LAPORAN TUGAS INDIVIDU STUDI KASUS DILEMA ETIK KEPERAWATAN PDF

Title LAPORAN TUGAS INDIVIDU STUDI KASUS DILEMA ETIK KEPERAWATAN
Author Yopi Darmawan
Pages 17
File Size 422 KB
File Type PDF
Total Downloads 37
Total Views 161

Summary

LAPORAN TUGAS INDIVIDU STUDI KASUS DILEMA ETIK KEPERAWATAN Untuk Memenuhi Penugasan Individu Magister Keperawatan Disusun Oleh: MAWADAH SETYA RAHMAWATI 19/448582/PKU/18096 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2019 ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

LAPORAN TUGAS INDIVIDU STUDI KASUS DILEMA ETIK KEPERAWATAN Yopi Darmawan

Related papers ET HICAL DILEMMA Pet ra Vit ara

Decision Making Legal Et ic.docx Eka Wast ica KEPUT USAN ET IS gyuri Yuliant i

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

LAPORAN TUGAS INDIVIDU STUDI KASUS DILEMA ETIK KEPERAWATAN

Untuk Memenuhi Penugasan Individu Magister Keperawatan

Disusun Oleh: MAWADAH SETYA RAHMAWATI 19/448582/PKU/18096

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2019

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perawat merupakan salah satu penyedia layanan kesehatan dan anggota dalam sistem kesehatan yang bretanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada pasien berdasarkan etika keperawatan (Jhonstone, 2004). Perawat membutuhkan pengetahuan mengenai etika keperawatan untuk melakukan fungsi yang sesuai untuk memberikan perawatan yang aman sesuai dengan etika dan hukum keperawatan (Chitty, 2007) Etik adalah pernyataan yang menentukan baik-buruknya tingkah laku manusia, dan bagaimana yang seharusnya. Etik ada pada beberapa level, mulai dari individu atau kelompok kecil sampai dengan masyarakat secara keseluruhan (Aikan & Catalano, 2004). Dalam lingkungan praktik keperawatan baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas sering menghadapi isu-isu yang terkait dengan masalah etik atau yangs erring disebut dengan dilema etik (Bahri, 2010) Di Indonesia, dilema etik yang sering dialami oleh tenaga keperawatan ialah: 1) meneruskan dan menghentikan treatment, 2) siapa yang harus mendapatkan informasi, 3) berkata jujur atau tidak, 4) ingin melakukan tindakan tapi di luar wewenang, dan 5) bertindak sebagai advokat pasien versus mempertahankan hubungan baik dengan anggota tim kesehatan (Bahri, 2010). Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan. Oleh karena itu penulis menyusun suatu makalah tentang dilema etik supaya bisa dipahami oleh para mahasiswa yang nantinya akan berguna ketika bekerja di klinik atau institusi yang lain. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari etik? 2. Bagaimana langkah dalam menyelesaikan dilemma etik? C. Tujuan 1. Mengetahui definisi dari etik. 2. Memahami langkah-langkah dalam menyelesaikan dilemma etik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Etik Etik, istilah lebih formal merujuk pada studi yang sistematik terhadap nilai-nilai tersebut. Etika adalah pernyataan benar atau salah dan bagaimana seharusnya tindakan dilakukan (Bahri, 2010). Etis berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Sumber etika berbagai profesi yang digariskan dalam kode etik berasal dari martabat dan hak manusia yang mempunyai sikap menerima dan kepercayaan dari profesi (Suhaemi ,2003). B. Teori Etik Teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara prinsip dan aturan. Ahli filsafat moral telah mengembangkan beberapa teori etik, yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan deontology (Aiken, 2004). 1. Utilitarianisme Utilitarianisme merupakan bentuk dari teleology. Teori ini merupakan teori etik yang menentukan benar atau salah yang dilihat dari estimasi kemungkinan dari hasil akhir (Hitchcock et al, 2003). Pencapaian hasil akhir dengan kebaikan yang maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia. Misalnya bayi yang lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya menjadi beban masyarakat (Kellly, 1987 dalam buku Suhaemi, 2003). 2. Deontologi Deontologi berprinsip pada aksi atau tindakan, benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya (Hitchcock et al, 2003). Misalnya seorang perawat menolak membantu pelaksanaan abortus karena keyakinan agamanya yang melarang tindakan membunuh. Dalam menggunakan pendekatan teori ini, perawat tidak menggunakan pertimbangan, misalnya tindakan abortus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibunya karena setiap tindakan yang mengakhiri hidup (calon bayi) merupakan tindakan buruk secara moral (Suhaemi, 2003).

C. Prinsip-Prinsip Etik Prinsip bahwa dasar kode etik adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan pernah berubah. (Suhaemi, 2003). Menurut Dalami (2010), prinsip-prinsip etika keperawatan adalah sebagai berikut: 1. Otonomi (Autonomy) Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Praktik profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. Perawat harus menghargai harkat dan martabat manusia sebagai individu yang dapat memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya (Suhaemi, 2003). 2. Berbuat baik (Beneficience) Beneficience berarti melakukan sesuatu yang baik, mencegah kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan diri dan orang lain. Terkadang terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi dalam situasi pelayanan kesehatan (Hitchcock et al, 2003), 3. Keadilan (Justice) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan kemanusiaan (Suhaemi, 2003). 4. Tidak merugikan (Nonmaleficience) Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis selama perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga (Hitchcock et al, 2003). 5. Kejujuran (Veracity) Prinsip ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Perawat juga harus mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan (Efendi dan Makhfudli, 2009). 6. Menepati janji (Fidelity) Prinsip ini berhubungan dengan menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien (Suhaemi, 2003).

7. Karahasiaan (Confidentiality) Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien (Efendi dan Makhfudli, 2009). D. Definisi dan Kode Etik Keperawatan Definisi etik keperawatan adalah norma-norma yang di anut oleh perawat dalam berperilaku dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan lainnya di suatu pelayanan keperawatan yang bersifat profesional. Tujuan dari etika keperawatan adalah mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan membenarkan tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu. Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan praktek keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga masyarakat, teman sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan lain. Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat manusia (PPNI, 2000) E. Dilema Etik Dilema etika merupakan situasi dimana individu membutuhkan untuk membuat pilihan antara dua pilihan yang sama-sama tidak menguntungkan (Davis, 2004). Menurut Thompson & Thompson (1981) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan 1. Prinsip DECIDE (Efendi dan Makhfudli, 2009): D = Define the problem (Memperjelas masalah) E = Ethical review (Identifikasi komponen-komponen etik) C = Consider the options (Identifikasi orang yang terlibat dan alternatif yang dapat diberikan) I

= Investigate outcomes (Identifikasi hasil dari setiap alternatif tindakan)

D = Decide on action (Memutuskan tindakan) E = Evaluate results (Mengevaluasi hasil)

2. Langkah penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005) a. Pengkajian Target tahap ini adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan pertanyaan yaitu:  Apa yang menjadi fakta medik?  Apa yang menjadi fakta psikososial?  Apa yang menjadi keinginan klien?  Apa nilai yang menjadi konflik? b. Perencanaan Perencanaan agar dapat berhasil perlu untuk setiap orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus masuk dalam proses. Thomson and Thomson (1985) mendaftarkan 3 (tiga) hal yang sangat spesifik namun terintegrasi dalam perencanaan, yaitu:  Tentukan tujuan dari treatment.  Identifikasi pembuat keputusan  Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi / pilihan. c. Implementasi Peran perawat selama implementasi adalah menjaga agar komunikasi tak memburuk, karena dilema etis seringkali menimbulkan efek emosional. Perawat harus menyadari bahwa dalam dilema etik tak selalu ada 2 (dua) alternatif yang menarik, tetapi kadang terdapat alternatif tak menarik, bahkan tak mengenakkan. d. Evaluasi Evaluasi bertujuan untuk adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang ditentukan sebagai outcome-nya. 3. Kerangka pemecahan dilema etik (Kozier, 2004) a. Mengembangkan data dasar. Pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi:  Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya  Apa tindakan yang diusulkan  Apa maksud dari tindakan yang diusulkan  Apa konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang diusulkan.

b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil keputusan yang tepat e. Mengidentifikasi kewajiban perawat f. Membuat keputusan 4. Model Murphy dan Murphy (1984) a. Mengidentifikasi masalah kesehatan b. Mengidentifikasi masalah etik c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan d. Mengidentifikasi peran perawat e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan g. Memberi keputusan h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah umum untuk perawatan klien i.

Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.

5. Langkah Menurut Thompson & Thompson (1981) dalam Bosek dan Savage (2006) a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual. b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi c. Mengidentifikasi Issue etik d. Menentukan posisi moral pribadi dan professional e. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait. f. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada

BAB III STUDI KASUS DAN PENYELESAIAN DILEMA ETIK

Deskripsi Kasus Pasien

Tn.G, seorang pria berusia 57 tahun dengan kanker prostat agresif yang dirawat oleh tim perawat di departemen onkologi rumah sakit umum di Brisbane, QLD, Australia. Tn.G didiagnosis dengan kanker prostat sejak tujuh tahun yang lalu tetapi menolak perawatan medis dan bedah pada saat itu. Dia memilih untuk mencari pengobatan alternatif dan tidak menindaklanjuti dengan ahli urologi selama periode tujuh tahun itu. Tn.G kini menderita anemia dan hipoproteinemia. Setelah beberapa tes diagnostik selama periode itu, ditemukan bahwa kanker telah menyebar ke tulangnya, dan itu telah menyebar secara lokal ke kelenjar getah bening dan tumor primer menyerang kandung kemih dan sebagian menghalangi ginjal sebelah kiri. Tn.G memiliki beberapa penerimaan selama dua bulan periode karena berbagai alasan. Pada penerimaan terakhir Tn. G diberitahu bahwa ia mungkin hanya memiliki 46 minggu (sebelumnya itu 6-12 bulan) untuk hidup setelah cystoscopy menunjukkan lebih lanjut pertumbuhan tumor yang luas, ditentukan bahwa ada intervensi bedah/medis lebih lanjut tidak akan sesuai dalam kasus ini dan rejimen perawatan paliatif adalah langkah berikutnya. Pada titik ini pasien melaporkan ke tim layanan kesehatan bahwa dia telah mengundurkan diri pada kenyataan bahwa dia akan mati. Tn.G menceritakan kepada perawat bahwa ia berencana untuk bunuh diri dan itu adalah rahasia bahwa perawat tidak boleh memberi tahu siapa pun.

Sumber kasus dari jurnal: Jie, L. 2015. The patient suicide attempt - an ethical dilemma case study. International Journal of Nursing Sciences 2. 2015;2 (4): 408-413.

PENYELESAIAN DILEMA ETIK

Langkah-Langkah Memutuskan Masalah Etik: A. Langkah 1 1. Identifikasi dan klarifikasi masalah etik a. Identifikasi masalah etik pada kasus tersebut 

Tn.G dengan kanker prostat stadium akhir yang agresif menegaskan bahwa Tn.G hanya memiliki 4-6 minggu untuk hidup dan mengekspresikan percobaan bunuh diri ke staf perawat dan meminta perawat tidak memberi tahu petugas lainnya.



Dalam kasus Tn.G, setelah pasien mengaku percobaan bunuh diri, staf perawat memiliki dua pilihan berat, benar secara moral. Jika perawat memilih untuk menjaga rahasia sesuai kebutuhan pasien, perilaku ini akan dihormati keputusan pasien sendiri. Namun, keputusan staf perawat dapat menyebabkan pasien benar-benar bunuh diri tanpa intervensi kesehatan. Jika staf perawat memilih untuk memberi tahu anggota tim perawatan kesehatan lain tentang upaya bunuh diri pasien, tim perawatan kesehatan akan terlibat dalam merawat, mencegah dan menghindari bunuh diri, tetapi kerahasiaan pasien akan dilanggar.

b. Berikan beberapa pandangan tentang masalah 

Pada kasus Tn.G, prinsip etik autonomy dan beneficence dapat diterapkan bersama, tetapi tidak satu pun dari mereka dapat dipilih tanpa melanggar yang lainnya. Ketidakcocokan logis antara prinsip etik autonomy dan benefience dalam kasus ini merupakan alasan utama yang menyebabkan dilema etika.



Selain itu prinsip non-malificence dipertimbangkan dalam situasi moral ini yang melanggar prinsip autonomy tetapi memberi dukungan prinsip beneficence. Oleh karena itu ada tiga prinsip etik yang dipertimbangkan pada kasus Tn G antara lain autonomy, beneficence, dan non-malificence.

B. Langkah II 1. Mengumpulkan Data a. Siapa yang terlibat: pasien, perawat. b. Siapa saja yang berhak mengambil keputusan: perawat

c. Apa kepentingan masalahnya: pasien menginformasikan ingin bunuh diri kepada perawat dan tidak memperbolehkan perawat untuk memberi tahu petugas yang lainnya. d. Kepentingan nilai-nilai yang berhubungan dengan masalahnya? Identifikasi nilainilai siapa yang sangat menentukan? Kepentingan nilai-nilai pasien yang sangat menentukan proses pengambilan keputusan. Tiga prinsip etik yang dipertimbangkan pada kasus Tn G antara lain autonomy, beneficence, dan non-malificence e. Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan? 

Kerahasiaan informasi (autonomy) pasien dilanggar



Memberi tahukan informasi kepada petugas medis lainnya tanpa persetujuan pasien



Rasa percaya pasien terhadap perawat menjadi menurun

C. Langkah III 1. Identifikasi pilihan-pilihan pemecahan masalah: a. Identifikasi batas waktu pembuatan keputusan Waktu pembuatan keputusan harus segera setelah pasien menyatakan ingin bunuh diri. Karena jika tidak, pasien akan segera bunuh diri. b. Identifikasi setiap tindakan yang memungkinkan 1) Profesi memilih untuk memberitahukan keinginan bunuh diri pasien terhadap tenaga kesehatan lainnya 2) Profesi memilih untuk tidak memberitahukan keinginan bunuh diri pasien terhadap tenaga kesehatan lainnya c. Sebutkan hal positif dan negatif dari masing-masing pilihan (ditambah dengan resiko dan manfaatnya) 1) Profesi memilih untuk memberitahukan keinginan bunuh diri pasien terhadap tenaga kesehatan lainnya a) Resiko: pasien tidak percaya lagi terhadap perawat, perawat melanggar prinsip autonomy pasien b) Manfaat: dapat menemukan solusi dari berbaga tenaga kesehatan dan melakukan intervensi terbaik untuk pencegahan bunuh diri 2) Profesi memilih untuk tidak memberitahukan keinginan bunuh diri pasien terhadap tenaga kesehatan lainnya

a) Resiko: pasien akan melakukan bunuh diri, perawat akan melanggar prinsip etik non-malificence dan beneficence b) Manfaat: perawat menerapkan prinsip autonomy atau menjaga kerahasiaan pasien, pasien percaya kepada perawat. d. Perlu adanya pertemuan komite etik? Perlu adanya pertemuan komite etik karena ini menyangkut nyawa seseorang. Perlu ada pertemuan antara perawat dengan petugas kesehatan lainnya dalam menentukan keputusan yang tepat. e. Sumber-sumbera apa yang bisa membantu anda dalam proses pembuatan keputusan? semua prinsip etika, teori utilitarianisme, pernyataan nilai, konsep dan pendapat hokum. f. Pilihan mana yang direkomendasikan oleh profesi dan jelaskan mengapa? Profesi memilih untuk memberitahukan keinginan bunuh diri pasien terhadap tenaga kesehatan lainnya. Karena pernyataan nilai etik keperawatan menekankan tanggung jawab perawat untuk memberikan kualitas perawatan kesehatan menuju perawatan berkualitas untuk mengambil tindakan positif untuk menghindari bunuh diri. D. Langkah IV 1. Membuat keputusan berdasarkan pertimbangan Setelah mempertimbangkan semua prinsip etika, teori utilitarianisme, pernyataan nilai, konsep dan pendapat hukum, etis, tidak diizinkan secara hukum bagi perawat untuk merahasiakan upaya bunuh diri Tn.G. Tindakan berbagi informasi dengan tenaga profesional lain sesuai dengan pertimbangan prinsip etik nonmalificence dan beneficence. Hal itu menciptakan manfaat bagi kebanyakan orang dalam hal ini, dengan demikian menjadi pilihan moral yang benar menurut teori utilitarianisme. Selain itu, pernyataan nilai etika keperawatan menekankan tanggung jawab perawat untuk memberikan kualitas perawatan kesehatan dan untuk nilai akses ke perawatan berkualitas dan perawatan kesehatan untuk semua orang yang mendukung perawat untuk mengambil tindakan positif untuk menghindari bunuh diri. Apalagi pendapat dalam literatur kontemporer perawat setuju untuk mengambil tindakan positif dan memberitahu tenaga kesehatan profesional lainnya untuk mencegah bunuh diri yang mendukung pilihan 'memberitahu orang lain'. Karena itu, yang terbaik adalah etika keputusan untuk pasien adalah bahwa perawat berbagi informasi tentang upaya bunuh diri Tn.G dengan tenaga kesehatan professional lainnya. Dalam kasus Tn.G, staf perawat membuat yang keputusan etis

terbaik untuk pasien. Dia memilih untuk berbagi informasi upaya bunuh diri Tn.G dengan tenaga kesehatan professional lainnya. E. Langkah V 1. Melakukan tindakan a. Bagaimana caranya? (Sebutkan tahapan yang jelas) 1) Begitu perawat memperhatikan kecenderungan bunuh diri Tn.G, perawat memberikan kenyamanan psikologis kepada pasien terlebih dahulu secara berurutan untuk menstabilkan suasana hati pasien dan mencegahnya segera perilaku bunuh diri. 2) Kemudian perawat memberikan informasi kepada manajer perawat. Manajer perawat adalah pemimpin tim yang memandu semua pekerjaan anggota tim. Dia mengikuti protocol kekerasan pada diri sendiri dan bunuh diri rumah sakit secara ketat. Dalam kasus Tn.G, dia membagi protokol pencegahan bunuh diri menjadi tiga langkah. 3) Pada komunikasi langkah-efektif pertama, salah satu perawat terus bertanggung jawab untuk mempertahankan yang efektif komunikasi dengan pasien, menstabilkan suasana hati Tn.G untuk mencegah perilaku bunuh diri atau melukai diri sendiri. Perawat ini juga memulai percakapan terbuka dengan Tn.G untuk mengidentifikasi fakta yang mungkin memicu pikiran bunuh diri. Selama dalam percakapan itu, para perawat mendapati bahwa Tn.G mengeluh berulang kali tentang sakit ginjal yang tak tertahankan dan putrinya belum meng...


Similar Free PDFs