Laporan Praktikum Enumerasi Secara Langsung dengan Haemositometer - Yosephina Diva PDF

Title Laporan Praktikum Enumerasi Secara Langsung dengan Haemositometer - Yosephina Diva
Author Yosephina Diva Edityaningsih
Course Mikrobiologi Kedokteran
Institution Universitas Brawijaya
Pages 19
File Size 824.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 314
Total Views 520

Summary

LAPORAN PRAKTIKUMMIKROBIOLOGI UMUMENUMERASI LANGSUNG MENGGUNAKANHEMOSITOMETERJURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2021NAMA YOSEPHINA DIVA EDITYANINGSIH NIM 205100101111001 KELOMPOK D KELAS D ASISTEN KAMILA CAHYANINGRUMNIM 205100101111001Kelas D Kelo...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

ENUMERASI LANGSUNG MENGGUNAKAN HEMOSITOMETER

NAMA NIM KELOMPOK KELAS ASISTEN

YOSEPHINA DIVA EDITYANINGSIH 205100101111001 D D3 KAMILA CAHYANINGRUM

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2021

Nama NIM Kelas Kelompok

Tanggal Praktikum Praktikum

Yosephina Diva E. 205100101111001 D D3

4 Mei 2021 Enumerasi Langsung Menggunakan Hemositometer

PRELAB

1. Jelaskan prinsip enumerasi langsung menggunakan Hemositometer ! Prinsip dari enumerasi ialah perhitungan jumlah total sel dari suatu mikroorganisme yang berada dalam suatu sampel. Enumerasi berlangsung secara mikroskopis. Hemositometer digunakan dalam enumerasi langsung dengan tujuan agar dapat diketahui sampel dengan ukuran yang mikroskopis yang akan tersebar di atas kotak-kotak dalam suatu ruang hitung. Sehingga dapat digunakan sebagai alat pendukung dalam perhitungan. Di mana saat melakukan enumerasi langsung, bagian yang digunakan dari Hemositometer yakni ruang hitungnya. Setelah dilakukan enumerasi tersebut dapat dilakukan perhitungan dengan rumus mengalikan jumlah mikroorganisme dalam kotak dengan volume sampel uji. Enumerasi secara langsung, terbagi menjadi dua metode, yakni metode perhitungan kamar hitung (counting chamber) dan metode preparat olesan (smear count).

2. Sebutkan tujuan praktikum enumerasi langsung menggunakan Hemositometer! (minimal 2) Dalam melakukan praktikum enumerasi langsung menggunakan Hemositometer terdapat beberapa tujuan. Tujuan dilakukannya praktikum enumerasi langsung menggunakan Hemositometer yaitu agar praktikan mampu merangkai Hemositometer pada mikroskop. Selain itu praktikum ini juga bertujuan agar praktikan mampu menentukan petak-petak yang terdapat pada Hemositometer menggunakan mikroskop. Hal lain yang juga merupakan tujuan dilaksanakannya praktikum ini ialah agar praktikan mampu menghitung jumlah sel khamir dengan menggunakan Hemositometer. Enumerasi secara langsung sendiri bertujuan sebagai teknik perhitungan jumlah mikroba, seperti bakteri, jamur, atau yeast sehingga dapat ditentukan jumlah sel dari kultur uji secara kuantitatif.

Nama NIM Kelas Kelompok

Yosephina Diva E. 205100101111001 D D3

3. Bagaimana enumerasi langsung mikroba menggunakan Hemositometer dilakukan? Tuliskan persamaan/rumus perhitungannya! Dilakukan beberapa tahapan dalam melakukan enumerasi langsung mikroba dengan menggunakan Hemositometer. Namun, sebelum dilakukannya tahapan enumerasi, praktikan penting untuk mengetahui bagian-bagian dari Hemositometer. Di mana Hemositometer mempunyai 9 kotak, dengan 5 di antaranya berfungsi untuk menghitung jumlah sel. Kotakkotak yang dimiliki Hemositometer berukuran 1 mm2 untuk luas permukaannya dan 0,1 mm untuk kedalaman ruangnya. Tiap kotaknya memiliki slip penutup di tempatnya serta mewakili volume total 0,1 mm3 atau 10-4 cm3. Dengan kesetaraan ukuran 1 cm3 sama dengan 1 ml. Oleh karena itu, konsentrasi sel dapat ditentukan dengan satuan ml. Setelah dipahami bagian-bagian Hemositometer maka diketahui pula dasar satuan yang digunakan dalam perhitungan. Maka, dapat disiapkan suspense kultur uji yang kemudian diencerkan dengan tujuan agar sel tidak saling tumpang tindih dan dapat didistribusikan secara merata atau seragam. Kemudian kultur yang telah diencerkan dapat diletakkan pada area kotak Hemositometer yang telah disterilkan dengan alkohol 70% sebanyak 10 µl. kemudian Hemositometer ditutup dengan cover glass. Setelah didiamkan selama 1-2 menit, diletakkan pada mikroskop dan lakukan perbesaran 100x kemudian hitung jumlah selnya. Perhitungan tersebut dapat menggunakan rumus sebagai berikut. 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙 1 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙 (𝑚𝑙) = × 10000 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 Di mana dalam aturan mikrobiologi menggunakan 1/faktor pengenceran, sedangkan dalam aturan kimia, digunakan faktor pengenceran. 4. Sebutkan dan jelaskan kelebihan serta kekurangan penggunaan Hemositometer dalam enumerasi langsung mikroba! Enumerasi langsung pada dasarnya dilakukan tanpa mengetahui jenis kultur uji dalam perhitungan serta tanpa menggunakan Hemositometer (contoh: spektrofotometri) tidak dapat membedakan tipe sel dan tidak memungkinkan adanya penilaian viabilitas sel. Namun dengan menggunakan Hemositometer, praktikan mampu menentukan jenis sel serta viabilitasnya. Selain itu, dengan menggunakan Hemositometer perhitungan dengan teknik enumerasi secara langsung ini dapat dikatakan mampu meningkatkan keakuratan perhitungan sel karena metode ini cukup tidak akurat akibat masih dilakukan perhitungan secara manual. Hal ini disebabkan adanya 5 kotak pada Hemositometer yang dalam proses hitung, kotakkotak tersebut akan dihitung satu persatu guna memperoleh hasil konsentrasi dengan masingmasing satuannya ialah mililiter. Selain itu perhitungan dilakukan dengan menggunakan mikroskop. Penggunaan Hemositometer ini dapat dikatakan unggul jika dilihat dari biayanya,

Nama NIM Kelas Kelompok

Yosephina Diva E. 205100101111001 D D3

karena teknik enumerasi langsung menggunakan Hemositometer akan lebih menghemat biaya. Namun, sayangnya metode enumerasi langsung dengan Hemositometer lebih terbelakang jika dibandingkan dengan metode spektrofotometer yang lebih canggih. Hal ini menyebabkan penggunaan Hemositometer dalam teknik enumerasi langsung membutuhkan tenaga dan waktu lebih akibat adanya pengulangan jika terjadi kesalahan pengujian, seperti tertumpuknya suspensi kultur uji. Oleh karena itu diketahui pula bahwa dengan menggunakan Hemositometer memiliki tingkat keakuratan rendah yang dapat disebabkan oleh human error atau kesalahan perhitungan secara manual.

Nama NIM Kelas Kelompok

Yosephina Diva E. 205100101111001 D D3

DIAGRAM ALIR ENUMERASI LANGSUNG MENGGUNAKAN HEMOSITOMETER

S.cerevisiae berumur 24 dan 48 jam

Divortex Larutan pengencer (Asam Sulfat 0,5%) Dilakukan seri pengenceran

Divortex

Dipipet 100 µl ke hemositometer

Ditutup dengan cover glass

Dibiarkan selama 1-2 menit

Diamati dengan mikroskop perbesaran 400x dan 1000x

Hasil

Nama NIM Kelas Kelompok DIAGRAM ALIR

ANALISA PROSEDUR

1. Enumerasi Langsung Menggunakan Hemositometer Hemositometer

4

Dibersihkan dengan alkohol 70% Dikeringkan

S. cerevisiae 24 dan 48 jam

1

0,5% asam sulfat

2

5

Diencerkan dan divortex 3

6

10 µl kultur yang telah diencerkan

Diletakkan dan ditutup 8 dengan cover glass Didiamkan 1-2 menit

9

Diletakkan pada mikroskop

10

Diamati dengan perbesaran 100x Dihitung dengan rumus dan dicatat Hasil

Yosephina Diva E. 205100101111001 D D-3

13

11 12

7

1. Enumerasi Langsung Menggunakan Hemositometer 1. Siapkan kultur S. cerevisiae berumur 24 jam dan 48 jam. 2. Tambahkan 0,5% asam sulfat yang telah disterilkan. Asam sulfat berfungsi sebagai pengencer kultur. 3. Encerkan kultur dengan 0,5% asam sulfat. Tindakan ini bertujuan agar sel tidak saling tumpang tindih satu sama lain. Setelah itu, vortex selama menit pada tabung reaksi. Bertujuan untuk menghomogenkan kultur yang diencerkan. 4. Siapkan Hemositometer. 5. Bersihkan perangkat Hemositometer dengan alkohol 70% 6. Keringkan Hemositometer sebelum digunakan. 7. Ambil 10 µl kultur yang telah diencerkan. 8. Letakkan kultur dan tutup Hemositometer menggunakan cover glass. 9. Diamkan kultur dalam Hemositometer selama 1-2 menit. 10. Letakkan Hemositometer pada mikroskop untuk dilakukan pengamatan. 11. Amati dengan perbesaran mikroskop 100x. tujuannya untuk memperbesar dan memperjelas tampilan kultur mikroskopis yang diamati. 12. Hitung kultur kemudian aplikasikan dalam rumus yang disediakan. 13. Dari hasil pengamatan dan perhitungan sebelumnya, diperoleh hasil berupa jumlah sel dan hasil pengamatan.

Nama NIM Kelas Kelompok

Yosephina Diva E. 205100101111001 D D3

DATA HASIL PENGAMATAN

1.

Tuliskan data hasil pengamatan enumerasi sel Saccharomyces cerevisiae menggunakan hemositometer pada tabel di bawah ini ! Catatan : Enumerasi dilakukan menggunakan 5 kotak sedang dengan volume masingmasing kotak 10-4 ml dan Fp=10-1 Jumlah Sel

Nomor Kotak

24 jam 18 17 5 6 9

1 3 5 7 9 2.

48 jam 22 10 24 11 19

Hitunglah jumlah rata-rata sel/ml bahan dari kedua kultur khamir (24 jam dan 48 jam)! Catatan: apabila hasil desimal, diambil 3 angka di belakang koma dengan pembulatan Diketahui : - Jumlah sel 24 jam = 55 sel - Jumlah sel 48 jam = 86 sel - Jumlah kotak = 5 kotak - Volume kotak = 10−4 𝑚𝑙 - Faktor pengenceran= 10−1 Ditanyakan : - Jumlah rata-rata sel/ml pada kultur khamir 24 jam? - Jumlah rata-rata sel/ml pada kultur khamir 48 jam? Jawab : Sel/ml 24 jam = =

55 5

x

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 1 1

10−4

x

x

1 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘

x

1 𝐹𝑝

10−1

= 11 x 105 sel/ml = 1,1 x 106 sel/ml 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙

Sel/ml 48 jam = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 x =

86 5

x

1 10−4

x

1 10−1

= 17,2 x 105 sel/ml = 1,72 x 106 sel/ml

1 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘

x

1 𝐹𝑝

Nama NIM Kelas Kelompok

Yosephina Diva E. 205100101111001 D D3

Jadi, jumlah rata rata sel/ml pada kultur khamir 24 jam adalah 1,1 x 106 sel/ml, sedangkan jumlah rata rata sel/ml pada kultur khamir 48 jam adalah 1,72 x 106 sel/ml (Chenoweth, and Lorton., 2014).

3.

Bahas dan bandingkan data enumerasi yang telah diperoleh dengan literatur! Berdasarkan hasil pengamatan enumerasi sel Saccharomyces cerevisiae yang merupakan kultur khamir menggunakan Hemositometer diperoleh dua data. Di mana data pertama dilakukan pengamatan terhadap kultur Sacharomyces cerevisiae berumur 24 jam dan data kedua merupakan data hasil pengamatan terhadap kultur Sacharomyces cerevisiae berumur 48 jam. Pada Hemositometer digunakan 5 kotak untuk perhitungan sel, yakni kotak nomor 1, 3, 5, 7, dan 9. Dengan volume kotak sebesar 10−4 𝑚𝑙. Faktor pengenceran yang digunakan dalam pengamatan ini ialah 10−1 . Total sel saat berumur 24 jam berjumlah 55 sel, sedangkan pada umur 48 jam totalnya mencapai 86 sel. Dengan hasil perhitungan sel Saccharomyces cerevisiae berumur 24 jam sebanyak 1,1 x 106 sel/ml atau setara dengan 1.100.000 sel/ml. Sedangkan, hasil perhitungan sel Saccharomyces cerevisiae berumur 48 jam sebanyak 1,72 x 106 sel/ml atau setara dengan 1.720.000 sel/ml. Hasil perhitungan tersebut diperoleh dari rumus sebagai berikut. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙

Sel/ml = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 x

1 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘

x

1 𝐹𝑝

Di mana rumus perhitungan data pengamatan tersebut telah sesuai dengan literatur. Namun, berdasarkan total sel yang diperoleh antara kultur berumur 24 jam dengan 48 jam terjadi ketidaksesuaian antara data hasil pengamatan dan literatur. Seharusnya pada kultur berumur 48 jam memiliki jumlah yang lebih rendah daripada kultur berumur 24 jam. Hal ini disebabkan setelah berumur 12 jam, S. cerevisiae akan mengalami penurunan jumlah sel dan akan mengalami kenaikan lagi hingga waktu 42 jam. Sayangnya, setelah berusia inkubasi setelah 45 jam, terjadi penurunan pertumbuhan sel. Penurunan jumlah sel akan terus terjadi hingga jam ke-57 (Citaresmi, 2015). Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan oleh human error seperti kesalahan praktikan dalam melakukan pengamatan maupun perhitungan. Di mana, ruang hitungnya terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm3. Satu kotak besar di tengah dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan 1 kotak sedangnya terdiri atas 16 kotak kecil (Wijaya, dkk., 2015).

Nama NIM Kelas Kelompok

Yosephina Diva E. 205100101111001 D D3

PERTANYAAN

1.

Apa fungsi penggunaan asam sulfat 0,5% pada enumerasi langsung mikroba menggunakan Hemositometer? Dapatkah asam sulfat 0,5% diganti dengan senyawa lainnya? Jika iya, sebutkan contohnya! Pada enumerasi langsung mikroba dengan Hemositometer digunakan reagen yang salah satunya berupa asam sulfat 0,5%. Fungsi dari asam sulfat 0,5% pada praktikum ini ialah sebagai reagen pengencer media. Di mana reagen pengencer berfungsi untuk mencegah terbentuknya clump atau tumpukan sel berupa gumpalan pada kultur. Hal ini dilakukan agar kultur lebih mudah untuk diamati dan dihitung. Pada pelaksanaannya, larutan asam sulfat 0,5% ini dapat digantikan dengan larutan lain yang memiliki fungsi sama. Beberapa contoh pengganti asam sulfat 0,5% di antaranya ialah tween 80, NaCl dengan konsentrasi tertentu, akuades steril, pepton water, dsb (Valeriano, et al., 2012).

2.

Berikut adalah hasil enumerasi kultur sel Saccharomyces cerevisiae berusia 48 jam, yang dilakukan pada 5 kotak sedang (volume 10-4 ml) dengan metode pewarnaan trypan blue,

Nomor Kotak 1 3 5 7 9

Jumlah Sel Hidup 1 11 24 15 14

Mati 12 19 17 16 15

Berdasarkan data tersebut, hitunglah presentase viabilitas sel mikroba yang terdapat pada kultur sel khamir berusia 48 jam! Diketahui : - Jumlah sel hidup = 65 sel - Jumlah sel mati = 79 sel - Jumlah kotak = 5 kotak - Volume kotak = 10−4 𝑚𝑙 - Faktor pengenceran = 10−1 Ditanyakan : - % viabilitas sel = ?

Nama NIM Kelas Kelompok

Yosephina Diva E. 205100101111001 D D3

Jawab : %=

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖) 65

× 100%

%= × 100% 144 % = 0,451 × 100% % = 45,1% Jadi, persentase viabilitas sel berdasarkan data tersebut 45,1%. Di mana, persentase viabilitas sel merupakan suatu persentase dari sel hidup di antara keseluruhan sel (Mirek, and Tecza., 2014) 3.

Apa yang seharusnya dilakukan apabila dalam pengamatan menggunakan hemositometer, clump (tumpukan) sel terlalu banyak atau terlalu padat? Dalam melakukan pengamatan menggunakan Hemositometer memiliki kekurangan dan kelebihan, salah satunya ialah kurang akuratnya hasil perhitungan sel. Ketidakakuratan hasil perhitungan sel ini disebabkan oleh adanya clump (tumpukan) sel yang terlalu banyak maupun terlalu padat. Ketika dalam suatu pengamatan terdapat tumpukan sel yang terlalu banyak atau terlalu padat, maka sel tersebut tidak dapat dihitung. Pada dasarnya, jika terjadi kesalahan tersebut perlu diadakan pengulangan enumerasi langsung mikroba. Namun, terdapat alternatif lain untuk mencegah terjadinya tumpukan sel yang terlalu banyak atau terlalu padat, yakni dengan dinaikkannya seri pengenceran. Di mana semula seri pengenceran yang dilakukan pada praktikum ini ialah 10−1 dapat ditingkatkan menjadi 10−2 , 10−3, dst. Di mana semakin kecil pangkat seri pengenceran maka seri pengencerannya semakin tinggi. Hal ini bertujuan agar mengurangi adanya penumpukkan sel yang terlalu padat dan terlalu banyak. Untuk meningkatkan seri pengenceran dapat dilakukan dengan cara melakukan pengenceran berulang. Semakin banyak pengulangan terhadap pengenceran yang dilakukan maka seri pengenceran akan meningkat dan sel satu dan lainnya saling memisahkan diri dan menghindari terjadinya tumpukan (Mubarak, dkk., 2016).

Nama NIM Kelas Kelompok

Yosephina Diva E. 205100101111001 D D3

KESIMPULAN Praktikum “Enumerasi Langsung Menggunakan Hemositometer” ini bertujuan untuk melatih praktikan agar mampu merangkai Hemositometer pada mikroskop. Selain itu, diharapkan praktikan mampu menentukan petak yang ada pada Hemositometer menggunakan mikroskop. Hal lain yang juga merupakan tujuan dari praktikum ini ialah praktikan mampu menghitung jumlah sel khamir menggunakan Hemositometer. Prinsip kerja dari praktikum enumerasi langsung menggunakan Hemositometer yakni menghitung jumlah sel secara langsung yang dilakukan di bawah mikroskop dengan menggunakan alat bantu berupa Hemositometer, sehingga nilai densitas dari rata-rata sel permililiter kulturnya dapat diketahui. Dalam pengamatan, digunakan kultur Saccharomyces cerevisiae yang berusia 24 jam dan 48 jam. Di mana faktor pengenceran yang digunakan 10−1 . Kotak yang dipakai dalam pengamatan sel sebanyak 5 kotak, yang besar volumenya ialah 10−4 𝑚𝑙. Dari data hasil pengamatan yang dilakukan diketahui jumlah sel berumur 24 jam terdapat 55 sel, sedangkan pada kultur 48 jam terdapat 86 sel. Maka, dari rumus yang telah ditetapkan dalam melakukan perhitungan sel dapat dikethui jumlah sel/ml saat berumur 24 jam sebanyak 1,1 x 106 sel/ml atau setara dengan 1.100.000 sel/ml. Sedangkan, hasil perhitungan sel Saccharomyces cerevisiae berumur 48 jam sebanyak 1,72 x 106 sel/ml atau setara dengan 1.720.000 sel/ml. Berdasarkan data pengamatan tersebut rumus yang digunakan dalam praktikum telah sesuai dengan literatur. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa umur sel mempengaruhi banyaknya sel. Di mana pada umur 48 jam seharusnya jumlah sel akan menurun atau lebih rendah dibandingkan jumlah sel pada umur 24 jam.

DAFTAR PUSTAKA

Fernandez, Camacho., D. Hervas., A. Rivas-Sendra., et al. 2018. Comparison of Six Different Methods to Calculate Cell Densities. Plant methods. 14(30): 1-15 Fitrah, Rahmi. 2015. “Enumerasi dan Analisis Bakteri Tanah di Hutan Larangan Adat Rumbo”. Skripsi. Program Studi Sarjana Agroteknologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Irfan, Mokhamad. 2014. Isolasi dan Enumerasi Bakteri Tanah Gambut di Perkebunan Kelapa Sawit PT Tambang Hijau Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Jurnal Agroteknologi. 5(1): 18 Sardjito, Trilas., W. Ramayadi., P. Srianto., dkk. 2013. Perbandingan Perhitungan Konsentrasi Spermatozoa Domba Merino dengan Metode Hemocytometer Thoma dan Spectrophotometer. Veterinaria Medika. 6(2): 121-126 Zhang, Minghao., L. Gu., P. Zheng., et al. 2019. Improvement of Cell Counting Method for Neubauer Counting Chamber. Journal of Clinical Laboratory Analysis. 34(1): 1-6

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Chenoweth, Peter J., and S. P. Lorton. 2014. Animal Andrology: Theories and Applications. Britania Raya: CABI. Citaresmi, Intan Tiara. 2015. “Pengaruh Konsentrasi Urea dan Saccharomyces cerevisiae Terhadap Pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae pada Produk Ragi Tape”. Skripsi. Program Studi Sarjana Teknologi Pangan, Universitas Pasundan Bandung Mirek, M. Kwolek., and R. Z. Tecza. 2014. Comparison of Methods Used for Assessing the Viability and Vitality of Yeast Cells. Federation of European Microbiological Societies. 14(1): 1068-1079 Mubarak, Zaki., S. Chismirina., dan H. H. Daulay. 2016. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Propolis Alami dari Sarang Lebah Terhadap Pertumbuhan Enterococcus faecalis. Journal of Syiah Kuala Dentistry Society. 1(2): 173-186 Valeriano, C., de Oliveira, T. L. C., de Carvalho, S. M., et al. 2012. The Sanitizing Action of Essential Oil-based Solutions Against Salmonella enterica Serotype Enteritidis S64 Biofilm Formation on AISI 304 Stainless Steel. Food Control. 25(2): 673–677 Wijaya, Raden C., E. L. Utari., dan Yudianingsih. 2015. Perancangan Alat Penghitung Bakteri. Jurnal Teknologi Informasi. 10 (9): 1-9

LAMPIRAN 1 SCREENSHOT SITASI

LAMPIRAN 2 DHP ACC DATA HASIL PENGAMATAN

4.

Tuliskan data hasil pengamatan enumerasi sel Saccharomyces cerevisiae menggunakan hemositometer pada tabel di bawah ini ! Catatan : Enumerasi dilakukan menggunakan 5 kotak sedang dengan volume masingmasing kotak 10-4 ml dan Fp=10-1 Jumlah Sel

Nomor Kotak

24 jam 18 17 5 6 9

1 3 5 7 9 5.

48 jam 22 10 24 11 19

Hitunglah jumlah rata-rata sel/ml bahan dari kedua kultur khamir (24 jam dan 48 jam)! Catatan: apabila hasil desimal, diambil 3 angka di belakang koma dengan pembulatan Diketahui : - Jumlah sel 24 jam = 55 sel - Jumlah sel 48 jam = 86 sel - Jumlah kotak = 5 kotak - Volume kotak = 10−4 𝑚𝑙 - Faktor pen...


Similar Free PDFs