Makalah Fiqh Ibadah "HAJI" PDF

Title Makalah Fiqh Ibadah "HAJI"
Author Abdul Azis.R
Pages 18
File Size 167 KB
File Type PDF
Total Downloads 467
Total Views 1,047

Summary

MAKALAH fiqh ibadah “haji” DISUSUN OLEH KELOMPOK 13: Abdul Azis R. Dwi Intan Fitriani FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM/ESY-1 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALU TAHUN AKADEMIK 2016/2017 KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan dan kesempatan da...


Description

MAKALAH fiqh ibadah “haji”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 13: Abdul Azis R. Dwi Intan Fitriani

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM/ESY-1 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALU TAHUN AKADEMIK 2016/2017

KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan dan kesempatan dalam rangka menyelesaikan kewajiban kami sebagai mahasiswa, yakni dalam bentuk tugas yang diberikan oleh Bapak Dosen dalam rangka menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kami. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang. Ucapan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pengampu pada mata kuliah FIQH IBADAH ini yang telah memberikan bimbingan serta arahan sehingga makalah yang berjudul “HAJI” ini selesai tepat waktu. Adapun dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam rangka perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin Ya Robbal „Alamin.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................................i DAFTAR ISI.................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...................................................................................................1 B. Rumusan Masalah..............................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN A. Syarat Haji……..………………………........................................................... B. Rukun Haji………………................................................................................... C. Wajib Haji……………………………………………………………………… D. Yang membatalkan Haji……………………………………………………….. E. Hikmah Haji……………………………………………………………………. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………………………. B. Saran……………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji dan umroh adalah salah satunya. Haji merupakan rukun iman yang kelima setelah syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan harta. Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang demikian jauh untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga hanya dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani. Untuk memperdalam pengetahuan kita, kami mencoba memberi penjelasan secara singkat mengenai pengertian haji dan umrah, dasar hukum perintah haji dan umrah, syarat, rukun dan wajib haji dan umrah serta hal-hal yang dapat membatalkan haji dan umrah.

B. Rumusan Masalah 1. Apa Syarat dalam Melakukan Haji? 2. Apa Saja Rukun Melakukan Haji? 3. Apa Saja Wajib Haji? 4. Apa SAjaYang membatalkan Haji? 5. Apa saja Hikmah dari Haji? 6. Bagaimanakah Menejemen Penyelenggaraan Haji?

BAB II PEMBAHASAN A. Syarat-Syarat Haji Syarat-Syarat Haji Yang dimaksud mampu sebagai salah satu syarat haji adalah sebagai berikut. 1. Beribadah Sehat. Orang sakit atau lemah fisiknya dapat mewakilkan kepada orang lain jika ia mampu membiayainya. 2. Ada kendaraan yang dapat mengantar ulang dan pergi ke Mekah bagi orang yang di luar mekah. 3. Aman dalam perjalanan. Artinya, jiwa dan hartanya terjamin keselamatannya. 4. Memiliki bekal yang cukup. Artinya, harta yang dimiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup selama mengerjakan haji, termasuk juga cukup untuk menjamin kebutuhan keluarga yang ditinggalkannya. 5. Bagi perempuan harus dengan suaminya atau diserta mahram atau dengan perempuan lain yang ada mahramnya. Syarat-Syarat Haji yang harus dipenuhi : a. Beragama Islam b. Berakal sehat c. Balig atau dewasa d. Merdeka (bukan budak) e. Kuasa atau mampu untuk melakukannya

B. Rukun Haji Rukun Haji adalah perbuatan yang wajib dikerjakan dan tidak dapat diganti dengan membayar denda. Meninggalkan salah satu rukun haji akan gugur atau tidak sah ibadah haji tersebut. Rukun haji ada enam, yaitu sebagai berikut.

1. Ihram Ihram adalah berniat mengerjakan ibadah haji atau umrah dengan memakai pakaian ihram, pakaian berwarna putih bersih dan tidak berjahit. Pakaian tidak berjahit hanya berlaku bagi laki-laki. 2. Wukuf di Padang Arafah Wukuf adalah hadir di Padang Arafah pada waktu zuhur, dimulai sejak tergelincir matahari tanggal 9 Zulhijah sampai terbit fajat tanggal 10 Zulhijah (pada bulan haji). 3. Tawaf Tawaf adalah mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dari Hajar Aswad dengan posisi Ka'bah di sebelah kiri orang yang bertawaf (berputar kebalikan arah jarum jam). Orang yang tawaf harus menutup aurat serta suci dari hadas dan najis. Macam-Macam Tawaf a. Tawaf qudum, dilakukan ketika baru sampai di Mekah b. Tawaf ifadah, dilakukan karena melaksanakan rukun haji c. Tawaf nazar, dilakukan karena nazar d. Tawaf sunah, dilakukan tidak karena sebab-sebab tertentu (mencari keutamaan dalam ibadah). e. Tawaf wadak, dilakukan karena hendak meninggalkan mekah 4. Sai Sai adalah berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah. Ketentuan sai harus dimulai dari Bukit Safa dan diakhiri di Bukit Marwah. Sai dilakukan sebanyak tujuh kali dan dikerjakan setelah tawaf. 5. Menggunting (Mencukur) Rambut Waktu mencukur rambut setelah melempar Jamrah Aqabah pada hari Nahar. Apabila mempunyai kurban, mencukup dilakukan setelah menyembelih hewan kurban. Mencukur rambut sekurang-kurangnya tiga helai rambut.

6. Tertip Tertip berarti menertipkan rukun-rukun haji tersebut. Artinya, harus berurutan dimulai dari niat (ihram), wukuf, tawaf, sai, dan menggunting rambut. C. Wajib Haji Wajib haji adalah perbuatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji. Apabila wajib haji dilanggar, hajinya tidak sah (tidak membatalkan haji yang dilakukan), tetapi wajib membayar dam (denda) dengan cara menyembelih binatang. Jika wajib itu telah diganti dengan menyembelih binatang. Jika wajib itu telah diganti dengan menyembelih binatang, ibadah hajinya dianggap sah. Adapun wajib haji itu ada enam yaitu sebagai berikut. 1. Ihram (niat berhaji) dari miqat (batas yang ditentukan) 2. Mabit di Muzdalifah 3. Melontar tiga jumrah, yaitu ula, wusta, dan aqabah 4. Mabit di Mina 5. Tawaf wadak bagi yang akan meninggalkan Mekkah, sedangkan bagi wanita yang sedang haid (menstruasi) tawaf wadaknya gugur 6. Menghindari perbuatan yang terlarang dalam keadaan berihram D. Yang Dapat Membatalkan Haji Pada dasarnya yang mebatalkan haji itu adalah apabila rukun-rukun haji yang ditetapkan itu ditinggalkan, termasuk semua perbuatan yang dapat merusak kesahihan rukun-rukun yang dimaksud. Ia diwajibkan ber-tahalul dan membayar dam yaitu menyembelih seekor kambing dan wajib mengulangi hajinya pada tahun berikutnya. Selain meninggalkan rukun, haji menjadi batal karena suami istri melanggar larangan bersetubuh. Bagi suami istri ini diwajibkan membayar kafart sebagai berikut: 1. Menyembelih seekor unta atau sapi.1 2. Menyelesaikan haji yang batal itu.

1

DR. Zainuddin, MA.FIQIH IBADAH,Jakarta,2002,hal.233

3. Mengulangi haji pada tahun berikutnya. Apabila seseorang telah ber-ihram haji/umrah, lalu pelaksanaan hajinya tidak dapat disempurnakan karena sakit atau lain hal yang diluar kemampuannya, maka haji atau umrahnya menjadi batal. Ia wajib membayar dam di tempat terjadinya hal yang menghalanginya untuk menyempurnakan hajinya berupa menyembelih seekor kambing dan kemudian bertahalul.2 Macam-macam dam (denda) a. Menyembelih seekor kambing, yang sah untuk qurban untuk disedekahkan kepada fakir miskin. Kalau tidak bisa, boleh diganti dengan puasa 10 hari (3 hari dikerjakan waktu haji dan yang 7 hari bisa dilakukan di kampungnya setelah pulang). Denda ini di berikan kepada yang : 1) Mengerjakan haji secara Tamattu. 2) Mengerjakan haji secara Qiran 3) Mulai ihram tidak dari Miqaat. 4) Tidak bermalam di Muzdalifah 5) Tidak bermalam di Mina 6) Tidak melempar jumrah. b. Menyembalih kambing untuk disedekahkan, atau puasa 3 hari atau memberi makan 3 sha‟ (kira-kira sebanyak 7 kg) kepada 6 orang miskin. Denda ini diberikan kepada seseorang yang melakukan salah satu hal-hal di dalam ihram yaitu: 1) Memakai pakaian yang berjahit menyarung,bagi laki-laki saja 2) Memotong kuku 3) Bercukur atau memotong rambut atau bulu badan 4) Memakai minyak harum pada pakaian ataupun badan 5) Bersentuh dengan perempuan dengan Syahwat 2

DR. Zainuddin, MA.FIQIH IBADAH,Jakarta,2002,234.

6) Bersetubuh sesudah Tahallul-Awwal c. Menyembelih seekor unta kalau tidak sanggup wajib menyembelih seekor sapi kalau tidak mungkin dapat diganti menyembelih 7 ekor kambing kalau tidak bisa harga seekor unta ditaksir harganya sebanyak harganya dibelikan makanan untuk disedekahkan kepada fakir miskin kalaupun tidak sanggup maka wajiblah diganti dengan puasa untuk tiap-tiap 1 mud makanan harga unta itu dengan puasa 1 hari. Denda ini di jatuhkan kepada orang yang bersetubuh sebelum Tahallul-Awal. d. Barang siapa yang membunuh hewan

buruan di tanah haram maka wajib

membayar dam sebagai berikut: 1) Menyembelih hewan yang serupa atau hampir sama dengan binatang yang terbunuh 2) Kalau itu tidak mungkin wajib bersedekah makanan sebanyak harga binatang tersebut, kalaupun tidak bisa boleh diganti dengan puasa, dengan perhitungan 1 mud 1 hari. Jumhur ulama berpendapat , tidak ada yang dikecualikan dari hewanhewan tersebut kecuali hewan yang disebutkan pada hadits shahih dalam ashShahiihain dari jalan az-Zuhri dari „Urwah dari „Aisyah, Ummul Mukminin bahwa Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Ada lima binatang jahat yang boleh dibunuh baik di tanah halal maupun tanah haram : burung gagak, burung elang, kalajengking, tikus dan anjing galak.‟” Berkata az-Zuhri, ayat al-Qur-an menunjukkan kewajiban membayar denda bagi orang yang sengaja membunuh dan Sunnah mewajibkan denda bagi orang yang tidak sengaja. Makna perkataan ini, bahwa ayat al-Qur-an menunjukkan kewajiban membayar den-da bagi orang yang membunuh dengan sengaja dan orang tersebut berdosa. e. Barang siapa yang memotong kayu di tanah haram maka dendanya adalah: 1) Bagi kayu besar dendanya seekor unta atau sapi. 2) Bagi kayu kecil dendanya seekor kambing.

3) Bagi yang terhalang di jalan, sehingga tidak dapat meneruskan pekerjaan haji atau umrah, maka boleh tahallul dengan menyembelih seekor kambing di tempat itu, kemudian bercukur atau memotong rambut dengan niat tahallul. Tempat membayar denda 1) Denda yang berupa menyembelih binatang dan memberi makan, dibayarkan di tanah haram. 2) Denda yang berupa puasa dibayarkan dimana saja kecuali yang telah ditentukan harus dilakukan di waktu haji. 3) Denda yang berupa menyembelih binatang karena terhalang dibayarkan di tempat ia terhalang. E. Hikmah Haji Para ahli telah banyak mnegungkap tentang hikmah haji ini dalam berbagai tinjauan. Dari sekian banyak himah haji yang dirumuskan oleh para ahli tersebut, jika ditarik secara garis besar maka dapat disimpulkan kepada dua macam: hikmah yang berkaitan dengan

keagamaan dan hikmah

yang berkaitan

dengan

social

kemasyarkatan. Adapun hikmah haji yang berkaitan dengan keagamaan ialah sebagai berikut: 1. Menghapus dosa-dosa kecil dan menyucikan jiwa orang yang melakukannya, sebagaimana di terangkan oleh Nabi SAW dalam hadistnya: Dari Abi Hurairah, sesungguhnya Nabi SAW bersabda:”Siapa yang melakukan haji, tidak melakukan rifas dan tidak berbuat fasik, ia kembali sebagaimana pada ketika ia dilahirkan oleh ibunya.”(HR Bukhari dan Muslim) 2. Mendorong seseorang untuk menegaskan kembalipengakuannya atas keesaan Allah SWT serta penolakan terhadap segala macam bentuk kemusyrikan, baik berupa patung-patung , bintang, bulan, matahari, serta segala sesuatu selain Allah SWT. Hal ini karena haji merupakan kilas balik atau penampaakan kembali peristiwa penemuan keesaan Tuhan oleh Nabi Ibrahim as.

3. Mendorong seseorang memperkuat keyakinan tentang adanya neracakeadilan Tuhan dalam kehidupan di dunia ini, dan puncak dari keadilan Tuhan itu akan diperoleh pada hari kebangkitan kelak. 4. Mengantarkan seseorang menjadi hamba yang selalu mensyukuri nikmatnikmat Allah, baik berupa harta dan kesehatan, dan menambahkan semangat ibadah dalam jiwanya. Al-Kasani dalam kitabnya al-Badai‟mengatakan bahwa ibadah haji merukan aplikasi dari sifat kehambaan dan kesyukuran atas nikmat Allah SWT, karena dalam pelaksanaan haji seseorang menundukkan diri bahkan menghinakan diri di hadapan Allah SWT yang disembah. Semua kesombongan, keangkuhan, kekayaan, kekuatan, kekuasaan, dan sebagainya hilang seperti halnya seorang hamba sahaya dihadapan tuannya. Dari segi sosial kemasyarakatan hikmah ibadah haji antara lain ialah: 1. Ketika memulai ibadah haji dengan ihram di miqat, pakaian biasa ditanggalkan dan memakai pakaian seragam ihram. Pakaian yang berfungsi sebagai lambang pembedaan anatara setatus social, di miqat, tempat ibadah haji dimulai, pembedaan itu harus dihilangkan sehingga semua menjadi satu kesatuan dan persamaan. 2. Ibadah haji dapat membawa orang-orang yang berbeda suku, bangsa, warna kulit menjadi saling mengenal atara satu sama lain. Ketika itu terjadilah pertukaran pemikiran yang bermanfaat bagi pengembangan Negara masingmasing baik yang berhubungan dengan pendidikan, ekonomi, maupun kebudayaan. 3. Mempererat tali ukhuwah islamiyah antara umat islam dari berbagai penjuru dunia. 4. Mendorong seseorang untuk menjadi lebih giat dan bersemangat berusaha untk mencari bekal yang dapat mengantarnya ke Mekkah untuk haji. Semangat bekerja tersebut dapat pula memperbaiki keadaan ekonominya yang pada gilirannya bermanfaat untuk orang fakir dan miskin.

5. Ibadah haji merupakan ibadah badaniyah yang memerlukan ketangguhan fisik dan ketahanan mental. Hal ini menunjukkan bahwa ibadah hajidapat memperkuat kesabaran dan ketahan fisik seseorang.

F. Menejemen Penyelenggaraan Haji a. Pembiayaan Menunaikan ibadah haji hampir dapat dipastikan selalu menjadi salah satu cita-cita dan sekaligus harapan seorang Muslim. Namun dengan berbagai macam kendala yang ada, masih banyak saudara kita yang belum memperoleh kesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Salah satu kendala yang paling sering dijumpai adalah masalah finansial. Meskipun demikian, seorang yang telah berniat dan mempunyai kemampuan baik finansial maupun fisik, ternyata juga tidak mudah untuk segera merealisasikan niat suci dimaksud. Hal ini terjadi karena begitu banyaknya jumlah umat Islam yang akan menunaikan ibadah haji sedangkan jumlah kuota (batasan maksimal) suatu negara untuk dapat mengirimkan jamaah pada tahun tertentu sangat terbatas. Untuk menyiasati kendala keterbatasan kuota tersebut, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah berusaha secepat mungkin memastikan keberangkatan dengan cara mendapatan seat porsi haji. Dengan membayar Rp 20 juta, calon jamaah akan segera dapat mendapatkan nomor kursi haji sekaligus dapat merencanakan tahun pemberangkatan yang diinginkan.[2] Pembiayaan penyelenggaraaan haji berasal dari jamaah haji yang menbayar sejumlah dana untuk menunaikan ibadah haji kepada Mentri Agama melalui bank bank pemerintah atau swasta yang ditunjuk pemerintah. Penunjukan bank penerima setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji oleh Mentri Agama setelah mendapat pertimbanagan Gubernur Bank Indonesia. Biya yang disetor oleh jamaah inilah yang disebut Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (selanjutnya disebut BPIH) atau dulu dikenal dengan Ongkos Naik Haji (ONH).

Penetapan BPIH dilakukan oleh Presiden atas usul Mentri Agama setelah mendapat persetujuan DPR RI, yang selanjutnya digunakan untuk keperluan penyelenggaraan ibadah haji. Penyusunahn bpih dilakukan secara konsultatif antara Pemerintah dan DPR RI dengan memperhitungkan komponen-komponen biaya angkutan udara, biaya di Arab Saudi dan biaya di dalam negeri. Sejak tahun 2001 BPIH ditetapkan dalam bentuk mata uang rupiah dan Dollar A.S, yang pembayaran-pembayarannya disesuaikan dengan kurs yang berlaku yang ditetapkan oleh BankIndonesia pada hari pembayaran dilakukan. Secara ringkas dapat dijelaskan masing-masing komponen perhitungan BPIH tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pertama, biaya angkutan udara adalah biaya yang harus dibayarkan oleh pemerintah kepada pihak penerbangan yang mengangkut jamaah haji yang dilakukan secara charterantara pemerintah dengan pihak penerbangan yang telah ditunjuk, sehingga seluruh komponen yang termasuk dalam biaya angkutan udara dibayarkan kepada pihak penerbangan. Biaya angkutan udara merupakan komponen paling besar dalam susunan bpih, yaitu antara 40% sampai dengan 48%. 2. Kedua, biaya di Arab Saudi merupakan biaya yang dipergunakan untuk penyelenggaraan operasional haji di Arab Saudi yang harus dibayarkan pemerintah Indonesiakepada penyediaan pelayanan haji di Arab Saudi. Biaya ini dibedakan menjadi biaya wajib, yaitu Maslahat „Ammah (general service), akomodasi di Mekkah, Madinah dan Madinatul Hijjaj, kosumsi dan transportasi, serta biaya operasional, meliputi belanja pegawai atau honorarium petugas, belanja barang, belanja perjalanan, sewa gedung dan pemeliharaanserta biaya hidup (living cost) bagi jamaah haji selama di Arab Saudi. 3. Ketiga, biaya di dalam negeri merupakan biaya yang digunakan untuk penyelenggaraan operasional haji diIndonesia yang terdiri dari biaya operasional pusat, biaya operasional di embarkasi, biaya operasional di daerah

danairport tax. Dari keseluruhan biaya tersebut telah diperhitungkan biaya penyediaan obat-obatan dan alat kesehatan selama di tanah air dan di Arab Saudi. Disamping itu kepada setiap jamaah haji diberikan biaya hidup (living cost) sebesar SAR 1.500 untuk keperluan di Arab Saudi. b. Pendaftaran Proses

pendaftaran

adalah

fase

pertama

dari

keseluruhan

dari

penyelenggaraan haji dimana calon haji terlibat langsung dan proaktif dengan pemerintah sebagai penyelenggara haji melalui Departemen Agama di daerah. Berbagai metode pendaftaran telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu pendaftaran dengan system manual dan dengan system komputerisasi. Disamping itu diterapkan pula dua system pendaftaran, yaitu secara lunas dan dengan system tabungan, yang dulu dikenal dengan system cicilan. Penyempurnaan metode pendaftaran tersebut dimaksudkan untuk memberikankemudahan kepada calon jamaah dan memangkas birokrasi yang tampak begitu rumit dan dirasa mempersulit masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji. Karena itulah sejak tahun 1999 calon jemaah haji diberikan kesempatan menabung biaya ibadah haji hingga jangka waktu limatahun kedepan. Melalui pendaftaran tabungan ini, calon jemaah hajio akan mendapatkan nomor porsi setelah memenuhi jumlah tertentu yang ditetapkan pemerintah. Setiap warga Negara yang beragama islam yang akan menunaikan ibadah haji dan telah memenuhi persyaratan, yaitu mempunyai kartu tanda penduduk yang masih berlaku, sehat jasmani dan rohani, mempunyai mahram bagi jamaah wanita, dapat mendaftarkan diri dan membayar biaya penyelenggaraan ibadah haji yang telah ditetapkan. Pendaftaran dilakukan di departemen agama daerah sedangakan penbayaran BPIH dilakukan di bank pemerintah atau swasta yang ditunjuk. Calon haji yang telah terdaftar dapat membatalkan diri karena sakit atau alesan lain, dan batal diluar kehendak sendiri seperti karena wafat, hamil atu sebabsebab lainnya bagi calon haji yang batal atau membatalkan diri maka seluruh BPIH yang telah dibayarkan kepada pemerintah dikembalikan utuh. Pengenbalian BPIH

tersebut dilakukan melalui unit Departemen Agama di daerah dan dapat diterima oleh calon haji sendiri, orang yang diberi kuasa atau ahli waris. Sedangkan untuk BPIH lunas biasanya dikenakan biaya administrasi sebesar 1%. Penda...


Similar Free PDFs