Laporan Praktikum COD PDF

Title Laporan Praktikum COD
Course Dasar Kesehatan Lingkungan
Institution Universitas Diponegoro
Pages 22
File Size 657.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 353
Total Views 654

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KUALITAS AIR DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO 2017 HALAMAN PENGESAHAN Laporan Akhir Praktikum Pemeriksaan Kualitas Air 1. Judul 2. Penyusun 3. 4. Nama Mata 5. Lokasi Kegiatan 6. Waktu Kegiatan : Laporan Akhir Praktikum Pemer...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KUALITAS AIR

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO 2017

HALAMAN PENGESAHAN Laporan Akhir Praktikum Pemeriksaan Kualitas Air

1. Judul 2. Penyusun 3. Laboratorium/Bagian 4. Nama Mata Kuliah/SKS 5. Lokasi Kegiatan 6. Waktu Kegiatan

: Laporan Akhir Praktikum Pemeriksaan Kualitas Air : Kelompok 2 : Laboratorium Kesehatan Lingkungan FKM UNDIP/ Bagian Kesehatan Lingkungan : Laboratorium Kesehatan Lingkungan/3 SKS : Laboratorium Kesehatan Lingkungan FKM UNDIP : Oktober-November 2017

Sudah diperiksa isi materi keilmuan dan disetujui.

Semarang, Desember 2017

Kepala Laboratorium Kesehatan

Dosen Pembimbing/Penguji

Lingkungan / Laboratorium Kesling FKM UNDIP

Yusniar Hanani D. STP, M.Kes

Dr. Dra. Sulistiyani, M.Kes

NIP 197109091995032001

NIP 196809111993032002

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Puji Syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT sehingga atas Rahmat dan Hidayahnya, maka Laporan Akhir Praktikum Pemeriksaan Kualitas Air Kelompok 2 dapat diselesaikan dengan baik. Proposal ini disusun oleh Penulis dari Peminatan Kesehatan Liingkungan dalam Mata Kuliah Laboratorium Kesehatan Lingkungan Semester V tahun ajaran 2017 guna keperluan pelaksanaan Mata Kuliah Laboratorium Kesehatan Lingkungan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Penyusun laporan kegiatan ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Dra. Sulistiyani, M.Kes selaku dosen PJMK Mata Kuliah Laboratorium Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan pengarahan dan masukan 2. Dosen Pengampu Mata Kuliah Laboratorium Kesehatan Lingkungan dan Penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan yang telah memberi pengarahan dan masukan kepada kelompok kami 3. Asisten Praktikum yang telah mendampingi dan mengusahakan kelompok kami selama berlangsung praktikum hingga pembuatan laporan praktikum 4. Teman-teman Peminatan Kesehatan Lingkungan tahun 2018 Akhirnya penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan potensi dan keilmuan. Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Semarang, Desember 2017

Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

COD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Manfaat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. B. C. D. E. F. G.

Pencemaran Air Indikator Pencemaran Air Air Limbah Laundry Karakteristik Limbah Laundry Chemical Oxygen Demand (COD) Metode Spektrofotometri Peraturan Terkait Kadar COD

BAB III METODE PRAKTIKUM A. Alat B. Bahan C. Skema Kerja BAB IV HASIL A. Hasil Pengujian BAB V PEMBAHASAN A. Deskripsi Pengujian B. Gambaran Umum Sampel C. Hasil Pnegujian

D. Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Hasil Praktikum BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Hasil Pengujian COD pada sampel air limbah laundry

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Skema Kerja Pengujian COD pada air limbah laundry Gambar 4.1 Hasil Pengujian COD pada sampel air limbah laundry

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa yang bersifat pelarut universal, karena sifatnya tersebut, maka tidak ada air dan perairan alami yang murni. Tetapi di dalamnya terdapat unsur dan senyawa yang lain. Dengan terlarutnya unsur dan senyawa tersebut, terutama hara mineral, maka air merupakan faktor ekologi bagi makhluk hidup. Walaupun demikian ternyata tidak semua air dapat secara langsung digunakan memenuhi kebutuhan makhluk hidup, tetapi harus memenuhi kriteria dalam setiap parameternya masing-masing Berbagai sumber air yang dipergunakan untuk keperluan hidup dan kehidupan dapat tercemar oleh berbagai sumber pencemaran. Limbah dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan dapat menjadi penyumbang pencemaran terhadap air yang akan dipergunakan, baik untuk keperluan makhluk hidup maupun untuk keperluan kehidupan yang lain. Keberadaan Zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih akan menimbulkan gangguan terhadap kualitas air. Keadaan ini akan menyebabkan oksigen terlarut dalam air berada pada kondisi yang kritis, atau merusak kadar kimia air. Rusaknya kadar kimia air tersebut akan berpengaruh terhadap fungsi dari air itu sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan kegiatan biologis yang dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik. Sebagai pengoksidasi dan pereduksi bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak beracun. Di samping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pernapasan. Organisme tertentu, seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih sederhana dan tidak beracun. Oleh karena itu, untuk mengetahui kadar oksigen terlarut yang terdapat dalam air perlu dilakukan pemeriksaan kadar oksigen. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Pemeriksaan kadar oksigen terlarut didalam air untuk mengetahui tingkat pencemarannya, dapat diketahui melalui pemeriksaan BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan pemeriksaan COD (Chemical Oxygen Demand). B. Tujuan 1. Praktikan dapat memahami dan mampu melakukan pengujian kadar COD dengan metode spektrofotometri 2. Untuk mengetahui kadar COD dalam sampel air limbah laundry

3. Untuk mengetahui kualitas sampel air limbah laundry dengan membandingkan dengan baku mutu COD dalam PERMEN LH RI No 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah C. Manfaat 1. Praktikan/mahasiswa dapat mengetahui kadar COD (Chemical Oxygen Demand) pada sampel air limbah laundry 2. Praktikan mampu melakukan pengujian nilai COD dalam sampel air dengan metode spektrofotometri 3. Praktikan mampu menganalisis kadar COD yang terkandung dalam sampel air limbah laundry dan membandingkannya dengan baku mutu air limbah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Air Dalam UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Dari definisi tersebut tersirat bahwa pencemaran air dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja dari kegiatan manusia pada suatu perairan yang peruntukkannya sudah jelas.1 B. Indikator Pencemaran Air Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi:  Pengamatan secara fisik, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna, dan adanya perubahan warna, bau, dan rasa  Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan ph  Pengamatan secara biologi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri patogen Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah ph atau konsentrasi ion hidrogen oksigen terlarut (Dissolved Oxygen), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemical Oxygen Demand), serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand).2 C. Air Limbah Laundry Pengertian air limbah adalah cairan buangan dari rumah tangga, industri dan tempat-tempat umum lain yang mengandung bahan/zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan makhluk lainnya serta mengganggu kelestarian lingkungan. Berdasarkan sumber penghasilnya, air limbah dibagi menjadi dua jenis yaitu air limbah industri dan air limbah domestik. Air limbah domestik dikarakteristikan sebagai grey water dan black water. Grey water adalah limbah domestik yang berasal dari air bekas cucian piring, air bekas mandi, dan cuci pakaian sedangkan black water adalah air limbah yang dikeluarkan melalui toilet, urinoir, dan bidets. Air limbah laundry berasal daru sisa proses kegiatan mencuci pakaian maka dari itu, air limbah tersebut dapat digolongkan ke dalam kategori grey water.3 D. Karakteristik Limbah Laundry Karakteristik air limbah cair dapat diketahui menurut sifat-sifat dan karakteristik fisika, kimia, dan biologi. Limbah laundry mengandung senyawa aktif

metilen biru (surfaktan). Detergen adalah surfaktan anionik dengan gugus alkil atau garam dari sulfonat. Air limbah yang dihasilkan dari proses kegiatan laundry mempunyai komposisi dan kandungan yang bervariasi. Hal ini disebabkan variasi kandungan kotoran pada bahan yang akan dicuci, komposisi, jenis, dan jumlah. Detergen yang digunakan serta teknologi yang dipakai untuk mencuci.4 E. Chemical Oxygen Demand (COD) COD adalah jumlah oksigen yang dipergunakan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air. Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat Kalium dikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak suflat, sehingga semua bahan organik baik yang mudah terurai maupun yang kompleks dan sulit terurai akan teroksidasi. Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada. 5 COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen.6 Uji COD merupakan suatu cara untuk mengetahui jumlah bahan organik yang lebih cepat dari pada uji BOD, yaitu berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan oksidan.7 Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologi dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.8 Air dengan kadar COD yang tinggi dapat mengurangi tingkat oksigen terlarut sehingga mempengaruhi kelangsungan hidup organisme akuatik.9 F. Metode Spektrofotometri Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sedangkan fotometer adalah alat untuk pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan/yang diabsorbsi.10 Spektrofotometer merupakan sebuah instrumen yang mengukur absorbansi/penyerapan cahaya dengan energi (panjang gelombang) tertentu oleh suatu atom/molekul. Molekul dalam daerah energi ini akan mengalami transmisi elektron.11 Metode spektrofotometri visible merupakan salah satu metode yang baik digunakan untuk menentukan kadar COD limbah cair karena metode ini lebih cepat, hemat bahan kimia, rendah limbah bahan kimia dibandingkan dengan metode refluks terbuka.12 G. Peraturan Terkait Kadar COD Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah ditetapkan bahwa baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan industri sabun, detergen, dan produk-produk minyak nabati untuk COD adalah sebesar 180 mg/L.13

BAB III METODE PRAKTIKUM A. Alat 1. Spektofotometri COD Meter 2. Thermoreaktor 3. Pipet ukur dan bulb 4. Beaker glass 5. Penjepit B. Bahan 1. Sampel air limbah laundry Tiara 2. Reagen K2Cr2O7 3. Larutan blanko 4. Aquadest C. Skema Kerja Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Dimasukkan ± 5 ml sampel ke dalam tabung yang sudah berisi reagen K2Cr2O7

Sampel yang sudah dicampur dengan reagen K2Cr2O7 dimasukkan ke dalam akat thermoreaktor mencapai suhu 148oC maka secara otomatis waktu akan berjalan selama 2 jam

Setelah 2 jam, tabung dimasukkan ke dalam beaker glass yang sudah berisi air dengan suhu normal untuk mendinginkan ± 10 menit

Dinyalakan COD meter dengan menekan tombol ON-OFF hingga keluar tulisan U1

Dimasukkan blanko (larutan putih bening) ke dalam COD meter kemudian alat ditutup. Tombol ZERO/TEST ditekan, blanko berfungsi sebagai penetral alat

Sampel dimasukkan ke dalam COD meter, kemudian alat ditutup. Tekan tombol ZERO/TEST, maka akan muncul nilai COD pada sampel dan dicatat hasilnya. Tombol ON/OFF ditekan apabila telah selesai pengujian Gambar 3.1 Skema Kerja Pengujian COD pada air limbah laundry

BAB IV HASIL A. Hasil Pengamatan Tabel 4.1 Hasil Pengujian COD pada sampel air limbah laundry Sampel Air limbah laundry

Volume Sampel

Hasil Kadar COD

Baku Mutu COD

± 5 ml

990 mg/L

180 mg/L

Gambar 4.1 Hasil Pengujian COD pada sampel air limbah laundry Berdasarkan hasil praktikum pemeriksaan COD dengan sampel air limbah laundry Tiara yang diambil sebanyak ± 5 ml dan dicampurkan dalam reagen K 2Cr2O7 lalu dimasukkan dalam thermoreaktor selama suhu 148oC diperoleh hasil yang ditunjukkan COD meter sebesar 990 mg/L. Angka tersebut di atas baku mutu menurut PERMEN LH RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi usahausaha dan/atau kegiatan industri sabun, detergen, dan produk-produk minyak nabati untuk COD yaitu sebesar 180 mg/L. Warna sampel berubah dari warna cokelat setelah dicampur K2Cr2O7 menjadi warna biru kehijauan setelah dipanaskan di thermoreaktor pada suhu 148oC selama 2 jam.

BAB V PEMBAHASAN A. Deksripsi Pengujian Pengujian kadar COD pada limbah laundry dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan FKM Undip pada 13 November 2017. Pertama-tama alat dan bahan disiapkan. Lalu sampel sebanyak ± 5 ml dimasukkan ke dalam tabung yang sudah berisi reagen K2Cr2O7, kemudian sampel yang sudah dicampur dengan reagen K2Cr2O7 dimasukkan ke dalam alat termoreaktor mencapai suhu 148oC maka secara otomatis waktu akan berjalan selama 2 jam. Setelah 2 jam, tabung dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi air dengan suhu normal untuk mendinginkan selama ± 10 menit. COD meter dinyalakan dengan menekan tombol ON-OFF hingga muncul tulisan U1, lalu dimasukkan larutan blanko ke dalam COD meter untuk menetralkan alat kemudian alat ditutup lalu tekan tombol ZERO/TEST. Sampel dimasukkan ke dalam COD meter, kemudian alat ditutup. Tekan tombol ZERO/TEST maka akan muncul nilai COD pada sampel dan dicatat hasilnya. Tekan tombol ON-OFF apabila sudah selesai pengujian B. Gambaran Umum Sampel Sampel yang dipakai untuk pengujian kadar COD adalah air limbah laundry. Limbah laundry yang digunakan adalah laundry Tiara di daerah Ngesrep. Air yang diambil merupakan air limbah laundry buangan pertama. Sampel diambil sebanyak 1 Liter dengan botol plastik. Sampel air diambil sekitar pukul 10 pagi pada hari Senin, 13 November 2017. C. Hasil Pengujian Berdasarkan pengujian COD yang telah dilakukan dengan sampel air limbah laundry Tiara di daerah Ngesrep diperoleh hasil sebesar 990 mg/L setelah dites dengan COD meter. Angka tersebut melampaui baku mutu yang terdapat pada PERMEN LH RI No 5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah. Dalam peraturan tersebut baku mutu air limbah untuk kategori industri sabun, detergen, dan produk minyak nabati yaitu sebesar 180 mg/L. Maka dari itu limbah laundry yang dihasilkan oleh laundry Tiara daerah Ngesrep memiliki kadar COD yang tinggi. D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Praktikum Kadar COD dipengaruhi oleh reaksi oksidasi yang terjadi di dalam lingkungan. Reaksi oksidasi adalah reaksi penambahan/pengikatan oksigen oleh suatu unsur/senyawa. Proses oksidasi dilakukan oleh oksidator. Oksidator yang digunakan dalam pengujian ini adalah larutan K2Cr2O7. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi nilai COD adalah oksigen terlarut, zat organik dan sumber pencemar

lainnya. Kelarutan oksigen dalam air tergantung pada suhu, tekanan oksigen dalam atmosfer serta kandungan garam dalam air. Kadar COD akan berkurang seiring berkurangnya konsentrasi bahan organik yang terdapat dalam air limbah.3

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pengujian COD yang tela dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologis 2. Kadar COD pada sampel air yang digunakan (air limbah laundry Tiara) adalah sebesar 990 mg/L 3. Nilai COD yang didapat dari hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai COD pada air limbah laundry Tiara melebihi baku mutu COD dalam air limbah menurut PERMEN LH RI No 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi usaha dan/atau kegiatan industri sabun, detergen, dan produk-produk minyak nabati untuk COD yaitu sebesar 180 mg/L 4. Nilai COD ynag terlalu tinggi atau melebihi batas maksimum bisa mengakibatkan berbagai dampak negatif baik bagi lingkungan maupun manusia

B. Saran 1. Dalam melakukan pengujian hendaknya diperlukan ketelitian dan kehati-hatian 2. Mahasiswa harus mematuhi prosedur kerja praktikum agar terhindar dari kesalahan-kesalahan praktikum dan hasil yang tidak diinginkan 3. Mahasiswa membersihkan dan meletakkan kembali alat praktikum yang telah digunakan pada tempatnya serta tidak meninggalkan sisa sampel dan sampah di laboratorium 4. Mahasiswa sebaiknya mengikuti peraturan saat berada di laboratorium 5. Mahasiswa sebaiknya serius dan tidak bercanda saat melakukan praktikum

DAFTAR PUSTAKA 1. Herlambang, Arie. “Pencemaran Air dan Strategi Penanggulangannya.” JAI vol.2 no.1. Peneliti Pusat Teknologi Lingkungan BPPT. 2006 2. Warlina, Lina. Pencemaran Air : Sumber, Dampak, dan Penanggulangannya. Sekolah Pasca Sarjana (S3) Institut Pertanian Bogor. 6 Juni 2004 3. Sumantri, A. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2010 4. Hudori. Pengolahan Air Limbah Laundry dengan Menggunakan Elektrokoagulasi. Central Library Institute Technology Bandung. 2008 5. Boyd, C.E. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Albama Agricultural Experiment Station. Alabama : Auburn University. 1990 6. Tresha, S. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta. 2000 7. Fardiaz, S. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius. 2000 8. Alaerts, G. Dan Santika S. S.Metode Penelitian Air. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional. 1984 9. Sutamihardja, R. T. Water Pollution Analysis Technique. In UNESCO-BIOTROP Training Seminar in Enviromental Science and Management. Bogor : SEAMEDBIOTROP. 1983 10. Khopkar, S. M. Basic Concept of Analitycal Chemistry, diterjemahkan oleh Saptoharjo. Jakarta : UI Press. 1990 11. Clark, B. J. UV Spectroscopy Techniques Instrumentation, Data Handing. London : Chapman and Hall. 1993 12. Sihaloho, R. M. Penentuan Chemical Oxygen Demand (COD) Limbah Cair Pulp dengan Metode Spektrofotometri Visible di PT. Toba Pulp, Lestari TBK, Karya Ilmiah. Medan : Universitas Sumatera Utara. 2008 13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah

LAMPIRAN

Sampel diambil sebanyak ± 5 ml dengan pipet ukur

Sampel ± 5 ml dicampur dengan reagen K2Cr2O7

Larutan dipanaskan dalam Thermoreaktor selama 2 jam

Setelah 2 jam, angkat tabung dengan penjepit

COD meter dinetralkan dengan larutan blanko

Masukkan tabung ke dalam beaker glass yang berisi aquades untuk mendinginkan

\ Sampel di test dengan menggunakan COD meter...


Similar Free PDFs