Title | Laporan Praktikum Fillum Arthropoda 2018 |
---|---|
Author | Dimas Caesarian |
Pages | 39 |
File Size | 664.9 KB |
File Type | |
Total Downloads | 617 |
Total Views | 741 |
PHYLUM ARTHROPODA LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata yang diampu oleh Dra. Ammi Syulasmi, M.S. , dan Rini Solihat, S.Pd., M.Si. oleh: Kelompok 1 Pendidikan Biologi A 2017 Amalia Karim (1702574) Dimas Caesaria Novianto (1701869) Mauli Novilda Af...
PHYLUM ARTHROPODA LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata yang diampu oleh Dra. Ammi Syulasmi, M.S. , dan Rini Solihat, S.Pd., M.Si.
oleh: Kelompok 1 Pendidikan Biologi A 2017 Amalia Karim
(1702574)
Dimas Caesaria Novianto
(1701869)
Mauli Novilda Afifa
(1702363)
Vanni Destianti Kurnia
(1705682)
Vira Berliani
(1701410)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2018
A. Judul Laporan Phylum Arthropoda
B. Waktu Pelaksanaan Hari
: Selasa
Tanggal : 8 Mei 2018 Waktu
: 07.00 – 09.30 WIB
Tempat
: Laboratorium Struktur Hewan Departemen Pendidikan Biologi UPI.
C. Tujuan 1. Mengenal keanekaragaman hewan Phylum Arthropoda. 2. Observasi morfologi dan struktur tubuh hewan Phylum Arthropoda. 3. Mengelompokan hewan-hewan Phylum Arthropoda ke dalam classis yang berbeda berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri. 4. Observasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap classis.
D. Landasan Teori 1. Pengertian Phylum Arthropoda Istilah Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Arthropoda merupakan hewan tripoblastik selomata dan bilateral simetris. Tubuh Arthropoda terdiri dari kepala (cephal), dada (thorax) , dan abdomen yang keseluruhan dibungkus oleh zat kitin dan kerangka luar (eksoskeleton). Umumnya diantara ruas-ruas terdapat bagian yang tidak memiliki zat kitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah untuk digerakkan. Di waktu tertentu kulit dan tubuh Arthropoda mengalami pergantian kulit (eksdisis). 2. Karakteristik Arthropoda a. Tubuh bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelomata), tubuh atau kaki beruas-ruas. Kepala (cephal), dada
(thorax) dan abdomen jelas atau kepala dan dada bersatu (cephalothorax). b. Mempunyai 3 bagian tubuh utama yakni tubuh bersegmen (ruas), rangka luar (eksoskeleton) keras, dan ekor. c. Appendages satu pasang setiap ruas (somite) atau tidak ada, masingmasing dihubungkan dengan sendi. d. Tubuh terbungkus kutikula sebagai kerangka luar yang terbuat dari zat protein dan zat kitin. e. Memiliki eksoskeleton yang terbuat dari kitin , sebagai hasil sekresi epidermis, melakukan ekdisis pada interval tertentu. f. Memiliki ukuran tubuh yang beragam. g. Arthropoda hidup di air tawar, darat, laut, dan udara. h. Sifat hidup arthropoda adalah parasit, heterotropik, dan hidup dengan bebas. i. Memiliki alat pernapasan yang berupa trakea, insang, dan paru-paru atau paru-paru (berbuku). j. Umumnya berumah dua, fertilisasi umumnya internal. Pada beberapa Crustacea parthenogenesis. k. Bereproduksi secara aseksual dan seksual. l. Alat pencernaan yang sempurna atau lengkap mulai dari mulut, kerongkongan,
usus,
dan
anus.
Mulut
diadaptasikan
untuk
mengunyah, menjilat atau menusuk, dan anus berada di bagian ujung posterior. m. Sistem peredaran darah arthropoda adalah terbuka dengan darah yang tidak mengandung hemoglobin melainkan hemosianin. Darah akan kembali ke dalam jantung melalui rongga tubuh (haemocoel), sistem arteri semakin berkembang. n. Sistem ekskresi dengan kelenjar hijau atau coxal, atau saluran Malpighi yang bersatu dengan usus. o. Sistem saraf dengan ganglia supra esophageal yang dihubungkan ke tali saraf (nerve cord) yang meluas di sepanjang tubuhnya dengan
ganglion dan sepasang tali saraf lateral di setiap ruas. Organ sensoris berupa antenna, rambut, mata majemuk, dan statocyst. 3. Sistem Organ Arthropoda a. Sistem Peredaran Darah Peredaran darah Arthropoda adalah terbuka dan darahnya berwarna biru, karena mengandung hemosianin. Darah akan kembali ke dalam jantung melalui rongga tubuh (haemocoel), sistem arteri semakin berkembang. b. Sistem Pencernaan Pencernaan Arthropoda merupakan sistem pencernaan yang sempurna dengan dilengkapi alat pencernaan lengkap yang terdiri dari mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Mulut dilengkapi dengan alatalat mulut dan anus terdapat di segmen posterior. Mulut diadaptasikan untuk mengunyah, menjilat atau menusuk. c. Sistem Saraf Sistem saraf Arthropoda berupa tangga tali dan alat peraba yang berupa antena. Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian seluruh kegiatan. Ganglia supra esophageal
yang
dihubungkan ke tali saraf (nerve cord) yang meluas di sepanjang tubuhnya dengan ganglion dan sepasang tali saraf lateral di setiap ruas. Organ sensoris berupa antenna, rambut, mata majemuk, dan statocyst. d. Sistem Ekskresi Arthropoda memiliki sistem ekskresi yang berupa kelenjar hijau atau dengan pembuluh malpigi yang berupada pada usus belakang. e. Sistem Respirasi Arthropoda memiliki sistem pernapasan berupa trakea, insang, paru-paru, paru-paru buku atau melalui seluruh permukaan tubuhnya. f. Sistem Reproduksi Reproduksi Arthropoda dilakukan secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis). Sistem reproduksi Arthropoda adalah terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada juga hewan betina.
4. Klasifikasi Arthropoda Berdasarkan bentuk struktur tubuhnya Arthropoda terbagi menjadi 5 Kelompok : a. Classis Crustacea Crustacea merupakan hewan akuatif (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Crustacea memiliki tubuh yang bersegmen (beruas) dan terdiri dari cephalothorax (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Di bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan pada posteriornya (ujung belakangnya) sempit. Di bagian kepala Crustacea terdapat beberapa alat mulut yang berupa sepasang antena, pasang mandibula (untuk mengigit mangsanya), pasang maksilia, pasang maksilibed. Alat gerak Crustacea berupa kaki (kaki satu pasang dalam setipa ruas di abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak dan menempel di dasar perairan. Mempunyai dua pasang antenna dan memiliki kepala yang menyatu dengan dada (cephalothorax). Crustacea memiliki tubuh yang terdiri dari cephalothorax dan abdomen, mempunyai eksoskeleton dari zat tanduk atau kitin, tetapi tidak mempunyai pembuluh darah kapiler. Dapat mengalami pelepasan kulit dari tubuhnya, pertukaran udara terjadi secara difusi, dan sebagian dari pernapasan menggunakan insang. b. Classis Insecta Insecta berasal dari bahasa latin yang berarti Insecti yang berarti serangga. Insecta adalah satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat
terbang.
Penyebaran
insecta
sangat
luas
dengan
keanekaragaman tinggi di antara kelas-kelas yang lain dari perairan hingga puncak gunung dari khatulistiwa hingga ke kutub. Jumlah spesies Insecta cukup banyak yang sedikitnya didunia sekitar 750.000 spesies yang dikelompokkan ke dalam 100 suku dan 26 ordo. Cabang ilmu biologi yang mempelajari serangga adalah Entomologi. Tubuh yang tersusun dari kepala, dada, dan perut. Memiliki mulut yang bertipe pengigit, penghisap, dan penelan. Mempunyai 3 pasang kaki, dan sebagian dari besar hidup di darat. Tubuh insecta beruas-ruas
yang terdiri dari segmen kepala (cephalo) yang ada di sepasang mata faset (majemuk), dada (thorax) terdapat di sepasang kaki yang beruasruas, dan perut (abdomen) terdiri dari 11 ruas. c. Classis Arachnida Kata Arachnida berasal dalam bahasa Yunani dari kata arachno yang berarti laba-laba yang disebut dengan kelompok laba-laba. Arachnoidea meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atua caplak. Umumnya Arachnida bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan dan tumbuhan.
Tubuh
bersegmen
yang terdiri
dari
chepalothorax dan abdomen (tidak beruas). Mempunyai enam pasang anggota gerak. Hidup di darat, air laut, dan ada juga yang parasit. Memiliki jumlah mata yang beragam. Di bagian kepala-dada tidak terdapat antena, namun memiliki sebagian pasang mata tunggal, mulut kelisera dan pedipalpus. d. Classis Chilopoda Hewan pada classis ini memiliki tubuh agak gepeng, terdiri dari kepala dan badan yang beruas-ruas dari 15-73 ruas, dari setiap ruas memiliki satu pasanng kaki, kecuali ruas (segmen) di bagian belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang "taring bisa" (masiliped) yang berfungsi untuk membutuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena yang terdiri dari 12 segmen, dengan dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan yang memangsa hewan kecil yang berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya. Bersifat karnivora dengan habitat dibawah batu-batuan/timbuna tumbuhan yang telah membusuk. Contoh dari classis Chilopoda adalah Scolopendra morsitans, dan Lithobius forticatus atau yang mencakup berbagai macam jenis lipan (kelabang). e. Classis Diplopoda Pada umumnya mempunyai 30 pasang kaki atau lebih, memiliki bentuk tubuh yang silinder (bulat memanjang), dan terdapat sebagian segmen yang menyatu dengan di setiap segmen terdapat 2 pasang
kaki. Hidup sebagai karnivora, serta banyak dijumpai dibawah serasah, bebatuan, atau dalam tanah dan selalu menghindar dari cahaya. Memiliki gerakan yang lambat dan jika terdapat getaran, tubuhnya akan membentuk melingkar dengan bentuk spiral atau bola. Di bagian kepala terdapat sepasang antena, dua pasang mata tunggal, dan alat mulut tanpa taring bias. Contohnya pada kaki seribu (Julus nomerensi).
Gambar 1. Contoh Hewan Filum Arthropoda (Sutarno, tt).
E. Alat Dan Bahan Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum mengobservasi Phylum Arthropoda. No.
Alat
Jumlah
1
Set alat bedah
1 set
2
Kamera Handphone
1 unit
3
Loupe
1 unit
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum mengobservasi Phylum Arthropoda. No.
Bahan
Jumlah
1
Awetan Basah Pagurus sp.
1 unit
2
Awetan Basah Macrobrachium sp.
1 unit
No.
Bahan
Jumlah
3
Awetan Basah Cambarus sp.
1 unit
4
Awetan Basah Uca pugnax
1 unit
5
Awetan Basah Sesarmoides sp.
1 unit
6
Awetan Basah Gammarus sp.
1 unit
7
Awetan Basah Squilla mantis
1 unit
8
Awetan Basah Balanus balanoides
1 unit
9
Awetan Basah Calappa hepatica
1 unit
10
Awetan Basah Crocothemis sp.
1 unit
11
Awetan Basah Dynastes neptunus
1 unit
12
Awetan Basah Oryctes rhinocerus
1 unit
13
Awetan Basah Valanga sp.
1 unit
14
Awetan Basah Gryllus sp.
1 unit
15
Awetan Basah Xylocopa latipes
1 unit
16
Awetan Basah Vespa sp.
1 unit
17
Awetan Basah Musca domestica
1 unit
18
Awetan Basah Mantis religiosa
1 unit
19
Awetan Basah Argiope aurantia
1 unit
20
Awetan Basah Heterometrus sp.
1 unit
21
Awetan Basah Limulus polyphemus
1 unit
22
Awetan Basah Nephila sp.
1 unit
23
Awetan Basah Scolopendra sp.
1 unit
24
Awetan Basah Spirobolus sp.
1 unit
25
Spesimen Udang Jantan dan Udang Betina
2 unit
26
Spesimen Belalang (Valanga sp.)
2 unit
F. Langkah Kerja Diagram 1. Langkah Kerja Pengamatan Phylum Arthropoda.
Dilakukan pengamatan terhadap hewan-hewan pada Phylum Arhropoda.
Diamati morfologi tubuh dari hewan-hewan Phylum Arthropoda seperti yang dijelaskan pada materi perkuliahan
Dikelompokan hewan ke dalam classis yang berbeda apabila sudah diidentifikasi memiliki organ gerak dengan jumlah tertentu, kesamaan ciri, karakteristik dan struktur.
Dilakukan pembelahan tubuh terhadap Valanga sp. (belalang), yang sebelumnya telah dibius menggunakan eter/kloroform.
G. Hasil Pengamatan Tabel 3. Pengamatan Anatomi Phylum Arthropoda.
No.
Nama Spesies
1.
Pagurus sp.
2.
Macrobrachium sp.
3.
Cambarus sp.
4.
Uca pugnax
5
Sesarmoides sp.
6.
Gammarus sp.
Simetri Tubuh Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris
Alat Respirasi Bagian Tubuh
Jumlah kaki
Insang
Trachea
Paru-paru
Paru-
buku
paru
Classis
Cephalothorax, Abdomen
5 pasang
-
-
-
Crustacea
Cephalothorax, Abdomen
5 pasang
-
-
-
Crustacea
Cephalothorax, Abdomen
5 pasang
-
-
-
Crustacea
Cephalothorax, Abdomen
5 pasang
-
-
-
Crustacea
Cephalothorax, Abdomen
5 pasang
-
-
-
Crustacea
Cephalothorax, Abdomen
5 pasang
-
-
-
Crustacea
No.
Nama Spesies
7.
Squilla mantis
8.
Balanus balanoides
9.
Calappa hepatica
10.
Crocothemis sp.
11.
Dynastes neptunus
12.
Oryctes rhinocerus
13.
Valanga sp.
Simetri Tubuh Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris
Alat Respirasi Bagian Tubuh
Jumlah kaki
Insang
Trachea
Paru-paru
Paru-
buku
paru
Classis
Cephalothorax, Abdomen
5 pasang
-
-
-
Crustacea
Cephalothorax, Abdomen
5 pasang
-
-
-
Crustacea
Cephalothorax, Abdomen
5 pasang
-
-
-
Crustacea
Cephal, Thorax, Abdomen
3 pasang
-
-
-
Insecta
Cephal, Thorax, Abdomen
3 pasang
-
-
-
Insecta
Cephal, Thorax, Abdomen
3 pasang
-
-
-
Insecta
Cephal, Thorax, Abdomen
3 pasang
-
-
-
Insecta
No.
Nama Spesies
14.
Gryllus sp.
15.
Xylocopa latipes
16.
Vespa sp.
17.
Musca domestica
18.
Mantis religiosa
19.
Argiope aurantia
20.
Heterometrus sp.
Simetri Tubuh Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris
Alat Respirasi Bagian Tubuh
Jumlah kaki
Insang
Trachea
Paru-paru
Paru-
buku
paru
Classis
Cephal, Thorax, Abdomen
3 pasang
-
-
-
Insecta
Cephal, Thorax, Abdomen
3 pasang
-
-
-
Insecta
Cephal, Thorax, Abdomen
3 pasang
-
-
-
Insecta
Cephal, Thorax, Abdomen
3 pasang
-
-
-
Insecta
Cephal, Thorax, Abdomen
3 pasang
-
-
-
Insecta
Cephalothorax, Abdomen
4 pasang
-
-
-
Arachnida
Cephalothorax, Abdomen
4 pasang
-
-
-
Arachnida
No.
Nama Spesies
21.
Limulus polyphemus
22.
Nephila sp.
23.
Scolopendra sp.
24.
Spirobolus sp.
Simetri Tubuh Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris Bilateral Simetris
Alat Respirasi Bagian Tubuh
Jumlah kaki
Insang
Trachea
Paru-paru
Paru-
buku
paru
Classis
Cephalothorax, Abdomen
4 pasang
-
-
Arachnida
Cephalothorax, Abdomen
4 pasang
-
-
-
Arachnida
-
-
-
Chilopoda
-
-
-
Diplopoda
Cephal, Thorax, Abdomen
Cephal, Thorax, Abdomen
1 pasang persegmen 2 pasang persegmen
Tabel 4. Klasifikasi Phylum Arthropoda. No. 1.
Klasifikasi
Gambar Observasi
Gambar Referensi
Genus : Pagurus
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Species : Pagurus sp.
Pagurus sp.
Pagurus sp.
(Dokumentasi
(Emmanuel Lates,
Kelompok 1A, 2018)
2018)
Genus : Macrobrachium
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Species : Macrobrachium
Macrobrachium sp.
Macrobrachium sp.
(Dokumentasi
(Frans Goddijn,
Kelompok 1A, 2018)
2002)
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Cambarus sp.
Cambarus sp.
(Dokumentasi
(Gregory Scott, 2017)
Regnum : Animalia Phylum : Arthropoda Classis : Crustacea Ordo
: Decapoda
Familia : Paguruidae
2.
Regnum : Animalia Phylum : Arthropoda Classis : Crustacea Ordo
: Decapoda
Familia : Palaemonidae
sp.
3.
Regnum : Animalia Phylum : Arthropoda Classis : Crustacea Ordo
: Decapoda
Familia : Cambaridae Genus : Cambarus Species : Cambarus sp.
Kelompok 1A, 2018)
No. 4.
Klasifikasi
Gambar Observasi
...