MAKALAH AGAMA PDF

Title MAKALAH AGAMA
Author Alex Jonathan
Pages 22
File Size 280.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 59
Total Views 502

Summary

MAKALAH AGAMA CARA BERGAUL YANG BAIK DOSEN PENGAMPU : SAHAT PATAR LUMBAN GAOL, S.SOS., M.A., M.PD DISUSUN OLEH : KELOMPOK VIII 1. Alexander Jonathan/ Ilmu Kesehatan Masyarakat/ 10011281924200 2. Feby Ayu P Nadeak/ Pendidikan Biologi/ 06091281924078 3. Luna Itasari Br Sitepu/ Kesehatan Lingkungan/ 10...


Description

MAKALAH AGAMA CARA BERGAUL YANG BAIK

DOSEN PENGAMPU : SAHAT PATAR LUMBAN GAOL, S.SOS., M.A., M.PD DISUSUN OLEH : KELOMPOK VIII 1. Alexander Jonathan/ Ilmu Kesehatan Masyarakat/ 10011281924200 2. Feby Ayu P Nadeak/ Pendidikan Biologi/ 06091281924078 3. Luna Itasari Br Sitepu/ Kesehatan Lingkungan/ 10031281924038 4. Rosipa Anita Dewi Purba/ Pend.Ekonomi/ 06031281924021

5. Vini Picia Purba/ Ilmu Kesehatan Masyarakat/ 10011281924193

UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Cara Bergaul Yang Baik”. Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Sahat Patar Lumban Gaol, S.Sos., M.A., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Kristen yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi kelancaran penyelesaian tugas makalah ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca, sehingga menambah wawasan para pembaca dan juga dapat memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Kristen.

Indralaya, 29 November 2019 Penulis A.n Kelompok VIII Ketua Kelompok

Alexander Jonathan NIM. 10011281924200

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1. Latar Belakang........................................................................................... 1 2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1 3. Tujuan ....................................................................................................... 1 4. Manfaat ..................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3 1.

Menelusuri Konsep Seni Bergaul .............................................................. 3

2.

Menjadi Sahabat Sejati .............................................................................. 6

3.

Menggali Sumber Alkitab Tentang Pergaulan............................................ 8

4.

Membangun Argumen Tentang Suka dan Duka Pergaulan ..................... 11

5.

Mendeskripsikan Tahap Tahap Pergaulan ................................................ 13

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 16 1.

Kesimpulan ............................................................................................. 16

2.

Saran ....................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17 LAMPIRAN ..................................................................................................... 18 A. Pertanyaan-pertanyaan ............................................................................ 18 B. Makalah sebelumnya ............................................................................... 19

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial. Jadi manusia tidak dapat hidup tanpa

orang lain. Dalam menjalankan kehidupannya, seorang manusia selalu membutuhkan pergaulan dengan manusia lainnya agar dapat mencapai taraf tingkah laku sebagai manusia. Tak jarang pada saat ini banyak manusia yang mengabaikan cara bergaulnya dengan sesamanya, sehingga banyak manusia yang mengalami permasalahan dalam berinteraksi sosial. Awalnya manusia dilahirkan dengan keadaan suci, tetapi akibat pergaulan yang salah, semakin dia dewasa maka ia semakin mengenal dosa. Disebutkan didalam Alkitab dalam Injil 1 Korintus 15 ayat ke 33 yaitu bahwa “…. Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Untuk menghindari permasalahan dalam beriteraksi (bergaul) kepada sesama manusia dibutuhkan sebuah teknik atau cara untuk bergaul yang baik agar dapat bergaul dengan benar. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul makalah yaitu “Cara Bergaul Yang Baik”. 2.

Rumusan Masalah Bagaimana cara bergaul dengan baik diera modern sekarang ini agar dapat

terhindar dari masalah pergaulan yang buruk? 3.

Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu: 1. Mengetahui bagaimana cara bergaul dengan baik. 2. Mengetahui Apakah bersahabat merupakan cara bergaul dengan baik. 3. Mengetahui bagaimana menurut pandangan alkitab tentang pergaulan yang baik.

1

4. Mengetahui apa saja suka dan duka dari bergaul. 5. Mengetahui bagaimana tahapan-tahapan dalam pergaulan. 4.

Manfaat Adapun Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu: 1. Bagi Penulis yaitu untuk mengetahui bagaimana bergaul dengan baik dan semestinya serta dapat mencoba memperluas pergaulan. 2. Bagi pembaca yaitu untuk menambah wawasan tentang pergaulan yang benar serta dapat mencoba memperluas pergaulan.

2

BAB II PEMBAHASAN

1.

Menelusuri Konsep Seni Bergaul Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa hubungan dengan orang lain. Oleh

sebab itu, adanya individu-individu lain merupakan suatu keharusan. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang selalu akan hidup dalam suatu hubungan keterikatan dengan individu lainnya. Seorang manusia selalu membutuhkan pergaulan dengan manusia lainnya agar dapat mencapai taraf tingkah laku manusia.Dalam perkembangan usia, pola hubungan seseorang juga berkembang. Pola itu jelas pada usia remaja dan terus bertahan sampai usia lanjut. Pola itu terdiri atas lima dimensi (Ismail 2007, 109). 1. Dimensi persamaan. Kita memilih teman yang mempunyai persamaan dalam kepribadian, nilainilai hidup, perilaku, minat dan latar belakang. 2. Dimensi timbal balik. Kita mencari teman yang bisa saling mengerti, saling percaya, saling tolong, saling mengakui keunggulan dan saling memaklumi kelemahan masingmasing. 3. Dimensi kecocokan. Kita berteman karena merasa cocok dan senang berada bersama dia. 4. Dimensi struktur. Kita mencari teman yang berjarak dekat, mudah dihubungi dan bisa bertahan. 5. Dimensi model. Kita berteman karena kita respek dan mengagumi kualitas kepribadiannya. Dengan teman segolongan usia, kita bisa saling ikut merasakan dan saling menopang dalam suka maupun duka. Sedangkan dengan teman yang lebih muda, kita bisa menjadi sumber hikmat dan bijak dalam menghadapi persoalan seharihari, karena kita telah mengalami semua Itu. Ada pergaulan yang menggambarkan

3

hubungan reaktif saja, seolah-olah antara dua individu atau lebih hanya terjalin hubungan bagaikan tanya jawab saja. Ada pula pergaulan yang individuindividunya aktif dan kreatif menciptakan hubungan, masing-masing individu saling memajukan taraf kehidupannya, dan saling menyempurnakan martabatnya. Seni bergaul adalah cara bagaimana membuat diri kita disukai oleh sesama (Selan 1991, 103). Keinginan untuk disukai merupakan kodrat manusia. Oleh sebab itu, manusia mencurahkan segenap akal budinya untuk menemukan cara-cara yang jitu agar dirinya disukai oleh banyak orang. Faktor utama dalam memupuk seni bergaul adalah pengertian dari kita sendiri tentang pribadi orang lain. Sering terjadi kita tidak menyenangi seseorang, karena kita salah mengerti motif, kemampuan, sikap dan kepribadian orang tersebut. Hubungan antar pribadi yang baik akan meningkatkan nilai dan arti dari seseorang. Hubungan tersebut akan menghasilkan kepuasan bagi mereka yang tahu seni bergaul. Untuk meningkatkan seni bergaul, Anda perlu memerhatikan empat belas pedoman berikut ini (Selan 1991, 104-105). 1. Dalam pergaulan pada setiap individu perlu adanya keterbukaan diri melalui pertimbangan menerima apa yang diberikan oleh orang lain dalam bentuk pendapat dan pandangan. Keterbukaan mengharuskan kita berhubungan dengan orang lain tanpa bersembunyi di balik topeng. Keterbukaan merupakan kunci menuju persahabatan (Kesler 1994, 975). 2. Melihat seseorang sebagaimana Tuhan memandangnya. 3. Mengenal individu lain sebagai seorang individu yang lain yang tidak sama dengan diri kita sendiri. Mengenal individu lain berarti berusaha mengetahui sifat-sifat, sikap, pandangan dan latar belakangnya yang telah membentuk individu lain itu dan yang mendasari kepribadiannya maupun tingkah lakunya. 4. Mengerti bahwa individu lain memiliki ciri khas, sifat khusus dan latar belakang masing-masing. Adanya perbedaan ini tidak berarti bahwa perbedaan tersebut perlu diubah dengan maksud agar orang lain dipaksa menyamakan dirinya dengan diri kita. 5. Memerhatikan orang lain dalam berbagai keadaan.

4

6. Ambillah waktu untuk bersahabat dengan dia dan membiarkan dia berbicara tentang hobinya serta problemnya, teman temannya dan pokok-pokok yang menarik baginya. 7. Memahami faktor psikologis yang mendorong kelakuannya. Dengan mengerti keadaan psikologisnya, kita lebih dapat menerima orang lain sebagaimana adanya. 8. Berusaha untuk menghindari sifat atau sikap yang kurang menyenangkan seseorang. 9. Perbuatlah apa yang menurut pendapat Anda harus diperbuat orang lain kepada Anda. 10. Setiap orang mendambakan pujian. Usaha manusia yang terbesar adalah untuk mendapatkan pujian. Alasannya, tentu saja, adalah bahwa pujian yang tulus membuat kita merasa diterima, menambah keyakinan diri kita dan membantu menghilangkan keragu-raguan kita. Pujian adalah ungkapan penghargaan yang diberikan secara tulus, tanpa pamrih untuk kepentingan pribadi. Memberikan pujian selalu lebih efektif daripada kritik. Pujian menghasilkan banyak perbuatan baik daripada keluhan. 11. Hindarilah perbantahan.

Anda terlalu bijaksana untuk terseret dalam

perbantahan yang sia-sia, yang tidak seorang pun akan menang. 12. Jangan merusak kesenangan orang lain. Salam yang hangat, pujian atau penghargaan dapat memberikan kesenangan dan membuat seseorang merasa enak sepanjang hari. 13. Bersahabatlah dengan pemuda atau pemudi yang akan membawa Anda ke hidup yang baik, jangan yang jahat. 14. Pupuklah rasa humor. Rasa humor dapat membuat suasana gembira dan santai. Banyak konflik dan ketegangan dalam pergaulan dapat diatasi dengan sikap yang suka humor. Humor haruslah yang sopan, dan tidak berkesan menghina, menyindir, atau mengejek orang lain. Berikut ini ada beberapa hal praktis yang dapat menolong Anda mendapatkan sahabat dengan mudah:

5

1. Memusatkan perhatian Anda pada orang lain. Pikirkanlah tentang bagaimanakah Anda dapat menolong mereka. Jika berbicara dengan orang lain, janganlah berbicara tentang diri Anda. Tunjukkanlah bahwa Anda menikmati kehadiran mereka. 2. Menghargai orang lain. Belajarlah untuk membuat orang lain berharga. Perlakukanlah mereka sebagai gambar dan rupa Allah yang sama dengan Anda. Penampilan, kedudukan sosial dan keadaan ekonomi bukanlah dasar penghargaan kita. Hargailah mereka sebagai ciptaan Allah. 3. Mengubah cara berpikir tentang orang lain. Kecurigaan adalah senjata yang ampuh untuk melumpuhkan atau memutuskan tali persahabatan. Berpikiran negatif tentang orang lain akan mendorong tindakan yang negatif pula. 4. Mencari orang yang terlantar dan sedih. Dunia penuh dengan orang yang tidak mempunyai teman, orang yang menderita kesakitan dan yang menjadi korban kekejian orang lain sehingga mereka penuh dengan dendam.

2.

Menjadi Sahabat Sejati Setiap orang pasti membutuhkannya dan senantiasa berusaha mendapatkan

sahabat, bahkan bila orang tersebut telah memilikinya, ia akan senantiasa memeliharanya. Menjadi sahabat bagi orang lain dan mempunyai seorang sahabat adalah sesuatu yang sangat berarti dan berharga dalam hidup seseorang, karena memang Sang Pencipta menata manusia untuk hidup bersama dengan orang lain. Bagi orang Inggris, arti seorang sahabat diungkapkan dalam sebuah pepatah: a friend in need is a friend indeed, artinya sahabat yang sejati ialah sahabat yang selalu siap menolong ketika seseorang memerlukannya. Alasan utama mengapa orang sulit menjalin persahabatan adalah kenyataan bahwa mereka tidak pernah benar-benar menerima diri mereka sendiri. Jika kita tidak menerima diri kita sendiri, kita akan mendapatkan kesulitan untuk menerima orang lain, dan kebiasaan negatif ini akan tercermin dalam hubungan kita. Untuk membangun persahabatan ada tujuh prinsip berikut ini yang perlu diperhatikan.

6

1. Perhatikan setiap orang baru di sekitar Anda. 2. Kembangkan ekspresi yang membuat suasana ceria. 3. Berlatih menyapa orang dengan nama. 4. Ajukan pertanyaan yang tepat. 5. Menjadi pendengar yang baik. 6. Jangan congkak dan merasa lebih baik dari orang lain. 7. Sopan santun dalam tingkah laku. Adapun ciri-ciri persahabatan yang baik adalah sebagai berikut. 1. Persahabatan yang baik tidak mementingkan diri sendiri. Amsal 17:17 mengatakan bahwa “seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran” Seorang sahabat yang berkata, “Aku mengasihimu jika ...” atau “Aku mengasihimu bila ...” bukan sahabat seperti yang dilukiskan oleh Alkitab. Sahabat sejati akan berkata, “Aku mengasihimu setiap waktu.” Kasihku tidak bersyarat dan tidak mementingkan diri sendiri. 2. Persahabatan sejati bersifat teguh. Jika Anda ingin sungguh-sungguh mengetahui berapa banyak sahabat yang Anda miliki dan siapa mereka, buatlah kesalahan dan lihatlah apa yang terjadi. Setelah Anda mengalami kesulitan, coba lihat berapa banyak sahabat Anda yang masih setia kepada Anda? Persahabatan sejati itu teguh. 3. Persahabatan sejati bersedia berkorban. Kalau Anda ingin menjadi sahabat, Anda harus hidup dengan bersedia berkorban bagi orang yang menerima persahabatan Anda. 4. Persahabatan sejati bersifat

menyucikan. Amsal 27:17 berkata, “Besi

menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” Seorang sahabat sejati akan menjadikan Anda orang yang lebih baik. Persahabatan sejati membuat hidup Anda lebih maju, mempertajam kecerdasan Anda dan membuat Anda lebih giat. Alkitab berkata dalam Amsal 27:6, “Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah limpah.” Kita harus membangun persahabatan dengan orang-orang non-Kristen juga. Ini hendaknya

tidak

merupakan

hubungan dengan

maksud

penginjilan

(persahabatan demi satu jiwa), melainkan persahabatan karena kita benarbenar

7

mengasihi orang-orang tersebut. Bila Anda mempunyai sahabat orang orang non- Kristen, Anda perlu bertanya kepada diri Anda sendiri, apakah persahabatan ini memungkinkan Anda tetap dekat dengan Tuhan atau dapat memisahkan Anda dari Tuhan. Jikalau Anda mulai melihat bahwa persahabatan Anda dengan seorang non-Kristen tertentu menjauhkan Anda dari Tuhan, Anda harus melakukan sesuatu. 5. Jangan jadikan sahabat kita sebagai saingan terberat Anda. Hilangkan perasaan iri atas keberhasilan sahabat kita. Jadikanlah rasa iri tersebut sebagai cambuk bagi Anda agar berbuat lebih baik lagi. Lalu, jangan lupa ikutlah berbahagia dengan keberhasilan yang telah dicapainya. 6. Jangan pernah ragu untuk minta maaf pada sahabat saat Anda melakukan sebuah kesalahan padanya. Setelah itu, berusahalah perbaiki kesalahan Anda. Begitu pula sebaliknya, berikanlah maaf dan lupakan kesalahan sahabat Anda jika ia bersalah.

3.

Menggali Sumber Alkitab Tentang Pergaulan Dalam 1 Korintus 5:9-11 tersebut, Paulus melarang jemaat di Korintus untuk

bergaul dengan orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu. Apa maksud dan makna perkataan Paulus yang terdapat dalam 1 Korintus 5:9-11 “Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.” Ada dua bahaya yang menyangkut hubungan kita dengan teman-teman kita. Bahaya pertama adalah keeksklusifan, yaitu kecenderungan untuk menolak orangorang dari kalangan tertentu. Mungkin orang itu ditolak karena suku bangsanya, kemiskinannya, dianggap bodoh atau terlalu pintar, atau karena alasan yang lain.

8

Sikap itu mengembangkan kesombongan dalam hati orang-orang yang menolak. Kesombongan itu merusak kepribadian seseorang. Karena kesombongannya, orang yang lemah lembut dapat menjadi keras hati dan kejam. Allah bekerja untuk mempersatukan orang-orang. Ia mengasihi semua orang. Kasih kita perlu mencerminkan kasih Allah yang sangat inklusif itu. Kedua, yang menyangkut hubungan kita dengan teman-teman ialah tekanan untuk menyesuaikan diri dengan pendapat dan perbuatan yang tidak baik. Sering orang-orang membenarkan suatu perbuatan yang diragukan benar salahnya dengan berkata, “Semua orang berbuat demikian.” Kalau kebanyakan orang dalam kalangan kita sudah berbuat demikian, seseorang akan dianggap kolot bila ia berkata, “Aku tidak boleh berbuat demikian”. Kalau kebanyakan orang dalam suatu kelas menyontek, orang yang tidak menyontek dianggap aneh. Kalau semua orang di kantor menerima suap, orang yang tidak menerima suap dihindari. Sering orangorang menyerah kepada dorongan-dorongan dari teman-temannya, walaupun dorongan-dorongan itu bertentangan dengan suara hati mereka. Kalau demikian, kebutuhan untuk diterima oleh teman-teman menjadi lebih penting daripada iman dan pendirian diri sendiri. Pemuda-pemuda yang memiliki kebebasan untuk mengambil keputusannya sendiri tanpa tekanan dari orang tua atau lembagalembaga sering dengan rela membuang kebebasan itu untuk mengikuti keinginan teman-temannya. Penyesuaian dengan orang lain dapat menjadi ganti bagi pikiran. Di dalam Amsal 18:24 dikatakan, “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara.” Ada sahabat yang lebih baik daripada saudara sendiri. Ayat di atas bukan mengajak kita hanya bersahabat dengan orang Kristen saja. Siapa saja boleh menjadi sahabat kita. Dengan kata lain, pergaulan Kristen bukanlah eksklusif pada orang Kristen saja. Sebaliknya, pergaulan Kristen juga bukan “asal bergaul” sehingga dapat merusak kehidupan dan kesaksian kita, melainkan harus memerhatikan prinsip bergaul yang benar. Pergaulan yang berprinsip bukan pergaulan yang eksklusif. Tetapi pergaulan yang bertanggung jawab, beretiket dan pergaulan yang sesuai dengan prinsip Firman Tuhan.

9

Motif dalam pergaulan Kristen adalah “kasih yang sudah kita terima dari Kristus, bukan ‘kasih yang sekuler’.” misalnya kasih yang dikuasai oleh hawa nafsu, kasih yang materialistis atau kasih yang egoistis. Beberapa prinsip pergaulan yang berdasarkan kasih Kristus dan yang sesuai dengan kebenaran Alkitab adalah sebagai berikut. 1. Kemuliaan bagi Allah Motif tertinggi yang patut dimiliki orang yang menyebut dirinya anak anak Allah ialah melakukan segala sesuatu demi kemuliaan Allah. Hanya Dialah yang layak beroleh pujian tertinggi. Di dalam 1 Korintus 10:31 dikatakan, .”.. Jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semua it...


Similar Free PDFs