MAKALAH KOLOID PDF

Title MAKALAH KOLOID
Author Anisah Dwi Zahra
Pages 24
File Size 1.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 315
Total Views 384

Summary

MAKALAH KOLOID Disusun Guna Memenuhi Tugas Kimia Dasar Dosen Pengampu: Lis Setiyo Ningrum, M. Pd. Disusun Oleh: 1. Dianillia (2008086029) 2. Anisah Dwi Zahra (2008086030) 3. Shofa Setya Ningrum (2008086028) PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMA...


Description

Accelerat ing t he world's research.

MAKALAH KOLOID Anisah Dwi Zahra KIMIA DASAR KOLOID

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MAKALAH KIMIA FISIKA PROBLEM BASED LEARNING -4 KELOMPOK 2 St ella Loandy

MAKALAH KIMIA T ENTANG KOLOID Sept ian Raha MAKALAH T ENTANG KOLOID SAHRUL BUDIMAN

MAKALAH KOLOID Disusun Guna Memenuhi Tugas Kimia Dasar Dosen Pengampu: Lis Setiyo Ningrum, M. Pd.

Disusun Oleh:

1. Dianillia (2008086029) 2. Anisah Dwi Zahra (2008086030) 3. Shofa Setya Ningrum (2008086028)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2020

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya kelak di akhirat. Rasa syukur dan terima kasih kami ucapkan untuk Ibu Lis Setiyo Ningrum selaku dosen mata kuliah Kimia Dasar yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami berharap agar makalah kami yang berjudul “Koloid” dapat bermanfaat dan meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait definisi termokimia serta pengaplikasian termokimia dalam kehidupan sehari-hari. Demikian yang dapat kami sampaikan, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

Semarang, 24 0ktokber2020

penyusun

2

DAFTAR ISI

Judul...........................................................................................................................................1 Kata Pengantar...........................................................................................................................2 Daftar Isi....................................................................................................................................3 Daftar Gambar...........................................................................................................................4 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang......................................................................................................................5 B.Rumusan Masalah.................................................................................................................6 C.Tujuan...................................................................................................................................6 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Koloid..........................................................................................................7 B. Pengertian sistem koloid...............................................................................................7 C. Jenis-jenis koloid...........................................................................................................8 D. Sifat-sifat koloid...........................................................................................................12 E. Pembuatan koloid..........................................................................................................16 F. Pemurnian koloid..........................................................................................................17 G. Koloid dalam kehidupan sehari-hari.............................................................................19

BAB III PENUTUP A.Kesimpulan..........................................................................................................................21 B.Saran....................................................................................................................................22 Daftar Pustaka.........................................................................................................................23

3

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Efek Tyndall.........................................................................................................13 Gambar 1.2 Gerak Brown.........................................................................................................14 Gambar 1.3 Adsorpsi................................................................................................................14 Gambar 1.4 Koagulasi koloid...................................................................................................15

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Aplikasi koloid..........................................................................................................20

4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai koloid baik dalam bentuk produk-produk maupun dalam keadaan terlihat yang biasa dijumpai. Seperti produk sabun, dan produk aerosol atau yang sering kali kita lihat seperi udara yang berdebu, kabut, dan lain sebagainya. Sistem Koloid adalah campuran hampir homogen antara fase terdispensi dan fase pendispersi. Campuran ini hampir homogen, artinya campuran dua zat hampir menyatu dan sulit dibedakan. Fase terdispensinya bukan dalam bentuk molekuler (bukan setiap molekul tersebar). Akan tetapi, gabungan dari beberapa molekul. Jika diambil contoh zat terdispensi air, sistem koloid merupakan dispensi padatan (gabungan dari molekul) yang tersebar dalam medium pendispersi. Hanya saja partikel padatan yang terdispersi ini kecil sehingga tidak bisa dibedakan mana fase terdispensi dan mana fase pendispersi. Pada dasarnya setiap konsep dan penerapan serta perlakuan melalui praktek kimia membutuhkan larutan dan campuran. Di sini akan di bahas mengenai campuran yang secara khusus yakni campuran koloid. Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi ( larutan kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dengan sifat larutan dan suspensi. Keadaan bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dan dapat di buat dalam keadaan koloid. Sistem Koloid terdiri dari atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendespersikan disebut medium dispersi. Fase terdespersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium despersi bersifat kontinu. Sistem koloid berhubungan dengan proses – proses di alam yang mencakup berbagai bidang. Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh tubuh,terlebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid, dan protoplasma dalam sel – sel makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata. Misalnya saja saat kita membuat susu, 5

serbuk atau tepung susu bercampur secara merata dengan air panas. Kemudian, es krim yang biasa kita konsumsi, mempunyai rasa yang beragam, es krim tersebut haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh. Semua itu merupakan contoh sistem koloid. Udara juga mengandung sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi (tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral – mineral yang terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan juga merupakan koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak). Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil yang menghasilkan cahaya warna merah juga merupakan sistem koloid.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu koloid ? 2. Apa yang dimaksud dengan system koloid? 3. Apa saja jenis-jenis koloid ? 4. Apa saja sifat-sifat koloid ? 5. Bagaimana cara membuat koloid? 6. Bagaimana cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan? 7. Bagaimana penggunaan koloid dan Apa saja contoh koloid dalam kehidupan sehri-hari? C. TUJUAN MAKALAH 1. Menjelaskan pengertian koloid 2. Menjelaskan yang dimaksud dengan system koloid 3. Menjelaskan jenis-jenis koloid 4. Menjelaskan sifat-sifat koloid 5. Menjelaskan cara membuat koloid 6. Menjelaskan cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan 7. Menjelaskan penggunaan koloid dan contoh koloid dalam kehidupan sehri-hari D. MANFAAT MAKALAH 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia dasar 2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuaan tentang sistem koloid 6

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN KOLOID Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Koloid merupakan dispersi partikel kecil dari satu material ke dalam material lain. Berukuran kecil artinya bahwa diameternya kurang dari 500 nm (sekitar panjang gelombang sinar). Secara umum, partikel itu merupakan kumpulan dari sejumlah atom atau molekul tetapi terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop optik biasa. Partikel ini melewati kertas saring tetapi dapat dideteksi dengan hamburan sinar, sedimentasi dan osmosis. Proses pada permukan menentukan kebanyakan aspek kehidupan sehari-hari termasuk kehidupan itu sendiri. Bahkan jika kita membatasi perhatian kita pada permukaan zat padat saja, pentingnya proses itu hampir tidak berkurang. Proses pada permukaan padat menentukan kelangsungan hidup industri, baik yang konstruktif seperti dalam katalis maupun yang destruktif seperti dalam korosi. . Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll.

B. PENGERTIAN SISTEM KOLOID Sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. 7

Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7. Bila kita melarutkan suatu zat ke dalam suatu pelarut, maka kita akan mendapatkan bermacam-macam sistem, tergantung dari besarnya diameter partkel yang dialarutkan. Walaupun demikian kita dapat membagi sistem ini menjadi tiga jenis yaitu: a) Larutan sejatu atau dispers molekuler, bila diameter partikelnya lebih kecil dari 1mm, misalnya larutan gula, garam, dan sebaginya b) Larutan kolid atau dispers halus, bila diameter partikelnya terletak antara 1mm100mm, misalnya sol emas, sol AgCl, larutan makromolekul, dan sebagainya. c) Dispers kasar, bila diameter partikelnya lebih besar dari 100mm Campuran dua macam zat, dimana zat yang satu terbagi halus dalam zat lain, disebut sistem dispers. Sistem dipers terdidri atas fase dispers dan medium dispers. Ciri-ciri sistem koloid sebagai berikut : a. Sistem koloid mempunyai ukuran partikel 10-7 – 10-5 cm. b. Partikelnya dapat dilihat dengan mikroskop ultra. c. Partikel koloid tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa, tetapi dapat disaring menggunakan kertas perkamen. d. Koloid tahan lama. e. Koloid akan terakugulasi apabila ditambah larutan. f. Koloid mempunyai sifat elektrolit. g. Koloid termasuk campuran homogen. C. JENIS-JENIS KOLOID Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam) dan fase pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut zat pendispensi. Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi. Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid sol, emulsi, dan buih. Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat. Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair. Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas. Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih masih terbagi atas beberapa jenis. Sedangkan pada fase pendispersi adalah gel 8

1. Sol Sol adalah dispersi koloid zat padat, cair atau gas. Dari ini yang terpenting adalah sol zat padat dalam zat cair dan dalam bagian ini hanya akan dibicarakan hal tersebut. Sol dibagi berdasarkan dispers mediumnya air, alkoholbila mediumnya alkohol. Sol disebut liofilik bila partikel-partikelnya menarik pelarit dan disebut liofobik bila tidak menarik pelarut. Bila pelarutnya air, disebut hidrofilik, misalnya oksidasioksidasi, pati dan protein dalam air. Bila pelarutnya air dan partikel koloid tidak menarik air, disebut hidrofobik, misalnya sol logam, garam BaSO4, AgCl dan sebagainya didalam air. Pembuatan Sol hidrofobik dibuat dengan dua cara yaitu cara dispers dan cara kondensasi. Pada cara dispers, partikel-partikel besar dipecah, hingga menjadi ukuran koloid. Sebaliknya pada cara kondensasi, ion –ion atau molekul digabungkan menjadi partikel dengan ukuran koloid. 1. Cara dispers. a. Disintegrasi mekanis Pada cara ini zat yang bersangkuta ditumbuk dan dihaluskan dalam colloid mill, misalnya pada pembuatan semen, pigmen cat, tepung dan sebagainya. b. Disentigrasi Listrik Cara ini dilakukan dalam sel elektrolid, katoda berupa logam yang akan dibuat koloid. Larutan berupa NaOH dan dipakai arus dengan rapat arus yang besar. Akibat elektrolisis, Na akan terbentuk dikatode dan dengan logam yang ada terjadi alliage. Air yang ada bereaksi dengan alliage ini dan akibat reaksi logam katode akan terlarut dengan ukuran koloid. c. Peptisasi Peptisasi ialah pelaritan kembali suatu endapan. Endapan-endapan seperti AgCl atau BaSO4 akan terlarut dalam bentuk koloid, bila ditambahkan elektrolit tertentu. 2. Cara Kondensasi a. Proses Bunga Api

9

Arus dengan frekuensi tinggi dialirkan melalui dua elektrode logam, yang dimasukkan dalam pelarut yang cocol. Akibat bunga api lostrik, logam akan menguap dan mengembun dalam larutan sebagai koloid. b. Reaksi dalam larutan •

Reaksi garam-garam logam dengan basa



Reaksi pengendapan garam yang encer.



Reaksi reduksi

c. Penggantian pelarut Suatu larutan ditambahkan kedalam larutan yang berisi zat terarut yang akan dibuat koid. Zat terlarut harus tidak larut dalam pelarut yang ditambahkan, sedangkan kedua pelarut harus dapaat bercampur sempurna. Pemurnian sol dari ion yang ada dapat dilakukan dengan filtrasi ultra atau dialisis.Filtrasi yaitu proses pemisahan partikel koloid dari pelarut dan zat terlarut yang asa dengan filter yang dibuat khusus yang permeabel terhadap semua larutan zat dalam larutan tetapi menahan partikel-partikel koloid. Dialisis adalah proses pengambilan zat terlarut dari larutan koloid dengan cara diffusi melalui membrane (kolodinon,selofan,nitro-selulosa atau selaput bintang) yang cocok. Dialisis dapat dipercepat dengan elektrodialisis. 2. Koloid Emulsi Emulsi ialah dispers koloid cairan satu dalam cairan lainnya. Emulsi adalah suatu sistem koloid yang fase terdispersi dan medium pendispersinya berupa cairan yang tidak dapat bercampur (mis : minyak dalam air) fase yang tidak bercampur akan segera memisah. Untuk menjaga agar emulsi tersebut stabil, perlu ditambahkan zat ketiga yang disebut emulgator atau zat pengermulsi. Contoh emulgaltor : galatin, kuning telur, kanji, madu alam, dsb. sayrat emulgaltor adalah molekul-molekulnya mempunyai afinitas terhadap kedua cairan yang membentuk emulsi. Daya afinitasnya harus parsial atau tidak sama terhadap kedua cairan tersebut. Salah satu ujung emulgaltor larut dalam cairan yang satu, sedangkan ujung yang lain hanya membentuk lapisan tipis disekeliling atau diatas permukaan cairan yang lain. 3. Koloid Buih

10

Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya). a. Buih Cair (Buih) Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium pendisperasi zat cair. Fase terdisperasi gas pada umumnya berupa udara atao karbondioksida yang terbetuk dari fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh suatu kestabilan. Ukuran kolid buih bukanlah ukuran gelembung gas seperti pada sistem kolid umumnya, tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah antar-fase dimana zat pembuih teradsorbsi, ukuran kolid berkisar 0,0000010 cm. Buih cair memiliki struktur yang tidak beraturan. Strukturnya ditentukan oleh kandungan zat cairnya, bukan oleh komposisi kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair lebih dari 5%, gelembung gas akan mempunyai bentuk hamper seperti bola. Jika kurang dari 5%, maka bentuk gelembung gas adalah polihedral. Beberapa sifat buih cair yang penting: 1. Struktur buih cair dapat berubah dengan waktu, karena: pemisahan medium pendispersi (zat cair) atau drainase, karena kerapatan gas dan zat cair yang jauh berbeda, 2. Terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan permukaan, sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih besar, 3. rusaknya film antara dua gelembung gas. Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. Bila gaya yang diberikan kecil, maka struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya tersebut ditiadakan. Jika gaya yang diberikan cukup besar, maka akan terjadi deformasi. Contoh buih cair: 1. Buih hasil kocokan putih telur Karena audara di sekitar putih telur akan teraduk dan menggunakan zat pembuih, yaitu protein dan glikoprotein yang berasal dari putih telur itu sendiri untukmembentuk buih yang relative stabil. Sehingga putih telur yang dikocok akan mengembang. 2. Buih hasil akibat pemadam kebakaran

11

Alat pemadam kebakaran mengandung campuran air, natrium bikarbonat, aluminium sulfat, serta suatu zat pembuih. Karbondioksida yang dilepas akan membentuk buih dengan bamtuam zat pembuih tersebut. b. Buih Padat Buih padat adalah sistem kolid dengan fase terdisperasi gas dan denganmedium pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih juga (surfaktan). Contoh-contoh buih padat yang mungkin kita ketahui: 1. Roti Proses peragian yang melepas gas karbondioksida terlibat dalam proses pembuatan roti. Zat pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan membentuk lapisan tipis mengelilimgi gelembung-gelembung karbondioksida untuk membentuk buih padat. 2. Batu apung Dari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung 3. Styrofoam Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta medium pendisperasi polistirena. 4. GEL ATAU JELY Gel adalah sistem koloid yang fase terdispersinya berupa cairan, medium pendispersinya berupa zat padat. Pada umumnya terjadi dari sol liofil (hidrofil) yang fase terdispersinya mempunyai kemampuaan sangat kuat untuk menarik medium pendispersinya. Berdasarkan sifatnya, gel dibedakan menjadi dua macam yaitu gel kenyal dan gel tidak kenyal.

D. SIFAT-SIFAT KOLOID a. Efek Tyndall Sifat penghamburan cahaya oleh koloid ditemukan oleh John Tyndall, oleh karena itu sifat ini dinamakan Tyndall. Efek dari Tyndall digunakan untuk membedakan system koloid dari larutan sejati, contohn...


Similar Free PDFs