LINK AND MATCH DUNIA PENDIDIKAN DAN INDUSTRI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING TENAGA KERJA DAN INDUSTRI PDF

Title LINK AND MATCH DUNIA PENDIDIKAN DAN INDUSTRI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING TENAGA KERJA DAN INDUSTRI
Author Kautsar Eka Wardhana
Pages 165
File Size 997.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 6
Total Views 933

Summary

LINK AND MATCH DUNIA PENDIDIKAN DAN INDUSTRI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING TENAGA KERJA DAN INDUSTRI Editor : Endang S. Soesilowati PUSAT PENELITIAN EKONOMI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 2009 LIPI Link & match.indd i 6/22/2010 6:38:37 PM ©2009 Indonesian Institute of Sciences (LIPI) Pusat P...


Description

LINK AND MATCH DUNIA PENDIDIKAN DAN INDUSTRI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING TENAGA KERJA DAN INDUSTRI

Editor : Endang S. Soesilowati

PUSAT PENELITIAN EKONOMI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 2009

Link & match.indd i

LIPI

6/22/2010 6:38:37 PM

©2009 Indonesian Institute of Sciences (LIPI) Pusat Penelitian Ekonomi (LIPI)

KATALOG DALAM TERBITAN PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI ILMIAH LIPI Link and Match Dunia Pendidikan dan Industri dalam Meningkatkan Daya Saing Tenaga Kerja dan Industri /editor Endang S. Soesilowati, Inne Dwiastuti. - [Jakarta] : Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2009. i-xi + 153 hlm: 15 cm x 21 cm

331 ISBN : 978-602-8659-21-5

Penerbit:

LIPI

LIPI Press, anggota Ikapi Pusat Penelitian Ekonomi (LIPI) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Widya Graha Lt. 4 - 5 Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 10, Jakarta 12710 Telp: 0215207120 KATA PENGANTAR Fax: 021- 5262139 ii

Link & match.indd ii

6/22/2010 6:38:43 PM

Penelitian “Link and Match Dunia Pendidikan dan Industri dalam Meningkatkan Daya Saing Tenaga Kerja dan Industri” paling tidak mengandung suatu makna penting bagi perekonomian nasional. Makna ini terutama tentang berbagai aspek dalam hubungan/keterkaitan dan kesesuaian antara dunia pendidikan sebagai supplier tenaga kerja dengan dunia kerja sebagai demand tenaga kerja. Ditengarai adanya mismatch jenis dan kualitas kompetensi supply tenaga kerja yang dihasilkan dunia pendidikan dengan permintaan (kebutuhan) tenaga kerja oleh dunia kerja. Keadaan ini jelas memperburuk keadaan over supply tenaga kerja di Indonesia yang secara langsung mengakibatkan relatif rendahnya kapasitas/daya saing tenaga kerja yang selanjutnya melemahkan daya saing dunia usaha khususnya dunia industri sebagai "leading sector" dalam perekonomian industri. Penelitian link and match tahap ini dengan analisis yang masih terbatas pada lingkup dunia pendidikan perguruan tinggi dan industri di dua lokasi Batam/Kepri dan Banten diharapkan dapat mengungkap tentang existing condition disertai faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi ekonomi tersebut dan rekomendasi dalam scope terbatas. Diharapkan penelitian lanjutan yang lebih komprehensif dan mendalam akan memberikan solusi efektif dalam mempertautkan kesesuaian kualiikasi tenaga kerja yang dihasilkan dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha yang pada gilirannya akan berkontribusi signiikan dalam memperkuat daya saing ekonomi Indonesia. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penelitian Ekonomi – LIPI

Drs Darwin Syamsulbahri, MSc. APU

iii

Link & match.indd iii

6/22/2010 6:38:43 PM

ABSTRAK iv

Link & match.indd iv

6/22/2010 6:38:43 PM

Program link and match telah dicanangkan sejak tahun 1989, dirancang untuk menjembatani kompetensi tenaga kerja dengan kebutuhan pasar kerja. Namun demikian, berdasarkan data statistik angka pengangguran, tingginya lowongan kerja tak terisi, rendahnya kualitas pekerja, maupun hasil analisis data sakernas menunjukkkan bahwa mismatch pendidikan dan tuntutan dunia industri masih tinggi. Studi ini bertujuan mengukur implementasi link and match dunia pendidikan dan industri. Selain mengkaji berbagai kebijakan bidang pendidikan, industri, dan tenaga kerja, studi ini juga menggunakan metode survei terhadap para pekerja di beberapa industri terpilih di propinsi Kepri (Batam) dan Banten yang merupakan daerah dengan pangsa industri tertinggi, dan tingkat pengangguran yang juga tinggi. Dengan melakukan kajian tentang implementasi link and match dunia pendidikan dan industri, diharapkan dapat menghasilkan rumusan strategi untuk menyelaraskan sistem pendidikan menengah ke atas yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar kerja. Kesesusaian kompetensi dengan jenis pekerjaan, akan meningkatkan daya saing tenaga kerja dan juga industri (usaha), yang pada gilirannya akan memperkuat perekonomian nasional. Hasil studi menunjukkan bahwa program link and match masih terkonsentrasi pada penyelarasan tenaga kerja berpendidikan sekolah menengah. Istilah link and match sendiri tidak terlalu dipahami oleh beberapa narasumber dari industri terpilih. Keahlian yang dibutuhkan oleh pasar kerja tidak mengacu pada keahlian berdasarkan ijazah yang dimiliki, melainkan berbagai atribut keahlian yang tidak secara langsung diajarkan pada masa pendidikan sekolah/perguruan tinggi. Atas kuesioner yang disebarkan pada pekerja industri berpendidikan D1 ke atas, menunjukkan bahwa pekerja yang match antara latar belakang pendidikan dengan pekerjaannya, cenderung memiliki prestasi kerja yang lebih baik dibandingkan dengan yang mismatch.

ABSTRACT

v

Link & match.indd v

6/22/2010 6:38:43 PM

The link and match program which was irstly set up in 1989 aimed to link the industry demand and labour supply. However, up to recent, the condition of mismatch between education and labour market demand still exist, as shown by statistical data in the last ive years of the increasing rate of educated unemployment and unilled job vacancies. The study aims to assess the implementation of link and match between education and industry. The methodological research applied in this study is not only evaluating educational, industrial, and employment policies, but also implies the employment survey method in several industries in Banten and Batam. The result of the study is expected to give a valuable input for the educational and industrial stakeholders in order to minimize the educated unemployment rate, and to advance worker productivity, which in turn, enhancing labour and industrial competitiveness. The research indings show that link-match program is still mainly concentrated on the secondary level. Although several industries studied do consider the skill of workers in the recruitment processes, unlike in Banten, several industries studied in Batam were not familiar with the term of link-match. The skill that they meant is not the skill that mentioned in the certiicate of graduation, but it seems to be the basic skill that could not be taught in the formal school at all. Based on 200 questioners gathered from two regions (Banten and Batam) some key relevance indings show that for all items, without any exemption indicate that those workers who stated their educational background match with their current jobs will be highly likely better than those worker who stated that their educational background do not match with their current job.

vi

Link & match.indd vi

6/22/2010 6:38:43 PM

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................i ABSTRAK ...................................................................................................................iii ABSTRACT.................................................................................................................iv DAFTAR ISI .................................................................................................................v DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................ix BAB I

LINK AND MATCH DUNIA PENDIDIKAN DAN INDUSTRI SEBUAH PENGANTAR .............................................................................1 Oleh: Endang S Soesilowati dkk

BAB II

KENDALA DAN REALISASI KEBIJAKAN LINK AND MATCH DUNIA PENDIDIKAN DAN INDUSTRI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI ..........................................17 Oleh: Inne Dwiastuti & Bahtiar Rifai

BAB III POLA PENYERAPAN DAN TINGKAT PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA BERPENDIDIKAN TINGGI DI DUNIA INDUSTRI ...............51 Oleh: Zamroni BAB IV TINGKAT KESESUAIAN KOMPETENSI PENDIDIKAN DENGAN BIDANG PEKERJAAN PADA DUNIA INDUSTRI ............................89 Oleh: Endang S Soesilowati BAB V

STRATEGI PENINGKATAN LINK AND MATCH DUNIA PENDIDIKAN TINGGI DAN INDUSTRI............................................125 Oleh: Darwin Syamsulbahri

vii

Link & match.indd vii

6/22/2010 6:38:43 PM

viii

Link & match.indd viii

6/22/2010 6:38:43 PM

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Peringkat HDI beberapa Negara di Asia ................................37 Tabel 2.2 The Global Competitiveness Index: Perbandingan Ranking 2008-2009 dan 2009–2010 ........................................38 Tabel 2.3 Penduduk 15 + yang Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (juta orang) .................................40 Tabel 2.4 Penduduk Berumur 15 tahun + yang bekerja seminggu yang lalu menurut lapangan pekerjaan utama dan pendidikan tinggi yang ditamatkan, 2007 ...........................41 Tabel 2.5 Persentase Latar Belakang Pengetahuan yang Diterapkan Dengan Pendidikan Terakhir Responden ......44 Tabel 3.1 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Dan Jenis Kegiatan Selama Semingu yang lalu, 2005-2009 ..................................52 Tabel 3.2 Angka Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan ........................................................54 Tabel 3.3 Pencari Kerja terdaftar, Lowongan Kerja Terdaftar dan Penempatan tenaga Kerja ...........................................................55 Tabel 3.4 Cara mendapatkan informasi utk dapat pekerjaan (%) ... 60 Tabel 3.5 Persyaratan yang sulit dipenuhi saat pertama masuk kerja......... ..............................................................................67 Tabel 3.6 Tiga Faktor Penting Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja..........................................................................70 Tabel 3.7 Intensitas Pengaruh dari Faktor Penentu produktivitas kerja ......................................................................... 71 Tabel 3.8 Latar belakang Pendidikan dan produktivitas kerja ......... 79 Tabel 3.9 Jumlah Perusahaan (%) Yang Melakukan Training Berdasarkan Kelompok ............................................................... 81 ix

Link & match.indd ix

6/22/2010 6:38:43 PM

Tabel 4.1 Persentase Responden berdasarkan Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan dengan Jenis Pekerjaan ....................99 Tabel 4.2 Perbandingan Persentase Responden Match dan Mismatch berdasarkan Dukungan Bekal Pendidikan .....101 Tabel 4.3 Perbandingan Persentase Responden Match dan Mismatch berdasarkan Waktu tunggu mendapatkan pekerjaan ............ ...........................................................................104 Tabel 4.4 Perbandingan Persentase Responden match dan tidak match berdasarkan Waktu Tunggu Mendapatkan Pekerjaan yang Sesuai ................................................................105 Tabel 4.5 Perbandingan Persentase Responden match dan mismatch berdasarkan Pengalaman kerja di tempat lain ......107 Tabel 4.6 Perbandingan Persentase Responden match dan mismatch berdasarkan Upah rata-rata perbulan ..............110 Tabel 4.7 Persentase Responden berdasarkan tingkat Pendidikan dan Posisi Pekerjaan menurut Gender ..................................112 Tabel 4.8 Perbandingan Responden match dan tidak match berdasarkan Posisi Pekerjaan Sekarang dan Posisi Pekerjaan Pertama Bekerja .......................................................114 Tabel 4.9 Persentase dan Sekor rata-rata Responden atas Tingkat Kesukaannya terhadap Posisi Jabatan Mereka ................ 118 Tabel 5.1 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Dan Kegiatan Seminggu Yang Lalu, 2005 dan 2008. ............134 Tabel 5.2 Pertumbuhan Tenaga Kerja Yang Bekerja, Pengangguran Terbuka, dan Angkatan Kerja, Tahun 2005-2008. (%) .....135 Tabel 5.3 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Selama Seminggu Yang Lalu Menurut Sektor Dan Pendidikan Yang Di Tamatkan, 2008. ....................................138 Tabel 5.4 Persentase Responden TK Lulusan PT Beberapa Industri Di Batam Dan Banten Berdasarkan Kesesuaian Pendidikan Dengan Jenis Pekerjaannya. ....................................................144 x

Link & match.indd x

6/22/2010 6:38:44 PM

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Persentase Responden Berdasarkan Pilihan terhadap faktor yang menentukan dalam melamar pekerjaan ....42 Gambar 2.2 Perbandingan Persentase Responden Berdasarkan Waktu Tunggu mendapatkan Pekerjaan yang Sesuai ...43 Gambar 3.1 Proses Perekrutan Tenaga Kerja di Dunia Industri ..........61 Gambar 3.2 Pengaruh tambahan tahun pendidikan pada Upah-laki-laki dan perempuan (%) LFS 1993-2001 ....... 75 Gambar 4.1 Model Iceberg dari Lima karakteristik pembentuk kompetensi ..............................................................................92 Gambar 4.2 Perbandingan Persentase Kesesuaian pekerjaan Responden dengan latar belakang pendidikan berdasarkan kelompok Umur ..............................................102 Gambar 4.3 Perbandingan Persentase Kesesuaian pekerjaan Responden dengan latar belakang pendidikan berdasarkan lama kerja...........................................................106 Gambar 4.4 Tingkat Pendidikan dan Tingkat Upah berdasarkan Gender ..........................................................................................111 Gambar 4.5 Perbandingan persentase responden antara yang match dan yang mismatch terhadap tiga faktor eksternal yang paling mempengaruhi semangat kerja. ..116 Gambar 4.6 Perbandingan persentase responden antara yang match dan yang mismatch terhadap tiga faktor imbalan yang paling mempengaruhi semangat kerja. 117 Gambar 5.1 Model Triple Helix ....................................................................148

xi

Link & match.indd xi

6/22/2010 6:38:44 PM

xii

Link & match.indd xii

6/22/2010 6:38:44 PM

Sebuah Pengantar

BAB 1 LINK AND MATCH DUNIA PENDIDIKAN DAN INDUSTRI Sebuah Pengantar Endang S Soesilowati dkk.

Latar Belakang Jumlah angkatan kerja pada tahun 2005 mencapai 105,8 juta orang dan meningkat menjadi 113,74 juta orang di tahun 2009 atau tumbuh sebesar 1,76 % (2005-2009). Sementara, pengangguran terbuka masih terjadi sebesar 10,25 juta (2006) dan 9,26 juta (Februari 2009) dengan rata-rata penurunan per tahun sebesar -1,85 %1. Namun, jumlah pengangguran terdidik meningkat dari tahun ke tahun. Proporsi penganggur terdidik dari total angka pengangguran pada tahun 2004 sebesar 26 % menjadi 50,3 % di tahun 2008 (Koban, 2008). Yang lebih memprihatinkan adalah jumlah sarjana yang menganggur melonjak drastis dari 348.107 orang tahun 2004 menjadi 626.621 orang tahun 2009, dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 14,03 %. Ditambah dengan pemegang gelar diploma I, II, dan III, berdasarkan data Sakernas BPS tahun 2007 terdapat lebih dari 740.000 orang yang menganggur. Pada Februari 2009, sebanyak 1,11 juta orang dari 9,26 juta orang pengangguran berasal dari program Diploma dan Universitas. Di sisi lain, walaupun peranan sektor industri terhadap pembentukan ekonomi nasional menunjukkan penurunan, namun sektor industri tetap merupakan leading sector perekonomian nasional melalui kontribusi sektoralnya yang paling besar, yaitu 27,4% di tahun 2005, 27,5% tahun 2006, 27,1% tahun 2007, 26,9 % 1

Dihitung dari data Sakernas BPS, http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_ subyek=06& notab=1

1

Link & match.indd 1

6/22/2010 6:38:44 PM

Endang S Soesilowati dkk

tahun 2008, dan sebesar 27,3% pada tahun 20092. Selama 2004-2009 sektor industri ditargetkan tumbuh 8,56% dan menyerap tenaga kerja setidaknya 2,6 juta orang per tahun, namun ternyata pertumbuhan industri terus menurun, yaitu hanya 7,5% tahun 2004, 5,9% tahun 2005, 5,3% tahun 2006, 5,2% tahun 2007, dan 4,4% sampai triwulan II 2008 (Kuncoro, 2008), demikian pula share penyerapan tenaga kerjanya yang cenderung menunjukkan adanya penurunan, yaitu 12,27% di tahun 2005 menjadi 12,07% di tahun 20093. Di sisi lain, persentasi lowongan kerja tidak terisi menunjukkan kecenderungan adanya peningkatan. Data Statistik Indonesia yang dikeluarkan oleh BPS, menunjukkan bahwa pada tahun 2005, 16,10 % lowongan kerja yang tidak terisi, dan pada dua tahun berikutnya (2007) meningkat menjadi 41,56 %. Mengacu kepada beberapa penjelasan di muka, maka permasalahan penting SDM di Indonesia tentu saja selain terletak pada tingginya tenaga kerja terdidik yang tidak terserap di dunia kerja, juga munculnya misallocation of human resources, yaitu adanya kesenjangan yang terjadi antara pasar tenaga kerja dan dunia pendidikan. Hal ini antara lain tersirat dalam pernyataan Dirjen Depnakertrans, Tjetje Al Anshori bahwa 70% angkatan kerja tidak mampu memenuhi kualiikasi lowongan kerja yang tersedia (dalam Job Expo, 17 Maret 2008). Pernyataan tersebut diangkat lagi oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabinet Bersatu pertama, Erman Suparno bahwa tingginya lowongan kerja yang tidak terisi ditengarai oleh karena adanya ketidakcocokan antara kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja yang di antaranya karena kesenjangan keterampilan dan pendidikan4. 2

Angka 2007 – 2009 berturut turut merupakan angka sementara, sangat sementara, dan sangat sangat sementara http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=11¬ab=4 Dihitung dari angka SAKERNAS BPS, http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=06 & notab=2 4 Pada acara diskusi Mencari Sistem Perlindungan TKI yang Efektif yang diadakan oleh Departemen Tenaga Kerja, Kamis 2 Juli 2009, Pengangguran Banyak, 70% Lowongan Tak Terisi: Calon tenaga kerja yang ada hanya mampu mengisi 30 persen lowongan. http://bisnis.vivanews.com/news/read/71765-pengangguran_ banyak__70__lowongan_ tak_terisi 3

2

Link & match.indd 2

6/22/2010 6:38:44 PM

Sebuah Pengantar

Dalam menjembatani hal tersebut, sebetulnya Menteri Pendidikan Prof. Dr. Ing. Wardiman (Periode 1989-1998) telah mencanangkan program link and match antara dunia pendidikan dengan dunia industri5. Link and match adalah penggalian kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja ke depan. Diharapkan paradigma orientasi pendidikan tidak lagi supply minded tapi lebih demand minded (kebutuhan pasar). Program link and match meliputi dua sasaran, yaitu pada tingkat sekolah menengah, dan pada tingkat perguruan tinggi. Khusus untuk sekolah menengah, sasaran program pemerintah (cq DEPDIKNAS) mengubah proporsi siswa SMU vs SMK 70:30, menjadi 30:70. Sementara itu, pada tingkat perguruan tinggi diharapkan adanya peran industri untuk menciptakan pelatihanpelatihan khusus bahkan bekerja sama untuk mendirikan institusi sesuai dengan jenis industri yang dikembangkan.6 Sejak tahun 1994, Dewan Pengembangan Program Kemitraan Pendidikan Tinggi (DPPKPT) mengembangkan konsep Cooperative Academic Education Program (Co-Op) yang menjalin kerjasama dengan lebih dari 62 industri, terdiri dari manufaktur, perbankan hingga telekomunikasi7. Namun demikian, pasca berjalannya program Link and Match (hampir dua dasawarsa), belum nampak hasil seperti yang diharapkan. Masih tinggi lulusan sarjana, di samping bekerja tidak sesuai dengan bidang studi, juga harus menunggu dalam waktu lama untuk mendapatkan pekerjaan. Di sisi lain, lowongan kerja yang tidak terisi semakin meningkat. Mengacu pada beberapa phenomena di atas, maka penelitian yang mengkaji implementasi kebijakan link and match dunia pendidikan dan industri sebagai salah satu upaya strategis untuk meningkatkan eisiensi, mutu tenaga kerja dan daya saing industri, layak untuk dilakukan. 5

Dalam Diskusi panel dan Lokakarya Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Barat pada 17 Desember 2008, beliau mengingatkan kembali perlunya program link and match. 6 Beberapa institusi yang telah ada antara lain, STTTelkom, IBI (Institut Bank Indonesia), STTI (Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil), Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (NHI)...


Similar Free PDFs