembang, Kabupaten Bandung.
Dikutip dari Republika, Walikota Bandung, Ridwan Kamil, mengatakan jika Kota Bandung turut menyumbang polusi cahaya bagi Bosscha. Salah satu penyebab polusi cahaya yang memengaruhi Bosscha adalah pesatnya pertumbuhan penduduk. Observatorium Bosscha dididirikan pada saat penduduk Bandung hanya sekitar 300 ribu jiwa. Tetapi saat ini penduduk Bandung telah mencapai 2,5 juta jiwa. Polusi cahaya banyak disebabkan oleh sumber cahaya buatan seperti lampu jalan, billboard, lampu rumah, lampu restoran, lampu hotel, dan lain-lain. Selain itu, masih banyaknya masyarakat yang tidak peduli terhadap tata letak pencahayaan yang efesien sehingga terjadilah polusi cahaya. Dan kondisi kecerlangan langit kota Bandung pada malam hari semakin terlihat terang sehingga bintang-bintang susah diamati.
Salah satu daerah Kota Bandung yang menjadi sorotan adalah daerah Dago dan sekitar Kampus Institut Teknologi Bandung, yang memiliki penerangan dominan untuk tujuan komersial. Banyak jenis lampu yang digunakan untuk menerangi reklame atau billboard. Namun pemasangan lampu masih cenderung kurang efektif sehingga banyak ditemukan cahaya yang berlebihan. Sebagai bagian dari warga di daerah Kota Bandung, hal ini mendorong penulis untuk mendalami masalah tersebut dan melakukan pengamatan secara langsung peristiwa polusi cahaya.
1
1.2. Identifikasi Masalah Identifikasi permasalahan berdasarkan latar belakang di atas, yaitu : a. Adanya polusi cahaya yang terjadi di wilayah Dago dan sekitar ITB b. Jenis polusi cahaya yang terjadi di wilayah Dago dan sekitar ITB c. Kurangnya kesadaran pemerintah dan masyarakat mengenai tata letak pencahayaan di Kota Bandung pada umumnya, serta di wilayah Dago dan sekitar ITB pada khususnya.
1.3. Rumusan Masalah Berikut ini adalah rumusan masalah yang menjadi pokok pada analisis pengamatan ini, yaitu : a. Apa yang menyebabkan polusi cahaya di wilayah Dago dan sekitar ITB? b. Apa jenis polusi cahaya yang terjadi di wilayah Dago dan sekitar ITB? c. Bagaimana upaya untuk meningkatkan kesadaran pemerintah dan masyarakat mengenai pencahayaan di Kota Bandung pada umumnya serta wilayah Dago dan sekitar ITB pada khususnya.
1.4. Tujuan Tujuan dilakukannya pengamatan ini yaitu : a. Mengetahui penyebab polusi cahaya di wilayah Dago dan sekitar ITB. b. Mengetahui jenis polusi cahaya di wilayah Dago dan sekitar ITB. c. Meningkatkan kepedulian pemerintah dan masyarakat mengenai tata letak pencahayaan secara efektif sesuai dengan fungsinya untuk Kota Bandung pada umumnya serta di wilayah Dago dan sekitar ITB pada khususnya.
1.5. Manfaat Manfaat dari dilakukannya pengamatan ini yaitu : a. Memberikan masukan terkait hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi polusi cahaya di wilayah Dago dan sekitar ITB. b. Memberikan gambaran dan membuka wawasan masyarakat Kota Bandung terhadap dampak polusi cahaya.
2
1.6. Sistematika Penulisan Laporan pengamatan ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut : a.
Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan laporan pengamatan polusi cahaya. b.
Bab II Tinjauan Pustaka
Berisi teori-teori yang menjadi landasan dalam analisis permasalahan yang diangkat. Tinjauan pustaka menjelaskan tentang pengertian polusi cahaya, dampak polusi cahaya, jenis polusi cahaya, jenis lampu, dan jenis tudung lampu. c.
Bab III Metodologi Penelitian
Berisi penjelasan tentang lokasi pengamatan, teknik pengumpulan data, dan pengolahan datanya. d.
Bab IV Data dan Analisis
Berisi data hasil pengamatan yang dilakukan yaitu berupa hasil pengamatan secara langsung, dan hasil analisis berupa klasifikasi jenis lampu, jenis tudung, dan jenis polusi cahaya. e.
Bab V Penutup
Berisi kesimpulan mengenai analisis data hasil pengamatan, serta saran berkaitan dengan kondisi di lokasi.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Polusi Cahaya
Istilah polusi cahaya merujuk pada suatu keadaan cahaya yang berlebihan, sumbernya bisa alami maupun buatan. Polusi cahaya menimbulkan ketidaknyamanan. Dalam kondisi normal, polusi cahaya banyak ditimbulkan oleh sumber-sumber cahaya buatan, misalnya dari lampu penerangan jalan, lampu-lampu reklame, lampu dekorasi, lampu taman, lampu dari stadion olahraga, lampu penerangan luar, dan lain-lain. Umumnya polusi cahaya diakibatkan oleh penggunaan sistem peneranganyang tidak tepat. Cahaya terhambur ke atas secara percuma, sehingga cahaya terbuang secara sia-sia. Polusi cahaya sering berkaitan erat dengan ketidak efisienan dan penggunaan energi yang cukup boros
2.2
Jenis Polusi Cahaya
Bentuk – bentuk dasar polusi cahaya antara lain : 1. Langit yang terang (sky glow/ uplight)
Gambar 2.1 Contoh sky glow
Polusi ini menambah kecerlangan langit di atas wilayah pemukiman.
4
2. Silau (glare)
Gambar 2.2 Contoh glare
Cahaya yang berlebihan menyebabkan ketidaknyamanan secara visual. Akibat dari glare, visibilitas dapat menurun.
3. Gangguan terhadap hak sekitar (trespass)
Gambar 2.3 Contoh trespass Cahaya yang jatuh di tempat yang tidak dimaksudkan, tidak diinginkan, atau tidak dibutuhkan.
4. Pencahayaan berlebih (over-illumination) 5
Gambar 2.4 Contoh pencahayaan berlebih
Jumlah sumber cahaya berlebih secara kualitas dan kuantitas, menambah parah serta berkontribusi pada sky glow, glare, dan trespass. Bentuk – bentuk polusi cahaya sering merupakan campuran satu sama lainnya, untuk membedakannya antar satu dengan lainnya cukup sulit.
2.3
Dampak Polusi Cahaya
Akibat dari polusi cahaya, beberapa bagian kehidupan terganggu, antara lain: a.
Pada Hewan :
Khususnya untuk mahluk nocturnal, ekosistem mereka terganggu akibat pancaran cahaya yang berlebihan. Mahluk ini akan kesulitan mencari makanan, lebih mudah tertangkap predator, mengalami penurunan reproduksi, serta peningkatan mortalitas akibat terganggunya night vision mahluk nocturnal.
Kicau burung memiliki waktu tertentu untuk waktu fajar, senja, dan sepanjang hari. Akibat yang ditimbulkan dari adanya polusi cahaya ialah kicauan burung akan terdengar lebih awal. Selain itu, ritme dari kicauan tersebut cepat.
Normalnya burung akan melakukan perjalanan tertentu menuju suatu tempat. Jika burung tertarik terhadap cahaya tertentu, burung tersebut akan mengitari sumber cahaya sampai lelah. Hal yang paling buruk yang bisa terjadi ialah burung menjadi mangsa predator.
Pada reptil, contohnya penyu. Telur penyu akan diletakkan pada tempat yang terpencil dan gelap. Jika anak penyu yang menetas merangkak kea rah darat, mereka lebih tertarik
6
merangkak ke arah yang lebih terang. Akibatnya ialah anak penyu bisa menderita dehidrasi, kelelahan, dan dimangsa oleh predator.
Pada amfibi : menyebabkan kebingungan dan disorientasi sehingga reproduksi bisa menurun, kegiatan mencari makan berkurang, serta terganggunya insting natural untuk melindungi diri dari predator.
b. Pada Manusia:
Mengganggu siklus hormonal manusia
Mengganggu aktivitas tidur
Mata kelelahan, sakit kepala maupun stress akibat polusi jenis over illumination di tempat kerja
Dapat meningkatkan kemungkinan kanker payudara, untuk wanita
c. Pada Penelitian Astronomi: Mengganggu pengamatan benda – benda di langit akibat cahaya yang diamati dari benda langit dikalahkan oleh cahaya yang dihasilkan oleh polusi cahaya.
d. Pada Ekonomi
Pemborosan energi
Polusi cahaya menyebabkan polusi udara, akibat listrik yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu berasal dari pembakaran bahan bakar, untuk beberapa pembangkit listrik
2.4
Jenis Lampu
Lampu dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan sebagai berikut. a. Lampu Pijar
7
Gambar 2.5 Lampu pijar
Memancarkan cahaya dengan arus listrik yang memanaskan logam sangat tipis atau filamen yang terbuat dari Tungsten, Karbon atau Tantalum. Lampu ini menghasilkan spektrum kontinu, sehingga mempengaruhi spektrum secara keseluruhan langit. Lampu pijar saat dihubungkan dengan arus langsung menyala, memiliki harga yang murah, intensitas cahaya dari lampu dapat diatur dan warnanya sangat baik. Kekurangan lampu ini ialah tidak efisien, karena saat beroperasi menghasilkan panas yang tinggi. Waktu hidup yang dimilikinya juga pendek, sekitar 500 – 5000 jam.
b. Lampu Halogen
Gambar 2.6 Lampu Halogen
Diisi dengan gas halogen. Lampu ini biasanya digunakan untuk kendaraan mobil / motor. Lampu ini memiliki efisiensi yang lebih baik dibanding lampu pijar, sekitar 25%. Lampu ini menghasilkan panas yang tinggi dan masih tergolong ke dalam lampu yang tidak efisien. 8
c. Lampu Neon / Flurescent
Gambar 2.7 Lampu neon
Lampu ini memancarkan cahaya akibat gas yang terdapat di dalamnya dialiri listrik. Lampu ini biasa digunakan untuk lampu ruangan, reklame, dll. Lampu ini cukup efisien, tahan lama (10.000 – 15.000 jam) serta memiliki warna cahaya yang cukup baik. Kekurangan dari lampu ini ialah dapat bergetar dan peka terhadap temperature tertentu.
d. Lampu Merkuri
Gambar 2.8 Lampu merkuri
Merupakan jenis HID (High Intensity Discharge). Lampu ini mengeluarkan cahaya akibat eksitasi gas merkuri. Warna yang dihasilkan lampu ini ialah biru putih. Lampu ini bisa bercahaya untuk waktu sekitar (16 – 24.000 jam). Untuk biaya awal, lampu ini mengeluarkan sedikit biaya. Namun, kelemahan utama yang dimiliki lampu ini ialah lambat mengeluarkan cahaya dan tidak efisien, selain itu setelah 2-3 tahun kualitas cahaya yang dikeluarkan semakin turun. 9
e. Lampu Metal Halida
Gambar 2.9 Lampu metal halida
Merupakan jenis lampu HID, mirip merkuri namun gas yang digunakan berupa gas metal halida. Untuk lampu dengan daya 100 watt, lampu ini dapat menyala bertahan mencapai 10.000 jam. Warna yang dikeluarkan memiliki kualitas sangat baik, dengan warna putih sangat terang seperti siang hari. Akan tetapi, butuh waktu yang cukup banyak untuk penyalaan dan biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan sampai perawatan tinggi.
f. Lampu Sodium HPS (High Pressure Sodium)
Gambar 2.10 Lampu HPS
Mirip lampu merkuri, hanya penggunaan gas yang digunakan ialah jenis sodium. Lampu ini merupakan lampu jenis HID.
g. Lampu Sodium LPS (Low Pressure Sodium)
10
Gambar 2.11 Lampu LPS
Merupakan lampu yang cukup cocok untuk observasi astronomi, karena cahaya yang dikeluarkan tidak dalam spektrum kontinu. Lampu ini lebih terang daripada lampu HPS, bisa digunakan untuk menembus kabut. Lampu ini sangat efisien, untuk lampu dengan daya 90 watt, lampu ini bekerja sampai 16.000 jam. Lampu ini memiliki warna kuning redup.
2.5. Jenis Tudung Lampu Tudung lampu atau kap lampu merupakan komponen tambahan pada lampu yang bertujuan untuk mengurangi arah pencahayaan lampu. Pemilihan jenis tudung lampu yang efektif merupakan salah satu metode untuk mengurangi polusi cahaya. Pemilihan tersebut dapat menghemat energi yang digunakan serta pencahayaan yang diberikan lampu jadi lebih efektif. Berikut adalah tabel mengenai klasifikasi jenis tudung lampu. Tabel 2.1 Klasifikasi tudung lampu
Klasifikasi Full Cutoff
Definisi Tidak
Keuntungan
Limitasi
terdapat Mengurangi glare, tidak Mengurangi
intensitas cahaya pad...