MAKALAH AUDITING PENGENDALIAN INTERNAL PADA KAS PDF

Title MAKALAH AUDITING PENGENDALIAN INTERNAL PADA KAS
Author Selmia Aliyannanda
Pages 22
File Size 68.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 185
Total Views 288

Summary

MAKALAH AUDITING PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PEMERIKSAAN KAS PADA PT BINTANG SELATAN AGUNG PALEMBANG Disusun Oleh : Meike Nanda Putri Nasution 2013.4.21004 Gita Swara Mahardhika 2013.4.21006 Selmia Aliyannanda 2013.4.21014 Juwita Mardiyani 2013.4.21055 KEUANGAN 4C POLITEKNIK APP JAKARTA 2015 KATA...


Description

MAKALAH AUDITING PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PEMERIKSAAN KAS PADA PT BINTANG SELATAN AGUNG PALEMBANG

Disusun Oleh :

Meike Nanda Putri Nasution

2013.4.21004

Gita Swara Mahardhika

2013.4.21006

Selmia Aliyannanda

2013.4.21014

Juwita Mardiyani

2013.4.21055

KEUANGAN 4C

POLITEKNIK APP JAKARTA 2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah Auditing. Kami menyadari akan keterbatasan serta hambatan dan rintangan dalam pembuatan makalah ini, namun berkat kesadaran kami sebagai mahasiswa dan kemauan keras serta tekad yang kuat, akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan. Kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya atas bantuan dari berbagai pihak yang berpartisipasi membantu, hingga terselesainya penyusunan makalah ini. Tak lupa kami ingin menyampaikan rasa terima kepada Bapak Entjep Mawardi, SE. MBA. selaku dosen mata kuliah Auditing yang selalu membimbing dan mendampingi kami. Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu kami memerlukan saran dan kritik yang bermanfaat dalam pembuatan makalah selanjutnya. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat diterima dan dimengerti banyak orang.

Jakarta, Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................5

BAB II TEORI A. Pengertian Kas ...................................................................................................6 B. Komposisi Kas ....................................................................................................7 C. Ciri dan Sifat Kas...............................................................................................8 D. Tujuan Pemeriksaan Kas .................................................................................8 E. Prosedur Pemeriksaan Kas ..............................................................................10 F. Manajemen dan Pengendalian Kas .................................................................12 G. Prosedur Pengawasan .......................................................................................14 H. Hal yang perlu di perhatikan dalam Pengelolaan Kas ..................................15 I. Kriteria Pengolahan Kas ..................................................................................16 J. Prinsip Pengendalian Intern ............................................................................16 K. Keterbatasan Pengendalian Intern..................................................................17

BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan..............................................................................................18 B. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................................19

C. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas..................................................19 D. Kasus ..................................................................................................................20

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 21 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

BAB I PENDAHULUAN

Audit internal dapat diartikan sebagai aktivitas pemeriksaan dan penilaian dalam suatu perusahaan secara menyeluruh, yang bertujuan membantu semua tingkatan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif melalui pemberian saran yang berguna untuk memperbaiki kinerja di setiap tingkatan manajemen. Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis, maka tingkat kecurangan dapat terjadi semakin tinggi. Sebagai contoh yang tingkat kecurangan tinggi adalah kas. Kecurangan dalam kas dalam dikaitkan dengan kecurangan oleh pihak manajemen, walaupun semua kecurangan melibatkan suatu bentuk kesalahan penyajian keuangan. Untuk dapat digolongkan sebagai skema kecurangan laporan keuangan, laporan itu sendiri harus memberikan manfaat keuangan, baik langsung maupun tidak langsung kepada pelakunya. PT. Bintang Selatan Agung merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor. Dengan adanya internal auditor yang independen dapat memberikan kegiatan operasi yang positif, sehingga dapat mengantisipasi terjadinya penyimpangan kas yang merupakan pusat dari kegiatan operasi PT Bintang Selatan Agung Palembang.

BAB II TEORI

A. Pengertian Kas • Menurut Sukrino Agoes Kas adalah investasi berjangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. • Menurut Standar Akuntansi Keuangan Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. • Kas merupakan aktiva yang paling likuid. • Kas didalam pengertian akuntansi didefinisikan sebagai alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan hutang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu. (Zaki Baridwan,1980:4) • Menurut Munawir (1983:14) Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet). • Menurut Theodarus M. Tuanakotta, AK, (1982:150) Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.

B. Komposisi Kas Kas terdiri dari :  Uang kertas.

 Uang logam.

 Cek yang belum disetorkan.

 Simpanan dalam bentuk giro atau bilyet.  Rekening tabungan.  Traveller’ s checks.

 Wesel bank (bank draft).

 Cek kasir (cashier’ s cheks).  Money order.  Kas kecil.

 Uang kembalian.

 Kas yang ada di cabang – cabang tetap. Yang tidak termasuk kas meliputi : 1. Cek Mundur ( Post Dated Checks) Cek mundur tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal dimana cek tadi dapat diuangkan. 2. Bon Utang Bon utang diperlakukan sebagai piutang. 3. Uang Muka Perjalanan Uang muka perjalanan diperlakukan sebagai piutang jika uang muka tersebut akan tagih dari karyawan atau dikurangkan dari gajinya. 4. Perangko Pos Perangko pos diperlakukan sebagai persediaan perlengkapan (supplies) kantor atau toko atau sebagai beban dibayar dimuka. 5. Dana kas untuk tujuan khusus misalnya dana yang disisihkan untuk pembayaran utang obligasi.

C. Ciri dan Sifat Kas Ciri – ciri Kas adalah dapat digunakan segera sebagai alat bayar sebesar nilai nominalnya, sedangkan alat bayar yang tidak dapat digunakan segera sebagai alat bayar dan tidak sesuai dengan nilai nominalnya tidak dapat dipakai sebagai alat bayar.

Sifat – Sifat Kas antara lain : a. Kas terlalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan. b. Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik. c. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.

D. Tujuan Pemeriksaan (Audit Internal) Kas dan Bank 1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan bank serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. Beberapa ciri - ciri internal control : a. Adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab antara yang menerima dan yang mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otoritas atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank. b. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus ditelaah oleh kepala bagian akuntansi. c. Digunakannya impress fund system untuk mengelola kas kecil. d. Penerimaan kas, cek& giro harus di setor ke bank dalam jumlah seutuhnya. e. Uang kas disimpan di tempat yang aman f.

Uang kas harus dikelola dengan baik

g. Dan lain-lain

2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan bank yang ada di neraca pertanggal neraca betul – betul ada dan dimiliki oleh perusahaan. Maksudnya auditor harus meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan betulbetul ada dan dimiliki perusahaan dan bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham. Karena itu auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi ke bank (Existence).

3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan dalam penggunaan saldo kas dan bank. Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan pelunasan obligasi berikut bunganya maka dana tersebut tidak dapat dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lain. Begitu juga jika ada saldo rekening giro yang dibekukan karena perusahaan tersangkut suatu masalah hukum, maka saldo tersebut tidak boleh dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar.

4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs dengan Bank Indonesia pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan.

5. Untuk memeriksa apakah penyajiannya dineraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Menurut SAK Kas disajikan di neraca sebagai harta lancar. Kas yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukan dalam aktiva lancar hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi kewjiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu tahun. Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek.

E. Prosedur Pemeriksaan Kas dan Bank 1. Evaluasi internal control atas bank serta transaksi penerimaan dan pengeluaran Kas dan Bank. Proses memahami dan mengevalusi inetrnal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluran kas dan Bank merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu proses pemeriksaan akuntan. Kas dan setara kas dalam perusahaan sering dikatakan sebagai darah dalam tubuh manusia. Jika perusahaan mengalami kesulitan uang, sama seperti manusia yang “lesu darah“ atau “kekurangan darah”.

2. Buat Top schedule cash on hand in bank pertanggal neraca. (misal: 31 Desember 20XX), atau kalau belum selesai, boleh per 31 Oktober 20XX atau 30 November 20XX, penambahan mutasi akan diperiksa kemudian, apakah ada hal-hal yang unsual (diluar kebiasaan) atau tidak. Top Schedule adalah salah satu jenis Kertas Kerja Pemeriksaan yang berfungsi sebagai lembar awal yang menunjukkan hasil audit kita secara umum tau kesimpulan atas pos yang bersangkutan.

3. Lakukan cash count (perhitungan fisik kas) pertanggal neraca, bisa juga sebelum atau sesudah tanggal neraca. Tujuan dari cash count adalah menghitung Kas perusahaan apakah telah sesuai dengan laporan keuangannya.

4.

Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan kas opname. Cash Opname adalah pemeriksaan fisik pada uang kas tunai antara saldo yang terdapat pada Catatan Akuntansi dengan Uang kas yang ada di brankas/di tangan (cash on hand).

5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan.

Asersi utama mengenai pengujian konfirmasi adalah eksistensi serta hak dan kewajiban. Teknik ini juga dapat memberikan bukti mengenai penilaian atau alokasi kelengkapan serta penyajian dan pengungkapan. 6.

Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalkan per 31 Desember 20XX), kalau terpaksa, kalau belum selesai yang Desember, dapat diminta per 30 November 20XX. Rekonsiliasi bank tersebut nantinya akan diperiksa kebenarannya.

7. Lakukan pemeriksaan atas rekonsilitas bank. Rekonsiliasi bank harus dibuat oleh klien dan tugas auditor adalah memeriksa kebenaran rekonsiliasi tersebut.

8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan.

9. Periksa inter bank transfer +/- minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window dressing. Kitting adalah : Suatu penipuan yang dilakukan dengan menggunakan cek. Cek tersebut ditarik dari suatu bank, kemudian disetorkan kepada bank lain. Bank tempat menyetorkan ini biasanya terdapat di kota lain.

Window dressing adalah manuver yang seringkali dilakukan oleh perusahaan, bank, reksadana dll, pada akhir periode akuntansi untuk membuat para pemegang saham dan pemangku kepentingan lain terkesan dengan menyajikan laporan keuangan yang lebih baik daripada kondisi sebenarnya.

10. Periksa transaksi kas sesuai tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent collection), sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan. Subsequent collection ( penagihan sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca), sampai mendekati tanggal selesainya pekerjaan lapangan / audit field work ), yang harus dilaksanakan dalam pemeriksaan piutang dan barang dalam perjalanan.

Subsequent payment (pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) sampai mendekati tanggal selesainya audit field work), yang harus dilaksanakan dalam pemeriksaan liabilitas dan biaya yang masih harus dibayar. 11. Periksa apakah penyajian kas dan bank di neraca dan catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia.

12. Buat kesimpulan di Top Schedule kas atau di memo tersendiri mengenai kewajaran dari Cash on hand dan in bank, setelah kita menjalankan seluruh prosedur audit di atas.

F. Manajemen dan Pengendalian Kas Prinsip pengendalian internal terhadap kas menetapkan bahwa harus ada pemisahan fungsi – fungsi yang berhubungan dengan pengelolaan kas yaitu pemisahan antara fungsi penyimpanan, pelaksana dan pencatatan. Jelasnya

harus

dipisahkan

misalnya

fungsi

penerimaan,

pengeluaran,

penyimpanan dan pencatatan (akuntansi) kas. Alasan Pengendalian Kas itu penting : 1. Kas merupakan satu – satunya aset yang mempunyai sifat segera dapat dikonversikan menjadi jenis aset lain. Kas ini mudah digelapkan dan di pindahtangankan dan hampir secara universal diinginkan setiap orang. 2. Jumlah kas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan harus diatur secara seksama sehingga tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit yang tersedia pada setiap saat. Jika terjadi kelebihan (idle cash) perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh penghasilan. Jika kas tersebut dapat diinvestasikan, sehinga sering dikatakan tidak produktif. Tetapi jika kekurangan kas akan menyebabkan perusahaan kesulitan likuiditasnya.

Selain pemisahan fungsi penerimaan dan pengeluaran serta serta penyimpanan, pengendalian internal terhadap kas dapat dilakukan dengan menerapkan sistem berikut ini : 1. Penggunaan Rekening Bank Kas yang dimiliki oleh perusahaan tidak semuanya disimpan di dalam perusahaan, tetapi disimpan di bank (rekening bank). Simpanan di bank yang

memenuhi kriteria sebagai kas misalnya tabungan dan giro. Rekening bank yang dimiliki perusahaan bisa lebih dari satu bank.

2. Transfer Dana Elektronik (TDE) Pemindahan dana dari satu pihak kepada pihak lainnya tidak selalu menggunakan media kertas misalnya jika kita mau mengirimkan uang ke pemasok kita harus datang ke bank dengan mengisi formulir pengiriman uang. Metode

yang

memanfaatkan

teknologi

seperti

telepon,

telegraf, komputer, satelit atau peralatan elektronik lainnya dapat dengan mudah digunakan untuk memindahkan dana dari satu pihak ke pihak lainnya.

3. Sistem Kas Kecil Untuk pembayaran dalam jumlah yang kecil seperti bayar makan siang, ongkos taksi, sumbangan, beli perlengkapan kantor yang kecil – kecil, tidak mungkin dilakukan dengan mengeluarkab cek. Oleh karena itu perusahaan harus menyediakan dana sebagai kas kecil untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

4. Proteksi Fisik atas Saldo Kas Tidak hanya melalui pemisahan fungsi penerimaan, pengeluaran dan pencatatan saja yang diperlukan dalam pengendalian terhadap kas, tetapi juga perlu melindungi secara fisik kas yang disimpan di perusahaan (cash on hand) dan kas di bank. Perlindungan secara fisik dilakukan dengan menyediakan lemari besi, peti penyimpanan atau laci kas yang terkunci.

5. Rekonsiliasi Saldo Bank Karena uang perusahaan ada yang disimpan di bank, dan seringkali terjadi perbedaan dan keterlambatan informasi mengenai mutasi kas di bank maka secara periodik perlu dilakukan pencocokan antar catatan menurut bank dan menurut perusahaan untuk menentukan saldo yang benar pada tanggal tertentu misal pada tanggal pelaporan keuangan.

Pengendalian internal penerimaan kas. Penerimaan uang dalam suatu perusahaan bisa berasal dari beberapa sumber-sumber lain dari penjualan tunai, pelunasan piutang atau dari pinjaman.

G. Prosedur – Prosedur Pengawasan 1. Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain: a. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi - fungsi dalam penerimaan kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan di setor ke bank. b. Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatatan kas. c. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas, pengendalian internal pengeluaran kas. Pengeluaran uang dalam suatu perusahaan itu adalah untuk membayar bermacam – macam transaksi. Apabila pengawasan tidak dijalankan dengan ketat, seringkali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihnya digelapkan.

2. Beberapa prosedur pengawasan yang penting adalah sebagai berikut: a. Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran – pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil. b. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat. c. Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti – bukti (dokumen – dokumen) yang lengkap atau dengan kata lain digunakan system voucher. d. Dipisahkan antara orang – orang yang mengumpulkan bukti – bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran kas. e. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu. f. Diharuskan membuat laporan kas harian.

H. Hal yang perlu di perhatikan dalam Pengelolaan Kas

1. Pengendalian Penerimaan Kas Prosedur dan pengawasan dalam penerimaan kas perlu dirancang sedimikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Prosedur dan pengawasan dalam penerimaan kas perlu memperhatikan beberapa hal berikut : a. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, mencatat, daan yang menerima uang. Untuk perusahaan kecil pemisahan tugas seperti demikian tidak dapat dilakukan, maka penggabungan antara ketiga tugas tadi hanya dapat dilakukan oleh pemilik perusahaan. b. Setiap penerimaan uang langsung disetorkan ke Bank sebagaimana adanya. Untuk pembayaran piutang maupun pembayaran dalam jumlah besar dari pelanggan ...


Similar Free PDFs