LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI - Pengamatan pada Batang PDF

Title LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI - Pengamatan pada Batang
Author Sylvia Yarashima
Pages 15
File Size 786.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 96
Total Views 147

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MATA KULIAH : PERKEMBANGAN TUMBUHAN JUDUL PRAKTIKUM PENGAMATAN PADA BATANG OLEH : NAMA : NIA YUNITA NIM : 0704173086 JURUSAN/PRODI : BIOLOGI KELAS/SEMESTER : BIOLOGI-1/ IV KELOMPOK :8 TANGGAL PELAKSANAAN : 30 APRIL 2019 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA I. JUD...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MATA KULIAH : PERKEMBANGAN TUMBUHAN JUDUL PRAKTIKUM PENGAMATAN PADA BATANG

OLEH : NAMA

: NIA YUNITA

NIM

: 0704173086

JURUSAN/PRODI

: BIOLOGI

KELAS/SEMESTER

: BIOLOGI-1/ IV

KELOMPOK

:8

TANGGAL PELAKSANAAN

: 30 APRIL 2019

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA

I.

JUDUL PRAKTIKUM

: PENGAMATAN PADA BATANG

II.

TUJUAN PRAKTIKUM

:

1. Untuk mengamati tipe berkas pengangkut pada batang III. TINJAUAN TEORITIS

:

Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Diujung sumbu titik tumbuhnya, batang dikeliliingi oleh daun muda dan menjadi terminal. Dibagian batang yang lebih tua daunnya saling berjauhan, nodus tempat daun melekat pada batang dapat dibedakan dari ruas, yakni bagian batang diantara dua buku yang berurutan (Hidayat, 1995). Batng (stem) adalah organ yang terdiri dari sistem nodus yang berselangseling, titik tempat daun melekat, dan internodus, segmen batang diantara nodusnodus. Pada sudut teratas (aksi) yang terbentuk oleh setiap daun dan batang terdapat dikuncup aksilaris struktur yang dapat membentuk tunas lateral biasa disebut cabang. Sebagian besar kuncup aksilaris suatu tunas muda bersifat dorman (titik bertumbuh) (Campbell, 2008). Menurut bentuknya batang dibagi menjadi dua macam yaitu batang herba dan batang kayu. Batang tumbuhan herba mengandung klorofil sehingga berwarna hijau dan memungkinkan terjadinya fotosintesis. Pada bagian ini juga terdapat jaringan penyokong yaitu kolenkim dan sklerenkim sehingga tumbuhan herba dapat tumbuh tegak. Bagian luar batang berkayu keras dan dilindungi oleh sel-sel gabus yang mengandung lilin. Batang memiliki ciri-ciri lain terdiri atas ruas-ruas yang masingmasing dibatasi buku-buku yang merupakan tempat duduknya daun, adanya kuncup, tumbuh kearah cahaya matahari, gerak batang disebut juga fototropisme positif (Saktyowati, 2014). Batang adalah bagian kedua dari tumbuhan setelah akar. Pada beberapa jenis tumbuhan batang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Batang pada umumnya berada diatas permukaan tanah. Ada tiga jenis batang tumbuhan yang

1

terdapat disekitar yaitu batang berkayu, batang berair (batang basah), dan batang rumput (berongga). Sama halnya dengan akar pada ujung batang terdapat pula titik tumbuh. Titik tumbuh batang pada umumnya tidak mempunyai pelindung yang khusus. Pada ujung batang terdapat tiga daerah perkembangan seperti pada ujung akar. Bagian-bagian batang menurut irisan memanjang terdiri atas zona meristem, memanjang dan pematangan (diferensial). Secara umum batang memiliki stele dengan xylem, floem, perisikel, endodermis, korteks dan epidermis. Pada batang berakar xylem dan floem terletak bersebelahan dan dalam radius yang sama. Pada organ batang terdapat tiga bagian pokok yang berkembang dari jaringan protoderm, prokambium dan meristem dasar yaitu jelas pada tumbuhan dikotil sedangkan pada tumbuhan monokotil batas antara korteks dan stele kurang jelas (Nugroho, 2005). Jenis batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar kedalam: a. Epidermis, terdiri atas selaput yang tersusun rapat tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan dibawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari cambium gabus. b. Korteks, batang disebut juga kulit pertama. Terdiri dari beberapa lapis sel yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan. Bagian korteks yang paling dalam disebut floetherma. Korteks batang adalah daerah berbentuk silinder pembuluh korteks dapat terdiri dari seluruhnya atas jaringan tipis. c. Stele/ silinder pusat merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau prokambium. Ikatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xylem dan floem. Letak saling bersisian xylem disebelah dalam dan floem disebelah luar. Antara xylem dan floem terdapat cambium intravaskuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. d. Endodermis batang disebut juaga kulit dalam tersusun atas selapis sel merupakan lapisa pemisah antara korteks dengan stele (Mulyani, 2006).

2

Pada batang monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya diantara xylem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya cambium pada monokotil menyebabakan batang monokotil tidak dapat tumbuh memebesar dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Batang berperan dalam menyangga posisi daun, melakukan fotosintesis, mentranspor zatzat mentah. Perbedaan utama pada batang dikotil dan monokotil adalah pada struktur jaringan pembuluhnya. Pada tumbuhan dikotil dan monokotil jaringan primer batang memiliki beberapa perbedaan yaitu memiliki susunan jaringan epidermis, korteks batang dan silinder pusat (stele). Bagian batang sebelah luar dibatasi oleh selapis sel rapat yang memiliki bentuk yang khas memiliki sel penjaga dan berbagai tipe trikom. Pada tahun pertama epidermis pada batang digantikan oleh lapisan gabus. Pada beberapa tumbuhan parenkim batangnya berfungsi sebagai alat fotosintesis (Hayati, 2016). Jenis-jenis batang secara umum dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu: 1) Batang basah (herbaceous), biasanya mempunyai struktur yang lunak dan banyak mengandung air, struktur batang basah dapat dipatahkan dengan mudah. 2) Batang rumput (calmus), merupakan batang yang tidak keras, memiliki ruasruas yang jelas dan berukuran pendek dan berongga. 3) Batang mendong (calamus) memiliki struktur yang sama dengan batang rumput, tidak keras, kebanyakan berongga yang membedakannya batang berumput terletak pada ruasnya. 4) Batang berkayu (lignosus) adalah batang yang disusun oleh jaringan lignin. Oleh karena itu batang bersifat keras dan kuat. Batang berkayu dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan kelas dikotil (Rosanti, 2013).

3

Klasifikasi batang berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan kuncup: a. Monocoulis, yaitu batang yang pertumbuhannya didominir oleh kuncup ujung batang monocoulis. b. Monopodial, yaitu batang yang pertumbuhannya didominir oleh kuncup ujung. c. Simpodial, yaitu batang yang pertumbuhannya di dominir oleh kuncup samping (Nugroho, 2006).

4

IV. ALAT DAN BAHAN No

Nama Alat

Jumlah

1.

Mikroskop binokuler

1 buah

2.

Silet

2 buah

3.

Pipet tetes

1 buah

4.

Cover glass

8 buah

5.

Objek glass

8 buah

6.

Jarum pentul

2 buah

No

V.

:

Nama Alat

Jumlah

1.

Batang lidah buaya (Aloe vera)

Secukupnya

2.

Batang cabe (Capsicum frustacens)

Secukupnya

3.

Batang jagung (Zea mays)

Secukupnya

4.

Batang bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis)

Secukupnya

5.

Batang terong (Capsicum Sp)

Secukupnya

6.

Batang paku-pakuan (Pteridophyta)

Secukupnya

7.

Batang begonia (Begonia Sp)

Secukupnya

8.

Batang bayam (Amaranthus Sp)

Secukupnya

PROSEDUR KERJA

:

1. Dibuat preparat irisan batang lidah buaya setipis mungkin dalam air, diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10, diperhatikan, diamati tipe berkas pengangkutnya , dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati. 2. Dibuat preparat irisan melintang batang jagung (Zea mays) setipis mungkin dalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10 atau 10×40, diperhatikan jaringan-jaringan penyusun batangnya, diamati tipe berkas pengangkutnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati.

5

3. Dibuat preparat irisan melintang batang bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) setipis mungkin dalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10 atau 10×40, diperhatikan jaringan-jaringan penyusun batangnya, diamati tipe berkas pengangkutnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati. 4. Dibuat preparat irisan melintang terong (Capsicum Sp) setipis mungkin dalam air, diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10, diperhatikan, diamati tipe berkas pengangkutnya , dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati. 5. Dibuat preparat irisan melintang batang paku-pakuan (Pteridophyta)

setipis

mungkin dalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10 atau 10×40, diamati tipe berkas pengangkutnya , dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati. 6. Dibuat preparat irisan melintang batang bayam setipis mungkin dalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10, diamati tipe berkas pengangkutnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati. 7. Dibuat preparat irisan melintang batang begonia setipis mungkin dalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10, diamati tipe berkas pengangkutnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati. 8. Dibuat preparat irisan melintang batang cabe (Capsicum frustacens) setipis mungkin dalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10, diamati tipe berkas pengangkutnya , dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati.

6

No

Batang Terong (Capsicum Sp)

Hasil pengamatan

2.

Batang paku-pakuan (Pteridophyta)

Hasil pengamatan

3.

Batang bayam (Amaranthus Sp)

Hasil pengamatan

1.

7

4.

Batang lidah buaya (Aloe vera)

Hasil pengamatan

5.

Batang jagung (Zea mays)

Hasil pengamatan

6.

Batang bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis)

Hasil pengamatan

8

7.

Batang begonia (Begonia Sp)

Hasil pengamatan

8.

Batang cabe (Capsicum frustacens)

Hasil pengamatan

9

VI. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN : Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diamati dapat diketahui dari masing-masing bagian yaitu meliputi: 1. Pada batang lidah buaya (Aloe vera). Pada hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan perbesaran 10×10 dapat terlihat jaringan epidermis. Jaringan epidermis adalah lapisan yang paling luar dari tumbuhan yang berbentuk dari protoderm dan pada umumnya terdiri dari selapis ganda yang berfungsi sebagai pelindung atau menutupi seluruh organ. Korteks adalah bagian terluar dari batang atau akar tumbuhan yang dibatasi luar oleh epidermis dan bagian dalam oleh endodermis. Korteks batang tersusun dari jaringan penyokong yang tidak terdiferensiasi dan menyusun jaringan dasar. Terdapatnya floem dan xylem. Batang lidah buaya mempunyai berkas pembuluh tipe konsentris amfivasal yaitu terdapatnya kambium dalam berkas ini yang berfungsi sebagai penghubung antara xylem dan floem. Selain itu dapat berfungsi dalam membentuk floem sekunder kearah dalam. kambium adalah lapisan jaringan meristematik pada tumbuhan yang sel-selnya aktif membelah yang terdapat dipertumbuhan sekunder tumbuhan. kambium ini lapisan tipis dari jaringan yang terletak diantara kulit dan kayu batang. Fungsi kambium untuk mendukung jaringan pembuluh angkut sekunder dalam tubuh tumbuhan. Batang lidah buaya ini termasuk batang dikotil. Empelur terdiri dari parenkim yang dapat mengandung kloroplas. 2. Pada batang jagung (Zea mays). Pada pengamatan sayatan tipis batang jagung dengan perbesaran 10×10 dapat terlihat jaringan epidermis yang merupakan bagian terluar dari suatu jaringan tumbuhan yang berfungsi sebagai pelindung dibagian dalam organ tumbuhan. Jaringan dasar berupa korteks bagian terluar dari batang tumbuhan yang dibatasi oleh bagian luar epidermis dan dibagian dalam oleh endodermis. Korteks batang tersusun dari jaringan penyokong yang tidak terdiferensiasi dan menyusun jaringan dasar. Batang jagung termasuk kedalam batang monokotildan mempunyai berkas pembuluh tipe kolateral tertutupdan berkas pengangkutnya tersebar, terdapatnya kambium.

10

Berkas pengangkut dekelilingi oleh jaringan sklerenkim oleh karena itu disebut seludang sklerenkim. Pada tipe ini floem dan xylem berdampingan ada dua tipe yaitu kolateral tertutup yang terdapat pada ikatan pembuluh batang dikotil. 3. Pada batang bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis). Pada pengamatan sayatan tipis batang bunga sepatu dengan perbesaran 10×10 dapat terlihat jaringan penyusunnya yaitu: epidermis yang merupakan bagian terluar dari suatu jaringan tumbuhan yang berfungsi sebagai pelindung dibagian dalam organ tumbuhan. Epidermis pada batang adalah sel hidup yang mampu bermitosis, hal ini penting dalam upaya memperluas permukaan apabila terjadi tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder. Korteks adalah kawasan diantara epidermis dan sel silinder pembuluh paling luar. Korteks batang terdiri dari parenkim yang terdapat kloroplas. Kambium pada batang penampang melintang merupakan lingkaran yang kontinu. Pada tipe ini floem dan xylem berdampingan. Ada dua tipe yaitu kolateral tertutup, bagian tengah emulur dapat rusak diwaktu pertumbuhan sedangkan didaerah buku empulur masih utuh. 4. Pada batang terong (Capsicum Sp). Pada pengamatan batang terong dengan perbesaran 10×10 dapat terlihat adanya epidermis, korteks, floem, kambium, xylem dan empulur. Epidermis pada batang adalah sel hidup yang mampu bermitosis, hal ini penting dalam upaya memperluas permukaan apabila terjadi tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder. Korteks batang terdiri dari parenkim yang berisi kloroplas dan ditepi luarnya terdapat kolenkim dan sklerenkim. Batas antara korteks dan daerah pembuluh atau pengangkut kurang jelas terlihat karena tidak ditemukan endodermis pada batang yang masih muda. Batang termasuk tumbuhan dikotil tipe berkas pengangkunya kolateral terbuka . 5. Pada batang paku-pakuan (Pteridophyta). Pada pengamatan batang pakupakuan dengan perbesaran 10×10 dapat terlihat adanya epidermis, korteks, berkas pengangkut (floem mengelilini xylem) dan empulur. Tumbuhan paku-

11

pakuan termasuk kedalam tumbuhan tingkat rendah dan termasuk kedalam tipe konsentris amfikibral. berkas pengangkut pada paku-pakuan terdapat bagian yang konsentris yaitu salah satu dari unsur jaringan pengangkut yang terletak ditengah-tengah dimana xylem dikelilingi oleh floem maupun sebaliknya bila xylem berada ditengah dan floem mengelilinginya disebut ikatan pembuluh konsentris amphikibral. 6. Pada batang bayam (Amaranthus Sp). Pada pengamatan batang bayam dengan perbesaran 10×10 dapat terlihat adanya epidermis, korteks, floem, kambium, xylem dan empulur. Batang bayam termasuk batang dikotil. Epidermis pada batang adalah sel hidup yang mampu bermitosis, hal ini penting dalam upaya memperluas

permukaan

apabila

terjadi

tekanan

dari

dalam

akibat

pertumbuhan sekunder. Batang bayam ini termasuk dikotil karena salah satu fungsi epidermis untuk melindungi jaringan dibawahnya. Berkas pembuluh floem terletak disebelah luar pembuluh xylem. Pada batang bayam ini terdapat kambium diantara xylem dan foem yang disebut dengan kambium intravaskuler yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder empulur terletak pada bagian dalam batang stele. 7. Pada batang begonia (Begonia Sp). Pada pengamatan batang begonia dengan perbesaran 10×10 dapat terlihat adanya epidermis, korteks, floem, kambium, xylem dan empulur. Batang bayam termasuk batang dikotil. Epidermis pada batang adalah sel hidup yang mampu bermitosis, hal ini penting dalam upaya memperluas

permukaan

apabila

terjadi

tekanan

dari

dalam

akibat

pertumbuhan sekunder. Korteks batang terdiri dari parenkim yang berisi kloroplas dan ditepi luarnya terdapat kolenkim dan sklerenkim. Batas antara korteks dan daerah pembuluh atau pengangkut kurang jelas terlihat karena tidak ditemukan endodermis pada batang yang masih muda. 8. Pada batang cabe (Capsicum frustacens). Pada pengamatan batang cabe dengan perbesaran 10×10 dapat terlihat adanya epidermis, korteks, floem, kambium, xylem dan empulur. Batang cabe ini termasuk tipe bikolateral dan mempunyai

berkas

pembuluh

tipe

12

kolateral

terbuka

dan

berkas

pengangkutnya tersusun teratur didalam lingkaran. Epidermis pada batang adalah sel hidup yang mampu bermitosis, korteks batang terdiri dari parenkim yang berisi kloroplas dan ditepi luarnya terdapat kolenkim dan sklerenkim. Batas antara korteks dan daerah pembuluh atau pengangkut kurang jelas terlihat karena tidak ditemukan endodermis pada batang yang masih muda.

13

VII. KESIMPULAN

:

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: pada batang Aloe vera mempunyai tipe berkas pembuluh konsentris amfivasal yaitu terdapatnya kambium didalam korteks yang berfungsi sebagai penghubung antara floem dan xylem. Pada batang Zea mays termasuk tipe kolateral tertutup dan berkas pengangkutnya tersebar. Pada batang Hibiscus rosasinensis termasuk tipe berkas kolateral terbuka karena terdapat pada ikatan pembuluh batang dikotil. Pada batang Capsicum Sp termasuk kedalam tipe berkas pengangkut kolateral terbuka yang terdapat pada ikatan pembuluh batang dikotil. Pada dengan tumbuhana batang Pteridophyta tumbuhan ini dikenal tumbuhan tingkat rendah sehingga termasuk tipe konsentris amphikibral. Pada batang Amaranthus Sp merupakan tumbuhan dikotil yang bertipe kolateral terbuka. Pada batang Begonia Sp hanya terdapat berkas penyusunya yaitu epidermis, korteks, floem, kambium, xylem dan empulur. Pada batang Capsicum frustacens termasuk tumbuhan dikotil dengan tipe bikolateral dan mempunyai berkas pembuluh tipe kolateral terbuka yang berkas pengangkutnya berada teratur dalam lingkaran. VIII. DAFTAR PUSTAKA

:

Campbell, Neil A, dkk. 2008. Biologi Edisi 8 Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hayati, Riza Sativani. 2016. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Deepublish. Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB. Mulyani, Sri. 2016. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. Nugroho, Hartanto, dkk. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya. Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga. Saktyowati, Dian Oky. 2014. Organisasi Dalam tumbuhan. Jakarta: PT Wadah Ilmu.

14...


Similar Free PDFs