Makalah Chapter 8 Audit Planning and Materiality PDF

Title Makalah Chapter 8 Audit Planning and Materiality
Author Bulan Nurani
Course Management and performance auditing
Institution Universitas Diponegoro
Pages 20
File Size 312.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 500
Total Views 806

Summary

MAKALAHPENGAUDITANAUDIT PLANNING AND MATERIALITYUntuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PengauditanDosen Pengampu : Drs. Sudarmo, M., Ph., Akt, CA Dr. Nur Cahyonowati, SE., M., AktDisusun oleh : Rizka Amalia Solecha (51021040011) Hatija Adjanni Libryan (51021040032) Bulan Karima Nurani (51012040038) PROGRA...


Description

MAKALAHPENGAUDITAN AUDIT PLANNING AND MATERIALITY Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengauditan

Dosen Pengampu :

Drs. Sudarmo, M.Si., Ph.D., Akt, CA Dr. Nur Cahyonowati, SE., M.Si., Akt

Disusun oleh : 1. Rizka Amalia Solecha

(51021040011)

2. Hatija Adjanni Libryan

(51021040032)

3. Bulan Karima Nurani

(51012040038)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat – Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan

kritik

yang

membangun

dari

pembaca

demi

kesempurnaan

makalah

ini.

Semarang, 27 Januari 2021

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang

1.2

Rumusan Masalah2

1.3

Tujuan Makalah2

BAB II PEMBAHASAN3 2.1

Perencanaan3

2.2

Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal4

2.3

Memahami Bisnis dan Industri Klien6 2.3.1 Industri dan Lingkungan Eksternal7 2.3.2 Operasi dan Proses Bisnis7 2.3.3 Manajemen dan Tata Kelola8 2.3.4 Tujuan dan Strategi Bisnis8

2.3.5 Pengukuran dan Kinerja9 2.4 Melaksanakan Prosedur analitis Pendahuluan.................................................................9 2.5 Materialitas......................................................................................................................9 2.6 Materialitas Untuk Laporan Keuangan Secara Keseluruhan.........................................10 2.6.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertimbangan Materialitas.......................11 2.6.2 Pedoman Ilustratif.............................................................................................11 2.6.3 Penerapan pada Hillsburg Hardware.................................................................12 2.7 Materialitas Kinerja.......................................................................................................13 2.8 Mengestimasi Salah saji dan Membandingkan dengan Pertimbangan Pendahuluan....13 BAB III PENUTUP15 3.1

KESIMPULAN15

DAFTAR PUSTAKA

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.5 Langkah dalam Menerapkan Materialitas................................................................10 Tabel 2.6 Penerapan pada Hillburg Hardware.........................................................................12

iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kebangkrutan Enron Corporation yang pernah menjadi perusahaan distribusi energy terbesar di A.S., merupakan kejatuhan perusahaan terbesar dalam sejarah Amerika. Keruntuhan itu dimulai pada Oktober 2001 ketika para pejabat Enron melaporkan kerugian yang mengejutkan sebesar $618 juta, yang diduga akibat persekutuan misterius dan tersembunyi antara pihak yang terkait dengan orang dalam perusahaan. Kemudian pada awal November 2001, pejabat perusahaan dipaksa mengakui bahwa mereka telah melakukan salah saji laba tahun 1997, yang memerlukan penyajian kembali laporan keuangan yang telah diaudit selama empat tahun.Hingga pada akhir tahun 2001, Enron bangkrut. Banyak pihak mempertanyakan bagaimana isu tersebut dapat tidak terdeteksi setelah sekian lama. Kecurigaan mengarah pada struktur bisnis yang luar biasa rumit di Enron dan laporan keuangan yang samar serta membingungkan. Hal ini telah mengecoh para auditor hingga mereka mendapat tuntutan hukum dan kriminal. Akhirnya kantor akuntan itu ditutup. CEO kantor akuntan publik tersebut bersaksi di depan kongres bahwa penilaian professional kantor mereka ternyata salah dan mereka keliru membiarkan Enron mempertahankan entitas terkait secara terpisah (padahal seharusnya dikonsolidasi). Memahami bisnis dan industry klien untuk mengidentifikasi risiko bisnis yang signifikan adalah salah satu langkah yang paling penting dalam perencanaan audit.Kasus Enron di atas menjadi gambaran betapa struktur bisnis yang rumit dan membingungkan dapat menyamarkan salah saji yang material dalam laporan keuangan.Oleh sebab itu, perlu dilakukan pembahasan mengenai perencanaan audit secara rinci, termasuk memahami bisnis dan industry klien, menilai risiko bisnis klien, dan melakukan prosedur analitis pendahuluan.

1

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1) Bagaimana pentingnya perencanaan audit yang memadai? 2) Bagaimana membuat keputusan mengenai penerimaan klien dan melakukan perencanaan audit awal? 3) Bagaimana bisnis dan industry klien? 4) Bagaiamana prosedur analisis pendahuluan? 5) Bagaimana konsep materialitas audit? 6) Bagaimana penilaian awal untuk mempertimbangkan materialitas? 7) Bagaimana materialitas kinerja selama perencanaan audit? 8) Bagaimana menggunakan materialitas untuk mengevaluasi temuan audit?

1.3 Tujuan Makalah Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah: 1) Membahas pentingnya perencanaan audit yang memadai 2) Membuat keputusan penerimaan klien dan melakukan perencanaan audit awal 3) Memperoleh pemahaman atas bisnis dan industry klien 4) Melaksanakan prosedur analisis pendahuluan 5) Menerapkan konsep materialitas audit 6) Membuat penilaian awal tentang berapa jumlah untuk mempertimbangkan materialitas 7) Menentukan materialitas kinerja selama perencanaan audit 8) Menggunakan materialitas untuk mengevaluasi temuan audit 9)

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Prinsip – prinsip yang mendasari standar auditing AICPA menunjukkan: “Auditor harus merencanakan dan mensupervisi setiap asisten secara memadai”. Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat yaitu: 1) Untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi pada situasi yang dihadapi, 2) Untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar, dan 3) Untuk menghindarkan kesalahpahaman dengan klien. Berikut adalah delapan bagian utama dari perencanaan audit.Masing-masing dari tujuh bagian pertama ditujukan untuk membantu auditor mengembangkan bagian terakhir, yaitu perencanaan audit dan program audit yang efektif serta efisien secara keseluruhan. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal Memahami bisnis dan industry klien Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan

Menetapkan penilaian awaldari materialitas danmaterialitas kinerja Mengidentifikasi risiko yang signifikankarena penipuan atau kesalahan Mengkaji risiko inheren Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian

Menyelesaikan keseluruhan strategi audit dan rencana audit

3



Risiko-risiko yang mempengaruhi pelaksanaan dan biaya audit : 1) Risiko audit yang dapat diterima(acceptable audit risk) merupakan ukuran seberapa besar auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. 2) Risiko bisnis klien(Client business risk) adalah risiko di mana entitas gagal mencapai tujuan atau mengeksekusistrateginya. Risiko bisnis dapat muncul dari faktor-faktor seperti perubahan signifikan dalam kondisiindustri atau peristiwa seperti perubahan peraturan, atau dari pengaturan yang tidak sesuaitujuan atau strategi.

Misalnya,

auditor

dapat

mengidentifikasi

penurunan

kondisi

ekonomiyang mempengaruhi penjualan dan kolektibilitas piutang. 3) Risiko salah saji material(The risk of material misstatement )adalah risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah saji material karena kecurangan atau kesalahan sebelum audit.Resiko salah saji materialadalah fungsi dari kerentanan laporan keuangan(sebagaikeseluruhan atau dalam akun individu) salah saji, dan efektivitas kontrol kliendalam mencegah atau mendeteksi dan memperbaiki salah saji. Menilai risiko audit yang dapat diterima, risiko bisnis klien, dan risiko salah saji materialmerupakan bagian penting dari perencanaan audit karena membantu menentukan prosedurauditdan jumlah bukti yang perlu dikumpulkan, sertatingkat pengalaman staf yang dibutuhkan untuk penugasan.

2.2 Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal Perencanaan audit awal (initial audit planning) melibatkan empat hal, dimana semuanya harus dilakukan lebih dulu dalam audit: 1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang ada sekarang. 

Investigasi atas klien baru Sebelum menerima klien baru, kebanyakan KAP akan menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukan akseptabilitasnya. Untuk calon klien yang sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain, auditor yang baru (auditor penerus) diharuskan oleh standar auditing untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu. 4

Beban untuk memulai komunikasi ini ditanggung oleh auditor penerus, tetapi auditor pendahulu diwajibkan untuk merespon permintaan akan informasi setelah mendapat izin dari klien yang bersangkutan. Standar AICPA juga mengharuskan auditor menentukan apakah kerangka kerja pelaporan keuangan yang akan digunakan oleh manajemen untuk menyiapkan laporan keuangan sudah sesuai. 

Klien yang berlanjut Setiap tahun banyak KAP mengevaluasi klien – klien yang ada saat ini guna menentukan apakah ada alasan untuk menghentikan audit. Konflik yang terjadi sebelumnya menyangkut ruang lingkup audit yang tepat, jenis pendapat yang akan diberikan, fee yang belum dibayar, atau hal – hal lain dapat menyebabkan auditor menghentikan kerja samanya. Auditor juga dapat mengundurkan diri setelah menemukan bahwa klien tidak

mempunyai integritas ataupun

memperoleh indikasi risikonya sangat tinggi.

2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit. Dua faktor yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima adalah pemakai laporan keuangan yang mungkin dan maksudnya menggunakan laporan tersebut. Penggunaan laporan keuangan dapat ditentukan dari pengalaman sebelumnya dengan klien serta diskusi dengan manajemen.Selama penugasan, auditor dapat memperoleh informasi tambahan tentang mengapa klien memerlukan audit serta kemungkinan penggunaan laporan keuangan. Informasi ini dapat mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima auditor. 3. Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memahami syarat – syarat penugasan yang ditetapkan klien. Standar auditing mensyaratkan bahwa auditor harus mendokumentasikan pemahamannya dengan klien dalam surat penugasan (engagement letter), termasuk tujuan penugasan, tanggung jawab auditor dan manajemen, identifikasi kerangka kerja pelaporan keuangan yang digunakan oleh manajemen, referensi ke bentuk dan isi laporan audit yang diharapkan, serta batasan – batasan penugasan. 4. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk staf penugasan dan setiap spesialis audit yang diperlukan. 

Auditor

harus

mengembangkan

dan

mendokumentasikan strategi audit

pendahuluan, yang menetapkan lingkup, penetapan waktu, dan arah audit, serta memandu pengembangan rencana audit. Strategi ini harus mempertimbangkan 5

sifat bisnis dan industry klien termasuk bidang dimana terdapat risiko salah saji yang signifikan yang lebih besar. Strategi yang terencana akan membantu auditor menentukan sumber daya yang diperlukan dalam penugasan itu. 

Memilih staf untuk melakukan penugasan Auditor harus menempatkan staf yang tepat pada penugasan agar sesuai dengan standar auditing dan untuk meningkatkan efisiensi audit. Salah satu prinsip dasar dalam standar auditing adalah bahwa: “Auditor bertanggung jawab untuk memiliki kompetensi dan kemampuan yang memadai demi melakukan audit”. Pertimbangan utama dalam penentuan staf adalah kebutuhan akan kontinuitas

dari

tahun

ke

tahun.

kontinuitas

dapat

membantu

KAP

mempertahankan pemahamannya atas persyaratan teknis serta hubungan antar pribadi yang lebih dekat dengan personil klien. 

Mengevaluasi kebutuhan akan spesialis dari luar Auditor harus memiliki pemahaman yang memadai atas bisnis klien untuk mengetahui apakah spesialis memang diperlukan.Auditor perlu mengevaluasi kulaifikasi professional spesialis itu dan memahami tujuan serta ruang lingkup pekerjaannya. Penggunaan spesialis tidak akan mempengaruhi tanggung jawab auditor untuk melaksanakan audit dan laporan audit tidak boleh mengacu pada pekerjaan spesialis, kecuali laporna spesialis mengakibatkan perlunya modifikasi atas laporan audit.

2.3 Memahami Bisnis dan Industri Klien Sifat dan industry klien mempengaruhi risiko bisnis klien serta risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan. Berikut adalah beberapa faktoryang meningkatkan arti penting dari pemahaman atas bisnis dan industry kliendalam tahun – tahun terakhir ini: 

Penurunan yang signifikan pada kondisi ekonomi di seluruh dunia mungkin akan meningkatkan secara signifikan risiko bisnis klien



Teknologi informasi yang menghubungkan perushaan klien dengan pelanggan dan pemasok utama



Klien telah memperluas operasinya secara global (seringkali melalui joint venture atau aliansi strategis)



Teknologi informasi mempengaruhi proses internal klien, yang meningkatkan mutu dan ketepatan waktu informasi akuntansi

6

Semakin pentingnya modal manusia dan aset tidak berwujud lainnya, telah



meningkatkan kerumitan akuntansi serta pentingnya penilaian dan estimasi manajemen Banyak klien yang mungkin telah berinvestasi dalam instrument keuangan yang



kompleks 2.3.1

Industri dan Lingkungan Eksternal Tiga alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang industry klien

dan lingkungan eksternal adalah: 1) Risiko yang berkaitan dengan industri tertentu dapat mempengaruhi penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima 2) Risiko inheren tertentu sudah umum bagi semua klien dalam industry tertentu 3) Banyak industry memiliki persyaratan akuntansi yang unik yang harus dipahami auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien telah sesuai dengan standar akuntansi 2.3.2

Operasi dan Proses Bisnis Auditor harus memahami faktor-faktor seperti sumber utama pendapatan, pelanggan

dan pemasok kunci, sumber pembiayaan, dan informasi tentang pihak terkait yang dapat menunjukkan area dimana risiko bisnis klien meningkat. 

Kunjungan ke pabrik dan kantor Kunjungan ke fasilitas klien dapat membantu auditor memperoleh pemahaman yang lebih atas bisnis klien, kunjungan ini akan memberikan kesempatan untuk mengamati kegiatan perusahaan secara langsung dan bertemu dengan karyawan kunci. Auditor dapat menilai pengamanan fisik aset dan menginterpretasikan data akuntansi yang berkaitan dengan aktiva.Auditor dapat lebih baik mengidentifikasi risiko ingheren dengan memperoleh informasi dari tangan pertama atau diskusi dengan karyawan nonakuntansi selama kunjungan ini.



Mengidentifikasi pihak yang berkaitan Pihak terkait(related party) adalah perusahaan afiliasi, pemilik utama perusahaan klien, atau pihak lainnya yang bersangkutan dengan klien tersebut, dimana salah satu pihak dapat mempengaruhi manajemen atau kebijakan operasi pihak lain itu.Transaksi dengan pihak terkait(related party transaction) adalah setiap transaksi antara klien 7

dengan pihak terkait.Contohnya transaksi penjualan/pembelian antara perusahaan induk dengan perusahaan anak; pemanfaatan pengaruh manajemen yang signifikan terhadap klien audit oleh pelanggannya yang paling penting. Semua pihak yang terkait harus diidentifikasikan dan dicantumkan dalam file permanen pada awal penugasan. Persyaratan pengungkapan mencakup sifat hubungan pihak yang terkait; uraian transaksi; dan jumlah utang dari dan pada pihak terkait.Karena tidak adanya independensi antara pihak-pihak yang terkait. Standar audit mengharuskan auditor melakukan tanya jawab dengan manajemen dan melaksanakan prosedur lainnya untuk memahami pengendalian yang telah ditetapkan manajemen demi mengidentifikasi, mengotorisasi, dan menyetujui transaksi dengan pihak terkait. 2.3.3

Manajemen dan Tata Kelola Tata kelola perusahaan meliputi struktur organisasi klien, serta aktivitas dewan direksi

dan komite audit.Untuk memahami tata kelola klien, auditor harus memahami bagaiaman dewan dan komite audit melakukan pengawasan, termasuk mempertimbangkan kode etik perusahaan, serta membaca notulen rapat perusahaan. 

Auditor harus mengetahui kode etik perusahaan dan menelaah setiap perubahan serta pengecualian dari kode perilaku yang berdampak terhadap sistem tata kelola dan integritas serta nilai etis terkait dari manajemen senior.



Notulen rapat perusahaan (corporate minutes) adalah catatan resmi tentang pertemuan dewan direksi dengan para pemegang saham. Notulen ini mencakup otorisasi dan ikhtisar kunci mengenai topik-topik penting yang dibahas pada pertemuan tersebut dan keputusan yang diambil oleh para direktur dan pemegang saham. Contoh informasi yang relevan bagi audit adalah pembahasan tentang litigasi / perkara hukum, penundaan penerbitan saham, dan kemungkinan merger.

2.3.4

Tujuan dan Strategi Klien Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas untuk mencapai tujuan

organisasi.Pengetahuan tentang tujuan dan strategi klien akan membantu auditor menilai risiko bisnis dan risiko inheren klien dalam laporan keuangan.Auditor harus memahami tujuan klien yang berkaitan dengan: 1. Reliabilitas pelaporan keuangan 2. Efektivitas dan efisiensi operasi 3. Ketaatan pada hukum dan peraturan

8

2.3.5

Pengukuran dan Kinerja Sistem pengukuran kinerja klien meliputi indikator kinerja utama yang digunakan

manajemen untuk mengukur kemajuan pencapaian tujuan.Indikator kinerja utama tersebut dapat meliputi pangsa pasar, penjualan per karyawan, pertumbuhan unit penjualan, penjualan same-store, dan penjualan untuk pengecer.Risiko inheren untuk salah saji laporan keuangan bisa meningkat jika klien telah menetapkan tujuan yang tidak wajar, atau jika sistem pengukuran kinerja mendorong akuntansi yang agresif.Pengukuran kinerja meliputi analisis rasio dan tolok ukur atau brenchmarking terhadap pesaing utama.

2.4 Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan Auditor melaksanakan prosedur analitis pendahuluan untuk memahami dengan lebih baik bisnis klien dan untuk menilai resiko bisnis klien. Salah satu prosedur tersebut membandingkan resio klien dengan benchmark industri atau pesaing untuk mengiidentifikasi kinerja perusahaan. Pengujian pendahuluan seperti itu dapat mengungkapkan perubahan yang tidak biasa dalam rasio yang dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau dengn rata-rata industri, sehingga membantu auditor mengidentifikasi area yang mengalami kenaikan risiko salah saji yang membutuhkan perhatian lebih lanjut selama ...


Similar Free PDFs